"Stop ngikutin saya terus!"
Adrian berdecak kesal. Seharian ini terus diekori oleh Kayana,mulai dari parkiran,ruang kelas,kantin,sampai keruangan nya sekalipun wanita itu tetap tidak menyerah untuk menarik perhatiannya.
Sejak insiden Mcd 2 hari yang lalu. Dia masih kekeuh mendiamkan wanita tersebut dan belum menunjukkan tanda-tanda ingin berdamai. Hatinya masih kesal dengan ucapan Kayana tempo hari bahwa hubungan keduanya hanya sebatas teman. Ya nggak salah sih sebenarnya,tapi Adrian tetap kesal!
Jadi kedekatan mereka selama ini tidak memiliki makna apapun bagi Kayana?ini Adrian loh orangnya? Dosen muda paling keren dan diminati dikampusnya,dan bisa-bisanya dia di ghosting sekarang?Yang benar saja!
Adrian yakin betul kalau sedari kemarin perempuan itu pasti sudah gatal ingin menemui nya. Tapi dia sengaja menghindar, bahkan sampai memutar jalan supaya tidak berpapasan dengan Kayana.
Sebenarnya dia juga nggak tega mendiamkan Kayana seperti ini,tapi rasa kesalnya bahkan belum hilang setengahnya saat menyadari statusnya dimata Kayana hanya sebatas teman! Tak bisa dipungkiri hatinya sedikit tercubit.
"Pak." suara Kayana memelas saat Adrian masih setia memunggunginya.
Pria itu masih konsisten berpura-pura menelfon seseorang. Seolah percakapan tersebut maha penting,yang jika tidak diselesaikan saat itu juga maka tatanan bumi akan hancur,perekonomian negara akan anjlok, dan angka kemiskinan di Indonesia semakin meningkat.
Adrian ini bodoh atau bagaimana ya,padahal jelas-jelas sedari awal layar ponselnya menampilkan homescreen !
'Terus..puas-puasin bohongnya' cibir Kayana dalam hati.
Kayana lumayan speechless dengan perubahan sikap Adrian, ini orang sekalinya ngambek nggak main-main, melebihi wanita yang sedang pms atau bahkan bumil sekalipun! Rese banget!
Sejujurnya dari lubuk hati yang terdalam,Kayana ogah membujuk Adrian seperti ini,tapi demi kelancaran skripsinya dimasa depan,dia sampai rela melakukan ini semua!Sudah bab akhir woy,masa dia harus menyerah begitu saja?!
"Oh...oke.. nanti kamu temui saya--" Adrian masih tetap konsisten dengan panggilan palsunya,membuat Kayana yang berdiri dibelakangnya mendengus kesal.
Sambil tersenyum masam dia berbisik tajam disamping pria tersebut "Ngomong sama siapa sih pak?sama jin?itu masih homescreen loh pak, belum nelfon siapa-siapa." sindir Kayana ketus.
Adrian melirik kesamping dan langsung berhadapan dengan wajah Kayana yang sudah merah padam menahan amarah.
"Loh..iya ya?Gatau tuh tiba-tiba telfonnya dimatiin,saya gasadar." Adrian pura-pura kaget lalu mengangkat bahunya cuek,membuat Kayana naik pitam.
"Sedari tadi juga nggak nelfon siapa-siapa kali pak!" sewot Kayana.
"Kamu tuh kenapa sih?nyinyir banget, terus ngapain dari tadi ngukutin saya terus, saya sibuk! Saya ga ada waktu untuk mengurus rengekan mu itu." balas Adrian tak kalah sewot.
"Sibuk apanya! Tadi pas saya ngomel panjang lebar bapak main candy crush tuh." sela Kayana tak terima.
"Kamu tau dari mana?ngapain kamu ngatur-ngatur privacy saya?mau saya main candy crush kek,mau saya vidcall-an sama nenek saya kek,kenapa kamu repot?kan kita bukan siapa-siapa." Balas Adrian ikut terpancing.
