Bab 11 Terhasut Ucapan Maria

Bab 11 Terhasut Ucapan Maria

Di luar Balai Desa Dicka, Dicky dan Rangga duduk di teras dengan menatap kearah hutan. Maria pun terlihat kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia malah berjalan kesana kemari, seperti orang yang sedang menunggu lahiran di bidan, nampak Maria bagitu gelisah.

"Hai, kakak cantik, kenapa kamu tidak bisa diam, ayo duduk lah bersama kami" ajak Dicky.

"Aku sedang kesal tidak ada yang harus aku lakukan, dan malah Willy menyuruh ku keluar, padahal aku bisa membantunya" jawab Maria.

"Cih bocah lebih baik kamu masuk kedalam saja, kamu hanya akan menjadi beban kami saja, sekarang bukan hanya harus melindungi balai desa ini, tetapi juga harus melindungi sekelompok bocah petualang seperti kalian" ucap Dust kembali memprovokasi.

"Cih tong kosong nyaring bunyinya, kamu hanya banyak bicara saja, aku jadi curiga kamu lah yang menggerakan para monster hutan itu" Maria balik memprovokasi.

"Hai, gadis tengil, apa kamu menuduh ku, awas kamu ya, akan aku robek mulut mu" gertak Dust

Dust pun hendak menerkam Maria tetapi di halangi oleh penduduk desa lainnya ikut menjaga di depan balai desa.

"Sudahlah dust, mereka hanya anak anak" ucap lelaki yang menghalangi dust.

"Mulutnya sangat lancang sekali, aku tidak takut kalau harus membunuhnya di sini sekarang juga, dia telah memfitnah ku dasar gadis tengil kurang ajar"

Dicka, Dicky dan Rangga berbalik ke arah Maria dan dust yang sedang beradu mulut, mereka duduk seperti sedang menonton pertunjukan drama kolosal.

Maria pun kembali memprovokasi "Aku tidak memfitnah mu, itu nyata. Teman teman mu mati tetapi kamu masih hidup dan tanpa luka sedikit pun, aku yakin kamu seorang beast Tamer yang menggerakkan monster hutan demi satu tujuan"

Mendengar itu warga desa yang memegangi dust berfikir dan terhasut oleh ucapan Maria.

Teman temannya memang mati pada waktu penyerangan monster hutan, dan dia kembali tanpa luka sedikit pun. Sehingga warga desa itu langsung mengangguk setuju dengan yang lainnya.

Kemudian dust di banting ke tanah dan dia langsung di ikat dengan kain oleh warga desa.

"Hai apa yang kalian lakukan kepada ku, aku ini teman kalian, warga desa ujung timur, kenapa kalian mengikat ku begini" teriak Dust.

"Maafkan kami, Aku kira ucap dari nona muda ini benar, dia baru datang ke tempat ini, tetapi sudah bisa berspekulasi dengan benar, aku melihat mu kembali dengan berlumuran darah, tetapi tidak ada luka goresan di sekujur tubuh mu, bahkan pakaian yang kamu pakai utuh, tetapi teman kita tewas mengenaskan, aku curiga kamu dalang di balik ini semua" ucap salah satu warga.

Kemudian warga yang lainnya berteriak "Ayo Ikat dia di kayu jangan sampai dia lepas sebelum semua selesai"

"Hai, aku tidak bersalah, aku tidak ada hubungannya dengan hal ini, aku berani sumpah" teriak Dust yang menyangkal tuduhan Maria.

Kemudian salah seorang warga bertanya kepada Maria "Nona muda, apa yang harus kita lakukan sekarang"

Di sana Dicka menyela "Ya, sudah selesai, aku kira akan ada adegan gonjok gonjokan, gak seru ah"

Maria pun langsung bertolak pinggang kearah Dicka "Hai kalian kira aku tontonan kalian, sana pergi dari sini"

Maria pun mengusir mereka bertiga dari terasa balai desa dan mereka pun pergi sambil melambaikan tangannnya.

"Baiklah aku pergi, kalian masuk lah dan tidur, desa ini akan kami jaga sampai besok pagi, aku jamin tidak akan ada monster hutan yang bisa masuk ke desa ini" ucap Dicka dengan percaya diri.

Kemudian dicka dan Dicky pun mengangguk dan mereka berdua mengeluarkan lagi sihir gerbang dimensi dan kemudian mengeluarkan pasukan kesatria berjirah dari dalam gerbang dimensi itu.

Kemudian Maria berteriak "Hai kalian berdua jangan berbuat yang terlalu heroik, di sini aku dan Willy lah yang menjadi pemeran utamanya"

Dicky pun tersenyum "Iya kak, aku tahu kok, hanya kali ini saja, itu juga demi kepentingan warga desa ini supaya mereka bisa tidur nyenyak, dan besok pagi giliran mu dan kak Willy yang beraksi"

Melihat banyak pasukan kesatria berjirah yang keluar dari gerbang dimensi, warga desa yang ada di luar langsung melotot dengan mulut menganga.

Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, anak kecil yang di kira hanya akan menjadi beban ternyata bisa mengeluarkan begitu banyak pasukan kesatria berjirah.

Mereka pun bertanya kepada Maria "Siapa kalian sebenarnya, aku yakin kalian bukan petualang biasa saja"

Maria pun menjawab "Aku jenderal divisi khusus kerajaan Lareagon, dan orang yang ada di dalam adalah pangeran ketiga Willy Jovanka dari kerajaan Jovalavia yang di kenal sebagai putra Eldra yang memenangkan kejuaraan sebenua bagian Utara ini, dua orang lainnya adalah tuan muda klan harimau dan klan serigala, sedangkan mereka bertiga anak bangsawan yang berasal dari benua bagian selatan yang hanya bermain saja ke tempat ini "

"Tapi mereka juga bukan orang biasa saja bukan ?" Tanya kembali salah satu warga.

"Mereka ke benua ini hanya untuk berdagang mereka berasal dari perusahaan dagang Kiara dan kerajaan asal mereka adalah kerajaan Golemonst" jawab kembali Maria.

Maria menjelaskan seperti itu, karena tidak tahu informasi lebih lanjut dari mereka bertiga, Maria hanya tahu bahwa pemimpin atau bos dari perusahaan dagang Kiara adalah Agis.

Dan Agis menyebut mereka berdua sebagai tuan muda dan Rangga adalah pengawal dari mereka berdua, itu berarti mereka berdua adalah bangsawan kerjaan Golemonst.

Setelah semua pasukan kesatria berjirah keluar, Dicka dan Dicky pun memerintahkan mereka "Pergilah dan berpencar lindungi desa ini dari serangan monster hutan"

Semua kesatria mengangguk dan mereka pun bergerak dengan menyebar keberbagai penjuru desa.

"Sudah aku katakan, kalian masuk dan beristirahat lah, kami yang akan menjaga desa ini dengan aman" teriak Dicka

Dicka, Dicky dan Rangga pun melompat ke atas genting rumah warga dan melompat kembali ke atap gedung yang paling tinggi di desa tersebut.

"Ya sudahlah, ayo kita masuk dan beristirahat, lihat sudah ada 10 kesatria berjirah yang menjaga di depan balai desa ini" ucap Maria.

Kemudian mereka pun mengangguk dan hendak masuk ke dalam balai desa, tetapi salah satu warga bertanya dan menunjuk kearah dust "Nona muda, bagai mana dengan dia"

"Biarkan dia terikat di sana, kalau besok pagi dia sudah melarikan diri berarti benar dia adalah beast Tamer yang menggerakkan monster hutan, tetapi jika pagi dia masih ada dan terikat, dia bukan orang yang kita curigai" ucap Maria.

Mereka pun langsung masuk ke dalam balai desa untuk beristirahat. Di dalam balai desa orang yang masuk ke dalam tercengang karena warga desa yang sakti sudah pulih dan bahkan nampak bersemangat.

Johon sebagai kepala desa bertanya kepada warga yang baru masuk "Kenapa kalian tidak berjaga di luar ?, di mana Dust ?, dan Kenapa aku tadi mendengar banyak langkah kaki seperti sekumpulan prajurit ?"

Johon banyak bertanya kepada warganya tersebut kemudian salah satu dari mereka pun menjawab "ketiga Tuan muda meminta kami masuk dan mereka lah yang berjaga, dia orang dari mereka mensummon banyak kesatria berjirah untuk menjaga desa ini, sedangkan Dust sendiri kami mengikatnya atas perintah nona muda ini, karena kami curiga bahwa dia dalang dari penyerangan monster hutan"

Johon tercengang "Benarkah itu ?...."

Maria pun mengangkat tangannya sampai bahu "Entahlah aku hanya curiga saja, karena aku dengar dia sendiri yang selamat dari penyerangan monster hutan dan tidak mengalami luka sedikit pun, kalau memang dia bukan seorang beast Tamer yang menggerakan monster hutan, sudah pasti dia terluka parah dan hampir mati meskipun dia selamat"

Mendengar penjelasan dari Maria semua orang mengangguk setuju, dan terhasut ucapan Maria, sehingga mereka meyakini bahwa penyerangan monster hutan adalah ulah dust, tetapi mereka tidak tahu apa motif di balik itu semua.

***

* Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!