"Oh my god. Ganteng banget Kay, sopan lagi anaknya.Kenapa nggak kamu pacarin?" Ibu nya bertanya, seolah-olah dia bisa macarin anak orang seenaknya.
"Masa aku macarin dosen sendiri! Kayak nggak ada cowok lain aja."
Lagaknya sok nggak tertarik,padahal sendirinya pernah ditolak mentah-mentah dulu.
"Biasa aja keles zaman sekarang pacaran sama dosen,kamu kok kolot banget sih." Sindir ibunya, memukul pelan bahu Kayana.
"Mama pengen punya mantu kayak Adrian. Udah ganteng, sopan, baik lagi. Dimana lagi bisa cari calon mantu paket komplit kayak gitu. Kamu kan nggak punya skill buat pacaran,mau mama comblangin ga sama dia?" ucap ibunya enteng.
"Jangan aneh-aneh deh ma."
Bisa nggak ya ibu nya ini sebentar aja copslay jadi ratu inggris. Kalem,sopan,dan nggak maksa-maksa Kayana buat pacaran sama Adrian. Ngedapetin Adrian itu beyond expectation, mau dibayangin pun juga males saking gamungkin nya.
Ibunya juga,main sodorin anaknya sendiri seolah-olah Kayana se gak capable itu buat cari pacar sendiri, tapi emang bener sih.
"Aneh dari mananya coba, kamu itu harapan mama satu-satunya untuk menimang cucu secepatnya. Kiran nunggu lebaran monyet juga nggak bakalan nikah,sibuk sama kerjaan,sama ikan ****** sampe-sampe gapunya waktu buat nyari bini!" Keluh Ibunya pura-pura sendu.
Karena sudah mengenali ibunya sejak orok, dia nggak bakalan tertipu lagi. Ibunya paling jago urusan akting dan bakat nya juga menurun ke Kayana, jadi dia hapal betul sifat ibunya.
"Manatau sudah punya pacar ma atau bahkan sudah ber istri,mungkin juga sudah pernah menikah terus jadi duda dan punya anak pula? Kan kita gatau. We never know." ujar Kayana pesimis sedunia.
"Ya makanya,ditanya. Ada berlian kok dianggurin! Mama waktu seusia kamu, mantan saja sampai nggak hapal ada berapa." Ujar ibunya menyombong.
"Mamah...kan kita berbeda. Meskipun kromosom x ku berasal dari dirimu, tapi aku ini nggak tenar-tenar amat." Sahut Kayana sedih.
Bu Ratna sewaktu muda cantik banget mirip Sophia Latjuba, makin tua juga makin cantik. Sering nya dibilang kakak-adik, karena ibunya menolak tua.
Ibunya juga aktif lomba seni tari ke sana-sini dan anak teather juga. Produktif banget lah intinya,berbanding terbalik dengan Kayana yang mau keluar rumah lebih dari dua jam saja sudah syukur.
Siapa suruh kasurnya empuk,wifi nya lancar,cemilannya banyak. Kan jadi makin males keluar kamar!
"Kamu itu cantik,tapi nggak bergaul saja Kay! Dipoles dikit, Asmirandah juga lewat." ucap ibunya menyemangati.
Tuh kan, jahat! Masa dibandinginnya sama Asmirandah. Barbie hidup,kan kesannya kayak menghina.
Selesai mengobrol dengan ibunya Kayana langsung menuju kamar untuk membersihkan tubuhnya, seharian ini badannya nggak dikasih mandi wajar kalau jadi lengket plus gerah. Belum lagi tadi dia habis membuka tutup kap mobilnya, capek cuy!
Selesai mandi, Kayana duduk didepan meja riasnya,sedikit termenung.
Hari ini Adrian baik banget, kayak orang belanja online dapet discount 50 persen terus dikasih cashback 100 persen. Moodnya langsung baik,sampai kayak beda orang.
Pada awalnya Kayana sempat berburuk sangka. Adrian itu saking minus sikap nya, sampai-sampai kalau dia berlaku baik bisa dicatat sebagai keajaiban dunia nomor 8.
Seharusnya tadi ada sesi dokumentasi sebagai bukti fisik kebaikan Adrian. Kalau perlu dia akan menunjukkan pada anak cucu nya kelak, kalau sesuatu yang disangka buruk itu belum tentu buruk sepenuhnya,manatau ada sisi baik yang tersembunyi. Kayak hidden gem.
