Kamu ngapain lari-lari gitu? pake hak 20 senti. Ga takut jatuh?" tanya Adrian hiperbola, seperti biasanya.
Kayana sengaja mempercepat langkahnya, malas menanggapi.
"Kay."
"Sepatu saya cuma 5 senti kali pak dan tiap hari juga saya pake. Nggak bakalan jatuh ini, kecuali memang lagi apes aja."
"Tapi kaki kamu udah memar tuh!" tunjuk Adrian ke arah sepatu nya.
Kalau soal itu Kayana juga tahu, dia sudah terbiasa kaki nya luka-luka demi menggunakan heels ini. Beauty is pain, right?
Kayana sengaja pura-pura nggak denger, dan sok sibuk mengecek ponsel nya.
"Saya duluan ya pak, sakit perut kayaknya naik asam lambung kelamaan meriksa soal kuis tadi." Kayana belagak sok lemah, kemudian memegangi perutnya.
Dia cuma bisa berharap pria disampingnya ini cukup peka kalau dia ini mahasiswa tingkat akhir, jadi nggak usah diganggu lah kalau nggak penting-penting amat! Mahasiswa akhir juga butuh healing kali.
Loh? Kok tidak ada respon dari Adrian? Jangan bilang tersinggung.
Ahela, baper amat!
"Kamu beneran asam lambung?perlu ke dokter nggak?biar saya antar kalau gitu." Tanya Adrian dengan raut wajah khawatir. Tangannya pakai acara di tahan-tahan segala ala drama korea.
"Nggak perlu pak, pake minyak kayu putih aja cukup." Tolak Kayana halus.
Soalnya posisi ini awkward abis!
Seingatnya mereka nggak pernah se akrab ini. Dia masih ingat betapa menyebalkannya Adrian sewaktu masa ospek dulu. Pernah sewaktu hiking, Kayana nyungsep kedalam lumpul hisap tepat didepan mata Adrian, dan itu cowok cuma ngeliatin doang, nggak nolongin. Kampret kan!
Semenjak itu tanpa sadar dia jadi sering menyumpahi Adrian hal yang buruk-buruk seperti kebelet pipis sewaktu jalanan sedang macet-macetnya, kepeleset kulit pisang, dapet lengkuas sewaktu ngambil rendang. Receh sih, tapi nggak ada satupun yang tercapai. Karena dari dulu ini cowok hidupnya memang hoki abis! jarang ditimpa kesulitan.
"Kalau pake minyak kayu putih doang, nanti sampai rumah asam lambung kamu bakalan lebih parah lagi!" sahut Adrian tampak gusar.
Wah, Kayana nggak minta diperhatiin loh pak! Kalau mau pulang duluan ya monggo, siapa coba tadi yang memberikan dia tugas se abrek-abrek sampai Kayana melewatkan jam makan siang nya?
"Pokoknya kamu saya anter berobat dulu ke rumah sakit." ujar Adrian tak ingin dibantah.
Seriusan deh, ini cowok rese abis! Siapa sih orang kurang beruntung yang akan menjadi istrinya kelak? Kalau Kayana sih ogah maksimal, nggak terbayang kalau harus mengcopy-paste sifat-sifat buruk ini pada anaknya kelak!
Nggak sabaran, nggak mau dibantah, antikritik. Really? Kok bisa-bisa nya kompilasi sifat buruk dia embat semua.
Belum sempat Kayana menolak, tangan nya sudah ditarik duluan. Memang ya ini cowok doyan banget main seret-seret anak orang. Dasar ga sopan!
Sesampainya dimobil, Adrian langsung memasangkan seatbelt dan menurunkan sandaran kursinya agar lebih nyaman bagi Kayana.
"Pak...seriusan saya gaperlu dianter ke dokter loh pak. Saya udah biasa kok maag nya kambuh begini, nanti juga ilang sendiri."
