Sumantri segera memakan makanan yang didapat dari eyang Sujo. Sumantri disuguhkan makanan yang tak pernah Sumantri makanan selama dirinya berada di desanya.
Makanan itu berupa sebuah roti yang aneh bentuk nya. Rasanya juga tak seperti roti yang pernah dia makan sebelum nya. Rasa roti nya asin dan sedikit berbau bunga melati.
"Roti apaan ini?" Roti tapi rasa bunga melati" Aku tak pernah makan roti seperti ini" gumam Sumantri berusaha menghabiskan roti yang ada di depannya itu. Ingin rasanya Sumantri muntah namun ditahannya. Dirinya tak ingin ritual nya gagal hanya gara-gara dirinya tak menghabiskan roti pemberian dari eyang Sujo.
Setelah menghabiskan roti itu, Sumantri mulai merasakan rasa mual di perut nya.
"Bagaimana ini?" Aku tak boleh memuntahkan makanan ini" gumam Sumantri berusaha menahan rasa mual itu. Sumantri mulai menarik nafas dalam-dalam dan memikirkan hal yang indah agar dirinya tak sampai memuntahkan makanan itu.
Hingga pada akhirnya beberapa menit kemudian Sumantri sudah mulai beradaptasi dengan menu yang diberikan oleh eyang Sujo. Setelah rasa mual Sumantri mulai berkurang, Sumantri bergegas pergi ke area makam eyang djugo yang merupakan ayah angkat eyang Sujo.
Di area makam eyang Djugo, Sumantri melihat sebuah sapu lidi.
"Eyang Sujo memintaku membersihkan area makam ini" Aku harus membersihkan nya agar aku cepat kaya" gumam Sumantri sambil mendekati area makam itu.
Waktu itu hari sudah menjelang sore, suasana mulai mencekam dan sepi. Murid padepokan lain ternyata tak ada di makam itu karena mereka sedang melakukan ritual lain. Suasana padepokan yang semula ramai kini mulai sepi. Sumantri seperti sedang diuji nyali oleh eyang Sujo. Sangat aneh karena jarang sekali padepokan itu sepi tak ada murid lain.
Suatu ketika, Sumantri mulai memegang sapu lidi dan menyapu di area makam. Bulu kuduk Sumantri berdiri dan seperti melihat penampakan aneh di balik pohon dewandaru dekat area makam.
Rasa rakut itu berusaha dihilangkan oleh Sumantri dan dia tetap menyapu halaman tadi. Parto yang awal nya menemani nya pergi entah kemana.
Sumantri berusaha bersikap tenang dan tidak menunjukkan wajah takut sama sekali. Sesekali, Sumantri melihat lagi ke arah penampakan aneh yang ada di bawah pohon dewandaru itu. Penampakan itu semakin jelas dan nyata. Wajah nya terlihat sangat menyeramkan. Sangat berbeda dengan makhluk yang pernah ditemuinya saat dirinya masih berupa jiwa, bukan raga asli.
"Karena merasa penasaran, Sumantri mulai mendekat ke arah pohon dewandaru itu dan terlihat sosok lelaki tinggi besar dan berambut gondrong, ada di bawah pohon itu. Lelaki besar itu tampak nya sedang menunggu sesuatu.
"Hei, siapa kamu?" mengapa kau duduk sendirian di sini?" tanya Sumantri.
Makhluk itu tak segera menjawab dan tampak nya dirinya sedang menunggu sesuatu yang jatuh. Karena tak ada jawaban dari makhluk itu, Sumantri segera mendekati dan memegang lengan makhluk itu. Terasa dingin dan hal itu membuat Sumantri melepaskan pegangannya.
"Tuan, maaf aku bertanya lagi, sedang apa tuan di sini?" Aku murid baru eyang Sujo dan hendak membersihkan area ini" ujar Sumantri berusaha menyapa makhluk itu.
Karena Sumantri memakai nama eyang Sujo, makhluk itu mulai berdiri dan membuka matanya.
"Aku juga murid dari eyang Sujo, dan sekarang, aku sedang bertapa menunggu daun, ranting, atau buah yang jatuh di sini" ucap makhluk aneh itu.
"Kenapa kau lakukan hal bodoh ini?" bukankah kau tinggal manjat dan ambil saja?" tanya Sumantri penasaran.
"Tidak, aku tak boleh mengambil sebelum dedaunan, ranting maupun buah itu jatuh" Waktuku tak banyak" Sudah dua hari aku disini dan belum ada satupun barang yang jatuh di depanku" ucap makhluk itu.
