9. memasak

Amelia membawa satu keranjang yang ada di gubuk derita itu. Kemudian dengan cekatan, Amelia memindah kan semua bahan bahan itu dan membuat plastik kemasannya. Setelah itu, Amelia pun langsung menyalakan api.

Biasanya, di zaman ini, orang menyalakan api dengan cara tradisional, mereka akan melakukan nya dengan cara mengesek kedua batu secara berlawanan dan juga, dapat melobangi kayu dan digesek agar bisa menimbulkan percikan api. Namun, Amelia tentu tidak menggunakan kedua cara Itu. Ia malah menggunakan korek api yang ada di ruang dimensi nya untuk menghasilkan api untuk memasak.

Setelah selesai menyalahkan api, Amelia juga, meracik bumbu untuk ikan nanti. Ia akan membuat ikan bakar dan ikan goreng. Cukup lama Amelia menyiapkan semuanya, dari kejauhan, terlihat kedua pelayan itu kembali dari tugas mereka.

"Aduh.. ini ikannya nona. Setelah ini, mau kita masak apa..??" Tanya Sisil. Ia juga meletakkan tangan di belakang pinggangnya, capek.

"Singkong nya juga sudah selesai di bersihkan sesuai dengan arah Nona. Setelah itu, mau di apakan lagi Nona..??" Tanya Rubi juga. Amelia pun langsung memberikan instruksi lagi kepada kedua nya.

"Wah..!! Kerja bagus. Setelah ini, Rubi. Tolong langsung rebus saja, aku sudah menyalakan api nya. Dan untuk Sisil.." Amelia mendekat dan melihat ikan-ikan itu. Kemudian memisahkannya menjadi dua bagian. Yang satu akan digoreng dan satu lagi akan di bakar sesuai dengan rencana awalnya.

"Sisil, tolong, yang ini kamu tata rapi diatas tungku yang sudah ada besi kawat itu, dan oleskan bumbu ini. Dan yang satu nya, akan saya goreng.." ujar Amelia. Sisil yang mendapatkan perintah melirik sebentar tungku yang dimaksud Amelia, setelah itu langsung bergerak. Sepertinya ia sudah paham, ia akan membuat ikan bakar. Tapi, ikan bakar yang akan dibuat ini sepertinya berbeda dari yang sering mereka buat.

tapi, ada satu pertanyaan yang terlintas dipikiran nya. yaitu, dimana sang nona mendapatkan alat masak dan bumbu lainnya.? tapi, yasudah lah.

"Baik Nona. " Sementara Sisil mulai melaksanakan tugas nya. Begitu juga dengan Amelia. Ia mulai memanaskan minyak goreng diatas kendi yang berbentuk cekung, yang biasanya digunakan untuk merebus ikan, atau penggantian wajan penggorengan.

Dengan lihainya, Amelia mulai memasukkan ikan-ikan itu kedalam minyak panas, Rubi yang melihat itu jadi khawatir sendiri. Apalagi melihat Amelia memasak seperti itu. ditambah lagi, proses masak seperti itu, belum pernah mereka lihat sebelumnya. yang mereka tau cuma rebus dan bakar.

Rubi juga menghawatirkan sang nona. Pasalnya, sang nona tentunya belum terbiasa dengan hal itu. Tapi, tentu saja Rubi keliru. Walaupun mereka cukup heran, tapi mereka tidak ingin bertanya lagi, cukup mengamati saja. Setelah itu, Rubi berinisiatif untuk mengambil alih tugas Amelia.

"Nona, berikan saja padaku. Biar aku yang melakukannya.." ujar ruby yang tidak ingin membuat sang nona kerepotan melakukan hal itu. Amelia pun menanggapinya.

"Tenang lah Rubi, aku bisa melakukannya. Bukankah saya sudah bilang, bahwa kita adalah sama. Tidak ada istilah tuan dengan pelayan. Jadi, kita harus bekerjasama. Dan, kamu urus saja singkong itu, kakak.." ucap Amelia menekankan lagi kepada mereka bahwa ia bukan lagi seorang putri dari kerajaan venus itu. Rubi pun menganggukkan kepalanya. Mereka kembali hening dan mengerjakan pekerjaan masing-masing. Setelah selesai, mereka pun kembali makan bersama tanpa adanya batasan.

***

Seminggu kemudian

Seminggu lamanya, selama itu pula Amelia kembali menemui Alen setiap kali kedua pelayannya dan kedua baby harimau itu tidur. Disana, ia akan memberikan banyak pertanyaan kepada Alen sampai membuat Alen pusing menghadapi sang junjungan. Namun buah hasil kecerewetan Amelia lah yang membuat ia dapat memahami zaman ini dan juga ruang dimensi yang kini telah menjadi miliknya. Seperti halnya malam ini, Ia menemui Alen di dalam ruang dimensi dan melakukan latihan-latihan ringan, dan belajar kultivasi.

"Selamat malam alen..!!" Sapa Amelia kepada bocah imut itu. Alan yang mendengar sapaan dari sang junjungan langsung berdiri di hadapan Amelia.

"Apanya yang selamat malam nona ? Bukankah Nona tahu kalau di sini tidak terjadi siang dan malam, sifat ruang dimensi ini monoton dan tak memiliki perubahan." Ujar alen menjelaskan kepada sang nona. Amelia menatap Alen dengan tatapan tajam.

"Sebenarnya, yang tuan disini siapa sih..??" Tanya Amelia dengan jengah. Alen pun membalas tak kalah sarkas.

"Ya Anda lah nona." Ujarnya dengan sarkas. Ia memutar bola matanya dengan malas. Sungguh, seminggu ini, ia dibuat kalang kabut dengan tingkah sang majikan. Kadang, Alen berpikir, benar tidak sih, nona Amelia ini adalah majikannya ? Namun, ketika melihat garisan takdir Amelia, membuat Alen kembali yakin.

"Tuh kamu tau. " Ujar Amelia lagi. Ia melipat kedua tangannya dan menatap Alen dengan sinis. Alen yang melihat tingkah tuannya yang selalu suka menindas nya itu, tak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar.

"Huh !! Baiklah nona, saya minta maaf." Ujar Alen, ia memilih untuk mengalah dari pada nanti sang nona kembali mengerjainya ataupun menghukumnya.

Amelia pun tersenyum melihat Alen mengalah kepada nya. Ia berjalan mendekat dan mengusap kepala Alen.

" Hehehe... Aku juga minta maaf ya. " Ujar Amelia dengan tulus. Alen pun dapat melihat ketulusan itu. Toh, apa yang dikatakan dan dilakukan Amelia hanya berupa candaan saja. Makanya, Alen suka sekali berdebat dengan sang nona.

"Hihihi... Tidak masalah nona. Kalau begitu, bgaimana latihan Nona? Sudah sampai mana ?" Tanya Alen kepada Amelia. Amelia yang mendengar pertanyaan itu hanya mampu menggarut kepalanya. Yakin lah, kalau ia akan mendapatkan ceramah lagi dari Alen.

"Mmm... Itu... Aku belum menguasai satu ilmu beladiri pun.." ujar Amelia berbohong. Namun tak sepenuhnya. Benar, untuk ilmu bela diri yang ada di zaman ini, agak sedikit sulit menurut nya. Walaupun ia berkata begitu, namun ia masih berusaha untuk mempelajarinya. Alen yang mendengar penuturan sang nona hanya mampu menghela nafasnya. Ia tau, kalau ini memang sulit. Untuk mempelajari itu semua, harus ada yang mendampingi atau mengajari.

"Tidak apa-apa nona. Aku akan mendampingi mu. Dan sebaiknya, nona bermeitasi dulu di dalam kolam suci." Ujar Alen memberi pengertian. Amelia terkejut melihat dan mendengar respon dari Alen. Biasanya ia akan mengomel panjang sampai nabrak. Tapi, apa ini.

"Hem.. Hem.. kamu tidak apa-apa kan len..??" Tanya Amelia. Alen mengarahkan pandangannya ke arah sang nona. Kemudian tersenyum.

"Tidak apa-apa nona. Aku tau apa yang Nona pikiran. Lagi pula, jiwa nona memang harus dibersihkan dulu di dalam kolam air suci. Baru setelah itu, nona bisa melanjutkan kultivasi dan belajar ilmu bela diri." Ujar Alen menjelaskan. Amelia pun mengangguk angguk kan kepalanya.

"Baiklah Alen, terima kasih.." ujarnya dengan gemes. Ingin sekali rasanya Amelia mencubit pipi mungil nan imut itu. Namun ia urung, karena mengingat tujuannya memasuki ruangan dimensi.

"Sama-sama nona. Mari saya bimbing.." ujar Alen dengan sopan. Ternyata, Alen ada masanya juga merasa hormat dengan sang junjungan. Karena memang seperti itu lah sifat nya. Alen pun memegang kembali tangan Amelia dan langsung membawanya berpindah tempat dengan melakukan ilmu teleportasinya. Amelia yang Sudah terbiasa, lagi merasa pusing dan terkejut.

"Nah. Kita sudah sampai Nona. Sekarang, nona masuklah kedalam kolam suci ini, berendam dengan posisi lotus dan menyatuhlah dengan airnya. Jika nona merasakan sakit, nona harus bisa menahannya. Bila perlu, nona juga bisa berteriak." Ujar Alen menjelaskan. Amelia yang mendengar penuturan Alen sontak menjadi ragu-ragu.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

Aku mo ikut berendem juga 😁

2024-03-30

0

Shai'er

Shai'er

💪💪💪💪💪💪

2023-12-05

1

Shai'er

Shai'er

semangat, Amelia 💪💪💪

2023-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. awal mula (sudah revisi)
2 2. saling bahu membahu
3 3. harimau putih
4 4. namanya juga takut
5 5. bocil menggemaskan meminta nama
6 6. perpustakaan ruang dimensi
7 7. singkong
8 8. menangkap ikan (sudah revisi)
9 9. memasak
10 10. penerus kekuatan surgawi
11 11. setahun kemudian
12 12. mendengar informasi
13 13. rencana Amelia
14 14. kultivator tingkat bumi
15 15. numpang kereta
16 16. menawar 1000 koin emas
17 17. pengobatan
18 18. menawarkan balas Budi
19 19. membagikan sembako
20 20. perkenalkan diri
21 21. pesta perayaan
22 22. benarkah seperti itu
23 23. berolahraga
24 24. menata rumah baru
25 25. prasangka
26 26. menyesal kah ??
27 27. maaf
28 28. diskriminatif
29 29. menolak permintaan sang anak
30 30. pangeran di rumah makan Amelia
31 31. khawatir
32 32. kosmetik
33 33. bukti
34 34. mencari keberadaan Putri
35 35. bercerita
36 36. isi surat
37 37. kembali menyamar
38 38. bikin ragu
39 39. berkaca-kaca
40 40. kembali tanpa Putri Amelia
41 41. apa yang mereka takutkan ?
42 42. terhempas
43 43. mengamati pangeran William
44 44. tak merasa di rendahkan
45 45. informasi
46 46. tak ingin berlama
47 47. tidak memaksa
48 48. dimana adikmu
49 49. keributan
50 50. permasalahan
51 51. petualang
52 52. berpetualang
53 53. kabar
54 54. keributan
55 55. kesempatan bertarung
56 56. melanjutkan perjalanan
57 57. si ubay
58 58. info ( efek ngak tau judul)
59 59. izin membangun tempat tinggal
60 60. tidak tau apa-apa
61 61. hadir untuk membantu
62 62. rancangan pemukiman
63 63. di kunjungi warga
64 64. mencari bambu
65 65. mengerjakan secara bersama
66 66. membangun pelabuhan kapal
67 67. kayu jati
68 68. kekacauan
69 69. pertarungan dua kubu
70 70. saatnya kembali berpetualang
71 71. melanjutkan petualangan
72 72. tidak mau meninggalkan
73 73. bertarung dengan monster laut
74 74. mengalahkan octopus
75 75. Alen terpental
76 76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77 77. putri Amelia dan Alen kembali
78 78. tengkorak hidup
79 79. simbol kutukan
80 80. masih ada yang hidup
81 81. mini khayangan
82 82. namanya juga jodoh
83 83. bingung sendiri
84 86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85 84. cara mengatasi kutukan
86 85. Belum boleh pergi
87 87. keluhuran hati
88 88. kembali
89 89. terbebas
90 90. pangsit
91 91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92 92. penyakit menular
93 part promosi novel.
94 93. olahraga
95 94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96 95. rencana bisnis di kota samurai
97 96. rindu tanah kelahiran
98 97. rasa tidak ingin kembali
99 98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100 99. perpisahan
101 100. desa terjajah oleh para perampok
102 101. desa yang selalu di porak-porandakan
103 102. bukan lawan yang seimbang
104 103. kembali pulang
105 104. menerima laporan
106 105. melepaskan rindu
107 106. bantuan beras
108 107. sajian nasi dan ayam pop
109 108. cerita part 1 selesai
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. awal mula (sudah revisi)
2
2. saling bahu membahu
3
3. harimau putih
4
4. namanya juga takut
5
5. bocil menggemaskan meminta nama
6
6. perpustakaan ruang dimensi
7
7. singkong
8
8. menangkap ikan (sudah revisi)
9
9. memasak
10
10. penerus kekuatan surgawi
11
11. setahun kemudian
12
12. mendengar informasi
13
13. rencana Amelia
14
14. kultivator tingkat bumi
15
15. numpang kereta
16
16. menawar 1000 koin emas
17
17. pengobatan
18
18. menawarkan balas Budi
19
19. membagikan sembako
20
20. perkenalkan diri
21
21. pesta perayaan
22
22. benarkah seperti itu
23
23. berolahraga
24
24. menata rumah baru
25
25. prasangka
26
26. menyesal kah ??
27
27. maaf
28
28. diskriminatif
29
29. menolak permintaan sang anak
30
30. pangeran di rumah makan Amelia
31
31. khawatir
32
32. kosmetik
33
33. bukti
34
34. mencari keberadaan Putri
35
35. bercerita
36
36. isi surat
37
37. kembali menyamar
38
38. bikin ragu
39
39. berkaca-kaca
40
40. kembali tanpa Putri Amelia
41
41. apa yang mereka takutkan ?
42
42. terhempas
43
43. mengamati pangeran William
44
44. tak merasa di rendahkan
45
45. informasi
46
46. tak ingin berlama
47
47. tidak memaksa
48
48. dimana adikmu
49
49. keributan
50
50. permasalahan
51
51. petualang
52
52. berpetualang
53
53. kabar
54
54. keributan
55
55. kesempatan bertarung
56
56. melanjutkan perjalanan
57
57. si ubay
58
58. info ( efek ngak tau judul)
59
59. izin membangun tempat tinggal
60
60. tidak tau apa-apa
61
61. hadir untuk membantu
62
62. rancangan pemukiman
63
63. di kunjungi warga
64
64. mencari bambu
65
65. mengerjakan secara bersama
66
66. membangun pelabuhan kapal
67
67. kayu jati
68
68. kekacauan
69
69. pertarungan dua kubu
70
70. saatnya kembali berpetualang
71
71. melanjutkan petualangan
72
72. tidak mau meninggalkan
73
73. bertarung dengan monster laut
74
74. mengalahkan octopus
75
75. Alen terpental
76
76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77
77. putri Amelia dan Alen kembali
78
78. tengkorak hidup
79
79. simbol kutukan
80
80. masih ada yang hidup
81
81. mini khayangan
82
82. namanya juga jodoh
83
83. bingung sendiri
84
86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85
84. cara mengatasi kutukan
86
85. Belum boleh pergi
87
87. keluhuran hati
88
88. kembali
89
89. terbebas
90
90. pangsit
91
91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92
92. penyakit menular
93
part promosi novel.
94
93. olahraga
95
94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96
95. rencana bisnis di kota samurai
97
96. rindu tanah kelahiran
98
97. rasa tidak ingin kembali
99
98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100
99. perpisahan
101
100. desa terjajah oleh para perampok
102
101. desa yang selalu di porak-porandakan
103
102. bukan lawan yang seimbang
104
103. kembali pulang
105
104. menerima laporan
106
105. melepaskan rindu
107
106. bantuan beras
108
107. sajian nasi dan ayam pop
109
108. cerita part 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!