Bab 20 Kesatria Suci Kuil

Bab 20 Kesatria Suci Kuil

Kesatria suci kuil itu wajahnya menjadi merah, dia marah, dan malu. Ingin kembali melawan tetapi dia takut.

Kedua anak yang ada di hadapannya bukan lagi manusia tetapi seekor monster yang buas.

Maria pun kembali menggertak "Masih mau meja tempat kami makan ?"

Wanita itu pun menggelengkan kepalanya "Ti.... tidak terima kasih, kami akan pergi saja dari tempat ini saja"

Ketiga kesatria suci kuil itu langsung pergi melarikan diri mereka pergi dengan rasa malu yang amat sangat.

Setelah makan Willy pun memesan kamar penginapan untuk satu hari, karena besok pagi mereka harus sudah berangkat menuju tempat lainnya.

Di dalam kamar penginapan Willy duduk di tempat tidur sedangkan Maria masih berdiri.

"Kenapa kamu masih berdiri, ayo duduk" Willy menarik tangan Maria sampai dia pun duduk di pangkuan Willy"

"Apa apaan ini, dasar pangeran mesum" ucap Maria marah, tetapi dia tidak beranjak dari pangkuan Willy.

"Sekarang kita sudah bertambah dewasa, dan aset mu itu pun sudah bertambah besar, sehingga aku makin menyukainya" ucap Willy sambil tangannya naik kepuncak gunung.

Maria pun memukul tangan Willy "Dasar pangeran mesum, tentu saja punya ku menjadi bertambah besar, sekarang aku sudah berusia 16 tahun an, dan kamu masih kecil tidak boleh melakukan hal yang senonoh"

Willy tertawa "Hahaha.... Kamu masih menganggap aku anak kecil, padahal kita sering melakukan hal ini, kamu kan tahu siapa aku, umur ku sebenarnya mungkin sudah om om"

"Ya om om yang terperangkap di tubuh kecil seorang pangeran dari kerajaan Jovalavia" ketus Maria.

Willy pun menggoda Maria "Tapi kamu suka kan ?"

"Ya suka tidak suka aku harus suka, aku ini hanya seorang budak yang di berikan kepada mu oleh kakak mu pangeran Heri Jovanka, untuk melindungi dan mengawal mu" ucap Maria.

Mendengar itu Willy sedikit marah "kau anggap aku ini tuan muda mesum, kapan aku memperlakukan mu sebagai seorang budak, ingat di kerajaan ku tak adanya yang bernama perbudakan, kamu itu pengawal dan kekasih ku, aku tidak mau mendengar hal itu dari mulut mu lagi"

Willy menghela nafas kemudian melanjutkan "Aku mencintai mu seperti aku mencintai diri ku sendiri, Ibunda ratu Elisia pun sudah menganggap kamu sebagai anaknya sendiri, dan bahkan tidak melarang hubungan kita sebagai kekasih, malah ibunda ratu Elisia menjodohkan kita, apa kamu tahu itu"

Maria pun menundukkan kepalanya karena di marahi oleh Willy, Willy tidak marah kalau Maria selalu menyebut pangeran bodoh atau apalah, tetapi mengenai Maria di samakan dengan budak Willy pasti marah.

Willy bertanya dengan serius "Apa kamu mencintai ku atau tidak, kalau tidak aku akan membebaskan mu, terserah kamu mau pergi kemana pun aku tidak perduli"

Maria pun beranjak dari pangkuan Willy kemudian dia bersimpuh di hadapan Willy sambil memeluk pinggang Willy "Ya aku mencintaimu dan sangat mencintai mu, tetapi aku takut kehilangan mu"

Maria pun meneteskan air mata, Willy pun mendongakkan kepala Maria kemudian di kecup kening lalu bibirnya "Apa yang kamu takutkan, aku tidak akan meninggalkan mu"

Kemudian Maria pun berkata "Aku takut setelah perjalanan ini kamu berpaling dari ku karena akan adanya Elvina di sisi mu"

Willy kembali mencium kening Maria lalu tersenyum "Dasar Bodoh, Elvina itu sudah menjadi kekasih ku dari semenjak aku masih di dunia lain, dan kita di takdir bersama, walau pun sudah berpindah ke dunia ini, dan kamu adalah kekasih ku dari semenjak aku memasuki dunia ini.

Kamu dan Elvina, sama sama berharganya untuk ku, aku tidak akan membedakan antara kamu dan dia" Willy menjelaskan bahwa cintanya sama dan akan bersikap adil.

Willy pun menarik Maria supaya bangkit karena burung perkutut milik sudah mulai menegang karena Maria bersimpuh dan sesekali menggosok wajah di selangkangan Willy.

"Ayo bangkit, kamu telah membuat burung perkutut ku bangun, kita istirahat supaya badan kita fit untuk melakukan perjalanan besok pagi"

Mereka berdua pun naik ke atas tempat tidur untuk beristirahat.

**

Ke esokan harinya, banyak prajurit yang menyebar untuk mencari Willy dan Maria atas perintah 3 kesatria suci kuil.

Mereka sakit hati karena sudah di permalukan, sehingga mereka mencari alasan bahwa Willy dan Maria adalah buronan atau penjahat yang sudah mencuri.

Prajurit itu bahkan bersiaga di gerbang kota seperti sedang siaga perang, berbagai senjata mereka bawa untuk menghadang Willy dan Maria.

Di penginapan Willy dan Maria bersantai, mereka tidak tahu bahwa mereka berdua sedang di cari.

Dengan santainya mereka keluar dari dalam kamar penginapan dan pergi ke rumah makan serta memesan makanan.

Orang orang banyak menatap ke arah Willy dan Maria sehingga mereka berdua menjadi pusat perhatian.

"Eh lihat mereka, kenapa memandang kita dengan tatapan yang aneh?" Ucap Maria yang kebingungan.

Willy pun mengangkat bahunya "entahlah, sudah jangan di pikirkan, lebih baik kita makan dan lanjut pergi ke kota berikutnya"

Willy dan Maria pun duduk dan segera memesan makanan.

Tatapan semua orang tertuju kepada Willy dan Maria, orang orang itu merasa kasian melihat mereka berdua.

"Kemarin mereka berdua sudah memprovokasi 3 kesatria suci kuil, sekarang mereka sedang di cari sebagai penjahat"

"Iya kasian sekali mereka, mungkin ini akan menjadi hari terakhir mereka"

"Mungkin mereka bukan penduduk kota artisea ini sehingga mereka tidak tahu tentang arogansi 3 kesatria suci kuil"

Semua orang saling berdiskusi dan banyak orang yang bersimpati kepada Willy dan Maria, karena hari ini mereka pasti akan di tangkap dan berakhir di penjara.

Atau mungkin mereka akan langsung di bunuh untuk contoh dan peringatan kepada penduduk bahwa tidak ada yang bisa memprovokasi para kesatria suci kuil.

Willy dan Maria makan dengan santai, setelah selesai Willy pun membayar kemudian mereka beranjak pergi.

Dan baru saja mereka menginjakkan kaki di tangga menuju lantai dasar, sekitar 20 orang prajurit masuk.

Salah satu kesatria suci kuil yang kemarin di permalukan oleh Willy menjadi pemimpin prajurit tersebut.

Ketika melihat Willy dan Maria, matanya langsung memerah, amarahnya meningkat dan kecerdasannya menurun

Kesatria suci kuil itu hanya ingin sesegera mungkin membunuh mereka berdua karena rasa malu yang amat sangat.

Kesatria suci kuil itu memerintahkan kepada para prajurit itu "Tangkap kedua anak itu kalau melawan langsung bunuh saja"

Prajurit prajurit itu pun langsung berlari ke atas tangga untuk menangkap Willy dan Maria.

Di sana Willy dan Maria pun tidak tinggal diam Willy dan Maria pun melawan dan menghajar para prajurit itu.

Bak.... Buk....Bak.... Buk....

Brak.... Bruk.... Brak.... Bruk....

Willy dan Maria menghajar semua prajurit itu, sampai ada yang patah tangan, patah kaki, terkapar di tangga dan ada juga yang jatuh lalu pingsan.

Willy dan Maria hanya menghajar mereka sampai babak belur dan terkapar, mereka berdua tidak membunuh prajurit itu.

Willy dan Maria pun berjalan dengan santai setelah menghajar prajurit itu semua orang memandang tidak percaya.

20 orang prajurit itu di hajar hanya dalam waktu beberapa menit saja dan mereka berdua tidak terluka sedikit pun.

Willy menghampiri kesatria suci kuil itu dia pun berkata "Kalau ingin menghajar dan menangkap ku, bawa oleh yang memiliki level yang lebih tinggi lagi bukan keroco seperti mereka"

Willy pun berjalan melewati kesatria suci kuil itu yang berdiri mematung tanpa bergerak sedikit pun.

Kakinya gemetaran karena dengan ganas Willy menghabisi anak buahnya.

Setelah Willy lewat, giliran Maria yang berbicara kepada kesatria suci kuil itu "Kami masih berbelas kasih kepada kota ini, kalau tidak maka kami akan dengan mudah meratakan kota artisea ini seperti kami meratakan pasukan Inggarsia di peperangan melawan bangsa Dwarf, dan seperti meratakan markas besar tentara bayaran armor putih di kota Ormea"

Maria pun menepuk wajah kesatria suci kuil itu 3 kali "Perlu kamu tahu, nama ku Maria si jenderal iblis petir dari kerajaan Lareagon dan lelaki itu adalah pangeran Willy Jovanka dari Jovalavia"

Mendengar itu kesatria suci kuil langsung ambruk dan berlutut, kakinya sudah tidak kuat lagi menahan tekanan dari Maria.

Maria pun pergi meninggalkan kesatria suci kuil itu yang berlutut tidak bergerak.

***

* Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!