Tak lama kemudian ponselnya bergetar dan muncul notifikasi pesan dari Adrian.
Mas/Pak Adrian
Thanks ya buat rendangnya, sampaikan ke Mama kamu.
Kayana Amira
Yoi pak,sama-sama.
Mas/Pak Adrian
Ok...
Kok belum tidur?
Kayana Amira
Saya harus selesaikan revisinya malam ini pak,harus extramiles. Soalnya kalau leyeh-leyeh takut kena lagi sama bapak,hehe.
Mas/Pak Adrian
Oh..ok.
Tuh kan! Adrian itu terlahir anti kritik, giliran di tegur mendadak amnesia dan tuli. Apalagi kalau diingatkan perihal kekurangannya,langsung kena alzheimer kali ya.
Segala hal itu harus sempurna di mata Adrian,salah titik dan koma saja, Kayana dibombardir habis-habisan. Belum lagi,dikasih deadline suka mepet, disangka Kayana robot apa.
Malam ini tiba-tiba disuruh revisi,besok pagi harus sudah rampung dan dikumpul di atas mejanya.Jangankan Kayana,robot yang dibuat dengan teknologi paling mumpuni pun pasti akan membenci Adrian saat mendapat perintah mendadak seperti itu!
Mas/Pak Adrian
"Tidur...besok kumpul berapa siapnya saja"
Alhamdulillah!
Kapan lagi bisa tidur cepat, tanpa pusing-pusing mikirin skripsi! Kalau memang Adrian lagi kesambet,plis tiap hari aja kesambetnya!
***
"Bab 3 nya sudah oke,kamu bisa lanjut ke bab selanjutnya. Penelitian kamu sudah rampung semua?" Adrian bertanya sambil mengetik dilaptopnya.
Sok sibuk! Paling-paling laptopnya sedang menampilkan laman home shopping.
"Tinggal menunggu hasil analisa sampel nya pak, masih ada yang belum sesuai dengan literatur,nanti saya cari lagi letak kesalahannya dimana."
"Oke...ga masalah,yang penting tetap berproses ya, saya yakin kamu bisa tamat semester ini kalau kamu tekun." sahut Adrian,mendadak jadi dosbing idaman.
Tumben,biasanya cuma kritik-kritik doang! Tapi semua yang disarankan Adrian memang benar-benar membantu proses penelitiannya sih.
"Kamu ngapain senyam-senyum gitu,lucu liat muka saya?" Tanya Adrian dengan nada tersinggung-tuh kan,suuzon lagi!
"Bukan loh pak, saya lagi bersyukur ini,akhirnya sudah sampai dibab 3."
Adrian di setiap kebaikannya itu tidak pakai lama,alias cuma seumur jagung. Sepersekian detik kemudian bisa saja moodnya jungkir balik,kayak remaja puber!
"Jangan kepedean dulu,masih sisa dua bab lagi yang harus kamu kerjakan. Kalau bisa angsur dari sekarang." Kata Adrian mematahkan semangatnya ,bisa nggak ya ini orang berlaku positif satu hari saja. Katanya dosen paling jenius dikampus ini,tapi kenapa EQ nya rendah begini.
"Baik pak."
"Kamu ada agenda apa saja hari ini?" Celetuk Adrian tiba-tiba.
'Mampus' batin Kayana,jangan bilang ini sinyal takdirnya untuk menjadi babu Adrian part 2.
"Saya mau ke lab pak, ngecek sampel hehe."
Kayana menyengir, pembawaan nya harus tetap tenang. Semakin terlihat enggan, semakin pria tersebut peka dan mencium radarnya. Bisa-bisa Kayana dibuat tidak berkutik dan terpaksa menjadi asisten pribadi Adrian lagi.
"Lab kan tutup hari ini,kamu ga inget hari ini sedang ada akredetasi AUN-QA. Seluruh kegiatan dilaboratorium ditiadakan."
****-
"Udah lah... kamu nggak ada kerjaan kan hari ini. Bantu saya masukin nilai deh ya,saya cape banget tidurnya cuma 4 jam tadi malam." keluh Adrian.
So what? Apakah dia harus peduli?
Memangnya dia pikir setiap Kayana ngebut revisi skripsi,tidurnya nyenyak gitu? kadang ga pake tidur malah! Lebay banget.
