Kayana Amira
"Pak,besok sama lusa saya izin dulu ya pak,ada urusan keluarga."
Adrian Pramudya
"Kenapa sampai dua hari?satu hari saja cukup."
Kayana Amira
"Acara keluarga nya di Kalimantan pak,beda pulau. Mana sempat pulang- pergi satu hari."
Adrian Pramudya
"Oke terserah kamu..tapi minggu depan kamu acc bab 5 nya saya pending."
Kayana meremas ponsel digenggamannya kesal saat membaca balasan pesan dari Adrian,amarahnya meradang sampai ke ubun-ubun.
Pending?!
Kenapa pria itu selalu memutuskan nasib Kayana seenak hatinya. Satu detik baik, satu detik kemudian bisa saja tiba-tiba muncul dedemitnya! Persis ibu-ibu kehilangan tupperware, bawaan nya sensitif mulu!
Kayana Amira
"Ini mau ke kalimantan loh pak,bukan mau ke puncak."
Adrian Pramudya
"Yasudah,urusan keluarga kamu pindahkan saja ke puncak. Kenapa harus dikalimantan, jauh banget!"
Tuh kan,sinting!
***
"Anak gadis gaboleh cemberut,nanti sulit dapat jodoh!" celetuk Arya yang entah sejak kapan duduk disebelah Kayana.
"Mas Arya." sapa Kayana riang saat melihat Arya. Salah satu sahabat abang nya yang paling ganteng dan berbudi pekerti.
"Gils,makin cakep lo mas!" Puji Kayana sambil mengacungkan dua jempol.
"Harus dong,kan sudah berduit gue." sombong Arya sambil menyapu kening nya,sengaja memamerkan jam tangan barunya.
"Buset!Rolex ya mas,mantep-mantep." Kayana mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hasil ngepet ya mas?" Celetuk Kayana usil.
"Enak saja, hasil banting tulang 3 tahun di Aussie ini." sahut Arya.
"Banting tulang,tapi lo hedon nya beli Rolex mas. Duh, kalau gue sih mending beli rumah mas." keluh Kayana sambil mengibaskan tangannya iri.
"Sejak kapan sampai di Indonesia,kok bang Kiran gapernah ngabarin gue!Mana nih oleh-oleh Aussie,tipu-tipu lo mas!" Protes Kayana.
"Eits..gue baru sampe Indo minggu ini,oleh-olehnya sudah gue titip ke Kiran,abang lo. Gatau deh ya kalau punya lo di korup sama dia." jawab Arya sambil mengangkat bahu.
"Emang oleh-oleh nya apa?" Tanya Kayana penasaran.
"Penambah tinggi badan,soalnya 3 tahun ga ketemu,masih aja cebol." ledek Arya.
"Lo aja yang ketinggan,macam tiang!" Balas Kayana sebal.
"Bisa-bisa nya lo ga ngabarin gue mas!kecewa gue sama lo." sungut Kayana.
"Kalau gue kasih tau,nggak jadi suprise dong!" Respon Arya tertawa dan mengacak pelan rambut Kayana.
"Eh,jangan dirusak dong mas. Mahakarya gue nih! Lama nyatoknya." Kayana menepis tangan Arya dari rambutnya.
"Lebay amat, gue pegang dikit aja kok!"
"Kalau gue ga paripurna hari ini ntar makin sulit dapet jodoh! Kenalin gue ke temen lo kek mas,yang bujangan tampan.Merana nih gue jada mahasiswa semester akhir. Skripsi sulit,tamat sulit,jodoh pun sulit." keluh Kayana sambil menggigit besar bakwan dihadapannya.
"Nah.. ini nih salah satu faktor yang bikin lo makin ga laku, makan nya elegan dikit dong Kay." ujar Arya sambil menyodorkan tisu pada Kayana untuk mengelap sudut bibirnya yang berminyak.
"Laper gue mas, keburu lebaran monyet kalau makannya di icip-icip." sahut Kayana tak peduli.
"Kiran dimana Kay?" Tanya Arya sambil celingukan.
"Noh lagi ngebucin sama kerjaan,kebiasaan workaholic, kerjaan dibawa kemana-mana.Bahkan ke kondangan pun tetep dibawa ckck." ucap Kayana sambil geleng-geleng kepala.
"Ga heran sih Kay,dari SMA juga sibuk nya kalau nggak sama buku ya sama gue sampai disangka homo,anjrit. Terus si Kaivan mana,adik lo?"
"Biasaa..remaja puber. Mana mau ikut acara kondangan beginian." respon Kayana.
"Eh,btw. Kok mendadak balik ke Indo mas?Bukannya udah seneng ya,kerja di Aussie. Gajinya pasti gede dong ya." goda Kayana sambil menyenggol tangan Arya.
"Hahah, boring sih di Aussie,kehidupannya monoton. Kerja dari pagi sampe malam,bahkan weekend pun tetap lembur. Gaji gede tapi gaada kehidupan sosial, pengen santai dikitlah, pengen ganti suasana gue." jelas Arya sambil menyeruput minumannya.
"Di Aussie gaada elo sih Kay,makin boring gue." ucap Arya usil sambil mengerlingkan sebelah matanya.
"Lo sih, gede omongan doang. Makanya cepetan lamar gue." ledek Kayana setengah usil.
"Aduh, takut gue macarin dedek kita bersama. Takut di pites Kiran, takut di pites temen tongkrongan. Minta restu nya juga susah."
"Halah cemen!" sindir Kayana. Lalu mereka pun tertawa.
"Gimana kuliah lo? Aman?" Tanya Arya.
"Aman dari hongkong mas, skripsi gue luntang lantung. Izin hari ini aja,skripsi gue terancam pending. Bete banget dapet pembimbing super rese!" Keluh Kayana sambil memijit kening nya.
"Kalau lo di Aussie gapunya kehidupan sosial,kalau gue di Indo sudah jadi manusia goa mas, bolak balik lab mantengin sampel, keringetan, butek amat!siapa juga yang mau ngelirik gue" lanjut Kayana lagi.
"Ntar gue ajakin jalan-jalan deh ya,biar tuan putri nggak kelimpungan macam emak-emak ga dapet jajan dari suami." ucap Arya, mengedipkan sebelah mata nya.
"Manusia yang dipegang omongan nya loh mas!" Kayana mulai menyipitkan matanya.
"Janji deh,abis gue gajian."
"Kenapa ga sekarang aja?" Balas Kayana cepat.
"Kalau sekarang,dana nya kurang buat ajakin tuan putri ke sushi tei dan kawan-kawannya. Kalau tuan putri ga masalah makan batagor di Jalan sudirman,atau pecel ayam langganan ibu di deket mulawarman, gue sih gamasalah." sahut Arya kalem.
"Oke,bulan depan aja." Kayana mengangguk menyetujui.
"Loh,kenapa ga sekarang aja?" Goda Arya sambil menaik turunkan alisnya.
"Kalau gajian bulan depan bukan gue yang morotin,siapa lagi coba mas."
Arya langsung tertawa mendengar celetukan asal wanita tersebut.
"Eh,gue ke depan dulu ya Mas. Belum puas nyobain prasmanan, mau coba yang lain." pamit Kayana,yang dibalas Arya dengan anggukan.
Saat sedang asyik memilih-milih prasmanan tiba-tiba bahunya di colek dari belakang,membuat Kayana refleks menoleh.
"Sejak kapan Kalimantan pindah ke Depok." sindir seseorang dibelakangnya yang membuat Kayana merinding seketika.
Semoga tebakan nya salah, pulau Jawa itu luas dan jabodetabek gamungkin selebar daun kelor. Namun sayang nya tebakan Kayana kali ini sangat benar. Dibelakangnya Adrian sedang berdiri dengan wajah masam dan tangan pria tersebut penuh dengan berbagai macam makanan.
"Minggir,saya mau ambil sop nya. Jangan kamu habisin!" Titah Adrian,membuat Kayana refleks menghindar dan tak berani mengalihkan pandangannya barang sesenti pun.
Dan untuk kesekian kalinya Kayana mengalami fenomena speechless,ada mulut namun sulit untuk berkata-kata.Dari sekian ribu pulau,puluhan provinsi,ratusan kelurahan maupun kecamatan yang ada di Indonesia. Bisa-bisanya dia bertemu dengan Adrian, disini!
"Kok diem?Biasanya kamu jago lawan saya kan." sindir Adrian lagi.
Sudahlah,pura-pura tidak tahu saja, walaupun sempat kontak mata beberapa detik,anggap saja Kayana tidak menyadari keberadaan Adrian.
Kayana pura-pura tidak dengar dan langsung berjalan cepat menuju bangku terdekat. Kayana langsung sok sibuk dengan makanan dihadapannya,pura-pura tidak menyadari keberadaan Adrian.
Dari kejauahan terdengar suara Adrian memanggil-manggil Kayana. Didalam hati Kayana berdoa semoga saja pria tersebut cukup memanggilnya tidak sampai menghampirinya.
Cukup dikampus saja kehidupan Kayana dibombardir sedemikian rupa,jangan sampai dihari yang berbahagia ini,mood Kayana sampai rusak lagi. Kalau kata orang,ketiban tangga itu jangan sampai dua kali!
Namun sepertinya,semesta sedang tidak berpihak pada Kayana,pria tersebut melenggang santai menghampiri meja Kayana.
"Eh bapak." Kayana pura-pura kaget saat pria tersebut duduk dihadapannya.
"Saya manggil kamu loh dari tadi." balas Adrian sambil tersenyum masam.
"Hah?masa sih pak?nggak kedengeran tuh,suara musiknya kenceng banget!" Ucap Kayana berkelakar.
"Katanya mau ke Kalimantan,pake acara izin dua hari segala." sindir Adrian pedas,membuat Kayana mati kutu karena tertangkap basah berbohong.
"Loh,saya ga bilang ke Kalimantan kok pak.,Bapak salah baca pesan saya kali." sanggah Kayana,yang dibalas Adrian dengan tatapan sangsi.
"Oh...itu pak. Bapak tau kan,auto correct yang ada di ponsel, nah pasti salahnya disana. Saya bilang nya mau ke Kalibata kali pak, hehe." terang Kayana pakai bohong.
"Tolong ambilin tisu yang dideket kamu." titah Adrian lagi,dan Kayana langsung menyerahkan kotak tisunya sekalian pada Adrian.
"Dua lembar saja,cukup Kay. Saya mau ngelap sendok saya,bukan ngelap meja." balas Adrian, seolah tak pernah kehabisan energi untuk nyinyir.
"Nih..buat kamu." Adrian menyodorkan air mineral gelas kehadapan Kayana.
"Loh,makasih banyak ya pak. Sampe diambilin segala." respon Kayana sok segan.
"Kok bisa hadir di kondangan ini pak?" Tanya Kayana berbasa-basi.
"Temen saya yang nikah." sahut Adrian sambil menyendok makanan nya.
"Loh bapak kenal sama mas Rio?" Respon Kayana kaget.
"Kenal, temen satu organisasi pas kuliah. Senior saya dulu tapi dia sudah keburu tamat sebelum kamu masuk kuliah.Jadi wajar kalau kamu ga tau." jelas Adrian.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Adrian ketus,oke sepertinya perang dingin dimulai lagi.
"Pengantin perempuannya,sepupu saya pak hehe. Nih saya pake gaun yang waktu itu belinya bareng bapak." Kayana menunjuk gaun yang dikenakannya.
"Dalam banget gaun nya,ga panas?" Tanya Adrian seolah amnesia,padahal dia yang memilih gaun ini woy!
"Engga kok pak hehe,hati saya adem soalnya jadi ga berasa." jawab Kayana kalem.
"Bapak ga mau bareng teman-teman bapak yang lain?" Usir Kayana halus,setelah beberapa menit Adrian tetap tidak beranjak meskipun sudah menyelesaikan makan nya.
"Kalau saya pergi,kamu siapa yang nemenin?" Nyinyir Adrian lagi.
"Saya ga perlu ditemenin kok pak" kata Kayana sambil tersenyum ikhlas.
"Yaudah deh pak kalau gitu,saya mau foto-foto dulu ya pak didepan sana." pamit Kayana dan segera kabur menuju area outdoor pernikahan sepupunya.
Sekali lagi,pulau jawa boleh sempit,tapi bukan berarti selebar daun kelor juga! Dimana-mana bertemu Adrian,nggak penting banget!
"Mau saya bantuin?" Tawar Adrian saat melihat Kayana kesulitan dengan gaun nya.
"Boleh deh pak,thanks." sahut Kayana lalu memberikan ponselnya kepada Adrian.
"Mau di foto kaya gimana?" Tanya Adrian.
"Saya pura-pura nyium bunga gitu pak,terus bapak foto." ucap Kayana dan mulai berpose.
'Satu, dua,tiga' Adrian memberi aba-aba.
"Udah, mau gimana lagi." tanya Adrian sabar.
"Saya mau foto diayunan itu pak,yang dideket danau." tunjuk Kayana,lalu berjalan menuju ayunan tersebut dan langsung berpose.
"Done,udah kan?" Ucap Adrian setelah memotret Kayana beberapa kali.
"Belum pak hehe... saya juga mau pura-pura jalan dijembatan itu pak,terus bapak foto."
Kayana menarik lengan Adrian menuju jembatan didepan mereka.
"Bapak ikhlas kan pak,motoinnya?" Tanya Kayana sambil menyengir.
"Ikhlas." sahut Adrian 'berusaha' sabar.
"Eh bentar deh pak. Yaampun ada dede kecil,gemes banget." Kayana langsung gemas,melihat anak perempuan yang tengah berdiri di jembatan tersebut
"Bukannya kamu gasuka anak kecil?" Tanya Adrian sangsi.
"Kalau baik,imut saya suka kok pak,saya gasuka nya sama anak kecil yang rewel." jawab Kayana.
'Kayak bapak' sambung Kayana lagi dalam hati.
"Hati-hati dek,nanti jatuh." ujar Kayana mengingatkan saat anak kecil tersebut berlarian terlampau riang,hingga jembatan itu sedikit bergoyang.
"Jembatannya tan kuwat tante,tante bodoh ya?" Ucap Anak kecil tersebut polos sesampainya dihadapan Kayana,polos namun berhasil menembus ke lubuk hati Kayana yang terdalam.
"Eh..." sahut Kayana gelagapan,setelah diskakmat oleh bocil dihadapannya.
"Uncle iyan.." sapa Anak kecil tersebut riang lalu berlari kearah Adrian dan pria tersebut segera menyambutnya kedalam gendongan.
"Siapa pak?" Tanya Kayana dengan gerakan mulutnya.
"Keponakan saya." sahut Adrian.
'Pantes,sifatnya mirip,fotokopi ternyata' batin Kayana dalam hati.
"Kei,kenapa ga bareng mami?bahaya kalau sendiri nanti kalau kei diculik sama orang jahat gimana?" Adrian mengusap peluh yang memenuhi kening Keira.
"Mami bilang,dia nggak sayang lagi sama Kei." ujar Keira mulai sedih dan matanya tampak berair.
"HeH! ini bocah, mami gapernah bilang gitu ya. Mami cuma bilang,Keira gaboleh banyak-banyak makan eskrim,nanti giginya sakit lagi." sahut Ralina yang sedang kewalahan dengan gaun nya berjalan ke arah mereka.
"Sama aja!" Jerit Keira dan mulai menangis kencang.
"Duh, ini anak." ucap Ralina geleng-geleng.
"Mas,gendong Keira dong." pinta Ralina ke suami nya.
"Yok,Kei sini gendong sama papi." bujuk Gio,suami Ralina.
"Gamau,huaaaa" jerit Keira lagi mulai berulah.
Kayana menarik kembali ucapannya bahwa anak kecil dihadapannya ini imut dan baik, yang benar adalah anak kecil ini amat rewel dan sangat tidak baik.
"Gendong sama Ayah aja yuk,kasian uncle iyan cape gendong Kei yang gembul,hihihi." goda Gio pada anaknya yang membuat nya dihadiahi pelototan tajam dari Ralina saat Keira mulai terisak kembali.
"Keira mau main sama uncle sama tante cantik juga." isak Keira yang mulai tergugu, setelah dipuji cantik oleh Keira, Kayana meralat ucapannya kembali, gadis dihadapannya ini memang sangat imut dan baik hehe.
"Gabisa sayang,tante nya lagi sibuk sama uncle Iyan, mereka kan lagi kerja." bujuk Gio lagi.
"Kenapa kerja?inikan acara nikah kayak princess di tv,seharusnya mereka nikah,bukan kerja. Kayak mami sama papi" tanya Keira polos,membuat Kayana dan Adrian sama-sama merona malu.
"Eh...Nanti ayah sama bunda temenin kei nobar coco melon deh." ujar Ralina mengalihkan sekaligus membujuk Keira.
"Janji?" Ucap Keira penuh harap sambil mengerjapkan mata bulatnya.
"Janjii..." pasrah Ralina dan Gio bersamaan.
"Okey...mami sama papi gaboleh batalin janji." ucap Keira lalu setuju untuk digendong oleh ayahnya.
"Yaampun,maaf ya saya ga ngeh. Temennya Adrian ya?" Tanya Ralina,pura-pura tidak mengenal Kayana setelah mendapat kode keras dari Adrian. Padahal wanita itu tahu persis bahwa Kayana adalah wanita yang sangat ingin digebet oleh adiknya.
"Iya mbak,kenalin nama aku Kayana." ujar Kayana sopan.
"Oh,iyaaa salam kenal ya. Saya Ralina kakak nya Adrian, ini suami saya Gio dan ini Keira anak saya. Maaf kalau sudah ngerepotin kamu, kami pamit dulu ya Kay." pamit Ralina, lalu mengedipkan sebelah matanya ke arah Adrian, yang dibalas dengan pelototan tajam oleh pria itu.
"Santai boss." ucap Ralina dengan gerakan mulutnya.
"Tante cantik,kapan-kapan kita main lagi ya" ucap Keira polos.
"Dadah..." Keira melambaikan tangannya ke arah Kayana.
"Bye uncle iyan jelek" ucap Keira sambil menjulurkan lidahnya yang dibalas Adrian dengan gelengan pasrah melihat tingkah laku ajaib keponakan nya.
"Keponakannya lucu ya pak,imut." puji Kayana setelah Ralina dan keluarga kecilnya pergi.
"Imut kayak saya kan?" Ujar Adrian memasang muka sok imut,sambil berpose dengan kedua jarinya.
"Kalau bapak amit-amit sih pak,lebih tepatnya." sahut Kayana refleks,dan setelah tersadar ia segera meralat ucapannya.
"Ngga deng,bapak ganteng pak. Mirip lee min ho,suer" ralat Kayana cepat, skripsi nya sedang digantung,loh! Jangan macam-macam.
"Udah basi Kay." ketus Adrian dan Kayana hanya tersenyum canggung.
"Enak ya nikah." celetuk Adrian tiba-tiba.
"Kenapa enak?" Tanya Kayana yang berjalan disebelah Adrian,setelah sesi foto ala-ala tadi berakhir.
"Yah..seru saja." respon Adrian kalem.
Kayana pun menoleh ke samping dan memandang Adrian prihatin "Makanya pak,cepetan nyusul. Tuh temen nya udah nikah." ceramah Kayana sambil menepuk pelan bahu Adrian.
"Belum ada calonnya." jawab Adrian, lalu melirik sekilas ke arah Kayana.
"Kan bapak ganteng pak,pasti banyak yang mau sama bapak." ujar Kayana menyemangati.
"Memang nya siapa yang mau sama saya?" Tanya Adrian.
"Yah..siapa aja pak,pasti ada."
"Kalau kamu gimana? Mau nikah sama saya?" Tawar Adrian kelewat santai,sesantai menawar sayuran dipasar.
"Eh...jangan ngaco deh pak haha" Kayana tertawa canggung,duh awkward banget!
"Kalau kamu mau,kan tinggal saya lamar. Terus kita resepsi,selesai." sahut Adrian santai sambil mengangkat bahunya acuh,membuat Kayana terdiam seribu bahasa.
Tuh kan,dibilangin juga apa. Adrian itu aneh banget!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments