Seperti biasa Ziana membuatkan sarapan khusus untuk Oma Rasti. Ia membuatnya sambil bersenandung ria di dapur. Di saat itu, Riki sedang kehausan dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Ziana tidak menyadari kehadiran Riki karena terlalu asik dengan kegiatannya sendiri. Padahal Riki sudah cekikikan karena mendengar suara Ziana yang fals dan seperti tak terkontrol itu.
Ketika makanan yang dibuat Oma sudah selesai, Ziana pun mematikan kompornya dan berbalik. Wanita itu terkejut ketika melihat ada Riki disana. Untungnya, masakan yang dibuatnya tidak tumpah dan mengenai dirinya.
"M-mas Riki sedang apa disini?" tanyanya dengan gugup.
"Nonton konser gratisan. Suara kamu bagus banget, sampai aku nggak bisa berhenti tertawa."
Riki pergi setelah mengatakan itu. Ziana langsung lemas dan terduduk di lantai. Ia merasa malu setengah mati. Ia tahu betul bagaimana kualitas suaranya.
"Aduh Zia! Bisa-bisanya kamu melakukan hal konyol terus!" Ziana menyentuh kepalanya lalu menggeleng-gelengkan nya.
Waktu sarapan pagi sudah tiba. Dua tuan muda dan satu nyonya besar sudah berada di meja makan. Ziana memberikan sarapan untuk Oma Rasti. Riki sedikit keheranan karena menu makanan yang disajikan berbeda dengan dirinya.
"Kok menunya beda sih?"
"Udah makan aja," ucap Saka yang tidak mau ada pembicaraan di meja makan.
Alhasil, Riki pun makan saja apa yang ada di meja. Selesai sarapan, Saka pamit pergi ke kantor ada Oma Rasti. Sementara Riki hanya duduk di kursi sambil melihat kepergian sepupunya itu.
"Oma akan bilang ke HRD perusahaan, untuk menjadikan kamu manajer di perusahaan. Kamu tidak berniat kembali kesana lagi kan? Kamu akan disini sama Oma dan Saka, kan?"
Riki terdiam. Sejujurnya ia belum memutuskan akankah ia kembali atau menetap. Tapi, cepat atau lambat pasti papanya akan mengetahui keberadaannya.
"Tidak tahu Oma," jawab Riki yang membuat Oma Rasti sedikit murung.
Oma Rasti pun berjalan menjauh dari Riki ke kolam ikan yang ada di belakang rumah. Oma memberikan ikannya makan sambil melihat pantulan dirinya di dalam kolam.
Ziana tampak mendekat kesana. Menemani Oma Rasti yang bersedih.
"Oma, tadi saya tidak sengaja mendengar pembicaraan Oma dengan Mas Riki ... "
Oma Rasti langsung menoleh dan melirik Ziana dengan tajam.
"Maaf Oma. Saya tidak bermaksud untuk menguping Oma. Cuma kebetulan saja tadi lewat."
Ziana pikir lirikan tajam itu karena ia sudah menguping pembicaraan Oma Rasti dan Riki. Rupanya ia salah, karena Oma Rasti malah menanyakan panggilan untuk Riki yang disematkan olehnya.
"Kenapa memanggilnya Mas?"
"Ah, itu, anu, Mas Riki sendiri yang memberikan dua pilihan Oma. Katanya dia tidak mau dipanggil Tuan. Daripada saya memanggilnya cuma dengan namanya. Rasanya tidak sopan sekali Oma."
Oma Rasti pun tidak lagi melihat ke arahnya. Ia sibuk dengan ikan-ikannya yang ada di kolam.
Tak ada lagi obrolan di antara keduanya. Ziana pun tak ingin membuat Oma Rasti jadi semakin sedih.
*
*
Saka tampak lebih dingin dari biasanya. Oliv jadi terheran-heran sendiri melihatnya.
"Kamu kenapa Sak? Ada masalah lagi di rumah? Apa pengasuh Oma buat ulah?" tanya Oliv menerka-nerka.
Saka menggeleng pelan kemudian menghela napasnya berat.
"Riki, sepupuku pulang ke rumah setelah bertahun-tahun pergi. Sejujurnya aku senang, tapi ada sedihnya juga. Entahlah, aku bingung gimana jelasinnya."
Karena sangat tidak mungkin, Saka menjelaskan perihal masalah keluarganya ke orang lain. Walaupun Oliv adalah teman baiknya.
"Ya sudah, kalau kamu tidak mau cerita. Tidak usah dipaksa Sak. Take your time ya. Aku akan menghandle pekerjaan yang membutuhkan persetujuan dari kamu. Kamu bisa mengerjakan dulu yang ada di meja."
