TOM DAN JERRY

Dimana ada Rain disitu pasti ada Ava. Ava sudah seperti hantu bagi Rain. Ava siap membela teman-temannya dari gangguan Rain. Hal itu membuat Rain menjadi jengah. Dia tidak punya ruang untuk menjahili teman-temannya.

"Ngapain juga cewek jadi-jadian itu, harus ada disekolah ini, bikin gue kesal aja!" umpat Rain, setelah Ava mengerjainya dengan membuat Rain ditertawakan seisi kelas.

"Awas Lo, cewek gila! gue bales Lo!" desis Rain sambil tersenyum tipis.

Hari itu adalah hari Senin, Ava kembali ke sekolah setelah di skors selama 1 Minggu. Begitu juga Rain. Cowok itu kembali ke sekolah dan datang lebih awal dari biasanya.

"Tumben Rain datang lebih awal, biasanya juga nggak pernah upacara," bisik Laura pada Ava.

"Lagi demam kali," sahut Ava asal.

"Ayo Va, kita ke lapangan, ntar lagi upacara dimulai," Laura menarik tangan Ava menuju lapangan upacara.

Upacara bendera segera dimulai, setelah kepala Sekolah hadir di lapangan upacara. Ava tidak menyadari kalau Rain berdiri di belakangnya. Saat semua siswa hormat kearah Bendera Merah Putih yang sedang di kibarkan, Ava merasakan sesuatu bergerak didalam pakaian seragamnya. Ava menggeliat menahan geli ditubuhnya.

"Va, ada kecoak dalam seragam Lo," bisik Rain.

"Hah, kecoak! Ada kecoa!" Ava melompat-lompat karena geli, gadis itu menarik seragamnya keluar dari rok abu-abunya.

Ava terdiam, saat seluruh mata memandang kearahnya, termasuk majelis guru dan Kepala Sekolah. Wajah Ava merah padam, dia memutar tubuhnya ke belakang. Dia menatap tajam ke arah Rain, yang tertawa menyeringai.

"Awas Lo ya!" ancam Ava, mendorong tubuh Rain dengan kasar. Ingin rasanya Ava menghilang dari muka bumi, saat tatapan peserta upacara seolah mengulitinya.

"DEALOVA WILSON, kamu tetap disana!" Bu Suci tiba-tiba datang dari arah belakang.

"Rain juga dong, buk! Dia yang memasukkan kecoa kedalam seragam saya," protes Ava.

"Kamu juga Rain," seru Bu Suci kemudian.

Setelah seluruh peserta Upacara Bendera bubar, Rain dan Ava dihukum Bu Suci dengan memberi hormat kepada bendera sampai jam pelajaran sekolah usai.

"Lo, kurang kerjaan banget sih!" gerutu Ava.

"Makanya, nggak usah sok jadi pahlawan, nantangin gue didepan anak-anak, jadi Lo harus siap berurusan sama gue!"

"Lo itu, kurang ajar, gue nggak suka ngeliat orang lain dibully, mentang-mentang bokap Lo pemilik sekolah, seenaknya saja Lo menindas mereka yang lemah." omel Ava.

Rain hanya mendengus, tak peduli Omelan gadis itu.

"Asal Lo tau ya, kita ini sekolah di SMA ini bayar, mahal lagi! kalau mereka nggak nyaman, mereka bisa pindah....Para orang tua berpikir seribu kali jika ingin memasukkan anaknya sekolah di tempat yang hanya membuat mereka terzalimi, Lo mau sekolah bokap Lo ini bubar?" cecar Ava panjang lebar.

Rain hanya diam, dalam hati dia membenarkan omongan Ava, sudah banyak anak-anak yang dia ganggu, akhirnya pindah dari sekolah itu. Padahal SMA Nusa Bakti adalah sekolah favorit bagi anak-anak yang orangtuanya berkantong tebal.

"Udah selesai ceramahnya?" ledek Rain, membuat Ava makin kesal.

"Ava....! Rain...! Jangan ngobrol, hormat bendera!" teriak Bu Suci yang mengawasi dari pinggir lapangan upacara.

Ava kembali ke mode seriusnya, tangannya sudah terasa pegal karena diangkat terlalu lama. Sementara Rain berdiri dengan santai dan ogah-ogahan. Saat Bu Suci tidak ada, Rain duduk di belakang Ava, agar terhindar dari panas matahari yang mulai menyengat.

"Heh, ngapain Lo capek-capek berdiri disitu, turunin tangan Lo, Bu Suci lagi nggak ada," seru Rain.

"Tapi...!" Ava memandang sekeliling sekolah, anak-anak sudah masuk kedalam kelas untuk mengikuti jam pelajaran pertama.

"Udah, duduk dulu! Gue yang tanggung jawab, ntar dehidrasi lo!" ujar Rain.

"Rain, gue haus. Ambilin minuman gue dong dikelas!" pinta Ava.

"Emang Lo siapa, nyuruh-nyuruh gue!" jawab Rain santai, membuat Ava semakin dongkol.

"Eh, kecoa jelek! Lo kan, yang ngerjain gue, sampai gue dihukum begini. Jadi Lo yang harus tanggung jawab, cepetan ambilin!" teriak Ava geram.

Rain tidak bergeming, dia paling tidak suka disuruh-suruh, yang ada dia yang selalu memerintah orang lain, karena anak-anak siswa sekolah tersebut takut padanya.

"Heh Lo, sini!" teriak Rain saat seorang siswi kelas X lewat di depan lapangan. Siswi itu mendekat, "Ada apa, Kak?" tanyanya, sedikit takut.

"Lo beliin minuman dingin 2 botol ya! cepetan, nggak pake lama!" perintah Rain.

"Ya kak!" siswi bernama Alya itu berlari ke kantin dan tak lama kembali membawa 2 botol minuman dingin. Dan menyerahkannya pada Ava dan Rain.

"Makasih ya!" balas Ava.

"Ya kak!" Alya segera berlari kedalam kelas, karena dia terlalu lama meninggalkan kelas.

Ava merasa lega, setelah meminum air dingin itu.

"Siapa yang menyuruh kalian duduk!" suara Kepala Sekolah terdengar seperti petir yang menggelegar di pagi hari. Rain dan Ava buru-buru berdiri dan mengambil sikap hormat pada bendera.

"Pak Hasan, udah ya! kasihan Ava, udah keringetan begitu, kalau dia pingsan gimana?" tawar Rain pada Kepala Sekolah.

"Nggak bisa, kalian berdua harus dihukum, supaya tidak ditiru oleh Siswa yang lain. Ingat jika kalian tidak patuh, hukuman kalian akan Bapak tambah!" tegas Pak Hasan.

Ava melirik kearah Rain yang masih berdebat dengan pak Hasan. Kepala Sekolah itu pergi tanpa bicara lagi.

"Dengar ya Rain, kalau Lo gangguin gue lagi, gue bakal gebukin Lo sampai babak belur!" ancam Ava dengan wajah horor.

"Lo ngancam gue!" Rain tersenyum miring.

"Ya, kenapa?"

"Gue takut," Rain tertawa mengejek Ava.

"Gue capek tau, Rain, berantem terus sama Lo," keluh Ava.

"Heh, macan betina, gue juga capek kali liatin Lo, makanya nggak usah mencampuri urusan gue, biar Lo aman!" seru Rain, sambil berjalan meninggalkan Ava sendirian di lapangan upacara.

"Eh, kecoa, mau kemana Lo?" teriak Ava.

"Pulang!" jawab Rain tanpa menoleh pada Ava dengan melambaikan tangan kirinya.

"Tungguin gue!" teriak Ava berlari mengejar Rain yang berjalan santai menuju parkiran.

"Mau kemana Lo?" tanya Rain, sambil mengeluarkan jaket dan helmnya dari dalam jok motor Ninja putih yang dibawanya ke sekolah hari itu.

"Anterin gue pulang ya, please!" Ava mengatupkan kedua telapak tangannya di dada, dan memasang mata puppies nya.

"Ya udah, naik! Lo pake helm ini, aja!" Rain mengambil helm yang terletak di motor Scoopy.

"Eh, itu kan punya orang!" tolak Ava.

"Besok di kembalikan, pake saja!" Ava menerima helm itu, dia tidak habis pikir, cowok itu memang seenaknya. Tapi Ava mulai menyukai gayanya.

Setelah memasang helm hasil "curian" nya, Ava naik keatas motor besar itu dan duduk dibelakang Rain, dengan posisi menghadap kedepan.

"Pegangan!" Rain menyalakan motornya, dan melesat keluar parkiran. Tapi tunggu, ada pak satpam yang berjaga di depan gerbang sekolah.

"Kalian bolos ya?" tegur pak Rahmat.

"Kita nggak bolos, Pak, kita disuruh Bu Suci pulang, untuk menjemput orang tua kami!" jawab Rain asal.

"Kalian membuat ulah lagi ya, dasar anak-anak sekarang, susah diatur," omel pak satpam.

"Ya pak, makanya, cepetan buka gerbangnya!" perintah Rain. Satpam itu membukakan pintu gerbang. Dengan cepat Rain melarikan motornya ke jalan raya,

"Terimakasih, Pak Rahmat!" teriak Rain tertawa lepas. Ava hanya tersenyum tipis.

"Pegangan yang kuat, Ava!" teriak Rain dari balik Helm Full Face-nya.

"Iya, ini kan udah kuat, kali!" Ava melingkarkan kedua tangannya di pinggang cowok itu. Walau risih, Ava terpaksa melakukannya, karena Rain melarikan motornya dengan kecepatan tinggi.

"Rain, kalau Lo pingin mati, jangan ngajak gue dong!" teriak Ava.

"Jangan takut, nikmati aja!" seru Rain tertawa

lepas.

Ava bukanlah seorang yang penakut, dia juga sering naik motor dengan kecepatan tinggi, tapi dengan memakai atribut bermotor lengkap, bukan dengan seragam sekolah seperti sekarang.

"Kita mau kemana, Rain? Lo nggak lagi nyulik gue kan?" teriak Ava, saat motor Rain jauh melaju meninggalkan kota.

Bersambung

Terpopuler

Comments

rd yanti

rd yanti

Suka bab yang ini, lucu dan bikin gemes, Macan betina mulai jinak.

2023-11-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!