Perkara nasi goreng

"Nasi goreng lagi?" Raka-bocah sembilan tahun itu nampak merengut. 

Dia menatap tidak suka pada piring berisi nasi goreng klasik buatan Salsa-ibu sambungnya. 

"Iya, Raka. Bahan masakan di kulkas sudah habis, Nak … jadi, Ibu cuma bikin nasi goreng buat kamu. Ayo di makan,!" ujar Salsa dengan lembut dan penuh kesabaran. 

"Gak mau! Aku bosan makan nasi goreng terus!" Tanpa terduga, Raka menyapu piring berisi nasi goreng tersebut hingga jatuh ke atas lantai. 

"Astaghfirullah, Raka!" pekik Salsa yang merasa terkejut. 

Huaa … huaa … huaa

Mendengar suara keras yang berasal dari mulut ibu sambungnya, Raka pun menangis histeris. 

"Raka! Ada apa ini? Kenapa kamu nangis?" Rahmi-sang nenek berjalan tergopoh-gopoh menghampiri cucunya. 

Mata tua wanita itu langsung menatap nyalang pada Salsa yang masih berdiri terpaku. Dengan cepat tangan Rahmi merengkuh tubuh Raka, dan mendekapnya dengan erat. 

"Kamu apakan Cucuku, Salsa?!" sentak Rahmi seperti biasanya. 

"Eng-enggak, Bu. Salsa gak apa-apakan Raka. Tadi Raka lempar piring nasi goreng itu," sahut Salsa seraya menunjuk lurus ke atas lantai. 

Di sana berserakan beling dari pecahan piring yang bercampur nasi goreng tadi. 

"Ibu marahin Raka, Nek … karena Raka gak mau makan nasi goreng." Bocah itu mengadu di tengah sedu sedan isak tangisnya. 

"Apa?! Berani-beraninya kamu marahin Cucuku!" berang Rahmi dengan suaranya yang terdengar nyaring, membuat telinga yang mendengarnya berdengung sakit. 

Salsa menggelengkan kepalanya perlahan. Ini bukan untuk pertama kalinya dia mendapatkan tuduhan. 

Anak tirinya tersebut memang kerap mengadu domba dirinya dengan orang-orang yang ada di rumah itu. 

"Nggak, Bu. Salsa gak marahin Raka … tadi cuma-"

"Diam kamu! Beraninya cuma sama anak kecil. Awas kamu … akan ku adukan ke Edro," ancam Rahmi. 

Kalau sudah begini, Salsa hanya bisa pasrah. Dia tidak punya keberanian untuk melawan, karena suaminya sendiri pun tidak pernah membela dirinya. 

Sedangkan Raka yang masih ada dalam dekapan sang nenek, menyunggingkan senyuman sinisnya. 

Anak lelaki berusia sembilan tahun itu merasa sangat puas, karena sudah membuat ibu tirinya terkena marah oleh neneknya.

Ketika Salsa membersihkan serpihan beling, Raka dengan mata tajam sedang meledek Salsa dari depan pintu kamarnya.

Sebenarnya, Salsa kesal tapi Salsa tidak bisa melawannya. Dia kembali ke kamarnya dan menangis tersedu-sedu. 

Salsa tidak pernah menceritakan kekisruhan rumah tangganya, bersama Edro kepada keluarganya. Karna Salsa sangat menghargai arti Pernikahan dan sangat menghormati suaminya, Edro. 

****

"Nak, kamu terlalu lama memainkan ponsel, Sudah ya!" Suruh Salsa yang langsung mengambil ponsel milik Raka.

"Kamu bukan Ibu ku" sahut Raka dengan tegas. 

Salsa pun mencoba meyakinkan Raka agar bisa diterima oleh Anak sambungnya.

"Raka, ibu memang bukan Ibu yang melahirkan kamu, tapi Ibu punya hak untuk menegur kamu apabila kamu berbuat salah, karna ibu sudah menjadi ibu sambung mu, Nak" 

Beribu-ribu Salsa menasehati, tetep Raka tidak mau mendengarkan nasehat Salsa. 

Raka di tinggalkan ibunya ketika dia berusia 7 tahun. Orang tuanya bercerai karena ibu kandungnya selingkuh. Sehingga Raka diasuh oleh Neneknya,Rahmi. Raka belum bisa menerima Salsa karena luka dihati Raka setelah perceraian ibu dan bapaknya, dia tidak mau ada perempuan lagi disamping ayahnya.

Salsa sudah tahu peristiwa itu dari Suaminya, Edro. Namun, yang diherankan oleh Salsa, mengapa anak sambungnya,-Raka selalu senang mengadu domba Salsa dengan keluarganya.

Terpopuler

Comments

Asep Prayoga

Asep Prayoga

ceritanya bagus, greget kenapa si salsa tidak pergi saja dari rumah itu dari pada tekanan batin, ya kan Thor?

2023-07-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!