"Justru itu yang bikin maag kamu semakin parah. Kamu tau nggak, pernyakit yang kronis tuh awal mula nya begini, sering kambuh tapi suka diabaikan. Kalau sakit ya berobat, apa susah nya sih Kay? Saya cuma gamau mahasiswi saya kenapa-kenapa."
Nah itu masalahnya, mereka ini statusnya dosen dan mahasiswi. Ini orang nggak sadar ya kalau sedari tadi mereka sudah bertelenovela diwilayah kampus, tempat dimana siapa saja bisa berlalu lalang. She doesn't want to make a scene.
Apalagi ini cowok fans nya udah kayak supporter club bola, rame cuy! Memang sih Adrian ganteng nya kebangetan dan dari segi muka juga nggak bakalan bikin puas kalau cuma sekali pandang. Karena alasan itu lah, Kayana ingin menjaga jarak, dia nggak berniat menjalani semester tua nya ini bagaikan neraka!
***
"Gimana kondisinya,mbak?" raut wajah Adrian kelihatan cemas.
Dokter yang menangani Kayana saat ini adalah Yasmine, kakak sepupunya yang kebetulan sedang bertugas dirumah sakit ini.
Saat ini mereka sedang berada diruang konsultasi, sedangkan Kayana sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, nggak kok! sakitnya nggak parah. Dia kurang nyaman kalau mereka berlama-lama di bangsal UGD. Suasana nya sedikit riuh karena banyak orang berlalu lalang. Kayana pasti butuh ketenangan.
"Asam lambung biasa...and the rest of it, she is totally fine. Kayaknya dia lumayan sering kesini,soalnya suster-suster pada langsung notice sewaktu lo anter dia kesini." jelas Yasmine, sambil menuliskan resepnya.
"Mungkin asam lambung nya kumat lagi karena pikiran sih. Btw, itu siapa sih dek? Pacar lo?" tanya Yasmine sedikit penasaran.
"Bukan, mahasiswi bimbingan gue." ujar Adrian mengklarifikasi seadanya.
Yasmin ini admin lambe turah di grup WA keluarga besar mereka, profesi nya boleh saja super sibuk. Tapi untuk sekedar menyebar gossip remeh-temeh perempuan ini selalu ada waktu!
Bukan tanpa alasan, semua orang sudah terlalu khawatir dengan masa depan Adrian. Sedari lahir dia belum pernah berpacaran, entah terlalu sibuk mengejar karir atau memang seleranya yang tinggi gak kira-kira!
Segala model wanita juga sudah dikenalkan ke Adrian mulai dari selebriti, model, chef, designer, karyawan kantoran, dokter, sampai bankir sukses pun sudah.Namun tidak ada satupun yang berhasil merebut atensi pria tersebut,kalau begini terus bisa-bisa Adrian terancam jadi bujang lapuk!
"Wah!lo jangan kejam gitu dong jadi dosen. Kasian itu anak banyak pikiran kayaknya." keluh Yasmin, pantas saja adik sepupunya ini jomblo terus! Ganteng sih tapi tidak ada perempuan yang tahan banting dengan sifat buruknya itu. Semuanya Walk Out.
"Ini resepnya,bisa lo tebus di instalasi farmasi rumah sakit ini atau di Apotek yang lain juga boleh..cabs dulu yaw, ada panggilan dari konsulen."
Yasmine buru-buru meninggalkan ruangan, biasalah dimana-mana selalu ada sistem kasta dan perkacungan. Nggak bisa dihindari,namun pengecualian untuk Adrian yang jalan hidupnya semulus muka artis korea!
Selesai menebus resep, Adrian menuju ke ruangan Kayana.
Adrian mengetuk mengetuk beberapa kali,namun tidak terdengar sahutan dari dalam. Setelah memutar kenop pintu, ternyata perempuan itu tertidur dengan selimut yang menutupi hampir seluruh badan.
Adrian masuk kemudian menghampiri ranjang Kayana dan duduk di pinggir kasur.
"Gimana?sudah mendingan?" tanya Adrian lembut, punggung tangannya menyentuh dahi Kayana untuk mengecek suhu wanita tersebut.
Kayana nyaris saja menyumpahi hati nya yang receh sekali siang ini, cuma disentuh kening nya doang kok sampai deg-degan begini!
Masalahnya dia memang paling lemah sama visual, apalagi ini cowok memang punya muka diatas rata-rata, ditambah lagi sama suara yang sengaja dibuat lembut itu, apa nggak baper dia?
"Kok anget sih?kamu demam?" Tanya Adrian bingung.
"Engga kok pak, suhu AC nya dingin banget." kilah Kayana cepat, kalau diagnosis nya ditambah satu lagi bisa-bisa pria disebelahnya ini menyarankan Kayana untuk diopname.
"Yaudah pulang yuk...biar saya antar."
Adrian mengamit lengan Kayana untuk membantunya berjalan, dari jarak sedekat ini Kayana bisa mencium aroma parfum yang menguar dari tubuh pria tersebut.
Gila, wangi banget! Rasanya dia pengen senderan dibahu Adrian yang pelukable ini, tapi gengsi! Ya kali dia nge-jablay sama musuh sendiri?
Sebenarnya dia masih mampu berjalan sendiri, toh naik asam lambung nggak akan mempengaruhi kemampuan nya untuk berjalan. Tapi melihat Adrian yang tumben bisa disuruh-suruh, mendadak otak kancil nya bekerja.
Kerjain aja kali ya?
"aw... sakitt." Kayana pura-pura kesakitan sambil mengusap-usap pergelangan kaki nya yang kebetulan tampak memar usai mengenakan sepatu yang kata Adrian 20 senti tadi.
"Ada apa, Kay?" Adrian tampak khawatir kemudian mendudukkan Kayana disalah satu bangu dirumah sakit tersebut.
"Kaki saya sakit banget pak kalau dibawa jalan..." rengek Kayana sok imut.
"Beneran?"
Bak gentleman di novel-novel yang sering Kayana baca, Adrian langsung menundukkan tubuhnya membelakangi Kayana.
"Naik." titah Adrian sambil menepuk-nepuk bahu nya.
Wah, ini cowok seriusan mau gendong Kayana? Secara Kayana bukan tipikal wanita mungil yang bisa digendong kemana-mana, dan muat kalau ditaro didalam kantong. Tubuh Kayana lumayan bongsor, kalau Adrian sampai encok, dia nggak mau tanggung jawab loh.
"Saya berat loh pak." Kayana berbasa-basi, padahal dia nggak seserius itu sama ucapan nya namun ternyata Adrian sangat mudah termakan umpan. Masa sih dosen paling jenius di Universitas Pelita bisa se gampang ini dikibulin?
Kayana refleks mengalungkan tangannya dileher Adrian saat pria itu menggendongnya. Waduh, bahu nya pelukable! seketika jiwa alay nya meronta-ronta.
Setelah Kayana perhatikan, ternyata tubuh sang dosen sangat kekar. Meskipun ketutupan sama kemeja slim fit yang sedikit ngepas di tubuhnya,tapi mata Kayana masih bisa menangkap dengan jelas bayang-bayang otot bisep nya dibalik kemeja tersebut. Di lihat dosa nggak dilihat penasaran.
Takut khilaf, Kayana pilih memejamkan mata nya saja supaya tidak jelalatan lagi. Dia sudah pasrah, sehingga namplok saja seperti koala di punggung Adrian. Kalau dia sampai ketiduran berarti takdir lah ya. Siapa suruh punya punggung senyaman sepeluk-able ini!
***
"Kay." Adrian menggoyang pelan lengan Kayana.
Kayana membuka mata sejenak,butuh beberapa menit bagi Kayana untuk sadar sepenuhnya.
Lah?Dia ketiduran beneran? Padahal tadi cuma merem-merem doang! Parah sih,bisa-bisanya ketiduran dimobil orang, nggak anggun banget.
