17. pengobatan

(Ck ck ck. Sungguh, lingkungan yang begitu kotor dan tak layak untuk tinggal.) Batin Amelia merasa miris. Terlihat juga, mereka sangat kurus dan kelaparan. Pak bujang yang mengerti langsung bersuara.

"Begitulah keadaan di tempat ini nona. Disini lah kami tinggal. Ayo nona. Rumah saya sebelah sana." Ucap pak bujang sambil menunjuk kearah gubuk yang sepertinya akan roboh itu. Amelia lagi-lagi tercengang.

(Apa bedanya ini dengan gubuk reot kami di hutan.) Batin Amelia lagi. Namun ia tidak merasa sungkan, hanya miris saja. Ia langsung masuk setelah di persilahkan oleh tuan rumah

Silahkan masuk nona. Maaf, begini lah kondisi disini." Ujar pak bujang. Terdengar suara lemah yang menyapa mereka.

"Ayah, kalian sudah pulang.." ujar suara itu dengan lirih dan nyaris tidak terdengar. Amelia yang sudah melihat kondisi mereka. Entah kenapa, mendadak hatinya menjadi sesak dan matanya ikut mengeluarkan air. Tapi, dengan cepat Amelia menyeka air matanya itu. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan.

Bagaimana tidak. Dua orang lelaki yang terbujur kaku dan telah berbentuk tengkorak yang hanya di baluti dengan kulit saja, sedang terbujur dengan kondisi yang begitu mengenaskan. Tak jauh berbeda dengan wanita yang dan seorang pemuda lainnya yang masih membuka matanya.

"Beginilah nona. Keadaan keluarga saya." Ujar pak bujang sedikit tercekat, ia sedih demi keluarganya. Ia dapat melihat ketulusan dimata Amelia. Amelia pun menormalkan perasaannya kembali sebelum berbicara.

"Kalau begitu, bolehkah saya memeriksa sekarang pak bujang..??" Tanya Amelia dengan suara yang sedikit parau.

"Oh... Silahkan nona. Saya sangat berterima kasih, nona mau meluangkan waktu untuk keluarga saya." Ujar pak bujang. Amelia pun langsung mendekati kearah dua pemuda yang tidak sadar kan diri. Kemudian langsung memeriksa denyut nadi keduanya.

Amelia sejenak mengerutkan keningnya. Racun. Tentu saja. Ini adalah racun penghancur. Tapi, kalau memang ini adalah racun penghancur, seharusnya keduanya telah meninggal seminggu setelah mengonsumsi racun ini, tapi. Apakah keduanya memiliki daya tahan tubuh yang kuat, sehingga butuh waktu untuk racun itu bekerja.

"Maaf pak bujang. Apakah, kedua putra mu ini adalah seorang tokoh atau memiliki jasa bagi kerajaan ini.?" Tanya Amelia kepada pak bujang.

Pak bujang mengerutkan keningnya.

Tentu saja, kedua putranya ini adalah sosok yang berbadan tegap dan kokoh. Mereka juga merupakan seorang jenderal yang selalu berada di garda terdepan untuk melindungi tanah air mereka.

"Iya nona. Kedua Putra saya ini adalah seorang jendral yang bekerja dan menjadi pengawas di kerajaan ini." Ujar pak bujang. Ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Kalau memang seperti itu, dapat Amelia simpulkan, kalau mereka bukan orang biasa. Pasti memiliki kedudukan yang tinggi,. Namun karena sesuatu, hingga membawa mereka dalam kondisi saat ini. pasti ada orang yang iri dengan pencapaian mereka, sehingga berakhir diracun. dan itu pasti orang terdekat.

"Baiklah pak, saya tau, apa yang harus saya lakukan." Ucap Amelia. Ia langsung mengeluarkan sesuatu dari ruangan dimensinya. Terlihat ada beberapa herbal yang harus dihaluskan. Dan juga empat botol porselin disana.

"Pak bujang. Tolong haluskan herbal herbal ini, setelah itu, masukkan kedalam baskom berisi air. Kita akan menggunakan ini untuk merendam keduanya." Ujar Amelia. Pak bujang yang belum mengerti apa-apa, tak mencoba untuk bertanya, ia malah mengangkat herbal-herbal itu dan segera melaksanakan apa yang diminta oleh Amelia.

Sementara, Amelia sendiri langsung mengeluarkan dua buah spuit atau alat suntikan dari ruangan dimensinya. Ia akan menggunakan itu, untuk membantu memasuki air suci dalam tubuh keduanya. Amelia pun melakukan nya dengan cepat.

Ia mengobati keduanya satu persatu. Setelah selesai, ia langsung membuka botol porselin yang lain, yang berisi beberapa pil penawaran. Amelia juga membantu memberikan obat penawar itu dengan bantuan alat itu. Terlihat mudah, tapi sangat sulit untuk orang awam. Tak lama, tubuh itu bereaksi. Urat-urat nadi yang dulunya sangat lemah kini mulai berdetak dengan normal, begitu juga peredaran darah yang tersumbat oleh racun.

Sekitar setengah jam, akhirnya pak bujang datang dengan membawa dua buah gentong yang besar yang sudah di isi dengan air sesuai dengan yang diminta oleh Amelia. Sementara, salah satu putra nya yang masih bisa bergerak walau dalam keadaan tidak baik-baik saja itu, berusaha untuk bangkit.

"Ayah.." lirihnya lagi. Pak bujang menatap sang anak. Ia adalah anak bungsu. Kemudian mendekati nya.

"Istirahat lah nak. Jangan bergerak terlalu banyak, ayah takut terjadi apa-apa." Ujar pak bujang dengan lembut. Anak pak bujang yang dikenal dengan jeft itu pun kembali berbaring. Setelah itu, pak bujang kembali melanjutkan pekerjaannya. Tak lama, akhirnya kedua gentong besar itupun penuh.

"Sudah nona. Setelah itu, apa yang harus dilakukan lagi..??" Tanya pak bujang. Sang istri yang tidak jauh dari mereka, memilih untuk diam karena memang tenaga untuk berbicara saja, ia tidak punya.

"Apakah, herbal itu sudah di haluskan pak bujang..??" Tanya Amelia. Sambil menghadap kearahnya.

Pak bujang mengamati tubuh kedua anaknya setelah ia tinggal melaksanakan pa yang diminta oleh Amelia. Terlihat, wajah pucat mereka sudah berkurang banyak. Bahkan terlihat dari dada keduanya sedang berdetak akibat jantung dan paru-paru yang kembali bekerja normal.

Disana, Amelia juga sedang sibuk membantu kedua putranya itu, sampai akhirnya ia bertanya dan direspon oleh Amelia.

"Tolong, bapak masukkan herbal herbal itu kedalam gentong sesuai dengan porsi yang saya atur tadi pak." Ujar Amelia langsung memberi perintah. Untung ia tidak mencampur bahan bahan itu.

"Baik nona." Pak bujang Langsung mencampur bahan bahan itu dengan air, setelah itu Amelia langsung meminta tolong kepada pak bujang untuk merendam keduanya dalam masing-masing kendi yang sudah di siapkan tadi. Dan dengan senang hati, pak bujang menurutinya.

Saat kedua anak itu di masukkan. Entah bagaimana caranya, air bening itu berubah menjadi Semerah darah yang sukses membuat pak bujang menjadi khawatir. Tak hanya pak bujang. Istri pak bujang yang ikut mengamati dari tadi juga ikut terkejut.

"Nona. Ini kenapa..??" Tanya pak bujang dengan suara pelan. Jujur saja, ia ragu, tapi ia juga tak ingin mengganggu aktivitas pengobatan yang dilakukan oleh Amelia. Walaupun suara Pak bujang lirih dan pelan, namun masih didengar oleh Amelia.

"Bapak tenang saja, ini tidak apa-apa." Ujar Amelia. Tak lupa, ia juga mengeluarkan satu set jarum untuk melakukan akupuntur. Dan pengobatan ini, barulah ia menggunakan sedikit tenaga dalamnya untuk merangsang penyerapan energi dan juga titik titik Meridian pada tubuh.

Cukup lama Amelia memulai proses pengobatan yang sangat rumit itu. Akhirnya sedikit demi sedikit racun itu bisa dikeluarkan melalui pori-pori tubuh keduanya. Mengingat racun ini telah menggerogoti tubuh keduanya sampai berbentuk seperti tengkorak hidup, Karena itulah proses penyembuhan keduanya memakan waktu yang begitu lama.

(Alen boleh minta tolong) batin Amelia bertelepati kepada Alen di ruang dimensi.

(Iya nona, Apa yang bisa saya bantu.) Balas Alen dari ruang dimensi.

(Tolong buatkan bubur untuk dua orang pemuda ini. Selebihnya kamu yang tahu Alen.) Ujar Amelia kepada Alen.

(Baiklah nona. Buburnya akan segera siap.) Telepati Alen lagi. Setelah bertelepati dengan Alen, Amelia kembali fokus pada pengobatan kedua putra Pak bujang.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

penasaran sama si pengawal bayangan

2024-03-31

0

Radi

Radi

jiwa santun dan penolong tingkat Dewi . aku padamu Thor .keren

2024-03-18

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

mantap....

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal mula (sudah revisi)
2 2. saling bahu membahu
3 3. harimau putih
4 4. namanya juga takut
5 5. bocil menggemaskan meminta nama
6 6. perpustakaan ruang dimensi
7 7. singkong
8 8. menangkap ikan (sudah revisi)
9 9. memasak
10 10. penerus kekuatan surgawi
11 11. setahun kemudian
12 12. mendengar informasi
13 13. rencana Amelia
14 14. kultivator tingkat bumi
15 15. numpang kereta
16 16. menawar 1000 koin emas
17 17. pengobatan
18 18. menawarkan balas Budi
19 19. membagikan sembako
20 20. perkenalkan diri
21 21. pesta perayaan
22 22. benarkah seperti itu
23 23. berolahraga
24 24. menata rumah baru
25 25. prasangka
26 26. menyesal kah ??
27 27. maaf
28 28. diskriminatif
29 29. menolak permintaan sang anak
30 30. pangeran di rumah makan Amelia
31 31. khawatir
32 32. kosmetik
33 33. bukti
34 34. mencari keberadaan Putri
35 35. bercerita
36 36. isi surat
37 37. kembali menyamar
38 38. bikin ragu
39 39. berkaca-kaca
40 40. kembali tanpa Putri Amelia
41 41. apa yang mereka takutkan ?
42 42. terhempas
43 43. mengamati pangeran William
44 44. tak merasa di rendahkan
45 45. informasi
46 46. tak ingin berlama
47 47. tidak memaksa
48 48. dimana adikmu
49 49. keributan
50 50. permasalahan
51 51. petualang
52 52. berpetualang
53 53. kabar
54 54. keributan
55 55. kesempatan bertarung
56 56. melanjutkan perjalanan
57 57. si ubay
58 58. info ( efek ngak tau judul)
59 59. izin membangun tempat tinggal
60 60. tidak tau apa-apa
61 61. hadir untuk membantu
62 62. rancangan pemukiman
63 63. di kunjungi warga
64 64. mencari bambu
65 65. mengerjakan secara bersama
66 66. membangun pelabuhan kapal
67 67. kayu jati
68 68. kekacauan
69 69. pertarungan dua kubu
70 70. saatnya kembali berpetualang
71 71. melanjutkan petualangan
72 72. tidak mau meninggalkan
73 73. bertarung dengan monster laut
74 74. mengalahkan octopus
75 75. Alen terpental
76 76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77 77. putri Amelia dan Alen kembali
78 78. tengkorak hidup
79 79. simbol kutukan
80 80. masih ada yang hidup
81 81. mini khayangan
82 82. namanya juga jodoh
83 83. bingung sendiri
84 86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85 84. cara mengatasi kutukan
86 85. Belum boleh pergi
87 87. keluhuran hati
88 88. kembali
89 89. terbebas
90 90. pangsit
91 91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92 92. penyakit menular
93 part promosi novel.
94 93. olahraga
95 94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96 95. rencana bisnis di kota samurai
97 96. rindu tanah kelahiran
98 97. rasa tidak ingin kembali
99 98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100 99. perpisahan
101 100. desa terjajah oleh para perampok
102 101. desa yang selalu di porak-porandakan
103 102. bukan lawan yang seimbang
104 103. kembali pulang
105 104. menerima laporan
106 105. melepaskan rindu
107 106. bantuan beras
108 107. sajian nasi dan ayam pop
109 108. cerita part 1 selesai
Episodes

Updated 109 Episodes

1
1. awal mula (sudah revisi)
2
2. saling bahu membahu
3
3. harimau putih
4
4. namanya juga takut
5
5. bocil menggemaskan meminta nama
6
6. perpustakaan ruang dimensi
7
7. singkong
8
8. menangkap ikan (sudah revisi)
9
9. memasak
10
10. penerus kekuatan surgawi
11
11. setahun kemudian
12
12. mendengar informasi
13
13. rencana Amelia
14
14. kultivator tingkat bumi
15
15. numpang kereta
16
16. menawar 1000 koin emas
17
17. pengobatan
18
18. menawarkan balas Budi
19
19. membagikan sembako
20
20. perkenalkan diri
21
21. pesta perayaan
22
22. benarkah seperti itu
23
23. berolahraga
24
24. menata rumah baru
25
25. prasangka
26
26. menyesal kah ??
27
27. maaf
28
28. diskriminatif
29
29. menolak permintaan sang anak
30
30. pangeran di rumah makan Amelia
31
31. khawatir
32
32. kosmetik
33
33. bukti
34
34. mencari keberadaan Putri
35
35. bercerita
36
36. isi surat
37
37. kembali menyamar
38
38. bikin ragu
39
39. berkaca-kaca
40
40. kembali tanpa Putri Amelia
41
41. apa yang mereka takutkan ?
42
42. terhempas
43
43. mengamati pangeran William
44
44. tak merasa di rendahkan
45
45. informasi
46
46. tak ingin berlama
47
47. tidak memaksa
48
48. dimana adikmu
49
49. keributan
50
50. permasalahan
51
51. petualang
52
52. berpetualang
53
53. kabar
54
54. keributan
55
55. kesempatan bertarung
56
56. melanjutkan perjalanan
57
57. si ubay
58
58. info ( efek ngak tau judul)
59
59. izin membangun tempat tinggal
60
60. tidak tau apa-apa
61
61. hadir untuk membantu
62
62. rancangan pemukiman
63
63. di kunjungi warga
64
64. mencari bambu
65
65. mengerjakan secara bersama
66
66. membangun pelabuhan kapal
67
67. kayu jati
68
68. kekacauan
69
69. pertarungan dua kubu
70
70. saatnya kembali berpetualang
71
71. melanjutkan petualangan
72
72. tidak mau meninggalkan
73
73. bertarung dengan monster laut
74
74. mengalahkan octopus
75
75. Alen terpental
76
76. sang penerus kekuatan Dewi laut
77
77. putri Amelia dan Alen kembali
78
78. tengkorak hidup
79
79. simbol kutukan
80
80. masih ada yang hidup
81
81. mini khayangan
82
82. namanya juga jodoh
83
83. bingung sendiri
84
86. baru sadar, kalau calon suamimu tampan
85
84. cara mengatasi kutukan
86
85. Belum boleh pergi
87
87. keluhuran hati
88
88. kembali
89
89. terbebas
90
90. pangsit
91
91. jalan-jalan sebelum kembali berpetualang
92
92. penyakit menular
93
part promosi novel.
94
93. olahraga
95
94. hanya si kembar harimau dan Alen yang cocok
96
95. rencana bisnis di kota samurai
97
96. rindu tanah kelahiran
98
97. rasa tidak ingin kembali
99
98. masalah gandum yang tak kunjung usai
100
99. perpisahan
101
100. desa terjajah oleh para perampok
102
101. desa yang selalu di porak-porandakan
103
102. bukan lawan yang seimbang
104
103. kembali pulang
105
104. menerima laporan
106
105. melepaskan rindu
107
106. bantuan beras
108
107. sajian nasi dan ayam pop
109
108. cerita part 1 selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!