Bab 12 - Oma Sedih

Seperti biasa Ziana membuatkan sarapan khusus untuk Oma Rasti. Ia membuatnya sambil bersenandung ria di dapur. Di saat itu, Riki sedang kehausan dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Ziana tidak menyadari kehadiran Riki karena terlalu asik dengan kegiatannya sendiri. Padahal Riki sudah cekikikan karena mendengar suara Ziana yang fals dan seperti tak terkontrol itu.

Ketika makanan yang dibuat Oma sudah selesai, Ziana pun mematikan kompornya dan berbalik. Wanita itu terkejut ketika melihat ada Riki disana. Untungnya, masakan yang dibuatnya tidak tumpah dan mengenai dirinya.

"M-mas Riki sedang apa disini?" tanyanya dengan gugup.

"Nonton konser gratisan. Suara kamu bagus banget, sampai aku nggak bisa berhenti tertawa."

Riki pergi setelah mengatakan itu. Ziana langsung lemas dan terduduk di lantai. Ia merasa malu setengah mati. Ia tahu betul bagaimana kualitas suaranya.

"Aduh Zia! Bisa-bisanya kamu melakukan hal konyol terus!" Ziana menyentuh kepalanya lalu menggeleng-gelengkan nya.

Waktu sarapan pagi sudah tiba. Dua tuan muda dan satu nyonya besar sudah berada di meja makan. Ziana memberikan sarapan untuk Oma Rasti. Riki sedikit keheranan karena menu makanan yang disajikan berbeda dengan dirinya.

"Kok menunya beda sih?"

"Udah makan aja," ucap Saka yang tidak mau ada pembicaraan di meja makan.

Alhasil, Riki pun makan saja apa yang ada di meja. Selesai sarapan, Saka pamit pergi ke kantor ada Oma Rasti. Sementara Riki hanya duduk di kursi sambil melihat kepergian sepupunya itu.

"Oma akan bilang ke HRD perusahaan, untuk menjadikan kamu manajer di perusahaan. Kamu tidak berniat kembali kesana lagi kan? Kamu akan disini sama Oma dan Saka, kan?"

Riki terdiam. Sejujurnya ia belum memutuskan akankah ia kembali atau menetap. Tapi, cepat atau lambat pasti papanya akan mengetahui keberadaannya.

"Tidak tahu Oma," jawab Riki yang membuat Oma Rasti sedikit murung.

Oma Rasti pun berjalan menjauh dari Riki ke kolam ikan yang ada di belakang rumah. Oma memberikan ikannya makan sambil melihat pantulan dirinya di dalam kolam.

Ziana tampak mendekat kesana. Menemani Oma Rasti yang bersedih.

"Oma, tadi saya tidak sengaja mendengar pembicaraan Oma dengan Mas Riki ... "

Oma Rasti langsung menoleh dan melirik Ziana dengan tajam.

"Maaf Oma. Saya tidak bermaksud untuk menguping Oma. Cuma kebetulan saja tadi lewat."

Ziana pikir lirikan tajam itu karena ia sudah menguping pembicaraan Oma Rasti dan Riki. Rupanya ia salah, karena Oma Rasti malah menanyakan panggilan untuk Riki yang disematkan olehnya.

"Kenapa memanggilnya Mas?"

"Ah, itu, anu, Mas Riki sendiri yang memberikan dua pilihan Oma. Katanya dia tidak mau dipanggil Tuan. Daripada saya memanggilnya cuma dengan namanya. Rasanya tidak sopan sekali Oma."

Oma Rasti pun tidak lagi melihat ke arahnya. Ia sibuk dengan ikan-ikannya yang ada di kolam.

Tak ada lagi obrolan di antara keduanya. Ziana pun tak ingin membuat Oma Rasti jadi semakin sedih.

*

*

Saka tampak lebih dingin dari biasanya. Oliv jadi terheran-heran sendiri melihatnya.

"Kamu kenapa Sak? Ada masalah lagi di rumah? Apa pengasuh Oma buat ulah?" tanya Oliv menerka-nerka.

Saka menggeleng pelan kemudian menghela napasnya berat.

"Riki, sepupuku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun pergi. Sejujurnya aku senang, tapi ada sedihnya juga. Entahlah, aku bingung gimana jelasinnya."

Karena sangat tidak mungkin, Saka menjelaskan perihal masalah keluarganya ke orang lain. Walaupun Oliv adalah teman baiknya.

