Bab 4 Gelang Artefak

Bab 4 Gelang Artefak

Resepsionis mengajukan ujian kekuatan, melalui tes pertarungan melawan penguji yang ada di guild petualang federasi bebas.

Rangga pun menyetujuinya dan mereka pun sudah berada di arena uji, disana lapangannya cukup luas dan sudah ada beberapa penguji.

Semua teman ikut mengantar Rangga untuk melakukan ujian tersebut, Dicka dan Dicky tidak ikut mendaftarkan diri mereka berdua, karena mereka bukan seorang petualang.

Penguji itu pun menyapa "Halo para petualang muda, Perkenalkan nama ku Stiven, siapa yang sekarang akan aku uji"

Rangga pun mengacungkan tangannya "Aku...Aku tuan Stiven, aku yang akan melakukan ujian"

Kemudian Rangga pun maju kedepan, dan Stiven pun tersenyum "Oh ternyata bocah kecil, aku kira siapa"

Di sana bukan hanya teman teman Willy yang datang, tetapi ada juga petualang lain yang akan melakukan tes kenaikan tingkat.

Tetapi karena Rangga Yang paling semangat, dia orang yang pertama kali mengacungkan tangan dan maju ke depan.

Melihat Rangga yang masih muda dan berusia 13 tahunan, sehingga Stiven memandang remeh Rangga.

"Hai nak, berapa level petualang yang kamu miliki ?" Tanya Stiven

Dengan bangganya Rangga menunjuk dadanya sendiri dengan jempol tangannya "Level petualang ku adalah level A"

Mendengar itu sontak semua orang tertawa karena istilah level yang berbeda.

"Hahahaha....."

Kemudian Stiven bertanya " Nak dari mana kamu berasal, di guild petualang ini tidak ada yang namanya level A"

"Oh aku berasal dari kerajaan Golemonst, di benua bagian selatan kata teman ku level A setara dengan level Gold di benua ini" jawab Rangga

Mendengar itu semua orang tersentak kaget, tetapi Stiven sebagai penguji tidak percaya orang yang kelihatan lemah seperti dia berada di tingkat level gold.

"Hai nak, apakah kamu sedang membual, mana mungkin kamu berada di level gold" ucap Stiven.

"Ya karena itulah aku berada di sini, untuk ikut ujian kesetaraan dengan bertarung melawan penguji seperti mu" jawab Rangga

Stiven pun tersenyum kemudian mengeluarkan senjatanya berupa pedang yang cukup besar, tetapi pedang itu tidak lebih besar dari pedang bulan yang di miliki oleh Rangga.

"Kalau begitu ayo kita mulai, jangan menangis kalau aku nanti memberikan level tembaga di kartu petualang mu, karena kalah melawan ku" Stiven meremehkan Rangga.

Kemudian seorang penguji di bidang sihir pun membentuk Aray pelindung di sekeliling lapangan tersebut dan pertarungan Rangga melawan Stiven pun akan di mulai.

"Ayo serang aku dari mana pun jangan ragu, pakai lah seluruh kemampuan mu" Stiven kembali menantang.

Rangga tersenyum "Baiklah jangan menyesal ya tuan Stiven"

Rangga bersiap dengan posisi kuda kuda, dengan pedangnya di arahkan kebelakang.

Kemudian Rangga menghentakkan kakinya.

Wuss....

Seketika Rangga melesat dengan cepat, yang membuat Stiven menjadi kaget, dia pun melangkah kebelakang beberapa langkah sambil memasang perisai sihir berupa barier energi.

Buwar....

Barier energi yang di keluarkan oleh Stiven hancur karena di pedang bulan milik Rangga memiliki simbol Anti magic, sehingga mengabaikan pertahanan barier sihir.

Trang....

Stiven menahan tebasan pedang Rangga dengan pedang yang dia pegang.

Srek....

Stiven pun terdorong beberapa meter ke belakang, dan hampir terpental kebelakang, tetapi kuda kudanya kokoh sehingga masih di posisi kuda kuda bertahan.

Kemudian Stiven langsung berdiri dan balas menyerang Rangga yang sedang siap menyerang kembali.

Di tempat penonton Willy penasaran dengan kekuatan dari Rangga yang memiliki pergerakan yang sangat cepat.

Willy menggunakan mata emas untuk menilai level Rangga yang sedang bertarung melawan Stiven.

Tetapi mata emas Willy tidak dapat mendeteksi kekuatan dari Rangga, disana Dicka menepuk pundak Willy.

"Hai pangeran, tidak usah repot-repot menilai kekuatan Rangga, bahkan seorang yang ada di tingkatan dewa pun tidak akan mampu menilai kekuatannya"

Willy pun menoleh ke arah Dicka sambil terperangah "iya memang aku tidak bisa melihat kekuatan milik Rangga, menangnya mengapa dia bisa begitu, bahkan mata emas yang bisa melihat orang lain menyembunyikan level mereka aku bisa melihatnya, tetapi ini sangat nihil"

Dicka tersenyum "itu mengapa tadi tuan Stiven meremehkan Rangga, dia juga melakukan hal yang sama dan ternyata kenyataan di pertarungan berbeda"

"Apa kalian memiliki rahasia tersembunyi, sehingga aku tidak dapat melihat level kalian ?" Tanya Willy.

Kemudian Dicka memperlihatkan gelang yang ada di tangannya "Karena kami memakai gelang ini, gelang artefak yang di buat oleh ibunda ratu yang bisa menyembunyikan semua level kekuatan, bahkan tingkat dewa pun tidak akan bisa menditeksinya"

"Hai Apakah aku biasa mendapatkan gelang artefak itu ? Apakah perusahaan dagang Kiara menjual benda seperti itu ?" Tanya Willy.

Dicka menggelengkan kepalanya "Tidak, gelang artefak ini di khususkan untuk warga kerajaan Golemonst, sebagai tanda bahwa mereka penduduk kerajaan Golemonst, gelandang ini tidak bisa di lepas kecuali jika kita meninggal dunia maka gelang artefak ini akan lepas sendiri"

Willy pun sedikit kecewa karena dia sudah sering meredam kekuatannya untuk mengelabui musuh, dan sihir yang bisa meredam kekuatan itu sangat menguras stamina.

Terkadang kekuatan Willy tidak dapat di redam dan meledak begitu saja, kalau dengan menggunakan gelang artefak tersebut dengan otomatis kekuatan Willy bisa di samarkan.

Kembali ke pertarungan Rangga melawan Stiven, Rangga membuat Stiven babak belur dengan kekuatannya.

Stiven pun berteriak "Berhenti.... sudah cukup, ujiannya selesai, kamu di nyatakan sebagai petualang level gold"

Mendengar itu Rangga pun tersenyum dan senang, sambil mengangkat pedangnya dia pun bersorak "Hore... akhirnya aku di akui sebagai petualang setara level gold"

Stiven pun berdecih "Cih, anak ini ! Padahal aku tidak bisa merasakan aliran Manna nya, tetapi anak ini kuat sekali, bahkan hanya dengan serangan fisik saja Aray ku bisa dia tembus"

Stiven sedikit tidak menerima karena dirinya di buat babak belur oleh Rangga dan itu juga mencoreng mukanya di depan petualang lain yang hendak dia uji.

Padahal dia juga memiliki level petualang gold tetapi dia kalah telak oleh Rangga dan langsung menyerah, tapi mungkin kalau di pertarungan sebenarnya Stiven pun akan kalah total, apalagi kalau Rangga memiliki elemen sihir.

Dengan hanya kekuatan fisik dan pedang yang besar saja Rangga dapat mengalahkan Stiven dan membuat dia menyerah.

Kemudian Stiven pun mengangguk kepada temannya yang memasang Aray pelindung di arena, temannya itu adalah seorang penyihir dan satu Party dengan Stiven.

Aray pelindung itu langsung di buka dan kemudian hilang, karena penilaian kekuatan terhadap Rangga sudah selesai.

Stiven pun melirik ke arah Dicka dan Dicky "Hai kalian berdua, apakah kalian satu party dengan anak ini"

Stiven menunjuk kearah Rangga, kemudian dia pun melanjutkan "kalau begitu kalian tidak harus di uji, kalian bisa langsung menukar kartu petualang kalian dengan level Gold di guild ini"

Stiven tidak mau lagi menguji Dicka dan Dicky karena sudah pasti kalau Rangga saja sekuat itu, teman satu party nya pun sama kuatnya.

Tetapi Dicka dan Dicky malah melambaikan kedua sambil tersenyum "Tidak....tidak.... Aku bukan petualang dan tidak terdaftar di guild mana pun, aku kesini hanya mengantarkan teman ku saja"

"Hehehe...iya betul, kami hanya mengantarkan teman kami saja"

Kemudian Stiven melirik ke arah Willy dan Maria, dia sudah tahu dan mengenal Willy dan Maria karena mereka berdua sangat terkenal di federasi bebas ini sebagai juara pertama dan juara ketiga kompetisi beladiri sebenua bagian Utara ini.

Stiven pun menyapa "Oh.... ternyata ada Pangeran Willy Jovalavia juara pertama kompetisi dan nona Maria juara ketiga kompetisi, maaf jika aku tidak menyapa kalian berdua dari tadi"

Willy pun tersenyum "Hahaha....tuan Stiven jangan sungkan, aku kesini hanya mengantarkan teman ku Rangga yang baru datang dari benua bagian selatan"

Kemudian Stiven pun menyapa Rion dan grek "Tuan muda Rion dari klan harimau dan tuan muda grek dari klan serigala, selamat datang di guild petualang kami, maaf aku telat menyapa kalian berdua"

Rion dan grek hanya tersenyum dan memanggutkan kepalanya, orang orang pun tersentak, karena sang pahlawan muda pemenang kejuaraan sebenua bagian Utara ada di guild petualang ini.

Beberapa orang berkomentar "Pantas anak itu kuat sekali, ternyata dia teman dari pangeran Willy Jovanka"

"Iya, anak anak yang dekat dengan pangeran ketiga dari kerajaan Jovalavia ini, bukan anak biasa, rata rata mereka memiliki kekuatan yang luar biasa dan di luar nalar kita"

"Mereka memang anak anak yang luar biasa dan calon pemimpin masa depan"

Banyak komentar positif yang di ucapkan oleh para petualang yang ada di sini dan mereka pun sangat kagum kepada Willy dan juga Maria.

Karena selain mereka berdua kuat, mereka juga rendah hati, tidak arogan seperti anak bangsawan pada umumnya.

Setelah cukup berbasa-basi mereka pun pergi ke aula utama guild petualang yang sangat besar ini.

Mereka pun kemudian melihat papan pengumuman yang mana disana terdapat banyak selebaran kertas Quest, untuk petualang tingkat pemula sampai petualang tingkat tinggi.

Kemudian Willy pun mengajak Rangga "Hai karena kamu sudah menjadi petualang yang setara dengan ku, bagai mana kalau kita menjalankan quest, dan kita menjadi satu Party"

"Baiklah kalau begitu ayo lakukan, aku sudah tidak sabar ingin berpetualang di benua ini" jawab Rangga yang bersemangat.

***

* Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!