AVARAIN : Cinta Di Balik Balap Liar

AVARAIN : Cinta Di Balik Balap Liar

PROLOG

"Brum...!"

"Brum...!"

"Brum...!"

Suara knalpot motor racing dari peserta lomba balapan liar meraung-raung memekakkan telinga, memecah kebisuan jalanan ibu kota yang sepi. Waktu saat ini menunjukkan pukul 00.30 dini hari. Seorang gadis muda berpakaian sexy, mengangkat bendera kecil di tangannya pertanda pertandingan segera dimulai.

Beberapa kendaraan bermotor hasil modifikasi, meluncur di jalanan ibu kota yang sepi, saat dini hari. Para penonton bersorak sorai, mengagungkan nama motor jagoan mereka.

"Ayo, Sagita!" suara teriakkan menyemangati sebuah julukan bagi motor Satria Fu, keluaran bengkel motor bang Mamat.

"Hidup Bacan, Ayo lari!" teriak pendukung sepeda motor julukan untuk Ninja 2 Tak, keluaran bengkel bang Erkand. Dan banyak lagi seruan yang bergema memberi semangat jagoan-jagoan balap mereka.

"Ayo Rain, Hajar!" teriak David dengan semangat menggebu-gebu dari pinggir jalan raya tempat balap liar itu berlangsung.

"Yeay, jagoan gue menang!" seru David berjingkrak-jingkrak kegirangan, saat motor Ninja 2 Tak keluaran bengkel bang Erkand berhasil meraih finish ditempat pertama.

Para pendukung motor Ninja itu mengerubungi Rain sang pembalap. Mereka memberi selamat atas kemenangan Rain. Mereka mengarak-arak Rain di sepanjang lintasan balapan, seolah arena itu adalah arena MotoGP, tak kalah heboh dari arena balap motor Mandalika.

Para penonton yang bertaruh untuk kemenangan Rain ikut bersorak gembira.

"Kita menang lagi Bro, keren! Selamat ya!" David menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu berkali-kali. Rain menyerahkan segepok uang Limapuluh ribuan ke tangan David yang telah menjadi asisten dadakan nya, sejak pertama kali Rain mengikuti lomba balap motor tersebut.

"Wow, kalau begini terus, bisa kaya kita, bro! bisa traktir anak-anak di markas," seru David girang.

"Terserah Lo!" sahut Rain, sambil membaringkan tubuhnya diaspal yang dingin, dan menjadikan kedua tangannya sebagai bantalan. Tapi, kemudian dia segera bangkit kembali .

"Vid, ambilin gue minum dong, haus nih!" perintah Rain sambil memegang tenggorokannya yang terasa kering.

"Tunggu sebentar," David segera berlalu dari Rain dan mengambil 2 botol minuman dari dalam jok motornya.

Buru-buru, David menyerahkan minuman itu ke tangan Rain. Cowok itu meminumnya sampai tandas.

"Lagi Vid," David pun menyerahkan lagi botol minuman ke tangan Rain.

"Bang Erkand, masih ada lawan nggak buat gue!" teriak Rain, sambil menyiramkan sisa air mineral itu ke wajahnya.

Bang Erkand adalah pemilik sebuah bengkel motor tempat langganan teman- teman Rain dari geng motor darknight sekaligus Joki balapan liar di jalanan kawasan TB Simatupang.

"Sekarang belum Rain, nanti kalau ada, gue kabarin Lo berdua!" sahut Bang Erkand.

"Oke bang!" Rain menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya dan mengangkatnya ke atas.

"Rain, semestinya Lo itu, ikutan kompetisi balap motor profesional. Biar dapat lawan yang seimbang, siapa tahu Lo bisa ikut MotoGP, bisa ngalahin Valentino Rossi. Lo bakal terkenal seantero dunia, gue jadi bangga punya teman terkenal," celetuk David

"Valentino Rossi udah pensiun kali, Vid!" ujar Rain sambil menyalakan sebatang rokok filternya.

"Terus siapa dong? gue taunya cuman Valentino Rossi, itupun keseringan nonton iklan motor yang jargonnya Janda Semakin Didepan," seloroh David

membuat anak-anak geng motor disekitarnya tertawa ngakak.

"Gue nggak pernah mimpi jadi pembalap profesional bro! yang ada gue bakal digantung sama bokap gue, kalau saja bokap gue tau, gue ikut balapan liar kayak gini," ucap Rain sedih.

"Ya ela, bokap lo nggak gaul banget sih, Rain," ujar David.

"Bokap gue pengennya, gue ngurusin bisnis kayak dia, malas gue!" Rain menghembuskan asap rokok ke udara.

"Pulang yuk Rain! dari pada Lo tidur di aspal, mending tidur di rumah empuk, molor deh sampe besok sore," celoteh David.

"Benar juga Lo Vid_ Bang Erkand, kita pulang duluan ya! " pamit Rain.

"Ya, hati-hati Rain!" seru Bang Erkand.

"Vid, Lo mau pulang apa tidur di markas?" tanya Rain saat keduanya sudah melaju di jalanan ibu kota yang sepi.

"Gue mau pulang saja Rain, nanti nyokap gue ngomel kalau gue nggak pulang,"

Setelah mengantar David kerumahnya, Rain pun memacu motornya dengan kecepatan tinggi kembali pulang kerumahnya.

...----------------...

"Darimana kamu?" suara bariton Reynald Abiyasa menghentikan langkah Rain yang hendak naik keatas tangga menuju kamarnya.

"Dari rumah teman Pa," jawab Rain santai.

"Bertamu ke rumah orang sampai pagi begini, kamu jangan yang aneh-aneh, Rain!" murka Reynald.

"Yah, Papa! Ini kan malam Minggu, biasalah anak muda pada ngumpul, kayak nggak pernah muda aja," jawab Rain remeh.

"Papa heran sama kamu Rain, mau kamu apa sih? Disekolah bikin onar, di rumah keluyuran, kamu pikir papa nggak capek apa, ngurusin tingkah kamu yang nggak jelas itu!" seru Reynald emosi.

"Ya udah, Papa nggak usah ngurusin Rain, urus saja selingkuhan papa yang jalang itu!" sarkas Rain.

"Plak...!" sebuah tamparan mendarat di pipi Rain. Rain meringis mengusap pipinya yang terasa panas.

"Aku membencimu, Papa!" teriak Rain sambil berlalu meninggalkan sang ayah yang terpaku ditempatnya. Memandangi tangannya yang baru saja dia gunakan untuk menampar putra semata wayangnya.

Rain masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu dengan kasar, serta menguncinya dari dalam. Cowok itu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang tanpa membuka sneakers berwarna putih yang dia kenakan.

...----------------...

Seharian Rain tidak keluar dari kamar, membuat Bi Arma cemas dengan keadaan tuan mudanya. Wanita paruh baya itu segera ke lantai atas untuk membangunkan anak majikannya itu.

"Den...!Den Rain...!" teriakan bi Arma tidak membuat Rain bergeming dari tidurnya.

"Den bangun! ini sudah siang! Aden belum sarapan dari tadi kan?" teriak Bu Arma.

"Ya Bi, taruh saja di bawah, nanti aku turun!" teriak Rain dari dalam kamar. dengan suara yang parau.

"Baik den, tapi janji ya!" seru Bi Arma.

"Ya....!" sahut Rain.

Bu Arma segera kembali ke dapur dan meletakkan nampan berisi makan siang Rain diatas meja.

Bi Arma, sangat menyayangi Tuan mudanya itu, Karena bibi Arma lah yang merawat Rain dari kecil. Disaat kedua orang tua Rain sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Rain bangkit dari tidurnya dengan malas, dengan langkah gontai, Rain berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan diri di sana. Lama cowok itu berdiri dibawah pancuran, seolah ingin mendinginkan kepalanya yang dipenuhi amarah dan kebencian terhadap papanya, Reynald.

Rain mengusap wajahnya dengan kasar. Beberapa menit kemudian Rain keluar dari kamar mandi. Dengan hanya mengenakan celana jeans dan bertelanjang dada, cowok itu duduk bersandar dilantai balkon. Sembari menatap birunya langit ibu kota siang itu. Tak lupa sebatang rokok ditangannya.

Setelah menghabiskan rokoknya, Rain keluar dari kamar dan langsung menuju meja makan.

"Makanannya ada diatas meja, Den!" sahut bi Arma saat melihat Rain mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.

"Ya Bi, _ Papa mana Bi?" Rain duduk dimeja makan sambil menikmati sepiring nasi dengan lauk ayam bakar kesukaannya.

"Tuan Reynald, tadi pagi keluar den!" jawab Bi Arma sambil merapikan dapurnya

"Papa bilang nggak, mau kemana?" tanya Rain lagi.

"Nggak den, tuan nggak ngomong apa-apa!"

"Ya sudah!" Rain kembali meneruskan makannya, tanpa bicara lagi.

Rain membenci ayahnya. Semenjak Ibunya, Farah menuduh Reynald selingkuh dengan perempuan yang pernah menjadi masa lalunya. Hingga Ibunya Farah Abiyasa menggugat cerai sang ayah. Dan meninggalkan rumah dengan perasaan kecewa dan marah.

Sementara Rain tinggal bersama ayahnya, di rumah besar itu dengan segala aturan yang membuat Rain berontak dan ingin lari.

Sebenarnya hubungan ayah dan ibunya, sudah retak sejak lama, namun entah mengapa, Ayahnya masih bertahan dan enggan menceraikan ibunya Rain. Mama Farah pergi keluar negeri bersama seorang pria bule, yang pernah menjadi kliennya. Meninggalkan Rain dan ayahnya.

Rain tidak tahu pasti apa yang terjadi, yang dia dengar hanya, tentang perselingkuhan yang dituduhkan ibunya pada Reynald. Namun Reynald membantah tuduhan itu.

Pada akhirnya, Reynald mengabulkan gugatan cerai Farah. Dan meminta hak asuh Rain ditangannya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

rd yanti

rd yanti

lanjut baca dulu ya!

2023-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!