"Ya sudah, kalau kamu tidak mau cerita. Tidak usah dipaksa Sak. Take your time ya. Aku akan menghandle pekerjaan yang membutuhkan persetujuan dari kamu. Kamu bisa mengerjakan dulu yang ada di meja."

Saka tersenyum tipis lalu mengucapkan rasa terima kasih ke Oliv karena wanita itu selalu tahu apa yang dibutuhkannya.

Tumpukkan berkas-berkas terlihat di meja Saka. Ia buka satu per satu dan baca isinya. Berusaha untuk fokus pada pekerjaan meskipun pikirannya melayang-layang entah kemana.

Ting!

Bunyi notifikasi pesannya. Saka mendapatkan pesan dari Bi Nana tentang kegiatan Oma Rasti di hari itu. Ia melihat Oma Rasti yang tampak murung di depan kolam renang, di ruang tamu bahkan di ruang keluarga. Tentunya, ada Ziana di sebelah Oma Rasti.

[Suruh Ziana untuk menghibur Oma, Bi.]

Setelah pesan tersebut terkirim. Saka melanjutkan lagi pekerjaannya.

*

*

Oma Rasti dan Ziana kini ada di ruang keluarga. Oma Rasti menonton acara reality show di televisi. Tapi sepertinya Oma Rasti tidak melihat ke tontonan di televisi. Sampai Riki pun ikut nimbrung disana.

"Oma," panggilnya dengan suara lembut.

"Aku sudah memikirkannya berulang kali. Aku sudah memutuskan untuk menetap disini."

Ucapan Riki tersebut langsung membuat Oma Rasti menoleh.

"Benar apa yang kamu katakan barusan?" tanya Oma memastikan.

Riki mengangguk dan Oma Rasti pun tersenyum.

"Seharusnya aku segera kembali saat keadaan papa sudah membaik. Maaf Oma, aku pulang terlalu lama," ucapnya sambil meraih tangan Oma untuk diciumnya.

Oma Rasti langsung mengelus rambut cucunya dan memeluknya dengan sayang.

Ziana yang melihat adegan tersebut, jadi ikut terharu. Meski ia tak tahu menahu apa masalahnya. Tapi sepertinya masalahnya besar sampai harus memisahkan sebuah keluarga. Ia tak mau ikut campur dalam urusan keluarga orang lain. Ziana pun memberikan ruang dan waktu untuk keduanya untuk bicara.

Ziana pergi ke taman, dimana ia dulu pernah menanam sayuran bersama Oma Rasti. Sudah terlihat sayuran itu tumbuh meski masih kecil. Ziana menyiram tanaman sayur itu lalu akan kembali ke dalam rumah.

Ketika akan masuk, ia berpapasan langsung dengan Saka dan wanita yang mungkin adalah kekasihnya Saka. Itulah yang Ziana pikirkan. Tapi ternyata wanita yang bersama saka itu adalah teman Saka sekaligus sekretaris laki-laki itu. Saka menjelaskannya supaya Ziana bisa bersikap baik juga ke Oliv.

"Oma ada bersama Tuan Riki di ruang keluarga," ucap Ziana memberitahu lalu mempersilahkan keduanya untuk masuk lebih dulu dan disusul olehnya dari belakang.

Saka dan Oliv masuk ke ruang keluarga. Oliv menyapa Oma begitu juga dengan Riki. Oliv memperkenalkan dirinya sebagai teman sekaligus sekretaris dari Saka kepada Riki.

Riki hanya mengangguk-angguk saja. Karena ia sudah tahu dari Saka. Mereka berempat tampak berada di dalam satu ruang yang sama. Terlihat sangat cocok menjadi satu keluarga jika dilihat dari pakaian bermerk yang dipakai mereka.

"Sak, besok kamu bilang ke HRD akan ada manager baru di kantor," ucap Oma Rasti.

Saka menaikkan alisnya, bingung dengan ucapan Oma Rasti.

"Riki akan menetap dan dia akan bantu kamu di perusahaan."

"Oh," jawab Saka seolah informasi tersebut biasa saja baginya.

"Sak, aku akan langsung pulang, mana berkas yang tadi ingin kamu kasih ke aku?"

"Sebentar, kamu tunggu disini dulu. Aku akan pergi ke kamar."

Saka pergi dari sana. Riki mulai melihat ke arah Oliv. Melihat dari tatapan Oliv ke Saka, Riki bisa tahu kalau wanita itu telah menaruh hati ke Saka. Namun sepertinya, sepupunya itu tidak sadar akan hal itu atau mungkin sebenarnya sadar cuma pura-pura tidak tahu?