"Oh ya kalau begitu" Kau berasal dari mana tuan?" tanya Sumantri pada makhluk aneh itu
Makhluk aneh itu pun menjawab, aku berasal dari desa tak jauh dari sini" Karena wajahku buruk rupa, warga di sekitar membuangku hingga aku sampai di tempat ini" Eyang Sujo lah yang menampung ku dan mengangkatku sebagai murid nya"
"Oh ya aku paham" Kau manusia juga sama sepertiku?" tanya Sumantri penasaran
"Aku manusia sama sepertimu, hanya saja semua yang aku makan bukan makanan manusia" makhluk aneh itu langsung melihat ke arah Sumantri. Matanya makin melotot dan mulut nya melebar. Wajahnya memang berbeda dari orang kebanyakan.
"Wah, wajahmu membuatku takut" Aku akan meneruskan menyapu saja" ucap Sumantri sambil meninggalkan makhluk itu. Setelah pergi menjauh, Sumantri menoleh ke arah makhluk itu dan aneh nya, makhluk itu telah menghilang dari hadapannya
"Loh, kemana perginya makhluk aneh itu?" gumam Sumantri dalam hati.
"Biarlah, aku tak boleh mikir macam-macam" Sekarang aku akan mengelap makam eyang Djugo saja" gumam Sumantri sambil mendekati ke arah makam.
Saat mendekati area makam, Jantung Sumantri berdetak makin keras. Seperti ada yang menekan tubuh nya dan tak ingin dirinya mendekati makam itu. Namun karena tekad Sumantri yang menggebu-gebu, Sumantri tetap bertahan dan sampai lah Sumantri di nisan eyang djugo.
Nisan itu masih terlihat bagus dan nama eyang djugo tertulis jelas di sana. Dengan pelan-pelan Sumantri membersihkan batu nisan itu sehingga batu nisan itu mulai mengkilap kembali.
Setelah selesai membersihkan makam, Sumantri di datangi langsung oleh eyang Sujo, yang tadi memintanya membersihkan makam keramat itu.
"Sumantri".. Panggil eyang Sujo secara tiba-tiba. Sumantri terkejut mendengar eyang Sujo memanggil nya secara tiba-tiba " "Loh, darimana datang nya eyang Sujo?" Sejak tadi aku tak melihatnya datang" Mengapa dia sudah ada di depan mataku sih" gumam Sumantri takut.
"Kau tak perlu takut" Tugas mu sudab selesai membersihkan makam ini" Sekarang, lakukan lah ritual untuk pesugihan" Apakah kau sudah siap dengan konsekuensi yang ada?" tanya eyang Sujo pada Sumantri.
"Ehm, siap eyang, saya sudah siap" Apa yang harus aku lakukan sekarang eyang?" tanya Sumantri penasaran.
"Baiklah,
"Pertama-tama kamu harus malakukan mandi suci bersama kuncen, sebagai kontrak terhadap penunggu kerajaan gaib disini"
"Setelah kau selesai mandi, kau harus bersemedi selama tiga hari di bawah pohon keramat itu" ucap Eyang sujo sambil menunjuk ke arah sebuah pohon dewandaru yang dimana Sumantri bertemu dengan makhluk aneh yang hilang entah kemana.
"Yang ketiga, Posisi bersila sempurna harus 72 jam nonstop, Buang air besar dan kecilpun harus dilakukan ditempat ini. Kau bisa dikatakan berhasil jika pertapaan yang kamu lakukan terkena guguran daun pohon Dewandaru yang mengenai tubuhmu" Jika selama 3 hari tidak terkena guguran pohon Dewandaru, maka berarti permintaan pesugihanmu belum dikabulkan" ucap eyang Sujo pada Sumantri.
Sumantri terdiam sejenak karena dirinya tak yakin dedaunan bisa jatuh di hadapannya mengingat makhluk aneh yang baru saja dilihat nya tadi, sudah dua hari tak mendapatkan apa-apa.
"Aku harus buang air besar dan segalanya disini?" ah, sesulit inikah ingin menjadi kaya" gumam Sumantri terus berpikir tiada henti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
Eyang udah kasih ilmu ga benar,TDK pantas dsebut Eyang, kmu masuk perangkap Sumantri lagian mau2 x kaya dri pesugihan hadeehh 😞ingt Sumantri skli kmu terjerat ga bisa kluar lg, kcuali mati.
2023-07-02
0