Pertemuan Rustini

Sumantri ternyata juga kehausan. Dia mulai membuka tas nya dan meminum air bekal yang dibawanya dari rumah.

"Hem, segar sekali air ini" Aku haus banget" gumam Sumantri sambil memandang ke sekeliling. Tak ada rumah penduduk sepanjang dia melihat. Hanya hutan belantara dengan pohon menjulang tinggi yang rimbun.

"Hem, kapan aku bisa sampai ke puncak ya?" Aku tak sabar ingin bertemu dengan eyang Sujo. Pastinya akan banyak orang yang pergi ke sana" Tapi kenapa ya sepanjang perjalanan menuju ke sana, aku tak bertemu dengan orang satu pun?" gumam Sumantri sambil melihat ke sekeliling yang tetap saja sepi tak ada satupun orang yang lewat.

Setelah puas melepas dahaga, Sumantri akhirnya melanjutkan perjalanan nya menuju ke padepokan eyang Sujo. Tas rangsel mulai makin ringan karena air minum bekal nya yang dia bawa sudah habis separuh. Tinggal separuh botol lagi untuk benar-benar menghabiskan sisa air itu, dan tentunya Sumantri harus menghemat sisa air milik nya karena perjalanan nya menuju ke padepokan eyang Sujo masih panjang.

Suatu ketika saat Sumantri mulai berjalan menuju ke arah barat, dimana disana adalah jalan pintas menuju ke padepokan eyang Sujo, terlihat jelas sebuah tulisan tanda panah yang menunjukkan arah dari desa kumitir. Desa yang ada di lereng gunung kawi. Dengan perasaan ragu, Sumantri terus saja mengamati tulisan itu.

"Apakah aku harus melewati desa kumitir dulu?" guman Sumantri mengingat bekal air nya hampir habis.

"Mending, aku mampir ke desa kumitir dulu, siapa tahu ada warga yang bisa aku mintai pertolongan dan meminta satu botol air yang akan aku minum sebagai bekal menuju ke padepokan eyang Sujo" gumam Sumantri dalam hati.

Dengan tekad nya yang menggebu-gebu, Sumantri mulai berjalan belok ke arah desa kumitir dimana disitu tertulis tanda tengkorak dan tanda itu sangat kecil sehingga Sumantri tak sempat melihat tanda itu.

Jalanan yang semula terjal mulai terlihat rapi lagi hingga pada akhirnya Sumantri melihat sebuah rumah megah dan ada wanita berpakaian kebaya sedang menyapu lantai.

"Permisi nona, apakah disini sudah masuk desa kumitir?" tanya Sumantri kepada wanita cantik itu.

Wanita cantik itu langsung melihat ke arah Sumantri dan melemparkan senyum manisnya. Hal itu membuat Sumantri merasakan rasa yang tak seperti biasanya.

"Oh ya bang" Disini sudah masuk desa Kumitir" abang dari mana?"Apakah abang dari desa sebelah?" tanya wanita cantik itu

"Iya non, aku berasal dari desa sebelah" jawab Sumantri singkat

"Oh ya non, kok aneh" Disini aku hanya melihat rumah mu saja" Dimana rumah penduduk desa yang lain?" tanya Sumantri penasaran

"Yah, abang" Itu lihat lah" banyak rumah yang ada di ujung jalan sana" sambil menunjukkan ke pada Sumantri bahwa di sana banyak penduduk yang tinggal menetap.

Rumah-rumah berdempetan dan hanya rumah wanita itu yang sendirian.

"Oh ya non, kalau begitu aku akan pergi ke sana ya?" kebetulan aku ingin mencari air dan sedikit makanan" jawab Sumantri pada wanita cantik itu.

"Ya bang" kalay begitu abang mampir saja di rumahmu sebentar, nanti satu jam lagi, akan ada pasar yang buka" abang bisa membeli barang dan bahan makanan sebanyak yang abang mau" ujar wanita cantik itu.

"Wah, enggak lah non, aku mau beli seperlunya aja" Sebentar lagi aku hampir spai di padepokan eyang Sujo kok" Di sini aku hanya mampir sebentar" ucap Sumantri Jujur.

"Hem, abang mau pergi ke padepokan eyang sujo ya?" ya aku tahu padepokan itu, dan memang padepokan itu letak nya tak jauh dari desa ini" Yaudah bang, istirahat saja dulu disini, satu jam lagi aku akan mengantarkan mu ke pasar" ucap wanita cantik itu.

Sumantri mengiyakan saja ajakan dari wanita cantik itu dan mulai masuk ke dalam rumah mewah kuno yang enak dipandang. Segala barang nya terbuat dari kayu jati asli dan model nya sangat kuno namun elegan. Banyak perkakas yang disimpan di lemari dan perkakas itu di tata dengan rapi. Saat Sumantri duduk di kursi kayu jati, terlihat sosok kakek dan nenek menyapa Sumantri dengan lembut.

"Nak, sudah lama duduk di kursi ini?" kakek kok baru tahu ya?" tanya sang kakek mencobs mengobrol dengan Sumantri

"Oh ya kakek, enggak kok" Aku baru saja duduk di kursi ini" Kakek Siapa?" apakah kakek nya nona yang ada di halaman depan itu?" tanya Sumantri penasaran

"Hem, wanita itu toh" Dia adalah cucuku" ayah dan ibunya sedang berada di padepokam eyang Sujo, di puncak gunung kawi" Sudah lama mereka belajar ilmu di sana dan sampai saat ini belum pulang ke sini" jawab sang kakek pendek.

"Loh, benarkah?" emang berapa lama ayah dan ibunya pergi ke gunung kawi?" apakah sudah bertahun tahun?" tanya Sumantri penasaran

"Enggak juga" mereka pergi ke padepokan eyang Sujo sudah 3 tahun, dan belum pulang" Mungkin tahun depan mereka pulang karena mereka saat berangkat dari sini pernah berkata bahwa mereka akan pergi ke padepokan eyang Sujo sekitar 5 tahun saja. Setelah itu mereka akan segera pulang" jawab kakek tua itu.

"Oh ya kek" Aku bertanya pada kakek bukan tanpa alasan, karena akupun akan pergi ke padepokan eyang Sujo untuk belajar ilmu kesaktian dan mencari pesugihan di sana" ucap Sumantri panjang lebar.

"Iya nak, tapi saran kakek, jangan mencari pesugihan" belajarlah ilmu kanuragan saja untuk membela diri" ucap sang kakek memberi nasehat pada Sumantri.

Mendengar ucapan kakek, Sumantri hanya menganggukkan kepalanya saja.Dia tak banyak bertanya lagi karena menurut hatinya, ucapan sang kakek tak cocok dengan keinginan hatinya. Yang dia inginkan selain mencari ilmu kanuragan, dia juga ingin memperbaiki nasib yaitu menjadi seorang yang kaya raya seperti Jono, sahabat nya itu.

"Nak, minumlah dulu, mumpung kopinya masih hangat" tiba tiba seorang nenek tua membawakan secangkir kopi untul nya. Tak menunggu waktu lama, Sumantri mulai meminum kopi buatan sang nenek dan merasakan rasa lezat di lidah nya. Tak pernah dia merasakan kopi selezat itu.

"Wah, kopinya enak sekali nek" Aku suka" ucap Sumantri sambil melanjutkan minum kopinya.

"Iya nak, habiskan saja kopinya" ucap sang nenek tersenyum senang.

Sumantri mulai menghabiskan kopi yang dibuat nenek tua itu. Beberapa menit kemudian, tampak wanita cantik yang merupakan cucu sang nenek datang menghampirinya. Tampak nya dia sudah selesai menyapu halaman rumahnya.

Sambil memandang ke arah Sumantri, wanita cantik itu berkata

"Bang, ayo aku antar ke pusat desa" Bukankah abang mau belanja barang keperluan untuk bekal abang pergi menuju ke padepokan eyang Sujo?" ucap wanita cantik itu..

Terpopuler

Comments

Liani Purnapasary

Liani Purnapasary

Aq rasa mereka ber 3 bukan manusia deh 🙄

2023-07-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!