"Brightness handphone bapak itu membutakan mata pak, bahkan mata hati pun bisa ikutan buta!terang banget,saya ga ngintip,tapi memang kelihatan dari pantulan kaca mata bapak sendiri!" Balas Kayana sambil ngos-ngosan, emosinya sudah mencapai puncak,nyaris meledak.
"Jangan kesal gitu lah Kay." bujuk Adrian mulai melunak.
"Gimana saya nggak kesal pak,saya capek-capek datang kekampus dua hari ini tapi di cuekin. Saya ngelakuin ini semua demi masa depan saya pak, bukan untuk main petak umpet kayak yang bapak lakuin sekarang, bapak pikir saya nggak capek apa begini terus?" seru Kayana meluapkan kekesalannya, matanya memerah dan mulai berair.
Seketika Adrian langsung serbu rasa bersalah, dia tidak menyangka perlakuannya pada Kayana akan berdampak sejauh ini. Adrian akui dia mulai buyar dan mencampur adukkan masalah personal dan pekerjaannya dikampus,padahal seharusnya dia bersikap profesional dan menyampingkan perihal emosinya,ini semua salahnya karena sudah bersikap kekanakan.
"Saya...nggak tenang,susah tidur,susah makan karena mikirin skripsi saya. Sedangkan bapak enak haha-hihi kesana kemari seolah-olah tindakan saya belakangan ini jadi hiburan tersendiri buat bapak! Saya jadi capek fisik dan juga batin" ujar Kayana terisak setelah mengeluarkan uneg-unegnya.
Adrian menarik wanita tersebut kedalam pelukannya. "Sudah...jangan nangis lagi ya.Saya minta maaf atas sikap kenakan saya ke kamu." Adrian meminta maaf tulus, sesekali tangannya menepuk pelan punggung Kayana berusaha menenangkannya.
"Seharusnya saya lebih dewasa dan nggak terbawa dengan masalah personal saya. Saya minta maaf." lanjut Adrian lagi dari balik punggung Kayana dan Kayana balas mengangguk tanda memaafkan.
"Kay...Ingus mu jangan dilap ke baju saya ya. Baju kesayangan saya soalnya, pre-order nya lama. Limited edition juga,bukannya mau sombong" ujarnya jenaka dari balik punggung Kayana.
"Gausah pamer!" Balas kayana sewot.
"Tapi nggak papa deh, saya lebih sayang kamu dibanding baju saya." seru Adrian gombal.
Tangannya auto memukul ringan bahu Adrian karena pria itu masih sempat bercanda saat kondisi Kayana super mewek seperti ini.
Fitnah nya itu loh, kejam banget. Upil nempel di hidung saja nggak pernah, apalagi nempel-nempelin ingus ke baju orang. Jijay banget.
"Saya nangis nya nggak keluar ingus tuh." sanggah Kayana tak terima dan melepaskan diri dari pelukan Adrian.
Namun sayangnya, setelah mengatakan hal tersebut tanpa sadar Kayana menghirup ingusnya kembali setelah berbicara.
"Tuh..tuh." tunjuk Adrian sambil terbahak.
Sambil cengegesan Kayana tersenyum lebar menunjukkan deretan giginya yang rapih "Eh iyadeng,ada dikit hehe" kekehnya mengakui.
Adrian meraba saku dibelakang celana nya lalu mengambil sapu tangan dan menyodorkannya pada Kayana "Nih..ambil"
"Makasih loh pak" ucap Kayana -sok segan- lalu mengambil sapu tangan pria tersebut.
Seketika Kayana menatap curiga pada Adrian,kedua alisnya langsung bertaut "Eh..kok tumben?"
"Ambil saja,kalau kata albert einstein jadi manusia itu sesekali harus berbuat baik" ucap Adrian sok bijak.
"Albert einstein yang orang cipete ya pak? Bukan yang orang eropa?" Sindir Kayana pedas,membuat Adrian langsung terbahak.
"Bekas bapak pake ya?" Tanya Kayana dengan nada penuh kecurigaan.
"Engga... itu baru saya laundry,bersih dan wangi." jawab Adrian sabar.
"Masa sih?"
"Nah..itu tuh yang gaboleh! suudzon sama perlakuan baik seseorang." nasihat Adrian sambil menggelengkan kepalanya.
Kayana menghirup bau sapu tangan tersebut,dan benar saja. Wangi,dan memiliki aroma khas parfum laundry.
Tiba-tiba Kayana merasa cemas, karena terlalu puas menangis hidung nya jadi mampet beneran.
"Hidung saya mampet banget pak, tersumbat. Gimana nih,jadi sesek" keluh Kayana panik.
"Udah...jangan dipaksain lagi, tunggu sebentar." cegah Adrian lalu beranjak menuju laci meja nya dan mengambil minyak angin dari kotak p3k.
"Duduk dulu." Adrian mengarahkan Kayana untuk duduk disampingnya.
Adrian mendekatkan minyak angin tersebut ke hidung Kayana,namun wanita itu malah menjauhkan kepalanya dari tangan Adrian "Gamau..nanti kena hidung." tolak Kayana.
"Engga kok...diem dulu deh. Hirup ini." titah Adrian lagi,namun Kayana tetap menjauhkan kepalanya tanda menolak.
"Saya pegangin ini,saya janji nggak akan kena hidung kamu." ucapnya tak mau dibantah.
Kayana pun akhirnya menyetujui dan membiarkan Adrian mendekatkan minyak angin tersebut kehidungnya.
"Gimana udah mendingan?" Tanya Adrian setelah beberapa menit.
Kayana menggelengkan kepalanya,lalu sepersekian detik kemudian dia menganggukkan kepalanya.
Adrian menatapnya bingung. "jadi sudah mendingan apa belum?"
"Tadi masih belum, tapi sekarang sudah mendingan." respon Kayana.
"Berarti udah ya?minyak angin nya saya simpen lagi." Adrian memastikan,Kayana mengangguk mengiyakan.
"Nih pak,saya kembaliin lagi sapu tangannya." ujar Kayana polos sambil menyodorkan sapu tangan tersebut kearah Adrian .
"Eh..gausah.buat kamu saja." tolak Adrian cepat.
"Loh kok gitu? Ini kan punya bapak?" Ucap Kayana heran.
"Ya gak papa..kamu ambil saja. Saya punya banyak stok sapu tangan kok dirumah." elak Adrian lagi.
"Ingus saya nggak nempel kok, cuma dipakai buat lap air mata doang." jelas Kayana.
"Ambil aja Kay. Saya nggak sepelit itu,sampai sapu tangan sebiji doang saya minta lagi. Saya tersinggung loh kalau sampai kamu balikin." balas Adriansok serius agar terlihat meyakinkan.
"Sip pak." Kayana menyimpan sapu tangan tersebut kedalam tas selempangnya.
"Good." respon Adrian tersenyum puas.
"Gimana?kita baikan?" tawar Adrian.
"Okey..deal." balas Kayana setuju sambil mengangguk puas.
Akhirnya gencatan senjata berhasil dilakukan, setelah kedua pihak setuju untuk berdamai.
***
Siang ini, Adrian melancarkan aksi modusnya kembali. Alasan nya ingin mengajak Kayana belanja bulanan disalah satu supermarket letaknya sedikit jauh dari rumah mereka,sengaja. Biar lama di jalan.
Untung saja Kayana mau tanpa menaruh curiga sedikit pun dengan akal-akalan seorang Adrian Pramudya.
Jangankan memasak, tahu menahu perihal bumbu dapur juga tidak. Dia kebiasaan delivery, lajang, hidup sendiri. Nggak ada yang masakin lah!
Tapi nggak papa deh, hitung-hitung dia sekalian belajar memasak. Mungkin suatu saat mereka sudah berumah tangga,dan wanita itu sedang hamil buah hati nya. Agar tidak kecapekan, Adrian siap jadi suami siaga!
"Pak, jangan semuanya dimasukin ke troli gitu dong. Pilih-pilih dulu, kalau beli sesuatu itu ambil dari rak yang paling belakang,soalnya itu barang yang baru." omel Kayana saat Adrian secara asal memasukkan barang belanjaan ke troli nya.
"Sama kayak management obat pak, First Expired First Out. Tapi kita lebih memilih yang expired nya lama kan?
"Selama belum expired menurut saya fine-fine saja."ujar Adrian santai.
"Gabisa gitu pak." keluh Kayana sambil menggeleng.
"Tetap harus pilih yang paling baru. Meskipun expired date nya masih lama, of course barang yang paling baru kualitasnya yang lebih baik,masa simpan nya juga lebih lama." omel Kayana tak mau kalah.
"Okay...okay.Saya balikin lagi ini." Adrian pilih mengalah lalu memilah-milah kembali belanjaannya.
"Saya soalnya nyaman sama yang sudah kenal lama." respon pria tersebut tak nyambung.
"Hah?"
"Iya...saya senengnya sama yang sudah lama kenal, ya gitu deh. Gausah banyak tanya, kepo banget!" Sahut Adrian sinis seolah amnesia,dari awal emang gaada yang nanya woy!
"Kamu kalau kenal orang baru. Hati-hati loh ya,jangan langsung mau diajak kemana-mana. Laki-laki tuh otaknya gaada yang bener." ucap Adrian memulai ceramahnya.
"Termasuk bapak?" Balas Kayana jenaka.
"Ya kecuali saya dong!" respon Adrian tersinggung.
"Saya ini sosok yang paling bisa kamu percaya. Saya gaperlu lah banggain diri saya didepan kamu nanti kesannya sombong banget,padahal saya nggak ada maksud apa-apa loh ini ya!" Ucap Adrian mengklarifikasi.
"Yaaa...yaa." sahut Kayana malas sambil mendorong troli mereka dan sengaja berjalan cepat agar Adrian tidak selalu mengekorinya.
Kayana dilema level akut, sebenarnya dia sedang haid dan sengaja tidak membawa pembalut cadangan. Dia pikir hari ini hanya akan berkegiatan sampai siang,paling tidak zuhur sudah sampai di rumah.
Kayana celingukan ke kanan kiri sebelum memasukkan pembalut tersebut ke dalam trolli nya.
"Kamu ngapain sih jalan cepat-cepat, saya masih milih cemilan loh ini!"
Adrian mengomel di belakang nya, tangannya sudah penuh dengan berbagai cemilan.
Kayana merona malu dan menggigit bibirnya kesal saat tertangkap basah sedang memasukkan pembalut ke troli belanjaan nya.
"Oh..." respon Adrian refleks,sadar dengan kecanggungan diantara mereka, pria tersebut segera mengalihkan pembicaraan.
"Duh...milih cemilan apalagi ya." ucap Adrian sok bingung.
Kayana melotot saat melihat jumlah makanan yang dimasukkan pria tersebut ke dalam trolli mereka. Ngalah-ngalahin orang jualan.
"Pak...bapak udah beli cemilan segini banyak loh, mau beli apalagi? Dan ini semua ga sehat pak." Ujar Kayana ngeri saat melihat troli -penuh cemilan- Adrian.
"Saya suka laper tengah malam dan kalau mau gofood pun susah. Saya butuh asupan untuk mengerjakan tugas saya." respon Adrian santai, tangan nya masih asyik memilih beragam snack.
Kening Adrian berkerut aneh saat memperhatikan isi troli Kayana yang terlampau sehat. "Kamu kenapa isi troli nya sayur semua?"
"Saya mau diet pak." balas Kayana kalem.
"Bohong banget! Sebelum kesini, kamu makan sushi nya 2 plate, belum lagi kamu pesen ramen dan tadi juga nyicip udon saya kan." Adrian sangsi.
"Ini saya dietnya mulai besok loh pak,emang nya salah kalau manusia berencana? Kan bukan dosa." respon Kayana sebal.
Adrian membela diri. "Saya ga pernah bilang kamu salah loh."
"Terus?" Potong Kayana cepat.
"Oke deh...saya yang salah."
Adrian pilih mengalah,terpaksa mengakui hukum semesta bahwa wanita itu selalu benar.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments