BAB 1:11

"Kirimkan nomer rekeningmu, akan aku transfer uang bayarannya" ucap Mayla

Mayla merapikan kembali pakaiannya diiringi dengan Jeon yang juga merapikan pakaian dan topinya yang ia buang ke sembarang arah. Mayla melangkah ke arah Jeon, mengangkat tangannya untuk merapikan rambut Jeon yang berantakan karena ulahnya.

Mayla bersumpah Jeon terlihat sangat tampan dengan rambutnya yang masih basah karena keringat, terlihat seksi sekali.

Aissh jernihkan pikiranmu Mayla!

Jeon lagi-lagi terdiam dengan perlakuan Mayla padanya, entah karena apa, namun setiap perhatiannya membuat ada sesuatu yang berbeda dalam hatinya.

Pria itu hanya tersenyum tipis, ia memajukan wajahnya lalu mengecup bibir Mayla lembut, seolah seperti sebuah ci*man perpisahan. Mayla sedikit terkejut merasakan bibir Jeon menyapu permukaan bibirnya perlahan dan penuh kelembutan.

Beberapa saat kemudian Jeon menarik kembali wajahnya lalu tersenyum tipis sebelum berbalik dan berjalan pergi.

Mayla menatap punggung kekar itu, sesaat matanya bergulir dari atas lalu berhenti saat melihat pergelangan tangan pria itu tertutup kain kasa dan plester.

"Jeon tunggu-" panggil Mayla membuat Pria itu menghentikan langkahnya dan menoleh

"Tanganmu kenapa?"

Jeon mengangkat sedikit pergelangan tangannya dan menatapnya sesaat "Tidak apa-apa, hanya luka kecil" lalu berjalan melanjutkan langkahnya.

Mayla kembali menatap pria itu hingga hilang dari jarak pandangnya.

oh, itu aku, suamiku dan Ayah mertuaku

Kalimat itu terus terngiang dalam pikirannya. Jeon tengah berdiri dihadapan cermin yang terpasang diatas wastafel, tubuhnya yang hanya mengenakan handuk dipinggangnya membuat otot-otot perutnya terlihat jelas dalam pantulan cermin.

Wajahnya yang tampan, tubuhnya yang nyaris sempurna membuat wanita-wanita diluar sana menggilainya. Namun tidak ada satupun yang tau, dibalik kesempurnaan itu, tersimpan luka yang sangat mendalam dalam dirinya.

Ia mendecih menertawakan dirinya sendiri, "siapa juga yang mengagumi pria menyedihkan sepertiku?"

Mereka hanya melihat semuanya dari luar, mereka tidak pernah tahu apa yang ia rasakan selama ini.

Ia melepaskan lilitan kain kasa yang membalut pergelangan tangannya, terpampang jelas beberapa bekas sayatan disana, beberapa sudah mengering namun masih ada juga luka yang masih basah. Ia mengambil sebuah benda tajam berukuran kecil didalam kotak disamping wastafel.

Ia memandangi sejenak benda tajam itu sebelum akhirnya menggoreskannya pada pergelangan tangan yang belum tersayat, sebulir darah itu menetes, Jeon meringis pelan namun disertai senyum tipis dibibirnya.

Ia merasa lega melampiaskan kesedihan dan emosinya melalui luka-luka yang ia buat sendiri. Karena baginya, hanya itu yang dapat ia lakukan untuk meredakan luka dalam dirinya.

SelfHarm!

Bentuk seseorang melakukan pertahanan diri untuk mengatasi rasa sakit secara emosional dan kekosongan diri.

Ia mengalihkan rasa sakit dalam hidupnya dengan melukai dirinya sendiri. Meskipun ia sadar bahwa semua itu tidak akan merubah apapun namun, ia menikmati semua itu. Tindakan melukai diri sendiri membuatnya kecanduan. Itulah yang terjadi pada Jeon saat ini.

Hampir setiap malam ia menggoreskan luka-luka itu pada lengannya, berharap mendapatkan seuatu ketenangan dari kehidupannya yang semakin hancur.

Tetesan demi tetesan itu menetes disekitar wastafel, hingga Jeon membasahi lukanya itu dengan air, membiarkan cairan merah itu terguyur oleh dinginnya air keran.

Ia meringis merasakan perihnya, namun semua itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang telah lama megendap dalam hatinya.

Kenyataan yang baru saja ia dapatkan, bahwa ayah dari suami Mayla adalah ayah kandungnya sendiri, ayah yang telah tega meninggalkannya dan ibunya, membuangnya seperti sampah yang tidak berguna.

^Happy Reading^

Jangan Lupa tingganlkan Vote, Like dan Komennya Readers:)

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***