Saka tersenyum tipis lalu mengucapkan rasa terima kasih ke Oliv karena wanita itu selalu tahu apa yang dibutuhkannya.
Tumpukkan berkas-berkas terlihat di meja Saka. Ia buka satu per satu dan baca isinya. Berusaha untuk fokus pada pekerjaan meskipun pikirannya melayang-layang entah kemana.
Ting!
Bunyi notifikasi pesannya. Saka mendapatkan pesan dari Bi Nana tentang kegiatan Oma Rasti di hari itu. Ia melihat Oma Rasti yang tampak murung di depan kolam renang, di ruang tamu bahkan di ruang keluarga. Tentunya, ada Ziana di sebelah Oma Rasti.
[Suruh Ziana untuk menghibur Oma, Bi.]
Setelah pesan tersebut terkirim. Saka melanjutkan lagi pekerjaannya.
*
*
Oma Rasti dan Ziana kini ada di ruang keluarga. Oma Rasti menonton acara reality show di televisi. Tapi sepertinya Oma Rasti tidak melihat ke tontonan di televisi. Sampai Riki pun ikut nimbrung disana.
"Oma," panggilnya dengan suara lembut.
"Aku sudah memikirkannya berulang kali. Aku sudah memutuskan untuk menetap disini."
Ucapan Riki tersebut langsung membuat Oma Rasti menoleh.
"Benar apa yang kamu katakan barusan?" tanya Oma memastikan.
Riki mengangguk dan Oma Rasti pun tersenyum.
"Seharusnya aku segera kembali saat keadaan papa sudah membaik. Maaf Oma, aku pulang terlalu lama," ucapnya sambil meraih tangan Oma untuk diciumnya.
Oma Rasti langsung mengelus rambut cucunya dan memeluknya dengan sayang.
Ziana yang melihat adegan tersebut, jadi ikut terharu. Meski ia tak tahu menahu apa masalahnya. Tapi sepertinya masalahnya besar sampai harus memisahkan sebuah keluarga. Ia tak mau ikut campur dalam urusan keluarga orang lain. Ziana pun memberikan ruang dan waktu untuk keduanya untuk bicara.
Ziana pergi ke taman, dimana ia dulu pernah menanam sayuran bersama Oma Rasti. Sudah terlihat sayuran itu tumbuh meski masih kecil. Ziana menyiram tanaman sayur itu lalu akan kembali ke dalam rumah.
Ketika akan masuk, ia berpapasan langsung dengan Saka dan wanita yang mungkin adalah kekasihnya Saka. Itulah yang Ziana pikirkan. Tapi ternyata wanita yang bersama saka itu adalah teman Saka sekaligus sekretaris laki-laki itu. Saka menjelaskannya supaya Ziana bisa bersikap baik juga ke Oliv.
"Oma ada bersama Tuan Riki di ruang keluarga," ucap Ziana memberitahu lalu mempersilahkan keduanya untuk masuk lebih dulu dan disusul olehnya dari belakang.
Saka dan Oliv masuk ke ruang keluarga. Oliv menyapa Oma begitu juga dengan Riki. Oliv memperkenalkan dirinya sebagai teman sekaligus sekretaris dari Saka kepada Riki.
Riki hanya mengangguk-angguk saja. Karena ia sudah tahu dari Saka. Mereka berempat tampak berada di dalam satu ruang yang sama. Terlihat sangat cocok menjadi satu keluarga jika dilihat dari pakaian bermerk yang dipakai mereka.
"Sak, besok kamu bilang ke HRD akan ada manager baru di kantor," ucap Oma Rasti.
Saka menaikkan alisnya, bingung dengan ucapan Oma Rasti.
"Riki akan menetap dan dia akan bantu kamu di perusahaan."
"Oh," jawab Saka seolah informasi tersebut biasa saja baginya.
"Sak, aku akan langsung pulang, mana berkas yang tadi ingin kamu kasih ke aku?"
"Sebentar, kamu tunggu disini dulu. Aku akan pergi ke kamar."
Saka pergi dari sana. Riki mulai melihat ke arah Oliv. Melihat dari tatapan Oliv ke Saka, Riki bisa tahu kalau wanita itu telah menaruh hati ke Saka. Namun sepertinya, sepupunya itu tidak sadar akan hal itu atau mungkin sebenarnya sadar cuma pura-pura tidak tahu?
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Eki
crita kok bolqk balik ke awal lg?
ga nyqmbung..
2023-06-18
0
Maria Kibtiyah
kata katanya d ulang ulang terus cuman beda judul aj
2023-06-17
0