Adrian bersandar dikursi sambil memejamkan matanya,tampak kelelahan.
Setelah beberapa kali menjadi babu Adrian, Kayana jadi menyadari bahwa ternyata bukan cuma mahasiswa saja yang capek. Dosen juga begitu,dia sangka profesi sebagai dosen cuma tinggal mengajar sedikit,memberi tugas, ataupun kuis dadakan lalu memberi nilai sesuka hati. Namun,setelah melihat Adrian yang bisa dibilang tiap hari pulang malam dari kampus, mindset-nya jadi berubah.
Kayana cukup bersyukur sih meskipun Adrian itu nyinyirnya kuadrat tak hingga,namun perihal skripsinya pria tersebut tidak neko-neko dan selalu aktif memberi saran dan mendorong Kayana untuk giat menyelesaikan skripsinya. Meskipun cenderung menyebalkan,sebetulnya niat dan maksud pria itu baik kok.
Dan dari yang Kayana lihat, Adrian ini berdedikasi tinggi menjadi tenaga pengajar.Seluruh bahan ajarnya selalu tertata rapi dan disampaikan secara sistematis dan jangan lupakan powerpoint yang dipresentasikan dikelas juga dibuat semenarik mungkin.
Padahal Adrian ini dosen saintek lho, yang notabene pelajarannya itu membosankan setengah mati dan perlu memutar otak super keras agar bisa tetap enjoy dikelasnya,tapi Adrian berhasil menyampaikan materi dengan baik dan mendapatkan atensi dari seluruh mahasiswa hingga kelas berakhir. Hal tersebut patut diacungi jempol.
Tapi pria itu juga cukup tegas dalam beberapa hal,kalau ada yang berani berulah dikelas nya seperti titip absen atau berlaku curang saat ujian, siap-siap saja auto E.
***
Kayana menggerutu didalam hati sambil mengecek nilai yang tertera dilembar ujian satu persatu kemudian menginputnya kedalam excel.
Ini orang kalau minta tolong nggak nanggung-nanggun, 2000 lembar kertas ujian ini harus di input satu-persatu. Kalau kewalahan ya cari asdos kek,masa diserahkan ke Kayana semua. Sinting itu orang!
Mana tidurnya pulas banget,walaupun nggak sampai ngorok.Memangnya cuma dia yang butuh tidur?Kayana juga keleus!
Selesai menginput semua nilai tersebut ke dalam laptop, Kayana buru-buru bangkit dan membereskan barangnya,berniat untuk -kabur- pamit secepatnya.
Pertama, perutnya sudah meronta untuk diisi. Kedua,aneh banget gasih seharian cuma berduaan bareng pak dosen ini! Kesannya kayak mereka akrab banget,padahal kan engga.
Kayana jadi nggak tega membangunkan saat melihat Adrian tertidur dengan pulasnya, tapi kalau nggak pamit kesannya juga nggak sopan dan kalau pria tersebut tertidur tanpa setidaknya mengunci ruangannya bisa berbahaya juga kan.
Siapa tahu tiba-tiba ada maling masuk dan merampas laptop atau ponsel mahal nya itu,kan berabe!
"Pak..." panggil Kayana pelan, untungnya pria tersebut langsung bangun.
"Loh..saya ketiduran ya," ucapnya polos.
"Engga pak, cuma mejam doang,tapi mejam nya hampir 2 jam." sahut Kayana sarkas.
"Biasanya saya susah tidur dikampus,mau secapek apapun." gumamnya pelan.
Ya bagus dong kalau dia bisa tidur,istirahat. Hal yang baik kan?kenapa harus bingung.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Adrian dengan suara seraknya,khas bangun tidur.
"Hampir jam satu siang pak,saya pamit dulu ya." pamit Kayana lalu berjalan kearah pintu.
"Mau kemana?"
"Makan pak,laper soalnya hehe." sahut Kayana menyengir.
"Yasudah bareng." Adrian berujar santai,kemudian ikut mengemasi barang-barangnya.
Loh,kok jadi begini lagi sih?
"Maksudnya pak?"
"Saya juga laper Kayana, nggak cuma kamu. Jadi kita makannya bareng ya." Adrian menjawab dengan nada sok lelah,padahal baru saja istirahat!
"Tempat makannya jauh pak,30 menitan dari sini."
Please deh. Masa harus seharian bersama Adrian lagi sih! Kemarin kan sudah!
"It's okay." sahut Adrian enteng,
"Tapi kan jauh pak,nanti bapak jadi musafir hehe. Mending bapak makan ditempat yang lain aja ya." tolak Kayana lagi.
Ini orang kesambet apalagi sih,kok ngotot banget?
"Kan yang nyetir saya,kamu cuma duduk manis aja disamping saya,kamu ga bawa kendaraan kan?" Tanya Adrian dan Kayana pun menggeleng.
Berbohong pun tiada gunanya,Adrian ini tipe orang yang kalau ada keinginan maka harus terwujud,egois sekali memang.
"Yasudah...kamu tunggu disini,saya mau solat dulu."
Kayana cuma mingkem. Mendadak badmood dan kehilangan semangat karena harus spending time lagi bareng pak dosen untuk kedua kalinya.
"Kamu nggak solat?"
"Lagi engga pak."
Untung saja sedang haid,kalau semisalnya dia sedang solat, terus gimana? Mereka solat bareng gitu? Adrian jadi imamnya dan Kayana menjadi makmumnya?
Awkward banget dong! Kayak suami istri!
***
"Kamu nggak kepedesan? Makan bakso cabainya setengah mangkok gitu?" Ujar Adrian hiperbola,seperti biasanya.
"Ini cuma sedikit kali pak,nggak sebanyak itu kok."
"Sedikit apanya,kuah kamu sudah warna merah semua tuh." nyinyir Adrian lagi.
"Gapapa pak,enak makan pedes-pedes,seger." jawab Kayana bersemangat sambil menyeruput kuah baksonya.
Bakso disini micinnya memang tiada duanya,enak banget gitu lho! Ini tidak diludahi jin kan? Kayana sampai heran saking enaknya,tidak manusiawi,pantas saja antriannya panjang banget begini.
"Tapi kan kamu ada maag,nanti kambuh lagi Kayana. Kamu tambah kecapnya gih-tapi kayaknya gak bakalan mempan,presentase cabainya lebih banyak, kamu makan nya gausah pake kuahnya saja." tegas Adrian,lalu menarik mangkuk bakso Kayana dari hadapannya dan memisahkan daging baksonya beserta mie nya kesebuah piring.
Adrian nggak sedang sakit kan? Makan bakso gapakai kuah?! Ngaco banget! Justru esensi dan letak kenikmatan semangkuk bakso itu saat dimakan bersamaan dengan kuahnya!
Great,pria tersebut memang serius tentang ucapannya soal makan bakso tanpa kuah, kenapa tidak sekalian Adrian suruh saja Kayana untuk wisuda tanpa skripsi, fair enough bukan?!
"Pak... seriusan.Saya nggak bakalan kenapa-napa! Biasanya makan seblak juga level 5,saya masih sehat-sehat aja kok sampai sekarang." ngotot Kayana lagi, dia merasa hak asasinya sebagai pecinta bakso sedang direnggut.
"Hal yang nggak baik itu nggak boleh dibiasakan."
Tak mau berdebat panjang dan menjadi perhatian banyak orang, kayana pun akhirnya menurut dan kembali menyantap bakso-tanpa kuahnya- sambil menahan dongkol dalam hati.
Dua puluh menit kemudian,mereka sudah selesai makan dan sedang berada dimobil Adrian. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang, sayup-sayup terdengar lagu The Beatles mengalun dari tape audio mobil, Kayana pun bersenandung ringan sambil melafalkan lirik lagu tersebut.
"Kamu suka The Beatles?" Tanya Adrian.
"Lumayan...tapi sebenarnya saya denger semua genre musik sih, kalau lagi moodnya ini ya saya dengerin." jawab Kayana sambil mengatur playlist lagu diponselnya.
"Tapi...suara kamu lumayan bagus. Kenapa nggak masuk club musik atau padus?" tanya Adrian penasaran.
"Kemarin kata bapak,suara saya jelek." sungut Kayana kesal.
"Saya bercanda, Kayana." Adrian tertawa kecil.
"Pertanyaan saya masih belum kamu jawab,lho."
"Sudah pernah,pak."
"Terus?" Adrian tampak penasaran.
"Saya keluar pak, bosen latihan mulu tiap minggu. Saya butuh waktu untuk istirahat di akhir pekan. Jadinya gitu,saya keluar heheh." ujar Kayana sambil menyengir.
"Selalu ya..." respon Adrian sambil geleng-geleng
"Apanya pak?" Tanya Kayana heran.
"Kamuu...kalau tiap ada diorganisasi, diawalnya saja semangat, kalau dipertengahan pasti menghilang,dan baru akan kembali kalau diancam,seperti dulu."
Loh ternyata dia masih ingat sama Kayana! Kenapa lagaknya sombong banget! Seolah-olah mereka nggak pernah kenal.
"Hehe saya anaknya sedikit badung pak." Kayana tertawa kecil.
"Tapi kamu lumayan berani ya waktu maba,nyalinya oke juga." komentar Adrian.
"Maksudnya pak?"
"Ya..kamu berani menyuarakan pendapat kamu dan membantah ketika kamu ngerasa nggak adil. Awalnya saya mau tatar kamu lebih lama waktu itu,yang kita camping dihutan sewaktu kuliah lapangan." Ujar Adrian.
"Terus..."
"Ya saya ngerasa kasian juga,kamu dibentak sama temen saya,tapi ga nangis sama sekali. Padahal saya lihat tangan kamu bergetar,kamu sebisa mungkin berusaha menahan emosi kamu." Adrian memuji.
"Saya nangis loh pak..."
"Loh? Iya?kapan?" Tanya Adrian kaget.
"Pas bapak sama temen bapak udah bubar hehe. Saya nggak mau kelihatan lemah, walaupun kaki saya rasanya lemes banget waktu dibentak gitu. Kalau menurut saya tindakan yang saya lakukan sudah benar, ya harus saya pertahankan." jawab Kayana mantap.
"Good..good." puji Adrian.
"Tapi...bapak jahat tau pak." protes Kayana sedikit berani.
"Jahat kenapa?" Adrian menatap Kayana dengan kening berkerut.
"Waktu itu,saya nyungsep kelumpur hisap,tepat dihadapan bapak. Bapak ga bantuin, cuma lihatin doang!" Akhirnya Kayana menumpahkan kekesalannya, setelah menahan uneg-uneg ini selama 3 tahun lamanya!
"Ohh... itu." respon Adrian lalu tertawa puas.
"Muka kamu lucu waktu itu,panik banget sampai kelihatan mau nangis. Awalnya saya mau langsung bantu,tapi ngelihat kamu yang gengsi untuk sekedar minta tolong, yasudah saya biarin aja." lanjut Adrian sambil terbahak,memegangi perutnya.
"Yaampun jahat banget! Saya cemas banget tahu,takut kelelep. Bapak malah ketawa!" Sewot Kayana sambil memukul bahu Adrian pelan.
"Maaf...hahaha. Rasanya saya mau potret wajah kamu yang kelihatan kayak nahan nangis itu,tapi saya cukup baik buat ga menyebar aib kamu." kata Adrian setelah tawanya mereda.
"Udah...udah jangan pukul-pukul terus,nanti saya nggak fokus nyetirnya." Adrian menangkap tangan Kayana dengan tangannya yang tidak menggenggam kemudi.
Wah...ternyata tangan pria itu,besar dan hangat. Nyaman sekali.
Kayana pun berdeham,dan kembali ke posisinya semula,menetralkan detak jantungnya yang menggila saat Adrian menggenggam tangannya.
"Kok diam?mulai jatuh cinta sama saya." celetuk Adrian tiba-tiba.
"Apaansih,engga kok pak!"elak Kayana.
"Tapi pipimu,sudah seperti kepiting rebus tuh." goda Adrian lagi sambil menaik turunkan alisnya.
Kayana pun sontak memukul bahu Adrian gemas,pria ini jahil juga ya?
"Btw,saya minta maaf ya." ujar Adrian.
"Untuk?"
"Yah...perlakuan saya selama ini sama kamu,sedikit banyaknya ada yang membuat kamu kurang berkenan." ucap Adrian gentle.
"It's okay..." jawab Kayana santai.
"Kamu maafin? Ga dendam?" Tanya Adrian heran.
"Dimaafin iya,tapi dilupain enggak!" ujar Kayana jutek sambil menatap tajam Adrian.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
wkwkwk... sabar kayana
2023-09-09
0