Kok bisa sih kadar kewasapadaan nya menurun drastis saat bersama Adrian. Jangan bilang efek dari kerecehan hati nya tadi siang membuat Kayana mendadak nyaman sama ini cowok.
Damn! dia murahan banget nggak sih. Omongan suka nggak sesuai sama kenyataan.
Seriously, kalau semisalnya pria disebelahnya ini orang jahat terus diam-diam dia diculik, tubuh nya dimutilasi, lalu organ tubuhnya yang sering terpapar micin ini dijual di black market dengan harga miring? Gimana?Ngeri dong!
"Makan dulu yuk." ajak Adrian.
Ternyata mobilnya sudah terparkir disalah satu pujasera yang ada didekat rumahnya.
"Saya laper, kamu temani saya makan ya...kamu juga belom makan kan?" tanya Adrian sambil melepas seatbelt nya.
"Eh, bapak makan sendiri aja gapapa pak. Saya makan nya ntar aja dirumah, saya turun disini aja ya pak. Jalan kaki ke rumah saya deket kok, nggak sampai lima menit." Kayana buru-buru melepas seatbelt nya juga.
"Nggak bisa dong, kamu harus makan juga bareng saya. Kenapa sih buru-buru banget? udah ditelfonin sama pacar kamu?" respon Adrian sedikit sinis.
Tuh kan, sifat aslinya balik lagi.
"Bukan gitu pak..." ringis Kayana.
"Yaudah, kalau gitu kita makan dulu. Nanti kalau saya sakit, terus skripsi kamu makin lama di ACC-nya, kamu mau tamatnya tahun depan?" omel Adrian, nyinyir.
"Kok bisa sih kambuh asam lambung? Kantin kampus masih kurang lengkap menu nya untuk lidah keraton kamu? Apa susahnya makan dulu gitu sebelum kekampus?atau jangan-jangan kamu lagi diet? Udah lah gausah diet-dietan,yang penting sehat." serang Adrian lagi bertubi-tubi. Kayana ini baru sembuh loh, kalau diserang lagi asam lambung nya bisa naik! Beneran!
Kayana pilih diam saja, mingkem. Takut hipertensi nya kambuh kalau dia bawa perasaan. Adrian memang sudah tabiatnya buruk seperti ini, malah kalau pria tersebut mendadak baik seperti tadi perlu dicurigai.
Sesampainya didalam, mereka disuguhkan dengan pemandangan meja-meja di sepanjang food court yang tampak ramai, terpaksa mereka duduk disudut ruangan paling ujung pula. Sebenarnya ruangan VIP sih, tapi kesan nya kayak lagi makan bareng selingkuhan, biar nggak ketahuan sengaja pilih tempat yang jauh dari kearamaian!
"Mau makan apa?" tanya Adrian sambil membolak-balik buku menu.
"Bebas pak." jawab Kayana diplomatis, tidak ingin memberatkan dompet pak dosen ganteng didepannya. Kalau ditanya mau nya makan apa, Kayana pengen mukbang sepuasnya lah!
"Sup ayam aja ya?" Adrian menunjukkan laman menu yang memuat berbagai makanan berkuah.
"Mie rebus aja deh pak." sahut Kayana tak enak, sup ayam itu harganya enam puluh ribu, diluar nasi dan minum nya nanti. Itu ayam nggak dikasih pakan caviar kan? kok bisa semahal itu. Timbang ayam organik sekalipun, seharusnya masih ramah dikantong.
"Yang sehat Kayana, yang banyak sayur nya." sahut Adrian datar, seperti biasa cowok dihadapannya pasti tak ingin dibantah.
"Kalau samain sama bapak aja gimana?" Tanya Kayana balik, soalnya dari dulu dia nggak pernah doyan makan sayur, takut lambung nya nggak cocok sewaktu masuk makanan asing.
"Saya mau pesen ayam geprek, pedes.Ga baik untuk lambung kamu, kamu pesen ini aja nih.. sup ayam atau apa kek gitu yang banyak sayurnya."
"Saya malah ga suka sayur pak,saya pesen mie ayam aja deh ya." Tolaknya halus, bagi Kayana sayur itu tidak enak. Mau dia reinkranasi sepuluh kali pun, sepertinya diri Kayana di masa depan juga tidak akan menyukai hal-hal yang berbau sayur. Saat ini perutnya butuh santapan yang nikmat,bukan sayur-sayuran yang melihatnya saja Kayana sudah malas.
"Yang sehat Kayana..." tekan Adrian sekali lagi.
"Bapak juga makannya gasehat, pedes. Kenapa cuma saya yang disuruh makan sayur? Bapak ga makan sayur?" Serang Kayana balik.
"Karena saya sehat dan kamu sakit,jadi kamu harus makan sayur." tegas Adrian tak mau dibantah.
"Tapi sekarang kan saya udah sehat tuh?boleh dong kalau ga makan sayur?" Kayana ikutan nyinyir.
"Kalau kamu gamau makan sayur, besok saya ajukan surat pengunduran diri sebagai pembimbing kamu. Biar kamu ngulang skripsian nya dari awal." putus Adrian,Skakmat.
Begini nih, contoh penyalahgunaan wewenang. Bisa dilapor ke Ristekdikti gasih ini?
Setelah makanan diantar, Kayana cuma memandang makanan dihadapannya dengan cemberut. Sejujur nya dia nggak berselera, nggak suka dan nyaris benci sama sayur. Tapi perutnya sudah keroncongan, dari pada banyak drama yang ujung-ujung nya bakalan menghabiskan banyak waktu dan tenaga akhirnya Kayana menyuap makanan dihadapannya.
Kayana sudah antisipasi kalau dia bakalan mual. Tapi sewaktu menyuap sup ayam nya Kayana jadi terkesima karena rasa nya ternyata sangat enak. Wajar sih kalau harga nya nggak ramah dikantong. Premium cuy! Lidah dusun nya rada kagok.
Sayur nya lembut dan nggak pahit sama sekali, malah nasi nya sudah habis setengah piring. Ah, kalau begini sih dia malu muka karena sempat bilang nggak doyan tadi.
"Enak?" tanya Adrian dengan nada mengejek.
"B aja." sahut Kayana sok cuek.
"Ooh nggak enak itu berarti nasi nya habis sepiring ya, kalau enak habis berapa banyak? sebakul?" tanya Adrian jenaka, muka Kayana sudah merah padam.
"Kalau mau nambah boleh kok..." goda Adrian lagi. Ah, sejak kapan pak dosen doyan bercanda gini?
"Enggak..." sungut Kayana.
Adrian tertawa puas, sesekali dia mengelap dahi nya yang berkeringat karena pedasnya ayam geprek yang sedang disantap nya.
Ah, Kayana jadi ngiler. Itu kan ayam geprek sambal matah kesukaan nya. Hiks!
"Mau nyoba nggak?" tawar Adrian lalu menyodorkan piring nya. Sepertinya dia peka sewaktu melihat tampang mupeng Kayana.
Kayana langsung mengangguk senang lalu mengambil potongan Ayam tersebut,saat ingin mengambil sambal nya Adrian malah menarik piring nya kembali.
Loh,kalau cuma ayam nya saja? Apa beda nya sama sup ayam?kan dia pengen sambal matahnya!
Adrian tertawa menyebalkan saat melihat wajah pias Kayana. Sialan, barusan dia benar-benar kena prank! Setengah mengamuk, Kayana mencabik-cabik ayam tersebut layaknya ayam suwir sebelum memakannya dengan kesal.
Bukannya kenyang,malah gondok!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Devi Handayani
semangat up ya thor😍😍😍
2023-06-19
1
Nabil Az Zahra
keknya adrian sebenernya suka ma kayana deh,tp gengsi jd ya gitu yg muncul nyinyir timbang perhatian🤭
2023-06-19
2