Jeon, Roy dan Stela tengah duduk dikursi makan menunggu Mayla yang kini sedang memasak Sup, mencium aromanya saja sudah membuat anak-anak itu tak sabar mencicipinya. Padahal sejak tadi Roy dan Stela sudah mengahabiskan beberapa gelas jus strawberry dan sekotak besar Pizza.
Sup itupun akhirnya matang, Mayla menuangkan perlahan kedalam mangkuk mereka satu persatu. ia senang bisa memasakkan makanan untuk anak-anak ini. terutama Jeon yang dengan lahapnya menyantap suapan pertamanya ke dalam mulut
"Ahss..ssshh, panaasss" lirih Jeon karena merasakan panasnya kuah itu menyengat lidahnya.
Mayla bergegas menuangkan air dan meminumkannya pada Jeon dengan sedikit panik "iss kau ini pelan-pelan, lihat, asapnya saja masih mengepul"
Mayla bangkit lalu melangkah ke belakang anak-anak itu lalu menuangkan air pada gelas mereka masing-masing "Pelan-pelan ya makannya" Ucap Mayla seraya mengusap rambut Roy dan Stela.
Tatapan Jeon seketika sendu, seperti ada sebuah kerinduan yang dalam yang ia rasakan. kelembutan, kasih sayang. ia seperti melihat sosok ibu ada pada Mayla.
Jeon terbangun dengan wajah yang kesal saat ponselnya berdering saat masih jam 6 pagi. Dengan kesadaran yang belum terkumpul tangannya menjalar mencari benda pipih itu, tanpa melihat siapa yang menelfon ia langsung menekan tombol hijau dilayar ponselnya
"HEI, KAU TAU! INI MASIH TERLALU PA-"
Selamat pagi Tuan, ini ada kiriman untukmu
Jeon mengernyitkan dahi "Kiriman apa sepagi ini? Apa tidak bisa nanti saja kau antarkannya" pekik Jeon kesal
Saya sudah dilantai bawah Apartemen anda, Bisakah anda mengecek kebawah, karena tidak mungkin bisa saya mengantarnya keatas.
"Ck..Baiklah saya akan turun!" Jeon melempar ponselnya lalu bangkit mengenakan kaos dan perlahan keluar menyusuri lorong dengan wajah yang masih mengantuk.
Tingg...
Jeon menuruni Lift sampai ke lantai bawah hingga,
Dengan Tuan Jeon, benar?
"Ya, saya, dimana paketnya?"
Pengantar paket itu menunjuk sebuah benda besar yang tertutupi kain diatas mobil pickup yang terparkir. Ia bisa menebak itu sebuah motor, tapi ia tidak tahu motor apa didalamnya, ia berjalan menghampiri benda itu lalu membukanya, seketika ia membelalakkan matanya saat melihat motor sport berwarna hitam yang sangat ia inginkan
"Siapa pengirimnya" Ucap Jeon
Pengantar paket itu membolak balikan secarik kertas "Mayla Ananda, bisakah anda tanda tangan disini?" ucap kurir itu seraya menunjuk kertas itu dan memberikan Jeon sebuah pena.
Para pengantar paket menurunkan kiriman itu, lalu Jeon menyuruh salah satu staff apartemen untuk memarkirkan motornya, ia berjalan kembali ke kamarnya, sesampainya dikamar ia mencari ponsel yang tadi sempat ia lemparkan.
Incomingg Massage Mayla/
Apa kirimanku sudah sampai?
Mayla/
Untuk apa Nonna mengirmkanku barang semahal ini?
Incoming Massage Mayla/
Untuk hadiah karena kau sudah membuatku senang
Mayla/
Itu terlalu mahal dari bayaranku yang biasanya
Incoming Massage Mayla/
Tak masalah, asalkan kau bisa melayaniku kapanpun aku butuhkan
Jeon membeku seketika, ia sadar bahawa ia memang lelaki bayaran, tapi entah kenapa saat Mayla yang mengatakan itu rasanya seperti ada sesuatu yang sesak dari dalam sana.
Sadarlah Jeon! kau dan gadis itu tak sepadan! ia hanya menganggapmu budak seksnya!
Incoming Massage Mayla/
Gimana? kau tak keberatan kan?
Perasaan apa ini!
Mayla/
Baiklah.
^Happy Reading^
Jangan lupa tinggalkan Vote, Like, dan Komennya Readers :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments