Setelah mengalami kejadian aneh itu, tibalah Sumantri menghadapi hari ketiga dari ritual yang dilakukan. Hari ketiga Dengan tubuh yang semakin bau, dan bekas kotoran menempel di celananya, Sumantri tetap saja bersemedi menunggu keajaiban, berharap dedaunan ataupun ranting yang ada di pohon itu Jatuh tepat dihadapannya.
Hingga sampai lah waktu ashar, dimana suasana mulai remang-remang karena matahari sudah lelah menyinari bumi. Salah satu ranting pohon berukuran sekitar 30 cm, jatuh tepat di hadapan Sumantri. Tentunya hal ini membuat Sumantri tersenyum kegirangan.
"Ada yang jatuh dihadapanku" Apakah ritual ku sudah di terima dan aku bisa kaya?" gumam Sumantri dalam hati.
Sumantri langsung mengambil ranting itu dan meletakkan nya di saku bajunya. Sambil menunggu besok pagi, Sumantri tetap tenang dan duduk bersila seperti biasa.
Tak ada siapapun di sana dan saat itu, Sumantri tak merasakan hal aneh. Seakan semua keanehan dan kengerian telah menyatu dalam tubuh Sumantri dan Sumantri merasa tak takut lagi seperti hari sebelum nya.
Tak terasa, suara ayam berkokok, tanda pagi menjelang. Sumantri membuka matanya dan terlihat ada Parto yang ada di depannya.
"Sumantri, bagaimana?" Apakah kau berhasil melakukan pertapaan di bawah pohon ini?" Apa yang kau dapatkan?" Aku jadi penasaran" ucap Parto tersenyum lepas
Sumantri yang merasa badannya mulai lemah mencoba berdiri dan sejenak mulai menceritakan pengalaman nya pada Parto.
"Ya Parto, Sepertinya aku telah berhasil" Lihatlah aku mendapatkan sebuah ranting kayu" ucap Sumantri sambil mengambil satu ranting kayu yang ada di kantong bajunya.
Ranting kayu itu mempunyai panjang sekitar 30 cm dan mempunyai dua cabang kecil. Parto mengamati dengan teliti ranting yang baru saja di dapat oleh Sumantri itu.
"Benar, sepertinya kau telah berhasil melakukan ritualnya" ujar Parto pada Sumantri.
"Trus, aku harus melakukan apa lagi setelah ini?" tanya Sumantri penasaran
Mendengar Sumantri bingung dan melontarkan pertanyaan kepadanya, Parto tersenyum lepas dan melihat ke arah Sumantri.
"Sumantri, tubuh mu sangat bau sekarang" Lebih baik, kau mandi dan setelah kau membersihkan tubuh mu, kau bisa menemui eyang Sujo di tempat peribadatannya" ujar Parto menjelaskan.
"Yaudah, aku akan mandi kalau begitu" jawab Sumantri.
Sumantri segera pergi ke sebuah tempat mandi yang sudah disediakan oleh padepokan milik eyang Sujo.
Terlihat air mancur dengan tempat air yang terbuat dari kayu.Tempat air itu sangat besar dan cukup untuk mandi berkali kali.
Sumantri segera membuka baju nya dan mandi di tempat itu. Air yang ada di situ sangatlah sejuk bagi Sumantri. Saat Sumantri asyik mandi, banyak pasang mata melihat ke arah nya dan Sumantri hanya bisa merasakan auranya, tanpa bisa melihat siapa yang melihat dia mandi.
"Siapa kalian?" Ayo keluarlah" Jangan beraninyaa mengintip orang lagi mandi" tantang Sumantri sambil melihat ke sekeliling.
Tak ada satupun orang yang menyahut hingga akhirnya Sumantri telah selesai mandi.
Setelah badan Sumantri sudah bersih, Sumantri pergi menemui eyang Sujo yang sedang melakukan pertemuan akbar dengan para pengikut nya. Pertemuan akbar itu dilakukan di depan padepokan. Banyak murid eyang Sujo yang duduk menunggu panggilan dari eyang Sujo, termasuk dirinya.
Sumantri menoleh ke kanan dan ke kiri karena diantara kesemua murid eyang Sujo, dirinya tak mengenal satu orang pun kecuali Parto seorang. Dan Saat ini Parto menghilang entah kemana.
