18. menawarkan balas Budi

Terlihat keduanya mulai menunjukkan reaksi akan sadar dari tidur panjang mereka. Tubuh mereka juga sudah mulai menampakkan proses kesembuhan yang signifikan. Tak lama satu persatu dari mereka mulai membuka mata dalam gentong besar itu.

"Ugh..." Salah satu putra Pak bujang mulai membuka matanya dan mengamati orang-orang yang ada di sekelilingnya itu. Ia menatap mereka satu persatu. Sementara Pak bujang sendiri tak kuasa menahan air matanya melihat mukjizat yang tidak pernah Ia bayangkan.

"Ayah..." Terdengar suara kecil dan hampir tak tertangkap oleh indra pendengaran Amelia dan juga Pak bujang. Hanya gerak mulutnya saja yang diperhatikan oleh keduanya, Amelia yang melihat itu semua tentu saja tersenyum puas. Ternyata pengalaman yang ia miliki di zaman modern sama sekali tak tertinggal dan berguna di tempat ini.

{Heh untung aku masih hebat} batin Amelia menyombongkan diri sendiri. Namun walaupun begitu Ia tetap tak menunjukkannya kepada Pak bujang dan keluarganya.

"Nona !!! Apakah benar putraku tadi memanggilku.?" Tanya Pak bujang. Iya berusaha meyakinkan dirinya. Karena seolah ini adalah mimpi untuknya.

Mengingat semua harta benda yang telah Pak bujang jual untuk mengupayakan pengobatan keluarganya, dan juga memanggil beberapa tabib untuk memeriksa keempat orang ini, namun semua usaha yang Pak bujang lakukan tak pernah kunjung ada hasilnya. Tapi lihatlah sekarang, hanya dengan berbekal jarum akupuntur dan beberapa herbal saja, putra-putranya yang dahulunya sudah tidak memiliki harapan hidup lagi, kini satu senyum kecil tercetak jelas di bibir pucat mereka itu.

"Tentu saja Pak bujang. Dan sebaiknya kita pindahkan mereka kembali, Pak bujang juga tolong menggantikan pakaian untuk mereka berikan pakaian yang hangat. Setelah itu berikan keempatnya makanan bubur ini." Ujar Amelia sambil mengeluarkan 4 mangkuk bubur yang beraroma begitu harum dan juga 4 pakaian hangat untuk orang sakit dan satu pakaian hangat lagi untuk Pak bujang.

Mengingat Pak bujang dan keluarganya tinggal di sebuah gubuk yang lebih bagus gubuk reot mereka di hutan.

Pak bujang yang melihat begitu mulianya hati nona ini yang belum ia tahu namanya sama sekali, mendadak langsung berlutut di hadapan Amelia. Tentu saja Amelia begitu kaget dan langsung angkat bicara.

"Apa yang pak bujang lakukan..!!!" Reflek Amelia dengan suara yang agak meninggi. Kemudian Amelia buru-buru menghampiri Pak bujang dan membantunya berdiri. Namun, pak bujang malah menolak untuk bangun dari sujudnya. Bahunya bergetar.

"Tidak Nona. Tolong jangan halangi saya untuk bersujud kepada anda. Hiks. Sungguh, saya sangat bersyukur dan berterima kasih, karena kedatangan nona, saya dapat memunculkan lagi harapan saya untuk berkumpul bersama dengan anak-anak saya dan juga istri saya. Hiks, terima kasih banyak Nona. Tolong terimalah kami sebagai pelayan anda, sebagai bentuk balas Budi kami." Ujar pak bujang dengan suara bergetar karena menahan Isak tangis nya.

Sang istri dan salah putra-putranya yang mendengar penuturan sang suami sekali Gus ayah itu, mereka pun ikut menitikkan air mata. Mereka juga menganggukkan kepala tanda menyetujui apa yang di sampaikan oleh sang kepala keluarga. Disana Amelia memutar bola matanya dengan malas. Jujur saja, hukum disini begitu kolot, namun terkesan positif. Tapi tetap saja, Amelia tidak menginginkannya.