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Eki

Eki

crita kok bolqk balik ke awal lg?
ga nyqmbung..

2023-06-18

0

Maria Kibtiyah

Maria Kibtiyah

kata katanya d ulang ulang terus cuman beda judul aj

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Dipecat
2 Bab 2 - Mendapat pekerjaan baru
3 Bab 3 - Saka Anggoro
4 Bab 4 - Ziana Anastasia
5 Bab 5 - Marah-marah di pagi hari
6 Bab 6 - Jalan-jalan pagi
7 Bab 7 - Tertawa Kecil
8 Bab 8 - Bicara Soal Teman
9 Bab 9 - Meminta Izin
10 Bab 10 - Kedekatan Oma Rasti dan Ziana
11 Bab 11 - Kepulangan Riki
12 Bab 12 - Oma Sedih
13 Bab 13 - Keributan di pagi hari oleh Om Hendri
14 Bab 14 - Apa itu bahagia?
15 Bab 15 - Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya
16 Bab 16 - Ucapan Terima Kasih
17 Bab 17 - Siap-siap cari kerja lagi
18 Bab 18 - Oliv kesal
19 Bab 19 - Mulai timbul benih
20 Bab 20 - Cemburu
21 Bab 21 - Pergi
22 Bab 22 - Kembali
23 Bab 23 - Kesal
24 Bab 24 - Susah makan
25 Bab 25 - Kesepian
26 Bab 26 - Bicara
27 Bab 27 - Belanja
28 Bab 28 - keputusan
29 Bab 29 - Rahasia
30 Bab 30 - Bersama
31 Bab 31 - Cerita
32 Bab 32 - Takut dimanfaatkan
33 Bab 33 - Kembali
34 Bab 34 - Berdua
35 Bab 35 - Marah
36 Bab 36 - Terkabul
37 Bab 37 - Jalan-jalan
38 Bab 38 - Bersatu
39 Bab 39 - Sedih
40 Bab 40 - Cemburu
41 Bab 41 - Bahagia
42 Bab 42 - Terungkap
43 Bab 43 - Dilema
44 Bab 44 - Janji
45 Bab 45 - Cahaya
46 Bab 46 - Dua
47 Bab 47 - Cinta
48 Bab 48 - Ceria
49 Bab 49 - Bersatu
50 Bab 50 - Kamu
51 Bab 51 - Tawanan
52 Bab 52 - Cinta yang membara
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1 - Dipecat
2
Bab 2 - Mendapat pekerjaan baru
3
Bab 3 - Saka Anggoro
4
Bab 4 - Ziana Anastasia
5
Bab 5 - Marah-marah di pagi hari
6
Bab 6 - Jalan-jalan pagi
7
Bab 7 - Tertawa Kecil
8
Bab 8 - Bicara Soal Teman
9
Bab 9 - Meminta Izin
10
Bab 10 - Kedekatan Oma Rasti dan Ziana
11
Bab 11 - Kepulangan Riki
12
Bab 12 - Oma Sedih
13
Bab 13 - Keributan di pagi hari oleh Om Hendri
14
Bab 14 - Apa itu bahagia?
15
Bab 15 - Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya
16
Bab 16 - Ucapan Terima Kasih
17
Bab 17 - Siap-siap cari kerja lagi
18
Bab 18 - Oliv kesal
19
Bab 19 - Mulai timbul benih
20
Bab 20 - Cemburu
21
Bab 21 - Pergi
22
Bab 22 - Kembali
23
Bab 23 - Kesal
24
Bab 24 - Susah makan
25
Bab 25 - Kesepian
26
Bab 26 - Bicara
27
Bab 27 - Belanja
28
Bab 28 - keputusan
29
Bab 29 - Rahasia
30
Bab 30 - Bersama
31
Bab 31 - Cerita
32
Bab 32 - Takut dimanfaatkan
33
Bab 33 - Kembali
34
Bab 34 - Berdua
35
Bab 35 - Marah
36
Bab 36 - Terkabul
37
Bab 37 - Jalan-jalan
38
Bab 38 - Bersatu
39
Bab 39 - Sedih
40
Bab 40 - Cemburu
41
Bab 41 - Bahagia
42
Bab 42 - Terungkap
43
Bab 43 - Dilema
44
Bab 44 - Janji
45
Bab 45 - Cahaya
46
Bab 46 - Dua
47
Bab 47 - Cinta
48
Bab 48 - Ceria
49
Bab 49 - Bersatu
50
Bab 50 - Kamu
51
Bab 51 - Tawanan
52
Bab 52 - Cinta yang membara
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!