"Parto kemana saja sih?" Datang secara tiba-tiba dan pergi pun secara tiba-tiba pula" ucap Sumantri kesal.
Saat Sumantri ikut dalam antrian itu, Sumantri teringat akan ucapan kakek Rustini yang tinggal di desa Kumitir. Kakek Rustini pernah menitip pesan pada Sumantri jika ayah Rustini yang bernama Suparto juga sedang belajar ilmu kanuragan di padepokan eyang Sujo.
"Aku penasaran dengan ayah Rustini" Tapi bagaimana aku mencarinya?" ntar saja kalau aku sudah mendapatkan antrian dan menemui eyang Sujo, aku akan menanyakan hal ini kepadanya" gumam Sumantri dalam hati.
Sumantri mulai duduk di kursi yang sudah ada di tempat itu. Semua murid eyang Sujo perlahan makin banyak dan Sumantri merasakan jika padepokan itu penuh sesak.
"Darimana saja murid eyang sujo ini, wajah mereka banyak yang aneh" gumam sumantri penasaran
Di sisi kanan Sumantri, ada sosok laki laki cebol yang membawa tas rangsel. Tampak nya dia sangat antusias menunggu giliran dipanggil oleh eyang Sujo. Di tempat lain, terlihat sosok wanita cantik berambut panjang dan wanita itu mirip sekali dengan artis yang ada di kota. Entah siapa namanya namun Sumantri pernah melihat wajah itu di televisi saat dirinya berada di rumah tetangganya.
"Ternyata, banyak juga orang yang mencari kekebalan dan pesugihan di padepokan ini ya", tapi mengapa aku baru melihat mereka semua sekarang?" Awal aku datang, aku tak melihat mereka sama sekali" gumam Sumantri dalam hati.
Sumantri tetap diam tanpa berkomunikasi dengan siapapun di sana. Mereka hening menunggu nama mereka dipanggil.
Tiba saat nya salah satu orang kepercayaan eyang Sujo memanggil nama Suparman, dan nama itu persis dengan nama ayah nya Rustini, teman baru nya yang tinggal di desa Kumitir.
"Suparman" Nama itu benar benar sama dengan nama ayah Rustini" gumam Sumantri dalam hati.
Sumantri berusaha pergi ke tempat paling depan namun dirinya terhalang oleh murid padepokan lain yang sudah mengantri lebih dahulu.
"Heh, kau tak boleh menyerobot antrian" Sudah seharian aku mengantri di sini, dan kursi ku sudah aku beri nama" ucap lelaki itu.
"Oh, maaf maaf pak, saya tidak tahu" ucap Sumantri pada lelaki itu.
Sumantri akhirnya berada tepat dibelakang lelaki itu dan menunggu namanya di panggil oleh pengikut eyang Sujo. Walau jarak Sumantri dengan Suparto agak jauh, namun Sumantri cukup bisa melihat wajah Suparto.
"Wajahnya masih muda" Apa dia di sini selain belajar ilmu kanuragan juga belajar ilmu awet muda?" tidak mungkin dia ayahh Rustini" Wajahnya seumuran dengan ku" gumam Sumantri dalam hati
"Nanti jika aku sudah pulang dari sini, aku mau mampir lagi ke desa kumitir dan bertanya pada Rustini, apakah ayahnya sudah kembali" gumam Sumantri dalam hati
Cukup lama Sumantri mengantri dan namanya tak kunjung dipanggil oleh eyang Sujo. Jika Sumantri pergi dari tempat antrian semula, maka Sumantri harus mengantri lagi seperti di awal dia mengantri, karena begitulah aturannya. Tak ingin kehilangan kesempatan emas, Sumantri tetap mengantri di sana.
"Sri, tunggu aku" Selangkah lagi aku akan pulang dan kau pasti senang jika aku kaya" gumam sumantri dalam hati
Sumantri tak tahu jika Sri menginap di rumah Jono sahabatnya sendiri karena kesepian
bersambung
Tunggu episode selanjutnya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Liani Purnapasary
Knp aq ga yakin Eyang itu org baik ya 😁,
gimana ga dtng tiba tiba Sumantri org bukan manusia. kmu x aja ga peka 🙈
2023-07-02
1
Naida Iko
loh tadi ak baca di atas ayah rustini suparto, ini kok suparman..
2023-07-01
2