"Huh.... Bangunlah pak bujang. Saya juga tidak akan memenuhi permintaan mu." Ujar Amelia sambil membantu pak bujang untuk bangun. Pak bujang pun menegakkan kepalanya dari posisi sujud nya, kini ia tengah bersimpuh.

"Nona tidak perlu khawatir, kami akan bekerja dengan baik. Saya dan keluarga saya, akan mengabdi untuk nona. Apapun yang Nona mau dari kami, akan kami berikan." Ujar Pak bujang lagi sambil menghiba. Amelia kembali menggelengkan kepalanya.

"Tidak pak. Tapi, kalau pak bujang bersedia, aku ingin pak bujang dan keluarga tinggal dan bekerja dengan saya untuk menjaga tokoh. Kebetulan saya ingin membuat beberapa bisnis di kota ini. Tapi, kalau untuk menjadi pelayan, saya tidak bersedia. Karena saya bukan mencari budak, tapi keluarga, teman, sahabat atau pun saudara." Ujar Amelia dengan lembut dan penuh dengan senyum.

Mendengar penuturan Amelia, semua yang ada di sana langsung tertegun. Biasanya, orang hebat seperti ini, jika mereka menghiba, pasti akan lebih di manfaatkan. Tapi, ini bukan nya memanfaatkan mereka, gadis ini malah meminta sebaliknya. Pak bujang menatap Amelia dengan tatapan heran dan bingung. Bisakah seperti itu ? Mungkin itulah yang dipikirkan.

"Jika pak bujang bersedia. Pak bujang dan keluarga bisa tinggal bersama dengan saya. Tapi, aku harus membangun tempat itu dulu. Dan, oh ya. Untuk sementara, aku belum bisa mengobati istri pak bujang dengan salah satu putra mu. Aku harus segera kembali. Karena dua saudara ku juga sedang menunggu ku pulang." Ujar Amelia. Ia juga mengeluarkan empat botol porselin yang berisi air suci.minumkan saja ini dulu kepada

" Pak bujang. Sebaiknya minum kan air suci ini kepada ke empatnya. Nanti saya akan kembali lagi. Ingat, kalau pak bujang bersedia ikut dengan saya, tinggal lah dulu, kapan saya kembali, saya akan kesini lagi." Ujar Amelia.

Ia harus segera pergi.

Lagi pula, ini sudah malam dan harus kembali ke penginapan terlebih dahulu. Setelah itu, besok ia akan membangun kembali tempat itu. Padahal besok rencananya akan kembali ke hutan. Namun ia urungkan terlebih dahulu. Dia harus membangun rumah yang sudah ia beli tadi. Agar bangunan itu cepat selesai dan bisa mereka tempati.

"Kalau begitu, saya pamit kembali. Nanti jika sempat, saya akan kesini lagi untuk memeriksa yang lain." Setelah mengatakan itu dan mendapat persetujuan dari pak bujang. Amelia pun langsung bergegas kembali ke penginapan, dan memilih untuk menambah hari.

***

Sementara di sebuah gubuk reot di tengah hutan, Sisil dan ruby tengah cemas menanti kepulangan sang tuan. Bahkan mereka tak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Tuan mereka dan kembali dengan selamat. Dan perlu diketahui juga, keduanya ditemani oleh si hitam yang diutus Amelia untuk selalu mengawasi kedua pelayannya itu walau pun dalam ruang dimensi atau dalam kehampaan.

"Sisil, sudah dua hari Nona pergi meninggalkan kita. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Apalagi Nona tidak pernah pergi tanpa kita." Ujar Ruby yang merasa khawatir kepada Amalia. Sisil pun mendekat ke arah Rubi dan menenangkan ruby. Jujur saja Ia juga merasa khawatir kepada seorang.

"Tenang saja bi, Saya yakin Nona pasti baik-baik saja. Kita doakan saja agar Nona cepat kembali dengan selamat." Ujar Sisil menenangkan ruby. Tak ada yang dapat mereka lakukan selain saling menguatkan satu sama lain. Tentu saja demi kesetiaan mereka kepada Amelia, mereka tidak akan berlalu dari gubuk reot itu sampai kapanpun sampai akhirnya Amelia datang menjemput mereka. Walaupun sekiranya Amelia tidak kembali, mereka tetap akan disana, karena tak ada tempat untuk kembali.

***

Ke esok harinya Amelia pun bangun. Seperti biasa, ia akan tidur di ruang dimensi nya. Setelah bersih-bersih dan sarapan. Ia pun kembali melakukan rencana nya kembali. Amelia mendatang rumah dan lahan yang ia beli. Terlihat, lahannya begitu luas dan mampu membuat beberapa bangunan disana.

Sepertinya, pak bujang itu dahulu nya adalah orang kaya atau semacamnya.

Setelah memperkirakan apa yang akan ia lakukan, Amelia pun langsung memutuskan untuk pergi menemui tempat dimana orang biasanya akan menerima pekerjaan proyek dalam pembangunan rumah.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

🫠🫠😊🥰🥰🥰

2024-03-31

0

Shai'er

Shai'er

🥺🥺🥺🥰🥰🥰

2023-12-05

1

Shai'er

Shai'er

bisa dong 🥰🥰🥰

2023-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal mula (sudah revisi)
2 2. saling bahu membahu
3 3. harimau putih
4 4. namanya juga takut
5 5. bocil menggemaskan meminta nama
6 6. perpustakaan ruang dimensi
7 7. singkong
8 8. menangkap ikan (sudah revisi)
9 9. memasak
10 10. penerus kekuatan surgawi
11 11. setahun kemudian
12 12. mendengar informasi
13 13. rencana Amelia
14 14. kultivator tingkat bumi
15 15. numpang kereta
16 16. menawar 1000 koin emas
17 17. pengobatan
18 18. menawarkan balas Budi
19 19. membagikan sembako
20 20. perkenalkan diri
21 21. pesta perayaan
22 22. benarkah seperti itu
23 23. berolahraga
24 24. menata rumah baru
25 25. prasangka
26 26. menyesal kah ??
27 27. maaf
28 28. diskriminatif
29 29. menolak permintaan sang anak
30 30. pangeran di rumah makan Amelia
31 31. khawatir
32 32. kosmetik
33 33. bukti
34 34. mencari keberadaan Putri
35 35. bercerita
36 36. isi surat
37 37. kembali menyamar
38 38. bikin ragu
39 39. berkaca-kaca
40 40. kembali tanpa Putri Amelia
41 41. apa yang mereka takutkan ?
42 42. terhempas
43 43. mengamati pangeran William
44 44. tak merasa di rendahkan
45 45. informasi
46 46. tak ingin berlama
47 47. tidak memaksa
48 48. dimana adikmu
49 49. keributan
50 50. permasalahan
51 51. petualang
52 52. berpetualang
53 53. kabar
54 54. keributan
55 55. kesempatan bertarung
56 56. melanjutkan perjalanan
57 57. si ubay
58 58. info ( efek ngak tau judul)
59 59. izin membangun tempat tinggal
60 60. tidak tau apa-apa
61 61. hadir untuk membantu
62 62. rancangan pemukiman
63 63. di kunjungi warga
64 64. mencari bambu
65 65. mengerjakan secara bersama
66 66. membangun pelabuhan kapal
67 67. kayu jati
68 68. kekacauan
69 69. pertarungan dua kubu
70 70. saatnya kembali berpetualang
71 71. melanjutkan petualangan
72 72. tidak mau meninggalkan
73 73. bertarung dengan monster laut
74 74. mengalahkan octopus
75 75. Alen terpental
76 76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77 77. putri Amelia dan Alen kembali
78 78. tengkorak hidup
79 79. simbol kutukan
80 80. masih ada yang hidup
81 81. mini khayangan
82 82. namanya juga jodoh
83 83. bingung sendiri
84 86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85 84. cara mengatasi kutukan
86 85. Belum boleh pergi
87 87. keluhuran hati
88 88. kembali
89 89. terbebas
90 90. pangsit
91 91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92 92. penyakit menular
93 part promosi novel.
94 93. olahraga
95 94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96 95. rencana bisnis di kota samurai
97 96. rindu tanah kelahiran
98 97. rasa tidak ingin kembali
99 98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100 99. perpisahan
101 100. desa terjajah oleh para perampok
102 101. desa yang selalu di porak-porandakan
103 102. bukan lawan yang seimbang
104 103. kembali pulang
105 104. menerima laporan
106 105. melepaskan rindu
107 106. bantuan beras
108 107. sajian nasi dan ayam pop
109 108. cerita part 1 selesai
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. awal mula (sudah revisi)
2
2. saling bahu membahu
3
3. harimau putih
4
4. namanya juga takut
5
5. bocil menggemaskan meminta nama
6
6. perpustakaan ruang dimensi
7
7. singkong
8
8. menangkap ikan (sudah revisi)
9
9. memasak
10
10. penerus kekuatan surgawi
11
11. setahun kemudian
12
12. mendengar informasi
13
13. rencana Amelia
14
14. kultivator tingkat bumi
15
15. numpang kereta
16
16. menawar 1000 koin emas
17
17. pengobatan
18
18. menawarkan balas Budi
19
19. membagikan sembako
20
20. perkenalkan diri
21
21. pesta perayaan
22
22. benarkah seperti itu
23
23. berolahraga
24
24. menata rumah baru
25
25. prasangka
26
26. menyesal kah ??
27
27. maaf
28
28. diskriminatif
29
29. menolak permintaan sang anak
30
30. pangeran di rumah makan Amelia
31
31. khawatir
32
32. kosmetik
33
33. bukti
34
34. mencari keberadaan Putri
35
35. bercerita
36
36. isi surat
37
37. kembali menyamar
38
38. bikin ragu
39
39. berkaca-kaca
40
40. kembali tanpa Putri Amelia
41
41. apa yang mereka takutkan ?
42
42. terhempas
43
43. mengamati pangeran William
44
44. tak merasa di rendahkan
45
45. informasi
46
46. tak ingin berlama
47
47. tidak memaksa
48
48. dimana adikmu
49
49. keributan
50
50. permasalahan
51
51. petualang
52
52. berpetualang
53
53. kabar
54
54. keributan
55
55. kesempatan bertarung
56
56. melanjutkan perjalanan
57
57. si ubay
58
58. info ( efek ngak tau judul)
59
59. izin membangun tempat tinggal
60
60. tidak tau apa-apa
61
61. hadir untuk membantu
62
62. rancangan pemukiman
63
63. di kunjungi warga
64
64. mencari bambu
65
65. mengerjakan secara bersama
66
66. membangun pelabuhan kapal
67
67. kayu jati
68
68. kekacauan
69
69. pertarungan dua kubu
70
70. saatnya kembali berpetualang
71
71. melanjutkan petualangan
72
72. tidak mau meninggalkan
73
73. bertarung dengan monster laut
74
74. mengalahkan octopus
75
75. Alen terpental
76
76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77
77. putri Amelia dan Alen kembali
78
78. tengkorak hidup
79
79. simbol kutukan
80
80. masih ada yang hidup
81
81. mini khayangan
82
82. namanya juga jodoh
83
83. bingung sendiri
84
86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85
84. cara mengatasi kutukan
86
85. Belum boleh pergi
87
87. keluhuran hati
88
88. kembali
89
89. terbebas
90
90. pangsit
91
91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92
92. penyakit menular
93
part promosi novel.
94
93. olahraga
95
94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96
95. rencana bisnis di kota samurai
97
96. rindu tanah kelahiran
98
97. rasa tidak ingin kembali
99
98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100
99. perpisahan
101
100. desa terjajah oleh para perampok
102
101. desa yang selalu di porak-porandakan
103
102. bukan lawan yang seimbang
104
103. kembali pulang
105
104. menerima laporan
106
105. melepaskan rindu
107
106. bantuan beras
108
107. sajian nasi dan ayam pop
109
108. cerita part 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!