Mayla berbicara dengan bersusah payah, tangan kirinya menahan ponsel pada sisi kiri telinganya sedangkan tangan kanannya dipakai untuk membungkam mulut Jeon agar tidak bersuara.
Sayang, tumben sekali lama ngangkat telfonnya..
"A..aku baru selesai mandi sayang..hh"
Benarkah? kenapa suaramu seperti orang yang habis lari maraton?
Ah..shitt!
Sebaik apapun ia bersandiwara tidak akan bisa menutupi kebohongan itu, ditambah lagi kini Jeon melepaskan tangan Mayla pada mulutnya lalu menahannya diatas kepala gadis itu.
"Tidak..sekarang aku sedang mencari keberadaan bibi dibelakang halaman"
Ah! alasan itu terdengar konyol. Lalu Devan menarik nafas pelan "Jangan sampai kau kelelahan sayang, ingat, kita sudah merencanakan program kehamilanmu"
Seketika kalimat itu membuat hati Mayla terselimuti rasa bersalah, Ia baru ingat kalau ia akan merencanakan program kehamilannya. Namun disisi lain Jeon menghujamnya tanpa henti dibawah sana.
"i..iya sayang, kapan kau akan pulang?"
Kedua manik Pria itu menatap lekat mata Mayla saat mendengar perbincangan suami istri ini tak berhenti-berhenti.
Dua hari lagi, Cartier memiliki design terbaru, aku akan membawakanmu hadiah saat pulang.
Mayla tersenyum miris dalam hati, karena yang ia butuhkan bukanlah barang-barang mewah, yang ia butuhkan hanyalah waktu dari suaminya itu.
"baiklah sayang, aku tunggu"
Terdengar kekehan kecil dari sana "Bersabarlah sayang, sebentar lagi aku pulang, aku merindukanmu.."
"Aku juga merindukanmu sayang, I love you"
Setelah memutus panggilan itu "AHH!" des*han itu kembali terdengar, Mayla tidak bisa membohongi diri, walaupun pikirannya memikirkan Devan namun tubuhnya tidak bisa menolak sentuhan Jeon.
Jeon melepaskan tangan Mayla yang sedari tadi ia tahan diatas kepala, membiarkan memeluk punggungnya seraya pinggulnya kembali mempercepat temponya.
"AHH..Jeon aku ingin-"
"Sshh..AHH!"
Mereka mencapai pelepasan bersama. Deru nafas keduanya tersengal, rambut basah Jeon karena keringat terasa dingin saat kepalanya menyentuh leher jenjang Mayla.
Ada rasa sesak, sesaat Jeon kembali mengingat gadis yang dihadapannya ini baru saja beberapa menit yang lalu mengatakan kalimat-kalimat cinta pada suaminya.
Apa ini? oh semoga bukan cinta!
Jeon benci dengan kalimat cinta. Karena cintalah ibunya menderita, karena cintalah kehidupannya hancur. Ia tidak akan pernah jatuh cinta.
......................
Pria itu tengah memperhatikan dirinya pada sebuah kaca besar dihadapannya, ia baru saja selesai mandi dan hanya mengenakan celana trainingnya, sementara Mayla sedang membersihkan dirinya di kamar mandi. Tangan kanannya terangkat dan menyentuh sebuah bercak kemerahan yang tercetak jelas pada tubuhnya.
Seketika ingatannya mundur beberapa jam yang lalu saat Mayla kembali mendes*hkan namanya. Ia merasakan sesuatu yang aneh pada perasaannya.
Namun kemudian Ia menggeleng pelan mencoba menghilangkan perasaan yang ada, ia meraih kaus putih polosnya didalam lemari dan memakainya.
Berhentilah memikirkan hal yang tidak mungkin terjadi, kau hanyalah seorang gigilo!
Jeon bergumam dalam hati, ia mencoba menyadarkan posisinya saat ini, ia tak mau terjebak pada perasaan yang akan menyakitinya.
Ting..
Ponsel Jeon berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk disana, Pria itu berjalan ke arah ranjang dan meraih benda pipih itu diatas meja nakas.
Incoming Massage Roy/
Aku dan Stella sudah sampai diapartemenmu
HAH!
Jeon membelalakkan matanya saat membaca pesan dari sahabatnya itu, Masih ada Mayla disini, apa yang harus ia jelaskan pada Stella? karena hanya Roy yang tahu, Stella tidak tau tentang pekerjaannya ini.
Roy/
Kenapa tidak bilang kalau mau datang? shitt! masih ada pelangganku didalam
Incoming Massage Roy/
Sorry, aku tidak tahu, ku fikir Stella sudah menghubunginu tadi.
^Happy Reading^
Jangan lupa tinggalkan Vote, Like dan komennya Readers :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments