12 - Kencan Buta (2)

"Kamu yakin mau belanja disini?" 

Adrian tampak gusar saat melihat pusat perbelanjaan di depannya yang  padat merayap dengan kerumunan manusia.

"Yakin pak." respon Kayana mantap. Bahkan dia sudah  mengganti wedges nya dengan sendal jepit yang nyaman, saking well-prepared nya.

"Rame banget loh ini..." respon Adrian ngeri.

"Kamu mau nyari apa tadi? Baju pesta ya? Butik langganan keluarga saya dideket sini kok, kita kesana saja yuk." bujuk Adrian.

Kayana cuma mendengus, paham betul kalau pria disebelahnya ini introvert abis. Tapi Kayana nggak tahu kalau Adrian sudah mencapai tahap anti sosial. Mall doang loh ini, dimana-mana ya pasti rame. 

"Nope, kalau bapak gamau temani saya kedalam juga gapapa,bapak tunggu saja dimobil." tolak Kayana.

"Tapi dibutik belanja nya bisa lebih nyaman Kay, gaperlu desak-desakan seperti ini." bujuk Adrian lagi.

"Saya sudah biasa pak, kalau bapak mau nunggu dimobil juga gapapa kok,saya cuma sebentar." sahut Kayana enteng.

Kayak nggak efisien banget gitu loh, jauh-jauh datang kesini, parkir, abis itu pulang. Ngabisin bensin doang. 

"Yasudah saya temani." Adrian mengalah.

Setelah memastikan pintu mobil terkunci, mereka pun melangkah masuk kedalam pusat perbelanjaan.

Adrian auto menghela nafas saat melihat suasana mall yang sangat padat, langkah kakinya pasrah mengikuti Kayana kemanapun wanita itu melangkah.

Mereka tiba disalah satu outlet pakaian perempuan yang khusus menjual pakaian pesta. Setelah 30 menit mencari-cari akhirnya Kayana menjatuhkan pilihannya pada gaun berwarna dusty pink dengan aksen bunga-bunga. 

Saat melangkah menuju kasir, bahu Kayana langsung merosot begitu saja melihat antrian yang panjang nya nggak kira-kira, lebaran tahun depan juga belum tentu kelar saking rame nya.  

Setelah berulang kali mengganti tumpuan kaki, akhirnya Kayana menyerah. Kaki nya pegal bukan main, belum lagi dari tadi antrian nya selalu diselak oleh kasta tertinggi dimuka bumi alias emak-emak. Pengan marah tapi dia nggak mampu adu mulut.

"Pak, antriannya panjang banget. Kayaknya gajadi beli disini dek pak hehe." Kayana menyengir, kepalanya sudah mulai pening plus mukanya sudah memerah karena kepanasan.

Adrian hanya memutar bola mata nya kesal. Dia bilang juga apa tadi, capek plus buang-buang waktu. Tapi perempuan di hadapannya ini keras kepala, butuh kejadian dulu agar bisa menyadarkan.

Karena kasihan melihat keringat Kayana yang bercucuran, Adrian mengeluarkan sapu tangan dari saku celana nya kemudian menyeka kening Kayana yang dipenuhi keringat. Aih, kurang baik apa dia jadi cowok. Awas saja kalau ini cewek nggak demen sama dia.

Seolah tahu Adrian bakalan marah, Kayana langsung merangkul lengannya kemudian menariknya pergi keluar.

Jantung Adrian serasa mau copot.

Dia nggak terbiasa di rangkul cewek, sebelum pernah itu dan sejomblo itu memang. Ibunya saja jarang merangkul lengannya, tapi ini cewek nggak ragu-ragu dan langsung mengamit lengannya begitu saja.

"Sorry ya pak." ucap  Kayana dengan tatapan bersalah.

Aish, ditatap begitu mana mungkin dia nggak luluh. Curang ini cewek!

Saat berjalan menuju pintu keluar, terhitung sudah tiga kali bahu Kayana tersenggol oleh orang-orang yang berjalan dengan sembrono sambil bermain hp, Adrian pun merasa kesal dan menatap orang-orang tersebut tajam.

Tangannya refleks merangkul bahu Kayana,menarik wanita tersebut mendekat ke arahnya. 

"Jangan jauh-jauh dari saya, nanti bahu kamu kena senggol lagi." ucap Adrian setengah khawatir, setengah modus.

Kayana langsung tersipu malu saat melihat tangan kokoh yang memeluk bahu nya erat, nyaris meleleh kalau nggak ingat pria disebelahnya ini cuma bersikap sopan agar Kayana nggak luntang-lantung di senggol orang.

Detak jantung nya menggila saat lagi-lagi pria tersebut mempererat pelukannya karena suasana mall yang cukup ramai.

Kalau begini, kapan move on nya?!

***

Kayana nyaris ternganga saat melangkah ke butik mewah yang di rekomendasikan oleh Adrian. Biasanya dia nggak senorak ini kalau pergi ke tempat-tempat mahal, tapi ini butik kayaknya langganan selebriti deh. 

Tempatnya sepi, cuma ada dua atau tiga orang yang sedang beberlanja, itupun ditemani oleh asisten pribadinya. Kayana merasa salah tempat, salah kostum, dan salah pilihan karena sudah menginjakkan kaki disini. 

Dia nggak yakin mampu beli baju disini.

"Tolong carikan baju yang cocok dipakai untuk pesta." pinta Adrian ke salah satu pramuniaga didekat mereka.

"Siap pak..silahkan ikuti saya bu." ujar wanita tersebut,lalu memilihkan beberapa potong gaun yang tampak elegan.

"Ini ruang gantinya bu. Kalau perlu bantuan silahkan beritahu saya bu. Saya standby disini." ucapnya sopan lalu mengarahkan Kayana ke ruangan ganti.

Sontak mata Kayana melebar saat melihat price tag yang menempel pada baju tersebut. Buset, ngalah-ngalahin dp mobil!

Meskipun duit tabungan nya cukup, tapi dia bisa gemetar jiwa raga kalau tabungan nya habis cuma buat beli sepotong baju yang cuma dipakai sekali doang saat acara.

Gaun pertama yang dicoba nya sukses membuat Kayana jatuh cinta. Kalau kata orang, ada harga ada kualitas. 

Gaun model off-shoulders yang menampilkan sebagian bahunya. Namun masih terkesan sopan dengan panjang diatas lutut.

Begitu keluar dari ruang ganti, wajah Adrian langsung mengerut tidak setuju.

Belum sempat Kayana bertanya, Adrian sudah mengomentari penampilannya terlebih dahulu.

"Terlalu terbuka, bahu nya juga kelihatan. Nanti kamu masuk angin, pilih yang lain saja." 

Kayana pun mencoba baju yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Namun pria dihadapannya ini selalu protes, sedangkan mbak-mbak pramuniaga disebelahnya sudah menampilkan wajah lelah. Kayana pun juga lelah, ini cowok suka nya baju kayak apasih? pakai gamis gitu?

"No, terlalu menerawang."

"Terlalu pendek."

"Hmm...bagus sih, tapi itu punggung nya kenapa bolong begitu. Kalau malam-malam kamu bisa disangka hantu."

Kayana menghela nafas lelah, kehabisan tenaga meladeni request paduka raja yang nggak ada habisnya. Ini dia nggak dibolehin pakai baju bagus, apa gimana?

Kayana duduk selonjoran dikursi, dia jadi kasihan melihat mbak pramuniaga yang dari tadi berdiri.

"Duduk mbak." tawar Kayana, namun wanita tersebut hanya menggeleng profesional. Kayana takjub, pakai heels begitu berdiri berjam-jam sudah pasti darah rendahnya kambuh duluan.

"Cobain yang ini." 

Adrian menyerahkan gaun dengan panjang semata kaki, bagian lengannya juga tertutup. Persis-persis gamis sih ini panjangnya. Bedanya baju ini di penuhi brokat mahal plus potongan yang elegan, sehingga menambah kesan mewah.

Begitu keluar dari ruang ganti, Adrian langsung tersenyum semringah.

"Cantik." puji Adrian begitu Kayana melangkah keluar.

Gaun yang dikenakannya memang tampak elegan dan melekat pas pada tubuhnya.

Aish, padahal yang dipuji bajunya. Tapi hatinya yang berdebar, ini cowok kok omongannya nggak dijaga! Bisa banget bikin orang salah paham.

Kayana ternganga saat melihat price tag yang melekat pada bajunya.

"Pak, dua belas juta pak!" ujar Kayana shock.

Namun wajah Adrian tampak biasa saja, salah nya juga mengeluh sama sultan. Duit segitu mah, mungkin buat beli sayur doang sama ini orang.

"Saya beli gaun yang pertama saja ya pak. Harga nya lebih humble untuk kantong mahasiswa seperti saya,kalau gaun ini bisa buat bayar ukt saya satu semester pak."

Adrian mengabaikan usulan Kayana dan memanggil pramuniaga untuk segera membungkus gaunnya tanpa mempedulikan tatapan protes dari Kayana.

"Pakai kartu ini saja mbak." ujar pria itu menyerahkan kartu berwarna hitam legam dimeja kasir.

Kayana auto ternganga, baru pertama kali melihat Amex didepan mata kepala nya. Fix sih, ini orang jadi dosen karena gabut doang.

"Tapi pak,kata ibu...kalau bapak atau ibu Ralina yang belanja-" ucapan pramuniaga tersebut terputus saat mendapati pelototan dari Adrian.

"Oke..paymentnya segera saya proses ya pak." ujarnya gugup lalu mengambil kartu yang disodorkan Adrian.

"Pak..secepatnya bakalan saya ganti ya pak.Saya telfon abang saya dulu, kalau sekarang saya belum punya uang sebanyak itu." cicit Kayana pada Adrian yang berdiri disebelahnya.

"Ngomong apa sih kamu. Kenapa harus diganti? Kan saya yang belikan." sahut Adrian enteng. Seolah duit senilai dua belas juta nggak ada artinya.

"Tapi pak- ini mahal banget loh pak. Bisa buat bayar ukt saya." ringis Kayana,namun pria disebelahnya tetap bergeming.

"Aw...." tiba-tiba pria disebelahnya meringis.

Kayana refleks menoleh kesamping. Adrian tampak meringis sambil mengelus-elus kepalanya yang berdenyut.

"Siapa sih, anjir?" 

Belum sempat menoleh, lengan nya sudah dicubit bertubi-tubi. 

"Anjir? Berani kamu nyumpahin orang tua?" Omel seorang perempuan, kembali mencubiti lengan Adrian bertubi-tubi.

"Aduh...udah dong mi,jangan mi. Maaf...maaf refleks. Ampun mii." ucap Adrian tak berdaya.

What? perempuan disebelahnya ini ibu nya Adrian? 

Kok rada nggak mirip gitu loh? mana muda banget. 

"Kemana saja kamu?pulang ga pernah,nelfon juga ga pernah kalau bukan mami duluan yang nelfon.Mau jadi anak durhaka?" 

"Enggak mii." sahut Adrian memelas lalu mengelus-ngelus lengannya yang terasa pedih akibat cubitan ibunya.

Kayana setengah shock melihat Adrian di omeli oleh ibu nya sendiri. Kayak bocah, Adrian sampai merengek-rengek supaya sang ibu berhenti.

Sedangkan Adrian terlanjur keki karena image nya langsung anjlok semata kaki, di depan gebetan sendri.

Beberapa karyawan disini sudah maklum dan nggak kaget lagi melihat kejadian semacam ini,seperti bukan yang pertama kalinya.

"Bu." sapa beberapa karyawan sopan kepada ibu Adrian.

"Hi guys...gimana penjualan bulan ini,aman kan guys?" 

Ibu Adrian menyahut santai,karyawan yang lain pun mengangguk sebagai tanda semuanya baik-baik saja.

Tunggu dulu- jangan bilang butik mewah ini milik ibunya Adrian?!

****- Kayana baru teringat  kalau ibu Adrian itu designer terkenal dan memiliki beberapa cabang butik,mungkin saja ini salah satunya.

"Heh! Kamu pacarin anak dibawah umur ya?" sembur ibu Adrian marah saat mengalihkan pandangannya ke arah Kayana yang tampak canggung disamping Adrian.

"Mami bersyukur kamu masih straight,tapi bukan berarti  pacarin anak dibawah umur juga!" menatap Adrian tajam.

"Jangan salah paham dulu mi,dia mahasiswa tingkat akhir kok!Bukan anak smp, aku nggak pacarin anak dibawah umur." Adrian menjelaskan.

"Oh?Really?" respon ibunya terkejut.

Kayana pun ikut terkejut, nggak pernah ada yang memujinya kelihatan lebih muda. Dia lebih sering dipanggil ibu ketimbang adek tiap berbelanja. Muka nya ini nggak ada baby face nya sama sekali.

"Halo,nama kamu siapa sayang?" tanya ibu Adrian ramah.

"Salam kenal,Aku Kayana tante." balas Kayana sopan.

"Yaudah kita ngobrol diluar saja yuk,gaenak juga dilihatin orang-orang disini." ujar ibunya lalu menggiring mereka berdua keluar.

***

"Jadi kalian sudah berapa lama pacaran?" tanya ibunya begitu mereka duduk disalah satu cafe yang berada tidak jauh dari butik ibunya.

"Sudah-" ucapan Adrian langsung disela oleh Kayana.

"Kami nggak pacaran tante." jelas Kayana, agar ibu Adrian tidak salah paham.

"Loh? Kamu gantungin anak orang?" sembur ibu Adrian marah.

"Ngapain ngajak jalan anak gadis orang,kalau nggak dipacarin!"

"Jangan mau diajak jalan lagi ya sayang,kalau ga dipacarin sama Adrian." Ibunya malah menasehati Kayana, dan mengomeli sang anak.

Adrian mendadak keki,rasanya pengen marah tapi takut durhaka plus nggak berani. 

"Enggak kok tante,saya sama pak-" belum sempat Kayana menyelesaikan ucapannya, Adrian sudah menatapnya tajam duluan.

"Ehm..saya sama Mas Ian cuma teman kok tante." lanjut Kayana lagi.

Plis deh, rasanya geli banget manggil mas! Kalau dulu biasa saja karena tidak ada rasa,kalau sekarang geli pake banget!

"Hmm..gitu ya. Gapapa sih, untuk sekarang temenan dulu juga gapapa kok. Oh iya, btw jangan panggil tante dong ,panggil mami saja ya biar lebih akrab."ujar Ibunya pengertian.

 "Kalian kenal nya dari mana?" Tanya ibunya penasaran.

"Temen kuliah mi, Kayana junior aku sewaktu kuliah. Sewaktu aku tahun akhir, Kayana baru masuk." Adrian menjelaskan.

"Mami nggak nanya kamu tuh, pede amat!" cibir ibunya membuli anak sendiri.

"Selagi kamu belum pulang kerumah atas kemauan mu sendiri,bukan karena mami paksa. Kamu cuti dulu jadi anak mami!" Seru ibunya kesal.

"Ehm...yang dibilang sama Mas Ian bener kok mi. Kami memang temen kuliah dulu,kalau sekarang Mas Ian malah sudah jadi dosen pembimbing aku. Saking jeniusnya, aku belum tamat dia sudah keburu jadi dosen aku dikampus mi..heheh." bela Kayana sedikit menjilat. Barangkali pria disebelahnya ini bisa melunak dan mempermudah skripsinya.

"Yaampun, kasihan banget kamu dapet dosen pembimbing macam dia. Pasti dia nyusahin kamu ya tiap bimbingan skripsi." 

"Mami hafal banget tabiat Adrian. Anaknya emang nyebelin,terus rese banget lagi. Maafin anak mami yah sayang. Ian anaknya baik kok, kalau semisalnya kamu jadi menantu mami,mami bakalan bersyukur banget." ucap Ibunya dengan mata berkaca-kaca.

Hah? menantu dari hongkong? dia saja ditolak mentah-mentah dulu.

 "Soalnya mami suka sedih,punya anak perempuan kelakuannya macam jantan,punya anak jantan sebiji juga suka ilang-ilangan." Ibunya malah curhat pada Kayana.

Adrian hanya terdiam pasrah dihadapan ibunya, mendadak powerless kalau ibunya sudah bertutur kata. 

"Hmm...sayang banget siang ini mami ada seminar. Lain waktu kita ngobrol-ngobrol lagi ya. Ini nomor telfon mami, keep on touch ya sayang." Ibunya pun memeluk Kayana singkat. 

"Kamu..Ian. Ikut dulu sini sama mami,mami mau ngomong." titah Ibunya

Setelah memastikan jarak antara keduanya cukup jauh dengan Kayana, Ibunya bersedekap lalu menatap Adrian tajam. "Hayo ngaku! Kamu demen sama dia kan?"

"Kelihatan banget ya,mi?" respon nya pakai nanya.

"Kamu pepet terus ya,jangan sampai lepas. Anaknya baik dan sopan,mami suka." 

Ibunya mengode Adrian dengan isyarat tangannya untuk mendekat. "Sudah kamu ajak pacaran?" tanya ibunya sambil berbisik. 

"Belum mi." geleng Adrian polos.

Ibunya auto memutar bola mata malas, mendadak merasa sia-sia membesarkan anak yang ganteng,cakep,pinter tapi nggak paham soal cinta-cintaan. Mboh ya, tiap hari pacarannya sama buku terus, cupu abis! 

"Nanti dipepet orang,lah! Kamu kejar dong,masa bunga ngejar lebah! Cupu kamu!" 

"I tried,Mi." respon Adrian lemah.

 "Terus?"

"Dianya ga peka." sahutnya lesu.

Ibunya tertawa puas. Kasihan sekaligus terhibur melihat wajah memelas anaknya, duh apes banget emang.

"Yaudah deh...semangat ya. Kamu kan cowok,wajar kalau effort nya sedikit lebih buat dapatin hati cewek. You can do it, my son. I trust you." ujar Ibunya menyemangati.

"Mami balik dulu ya! Kali ini kamu harus berhasil bawa Kayana kerumah. Kalau gabisa, gausah pulang! Nanti mami sunat kamu sampai habis kalau dekatin cewek saja gabisa." ancam Ibunya menyeramkan.

"Jangan nyerah gitu lah, kamu kan ganteng. Manfaatin dong!" 

Kalau ganteng doang bisa bikin Kayana luluh mah, dari kemarin juga dia pacarin. Masalahnya itu cewek nggak menunjukkan ketertarikan sama sekali, dia mau apa coba?

***

Terpopuler

Comments

Nabil Az Zahra

Nabil Az Zahra

salah ndiri dulu di tembak kay di tolak,auto si kay minder sekarang lah ian.rasakann,,sekarang si kay ga peka

2023-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 1 - Berjumpa (Lagi)
3 2 - Manggilnya Mas atau Bapak nih?
4 3 - ini Beneran kan?
5 4 - Ajang uji kesabaran
6 5 - Midnight bersama pak Dosen
7 6 - Rempongnya Bu Ratna
8 7 - Terancam Gagal
9 8 - Gagal Total
10 9 - Cemburunya Pak Dosen
11 10 - Malu tapi Mau
12 11 - Kencan Buta
13 12 - Kencan Buta (2)
14 13 - Kencan Buta (3)
15 14 - Malu-malu kucing
16 15 - Serangan Mendadak
17 16 - Gencatan Senjata
18 17 - Kita kapan resepsinya?
19 18 - Tanpa aba-aba
20 19 - Jadi?Kita Gimana?
21 20 - Jadi, kita pacaran?
22 21 - Tolongin saya,ya?
23 22 - Pepet Terus!
24 23 - Panas/Dingin?
25 24 - Kamu Baper Sama Saya?
26 25 - Berantem?
27 26 - Yakin, nggak baper?
28 27 - Luluh?
29 Wara-Wiri (1)
30 Wara-Wiri (2)
31 Wara-Wiri (3)
32 28 - First Date (1)
33 29 - First Date (2)
34 30 - First Date (3)
35 31 - First Date (Fin)
36 32 - Nyaris
37 33 - Ketahuan
38 34 - Pak Dosen dalam Bahaya!
39 35 - Abangku Galak!
40 36 - Godaan Berat!
41 37 - Waduh!
42 38 - Gawat!
43 39 - Perkara diajak Nikah
44 40 - Gara-gara Asam Lambung
45 41 - Bucinnya Pak Dosen
46 42 - Video Call
47 43 - Abang Siaga
48 44 - Bagas,si Sadboy
49 45 - Cemburu Tanda Cinta
50 46 - Mana mungkin nggak sayang?
51 47 - Mantan yang tak diundang
52 48 - Azab Nyosor Duluan!
53 49 - Serba Salah
54 50 - Wisata Masa Lalu
55 51 - Tertangkap Basah
56 52 - Pasrah?
57 53 - Setengah Jalan
58 54 - Gara-gara Seblak
59 55 - Tutorial Menjadi Istri yang Baik
60 56 - Terciduk
61 57 - Terancam Gagal Lamaran
62 58 - Karma dibayar kontan
63 59 - OTW ijab kabul!
64 60 - Alhamdulilah, sah! [END]
65 Extrapart (1)
66 Extrapart (2)
67 Extrapart (3)
68 Extrapart (4)
69 Extrapart (5)
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Prologue
2
1 - Berjumpa (Lagi)
3
2 - Manggilnya Mas atau Bapak nih?
4
3 - ini Beneran kan?
5
4 - Ajang uji kesabaran
6
5 - Midnight bersama pak Dosen
7
6 - Rempongnya Bu Ratna
8
7 - Terancam Gagal
9
8 - Gagal Total
10
9 - Cemburunya Pak Dosen
11
10 - Malu tapi Mau
12
11 - Kencan Buta
13
12 - Kencan Buta (2)
14
13 - Kencan Buta (3)
15
14 - Malu-malu kucing
16
15 - Serangan Mendadak
17
16 - Gencatan Senjata
18
17 - Kita kapan resepsinya?
19
18 - Tanpa aba-aba
20
19 - Jadi?Kita Gimana?
21
20 - Jadi, kita pacaran?
22
21 - Tolongin saya,ya?
23
22 - Pepet Terus!
24
23 - Panas/Dingin?
25
24 - Kamu Baper Sama Saya?
26
25 - Berantem?
27
26 - Yakin, nggak baper?
28
27 - Luluh?
29
Wara-Wiri (1)
30
Wara-Wiri (2)
31
Wara-Wiri (3)
32
28 - First Date (1)
33
29 - First Date (2)
34
30 - First Date (3)
35
31 - First Date (Fin)
36
32 - Nyaris
37
33 - Ketahuan
38
34 - Pak Dosen dalam Bahaya!
39
35 - Abangku Galak!
40
36 - Godaan Berat!
41
37 - Waduh!
42
38 - Gawat!
43
39 - Perkara diajak Nikah
44
40 - Gara-gara Asam Lambung
45
41 - Bucinnya Pak Dosen
46
42 - Video Call
47
43 - Abang Siaga
48
44 - Bagas,si Sadboy
49
45 - Cemburu Tanda Cinta
50
46 - Mana mungkin nggak sayang?
51
47 - Mantan yang tak diundang
52
48 - Azab Nyosor Duluan!
53
49 - Serba Salah
54
50 - Wisata Masa Lalu
55
51 - Tertangkap Basah
56
52 - Pasrah?
57
53 - Setengah Jalan
58
54 - Gara-gara Seblak
59
55 - Tutorial Menjadi Istri yang Baik
60
56 - Terciduk
61
57 - Terancam Gagal Lamaran
62
58 - Karma dibayar kontan
63
59 - OTW ijab kabul!
64
60 - Alhamdulilah, sah! [END]
65
Extrapart (1)
66
Extrapart (2)
67
Extrapart (3)
68
Extrapart (4)
69
Extrapart (5)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!