Cobaan Saat Bersemedi

"Baiklah Parto, aku sanggup melakukan semuanya" Sekarang aku akan mulai bersemedi" ucap Sumantri pada Parto

Parto menganggukkan kepalanya dan tak lama kemudian, Parto pergi meninggalkan Sumantri yang hendak bersemedi.

Suasana air terjun yang indah membuat Sumantri kagum dengan pemandangan yang ada. Sumantri mulai pergi kesebuah batu besar dan duduk di sana. Walaupun rasa dingin mulai masuk ke dalam tulang, Sumantri berusaha menahan rasa dingin itu karena tekad nya sudah bulat.

Sumantri mulai bersila dan memejamkan matanya. Suasana hening mulai terasa. Hanya suara hewan dan gemercik air terjun yang terdengar.

Tempat Sumantri bertapa terletak sedikit tersembunyi dari pandangan warga yang datang mengambil air di situ sehingga tak ada satupun warga melihat keberadaannya.

Tak terasa, Sumantri sudah mulai bertapa selama dua jam dan saat itu jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.

Beberapa penduduk yang ada di sekitar air terjun itu melakukan aktifitas nya yaitu mulai mandi dan mengambil air di tempat itu. Ada salah satu penduduk berkata

"Biasanya suasana air terjun disini selalu cerah dan asri" Tapi hari ini cuaca kok jadi mendung?" Apa mau hujan?" tanya Sujatno pada Paiman sahabatnya.

"Yah, gak mungkin lah" Sekarang kan musim kemarau?" Mana mungkin ada hujan?" ucap Herman pendek.

"Ya man, tapi matahari kayak nya tertutup awan" Lihat tuh" ucap Sujatno sambil melihat ke atas langit.

"Iya sih, kalau begitu, ayo cepat pergi dari sini, kalau hujan jalanan licin dan bikin kita repot" Ambil air seperlu nya saja dah" ucap Herman pada Sujatno.

Mereka pun segera mengambil air seperlunya dan pergi meninggalkan tempat itu. Saat perjalanan pulang ke desa, Sujatno dan Herman mampir sebentar ke kebun teh yang ada di dekat air terjun itu untuk menjemput ibu mereka yang saat itu sedang memetik teh.

"Bu, ayo pulang, suasana mulai mendung, jalanan pasti licin nanti" ucap Sujatno memanggil ibunya.

"Oh ya nak, ibu sudah selesai kol" jawab ibu Sujatno.

Mereka bertiga pun segera pulang menuju ke desa mereka yang letak nya tak jauh dari padepokan eyang Sujo.

Sujatno dan Herman adalah warga desa yang tempat tinggal nya lumayan dekat dengan eyang Sujo. Namun karena mereka adalah warga desa yang asli dan hanya petani biasa, mereka tau tentang Eyang Sujo melalui kakek buyut mereka yang sudah lama meninggal.

Saat itu Sujatno dan Herman telah sampai di rumah mereka dan mereka melihat rutinitas di padepokan eyang Sujo yang sepi jika siang hari.

"Man, padepokan eyang Sujo sepi jika pagi hari ya, emang murid nya pada kemana?" Hanya malam hari saja yang ramai, itupun padepokan itu ditutupi dengan pintu gerbang yang menjulang tinggi" ucap Sujatno pada Herman.

"Sujatno, tak usah membicarakan tentang eyang Sujo" Apa kau tidak takut dengan dia?" usianya hampir sama dengan kakek buyut kita yang udah meninggal, tapi dia tetap saja hidup" Ih jangan - jangan dia itu hantu" ucap Herman pada Sujatno

"Hari gini takut hantu Man?" Aku malah penasaran ingin mengintip rutinitas di padepokan itu" Walau sesepuh desa ini melarang kita ke sana" ucap Jatno pada Herman.

"Ya nanti kapan-kapan kita berdua ngintip kegiatan di padepokan saja" ujar Herman pada Jatno.

"Nah, gitu dong man" jawab Jatno bersemangat.

"Jangan bilang-bilang ama sesepuh desa, kita pasti gak boleh pergi ke sana" ucap Sujatno pada Herman

"Tenanglah, pokok nya hanya kita berdua saja" ucap Herman sambil meminum kopinya.

Saat berbincang-bincang dengan Herman, tampak ibu Sujatno memberikan makanan ringan pada mereka berdua.

"Apa yang sedang kalian bicarakan nak?" tanya ibu Sujatno penasaran

"Ehm, enggak bu, gak bicara apa-apa" jawab Sujatno spontan..

"Oh, yaudah kalau begitu, makan camilannya selagi hangat" ucap ibu Sujatno menawarkan.

"Iya bu, jawab Herman dan mereka berdua pun menikmati camilan hangat sambil terus menatap padepokan eyang Sujo yang tak jauh dari rumah mereka.

Sementara itu, di tempat Sumantri bersemedi yaitu di air terjun Lawean Kawisari, Terlihat Sumantri tetap memejamkan matanya dan mulut nya tak henti hentinya bergetar. Entah apa yang diucapkan oleh Sumantri yang pasti Sumantri tak bergeming sama sekali di tempat itu. Tubuh nya hanya terdiam tak bergerak sama sekali.

Muncul di sekitar Sumantri sosok orang yang tak terlihat oleh mata telanjang. tubuh orang itu tinggi besar dan hitam datang menghampiri Sumantri.

Tampak nya makhluk itu berputar di sekitar Sumantri dan entah apa yang dilakukan nya pada Sumantri. Saat makhluk hitam tinggi besar itu berputar di sekitar tubuh Sumantri, tubuh Sumantri tertutupi dan manusia biasa tak dapat melihat Sumantri.

Terlihat Sumantri mulai tertidur dan dalam tidur nya Sumantri bermimpi.

Dalam mimpi Sumantri

Di dalam mimpi Sumantri, dirinya merasakan jika dia telah terbangun dari semedinya.

"Apakah aku sudah selesai bersemedi?" gumam Sumantri sambil melihat ke sekitar

"Sepertinya sudah tiga hari aku di sini" gumam Sumantri dalam mimpi nya.

Saat Sumantri mulai berdiri dari batu tempat nya bersemedi, dirinya melihat sosok lelaki tinggi besar dan hitam berada di depannya. Rupanya sosok yang tinggi besar dan hitam tadi masuk ke alam mimpi Sumantri.

"Hei, siapa kamu?" Apa kau murid eyang Sujo juga sama seperti Parto?" Apakah kau datang menjemput ku dan membawa ku kembali ke padepokan eyang Sujo?" tanya Sumantri pada sosok yang tinggi besar itu

Lelaki tinggi besar itu tak menjawab sepatah katapun. Dia hanya melihat ke arah Sumantri dengan tatapan yang sangat tajam seakan hendak menerkam sumantri.

"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku?" tanya Sumantri penasaran

Mendengar pertanyaan Sumantri, lelaki tinggi besar dan hitam itu seakan memberikan kode pada Sumantri agar Sumantri mau berduel dengan nya.

"Oh, kau mengajak ku berkelahi ya?" Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Sumantri

Lelaki tinggi besar dan hitam itupun tak mau menjawab pertanyaan Sumantri dan akhirnya terjadilah perkelahian itu.

Lelaki itu mulai mengambil sesuatu di wajah Sumantri entah apa yang diambil karena Sumantri tak merasa menggunakan sesuatu di wajahnya.

"Heh, apa yang kau tarik dari wajah ku?" tanya Sumantri penasaran.

"Ha ha ha ha" Lelaki hitam dan tinggi besar itu tertawa terbahak bahak karena dirinya telah mengambil sesuatu yang ada di tubuh Sumantri

"Aku telah mengambil sesuatu yang berharga dari mu" Sekarang aku sudah puas dan kamu sudah lulus pertapaan hari pertama" Sekarang bangunlah dari tidur mu dan minumlah air yang ada di depanmu" ucap Makhluk hitam itu

Setelah mendengar ucapan makhluk tinggi besar dan hitam itu, Sumantri mulai membuka matanya dan dirinya benar benar melihat satu gelas air minum ada di depannya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

semoga Sumantri msh ingat pesan Pasti yg tak boleh minum yg lain hanya minum dr air terjun itu aja .. berarti itu godaan utk Sumantri

2023-06-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!