Bab 15 Artefak Raja Goblin

Bab 15 Artefak Raja Goblin

Pagi harinya, para penduduk desa keluar dari persembunyiannya, mereka tidak melihat bangkai monster satu ekor pun, hanya bercak darah yang tersebar di mana mana.

Kepala desa pun bertanya kepada Willy "kemana semua monster yang menyerang desa kemarin malam"

"Kami telah membereskannya, penduduk desa ujung timur ini bisa hidup dengan tenang kembali" jawab Willy.

Tiba tiba salah satu penduduk desa berteriak "Kepala desa, lihat ini mayat Dust"

Kepala desa melihat salah satu dari warganya tewas dengan mengenaskan, dia bersimbah darah dengan ada bekas pedang di bahu sebelah kiri.

Sepertinya dia di tusuk dan mati dengan kehabisan darah.

"Siapa yang membunuh dust, bukanya dia kemarin di ikat karena di tuduh sebagai beast Tamer yang menggerakkan monster hutan" ucap kepala desa.

Maria pun memberikan kesaksian "dia di bebaskan oleh monster yang dia kendalikan, kemudian lari kehutanan, dia mati karena di bunuh kesatria berjirah karena dia mengendalikan troll"

Mendengar perkataan dari Maria semua orang menjadi marah "Dasar penghianat"

"Dia pantas mati karena telah berbuat kerusakan dengan mengendalikan monster"

"Dasar laknat, beberapa tahun yang lalu dia di tolong penduduk desa, tetapi sekarang malah ingin membunuh kita, dengan mengendalikan monster untuk menyerang desa"

Semua orang menyumpahi Dust tanpa terkecuali, Willy menghampiri jasad dust, kemudian Willy menelungkup kan jasad dari dust.

Kemudian Willy merobek bajunya dan terlihat ada lambang dari kedai pembunuh "Dia salah satu assassin dari kedai pembunuh yang tersisa"

Semua orang terkejut, mereka tahu organisasi rahasia kedai pembunuh, mereka sekumpulan assassin yang sangat kejam.

"Kemarin lusa seluruh anggota kedai pembunuh sudah di habisi, dan dia yang tersisa, jadi tidak akan ada lagi yang akan mengancam desa ini" ucap Willy.

Semua orang dan kepala desa menghela nafasnya "Syukurlah...."

Kemudian Willy mengeluarkan quest dari guild petualang "Tugas kami sudah selesai, tolong tanda tangani quest ini dan kami akan segera pergi"

Kepala desa pun mengambil kertas quest kemudian dia cap dan tanda tangan.

Willy dan yang lainnya pun berpamitan, semua warga desa melepas mereka dengan enggan, karena mereka telah membantu warga desa dan warga desa itu tidak bisa memberikan apa apa.

Setelah meninggalkan desa ujung timur Willy dan kawan kawan pun menuju desa berikutnya karena masih berdekatan, hanya setengah hari perjalanan

Mereka pun sampai di desa Djati, karena di sana banyak pohon jati maka desa itu di beri nama desa Djati.

Nampak semua penduduk berada di luar rumah masing masing dengan memegang perkakas dan senjata.

Sepertinya mereka bersiap untuk berperang atau bersiap menunggu serangan dari pihak lawan.

Tiba tiba di balik semak semak, muncul makhluk hijau yang banyak dengan membawa senjata berupa gada batu bambu runcing dan yang lainnya.

Jumlah mereka ada lebih dari seribu, bahkan lebih banyak dari pada penduduk desa.

Salah seorang dari penduduk desa berteriak "Bersiap mereka sudah muncul, persiapkan diri kalian semua, kita habisi monster goblin itu"

Ternyata penduduk desa yang seperti akan berperang ini, memang sedang menunggu serangan dari goblin, mereka sudah lama berkonflik dengan monster yang bernama goblin ini.

Pemimpin goblin yang sepertinya dia ras yang sudah berevolusi menjadi Hobgoblin berteriak "Serang....."

Kemudian semua goblin itu berlari untuk menyerang penduduk desa, dan penduduk desa pun tidak mau kalah mereka pun mengeluarkan senjata mereka dan kemudian berteriak "Serang...."

Sebenarnya Willy dan kawan kawan datang ke desa ini karena quest, membasmi monster yang menyerang desa.

Sama dengan desa ujung timur, desa ini juga di serang oleh monster, tetapi ternyata monster yang menyerang adalah segerombolan goblin hutan.

Rangga yang seorang goblin pun tidak akan tega melihat Ras nya akan di bantai oleh manusia.

Goblin yang belum berevolusi, mereka sangat lemah dan bahkan hanya berada di level Goi, level di mana tidak bisa menggunakan sihir.

Mereka hanya mengandalkan keberanian dan jumlah populasi yang banyak untuk bertarung.

Entah mereka akan kalah atau menang mereka tidak akan perduli, yang pasti semua goblin sudah bertekad, meskipun mereka lemah, tetapi mereka berani untuk bertarung.

Untuk menghentikan para goblin itu, Rangga mengeluarkan artefak raja goblin, tetapi dia juga berfikir dan bergumam "Aku bisa menghentikan pasukan goblin, tetapi aku tidak bisa menghentikan manusia yang akan menyerangnya"

Rangga berada dalam dilema, meskipun artefak sudah di genggaman di tangan, tetapi dia tidak bisa mengacaukan tangannya untuk membuat pasukan goblin berhenti.

Dia pun berpikir lagi "kalau aku membantu dengan masuk sebagai pasukan goblin, bagai mana dengan Dicky dan Dicka, pasti mereka akan berada di pihak manusia"

Rangga menjambak rambutnya sendiri "Ach.... Sialan...."

Wuss....

Tiba-tiba aura pedang muncul dan menebas kearah depan dan membelah 2 kubu yang akan bertarung.

Yang menebaskan pedang itu adalah Willy, dia mengeluarkan pedang dewa naga agung dan mengayunkan pedangnya ke tanah sehingga tanah terbelah dan membuat dia kubu itu tidak bisa langsung saling menyerang.

Willy berteriak sambil mengacungkan pedang dewa naga agung "Berhenti, apa ini yang lebih baik, apakah ini tidak bisa di musyawarahkan supaya mencapai kesepakatan, sehingga tidak melakukan pertumpahan darah"

Salah seorang dari mereka pun berteriak kepada Willy sambil mengacungkan senjatanya "Siapa kalian, mengapa mengganggu pertarungan kami"

Willy menjawab "kami para petualang yang di kirim untuk menyelesaikan masalah di desa ini, bisakah kalian berhenti berperang dengan duduk bermusyawarah"

Orang itu langsung mencibir "Cuih, mana bisa mereka bermusyawarah dengan kami, mereka itu makhluk rendahan yang tidak pantas setara dengan kami"

Mendengar perkataan itu Rangga langsung naik pitam, Rangga ingin menghajar manusia yang sombong seperti dia ini.

Dia anggap goblin makhluk rendahan dan bahkan tidak setara dengan manusia, sehingga mereka di anggap hama dan patut di binasakan.

"Hai jaga mulut mu, kalau tidak akan aku Hajar kamu" bentak Rangga yang ingin menghampiri orang itu dan menamparnya.

"Bocah kenapa kamu marah, memang benar goblin itu makhluk rendahan, dia tidak ubahnya seperti binatang peliharaan"

Mendengar itu Rangga menjadi lebih emosi, dia tidak pernah di rendahkan selama berada di kerajaan Golemonst, bahkan ras Goblin di kerajaan Golemonst menjadi kesatria pelindung kerajaan.

Tetapi di benua ini, goblin sangat di rendahkan bahkan di samakan dengan seekor binatang peliharaan.

Wuss....

Rangga melesat cepat kearah orang itu, dia ingin menghajar dan menghabisinya sesegera mungkin.

Bahkan Rangga melesat sambil mengayunkan pedang bulan ke arah leher orang itu.

Trang....

Tetapi ketika pedang bulan milik Rangga akan menebas leher orang itu, tiba tiba ada orang lain yang menangkis pedang Rangga.

Itu adalah Dicka yang menghalau pedang bulan milik Rangga dengan pedang merah milik Dicka.

"Rangga Berhenti, jangan influsip" teriak Dicka yang menahan pedang bulan milik Rangga.

Orang itu pun sangat ketakutan dengan Rangga yang tiba tiba melesat dengan cepat dan akan membunuhnya.

Semua orang mematung tidak bergerak melihat pergerakan Rangga yang cepat, dan beruntung Dicka tidak kalah cepat sehingga dapat menghalau pedang bulan milik Rangga.

Sehingga tidak ada jatuh korban jiwa di antara mereka.

Di pihak pasukan goblin, mereka tidak tahu apa yang terjadi, mengapa manusia dengan manusia lainnya saling menyerang.

Kemudian Willy dan teman temannya bergegas menghampiri mereka "Rangga turunkan pedang mu, tolong urus pasukan goblin itu, dan biarkan aku yang memberikan pengertian kepada penduduk desa"

Dengan berat hati Rangga pun menurunkan pedangnya, kemudian dia menghampiri pasukan goblin dengan mengangkat artefak raja goblin tinggi tinggi.

Artefak itu memancarkan cahaya hijau, dan siapa pun yang memegang artefak raja goblin itu, maka goblin yang lain yang tidak memiliki artefak yang sama akan mematuhinya.

"Saudara ku, Aku Rangga Ras goblin seperti kalian semua, aku berasal dari benua bagian selatan" teriak Rangga sambil menggunakan sihir perubahan.

Sihir perubahan itu bisa merubah tampilan dirinya kembali menjadi goblin.

Melihat artefak raja goblin di tangan Rangga, seluruh goblin itu pun berlutut di hadapan Rangga.

Mereka pun berkata bersama sama "Hormat kepada Raja iblis"

***

* Bersambung.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!