Sri dan Jono

Walau tetangga mulai melihat tingkah Jono yang berlebihan kepada Sri, Jono menganggap hal itu wajar dan dirinya tak ambil pusing. Jono malah menikmati kedekatan nya dengan Sri yang semakin hari semakin akrab saja.

Sambil menikmati kopi yang sudah dibuatkan Sri, Jono melirik ke arah Sri yang saat itu sedang mondar mandir di dalam rumah nya. Kali ini Sri menjanjikannya membuat sambal dengan cabai yang baru saja di petik di depan rumahnya.

Sambil membayangkan hal di luar nalar, Jono mencoba memberanikan diri masuk ke dapur yang ada di dalam rumah Sumantri

"Sri, apakah kau masih ada di dapur?" Jono memanggil Sri namun tidak ada jawaban dari Sri. Hingga akhirnya, Jono memberanikan diri mencari Sri di dalam rumah itu.

Ternyata ada suara air di dalam kamar mandi. Jono memberanikan diri memanggil Sri yang saat itu berada di dalam kamar mandi.

"Sri, apakah kau ada di dalam kamar mandi?" tanya Jono sambil menempel kan telinganya di balik pintu kamar mandi

"Oh ya mas Jono, tunggu ya?" sambal nya sudah matang dan aku juga sudah menggorengkan kamu lauk pauk" Sebentar lagi aku akan mengantarkan makanan nya ke depan" Selesai memasak entah mengapa aku merasa gerah dan panas" ucap Sri pada Jono

Air liur Jono mulai menetes mendengar ucapan Sri dari dalam kamar mandi. Ingin rasanya memeluk Sri andaii saja Sri bukanlah istri dari sahabat nya. Untuk menghilangkan rasa itu, Jono akhirnya keluar dari dalam rumah dan dengan sabar menunggu Sri menyelesaikan mandinya.

"Aduh Tuhan, kenapa dengan perasaan ku?" Kenapa aku jadi dag dig dug ser jika mendengar suara Sri?" Apakah aku sudah lancang?" lagian, Sumantri kemana sih, kenapa dia juga belum datang" Sial banget" gumam Jono dalam hati.

Tak lama kemudian, Sri keluar dari dalam rumahnya dengan masih memakaii handuk di atas kepalanya. Rupanya Sri baru saja keramas sehingga menambah rasa panas membara di dalam hati Jono.

"Bang Jono, maaf lama menunggu" Nih aku bawa makanan buat bang Jono" makanlah bang" Ucap Sri sambil menuangkan nasi jagung, sambal terasi dan lauk tempe tahu andalannya.

"Oh ya Sri, makasih ya, kamu mau memasak buat aku" ucap Jono pada Sri.

"Yah, bang, kenapa harus berterimakasih, emang udah jadi tanggung jawabku memasak untuk mu" Bukankah kau yang membiayai makan ku dan segala kebutuhan harian ku selama mas Sumantri mencari ilmu di padepokan eyang Sujo?" ucap Sri pada Jono.

"Ehm, iya Sri, " nyam nyam, makan nya enak Sri, makasih untuk yang kedua kalinya ya" ucap Jono pendek

Sri tersipu malu mendengar ucapan terimakasih dari Jono. Di balik pohon mangga dekat rumah Sri, terlihat beberapa tetangga Sri mengintip pembicaraan mereka.

Tetangga itu bernama Tukiman dan Sadewa. Mereka berdua tinggal satu desa dengan Sri. Kebetulan saja mereka pergi memancing dan saat perjalanan pulang, mereka tak sengaja melihat Sri dan Jono bagaikan sepasang kekasih karena tindakan mereka seperti dua orang yang sedang kasmaran.

"Eh, apa kau dengar apa yang dikatakan Jono pada Sri?" tanya Tukiman penasaran

"Enggak, tempat kita terlalu jauh dari mereka" Aku hanya bisa mendengar pembicaraan mereka samar-samar dan pelan sekali" Jawab Sadewa.

Sambil melihat ke arah Sri dan Jono, Tukiman bertanya pada Sadewa tentang hubungan antara Sri dan Jono yang sudah semakin dekat saja.

"Lihatlah Sadewa, Sikap Sri dan Jono sepertinya sudah diluar kendali" Sumantri kok tidak pulang-pulang ya?" Apa Sumantri mengalami kecelakaan dan tak mungkin kembali?" Kita harus bertindak dan segera lapor pada pak kepala desa" Kalau tetap dibiarkan takut nya mereka berdua berzina" ujar Tukiman pada Sadewa

"Iya sih, lagian hampir dua tahun ini Sumantri tak pulang" Aku tak yakin Sumantri bisa kembali dengan selamat" lebih baik kita laporkan saja Jono dan Sri" Jika memang Sumantri tak ada kabar dan Sri tak mau menunggunya, kita desak saja Jono dan Sri agar mereka berdua menikah" Dengan begitu, tak kan ada perzinahan di desa kita" ucap tukiman pada Sadewa

"Ya, pendapatmu benar juga" Desa kita yang sangat asri dan suci, jangan sampai dikotori oleh perilaku bejat warganya" jawab Sadewa

"Yaudah, ayo kita pulang, rumah pak kades kan dekat-dekat sini, kita mampir dulu ke rumah pak kades sambil menceritakan apa yang kita lihat, siapa tahu cerita kita ditanggapi oleh pak kades" ucap Tukiman.

Setelah melakukan kesepakatan bersama, Tukiman dan Sadewa pergi meninggalkan rumah Sri dan pergi menuju ke rumah kepala desa untuk melaporkan apa yang mereka lihat di rumah Sri.

Selain Sadewa dan Tukiman, terlihat sosok makhluk yang bukan manusia, mengintip di balik pohon mangga, dimana tadi, Tukiman dan Sadewa juga berada di tempat itu.

Sosok tersebut adalah seorang wanita berbaju merah, dan wajahnya tertutup oleh cadar hitam. Entah siapa wanita itu, namun sepertinya wanita itu adalah wanita penunggu pohon mangga. Menurut warga desa yang sudah sepuh, di pohon mangga yang letaknya tak jauh dari rumah Sri merupakan tempat tinggal makhluk tak kasat mata yang sukanya menculik anak kecil. Kebanyakan anak kecil yang hilang di sana adalah anak warga desa yang usia nya sekitar 5 sampai 10 tahun saja.

Entah apa hubungan makhluk tak kasat mata itu dengan keluarga Sri dan Sumantri, namun setiap Sri keluar rumah ataupun sedang berbincang dengan tamu yang berkunjung ke rumah nya, makhluk itu selalu saja melihat Sri dari kejauhan.

Di rumah Sri, terlihat Jono hendak bersiap pulang.

"Sri, abang pulang dulu ya, oh ya sebelum abang pulang, abang mau bertanya padamu" ucap Jono memberanikan diri bertanya pada Sri.

"Oh ya bang, apa yang ingin abang katakan kepadaku?" Kok sepertinya abang sangat serius sekali" jawab Sri penasaran

"Ehm, abang mau tanya" Jika seandainya Sumantri tak pulang dalam waktu yang lama, apakah kau akan terus setia menunggu nya sampai tua?" tiba-tiba saja Jono menanyakan hal yang membuat Sri bersedih.

Mendengar pertanyaan Jono yang sangat tak diharapkannya, Sri menatap Jono dengan tatapan yang penuh dengan kesedihan.

"Bang Jono jangan bilang begitu" Aku yakin, mas Sumantri cepat pulang ke rumah ini dan menemui aku lagi" jawab Sri berusaha tegar

"Tapi Sri, aku tanya bagian terburuk dari penantian yang akan kau hadapi nantinya" Aku sebagai sahabat Sumantri, tak mungkin terus menjagamu sampai kau tua" Aku juga pastinya menikah dan mempunyai keluarga sendiri" Ucap Jono pada Sri

"Bang, apakah abang tidak ikhlas menemaniku, kalau tidam ikhlas, abang pergi saja, aku bisa hidup sendiri tanpa bantuan abang" jawab Sri ketus

"Sri, bukan maksudku berkata demikian" Aku berbicara seperti itu karena aku tak kuat melihat kesedihanmu"

Jono mulai mendekat ke arah Sri dan memegang tangan Sri dengan sangat erat.

"Sri, maukah kau menikah dengan ku?" jika Satu tahun lagi Sumantri tak pulang?" tiba -tiba saja Jono menanyakan hal diluar dugaan kepada Sri.

Sri sangat terkejut mendengar ajakan dari Jono yang sangat mendadak.

"Hah?" abang ingin menikah dengan ku?" Bagaimana jika mas Sumantri pulang?" Apakah dia tidak marah jika aku menikah dengan abang?" tanya Sri gugup.

"Sri, sudah dua tahun Sumantri tak pulang" Biasanya aku pernah melihat orang yang pergi ke padepokan eyang Sujo akan kembali dalam waktu 6 bulan" Dan ini sudah melewati batas normal" Jika kau tak menikah dengan ku, akan banyak orang menganggap kita berzina karena keakraban kita setiap hari"

"Aku juga tak tega meninggalkan mu sendirian" Karena Sumantri sudah aku anggap saudaraku sendiri" ucap Jono mencoba merayu Sri.

Sri terdiam sejenak sambil memikirkan Sumantri. Walau bagaimanapun juga, Sri dalam kondisi yang dahaga dan butuh seorang laki-laki menjadi teman hidup sekaligus teman tidur nya.

Bang Jono, jika memang benar Mas Sumantri tak pulang, aku bersedia menikah dengan bang Jono" Tapi, bagaimana jika nanti mas Sumantri pulang, apa yang harus kita lakukan jika kita emang benar sudah menikah?" tanya Sri penuh keraguan.

Mendengar pertanyaan Sri yang ada benat nya Jono mulai berpikir keras mencari solusi terbaik jika hal yang ditakut kannya benar-benar terjadi

Setelah berpikir lama, Jono mulai menemukan ide dan berkata pada Sri.

"Sri, aku menemukan ide" Ucap Jono setengah berbisik

"Apa bang?" tanya Sri. Wajah tegang terlihat karena Sri bukan sosok wanita penkhinat. Dari lubuk hatinya yang terdalam, Sri masih sangat mencintai Sumantri walaupun Sumantri tak punya harta sepeserpun. Kejantanan Sumantri sudah menjadi obat bagi Sri..untuk bertahan bersama Sumantri seorang.

"Sini Sri, dekatkan telingamu" pinta Jono pads Sri.

Jono ingin idenya hanya di dengar Sri saja, tanpa ada orang yang mendengarnya karena hal itu sangatlah rahasia.

Sri mulai mendekatkan telinganya ke bibir Jono dan setelah telinga Sri mendekati bibir Jono, bisikan Jono mulai menari di telinga Sri dan perlahan Sri mulai mencerna ide Jono pelan-pelan.

Bersambung

.tunggu kelanjutannya ya..penulis masih menyusun kerangka cerita yang lebih baik lagi...

Terpopuler

Comments

Liani Purnapasary

Liani Purnapasary

se7 aq jika mereka nikah aja, bukan nya Sumantri jg ingin dnikahkn dialam ghaib sana 😏udah ga bener tu ilmu, masa harus pake sarat bgituan sm tumbal,aq yakin Eyang itu adlh Dukun yg jahat,😁Eyang hnya kedok aja spaya orang kira dia baik. lanjut thor

2023-07-06

0

Nia jeje

Nia jeje

ada salah penulisan biasanya namanya Sri, eh aku tulis Sumantri..salah ketik tapi proses aku betulkan tulisannya masih tahap review

2023-07-06

0

Pinocchio

Pinocchio

Up lagi kak

2023-07-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!