NICHOLAS RAIN ABIYASA

Nicholas Rain Abiyasa, adalah seorang cowok berusia 17 tahun, memilik postur tubuh tinggi dan tegap, idaman para cewek-cewek di sekolahnya.

Wajahnya yang tampan dan kulit yang eksotis menambah daya tarik cowok yang biasa dipanggil Rain itu.

Rain adalah siswa kelas XI IPS 5, Sekolah Menengah Atas Nusa Bakti. Ayahnya adalah seorang pengusaha ternama di ibu kota, bernama Reynald Abiyasa dan ibunya seorang pengacara hebat yang menjadi langganan para pejabat dan selebritis terkenal tanah air, yang bernama Farah Abiyasa.

Terlahir dari keluarga broken home membuat Rain mencari kebahagiaannya sendiri diluar rumah. Dia terjerumus dalam lingkaran pergaulan dengan  anak-anak geng motor di jalanan ibu kota.

Berawal dari perkenalannya dengan David Herlambang diarena balapan liar, membuat Rain merasa nyaman dengan kehidupan barunya di jalanan. Bebas dari segala macam aturan  yang dibuat sang ayah di rumah.

"Lo mau balapan, bro!" tanya seseorang saat Rain duduk diatas motor dipinggir jalanan ibu kota, menyaksikan perlombaan balap motor yang sedang berlangsung di sana.

"Hah, nggak,gue cuma liatin doang!" jawab Rain kaget karena kehadiran seorang anak ok seumurannya datang dengan tiba-tiba.

"Ikut aja, biar tambah rame!" ajaknya.

"Emangnya boleh, ya?" tanya Rain sedikit ragu.

"Boleh! asal  Lo punya motor, ngomong-ngomong motor Lo boleh juga!" puji  anak itu sambil memegang motor ninja merah kesayangan Rain. Rain tersenyum tipis.

"Taruhannya, berapa?" tanya Rain penuh minat.

"Terserah, kalau taruhannya gede, menangnya juga banyak, Oh ya, kenalin gue David!" David mengulurkan tangannya dan menyalami Rain.

"Gue Rain, kebetulan tadi gue lewat, disini rame, jadi gue mampir," Rain menyambut uluran tangan David dengan hangat.

"Gue, saban hari nongkrongnya disini, gue anak geng motor darknight, kalau Lo pingin masuk, nanti gue kenalin Lo sama bang Erkand," kata David.

"Lo anak geng motor?" tanya Rain sedikit ragu.

"Iya, kenapa emangnya?" sahut David.

"Nggak, serem aja dengernya," ucap Rain mengangkat bahunya.

"Jangan salah, geng motor kita mah asyik, nggak suka bikin onar," ucap David bangga sambil menepuk dada

"Sering tawuran nggak, sih?" tanya Rain lagi.

"Kalau tawuran mah, itu pasti, demi harga diri,tapi asal jangan Geng kita saja yang memulai, prinsipnya Lo jual, gue beli!" tutur David panjang dikali lebar.

Bukan tanpa Alasan, Rain menanyakan tentang geng motor, dia pernah mendengar sepak terjang geng motor yang meresahkan masyarakat ibu kota, ada yang  mencuri, merampok serta memalak warga yang tidak bersalah.

"Oke, gue ikut!" ujar Rain yakin.

"Nah, gitu dong, baru keren!" David mengacungkan ibu jarinya.

David mengajak Rain berkenalan dengan Bang Erkand, sekaligus Joki lomba balap liar, di kawasan Simatupang.

"Bang, ada temen gue nih, pengen jadi anggota geng motor kita!" David menghampiri Bang Erkand yang sedang mengatur peserta yang akan ikut  balapan motor .

Bang Erkand menoleh sejenak, kemudian kembali fokus dengan kerjaannya, lalu bertanya "Bisa apa lo!"

"Saya bisa balap Bang," jawab Rain dengan wajah serius.

"Cuma itu?" Bang Erkand tampak meremehkan.

Rain berfikir sejenak, kemudian berkata, "Kalau maksud Abang, bertarung, gue juga bisa."

"Oke, kita buktikan nanti!...lo beneran mau ikut balapan?" tanya Bang Erkand.

"Iya Bang!" jawab Rain dengan semangat.

"Kalau begitu bersiaplah! ... lo ikut diputaran kedua," ucap Bang Erkand.

"Oke bang, makasih!" jawab Rain senang.

Rain bersiap untuk memulai lomba balap, dia mengeluarkan jaket kulit dari dalam jok motornya dan memakai sarung tangan dan pengaman. Tak lupa helm pelindung kepala full face yang harganya tidak main-main.

"Wah, kayak ngeliatin peserta MotoGP gue, keren!" puji bang Erland.

"Biasa aja kali, Bang!" balas Rain merendah.

Lomba pun dimulai, awalnya Rain belum memperlihatkan performa terbaiknya, dia masih berusaha menyesuaikan diri dengan lintasan yang dilaluinya.  Namun diputaran akhir, Rain mampu melewati lawan-lawannya dan menjadi orang pertama yang menyentuh garis Finish.

Para penonton yang menyaksikan balapan itu dari luar arena balap, bersorak-sorai dengan gembira. mengelu-elukan kan jagoan mereka.

"Yeay, hebat Lo Rain,nggak salah gue ngajakin Lo balapan!" David melompat-lompat dengan gembira.

"Gue baru belajar Vid," ujar Rain merendah

"Ya, Lo baru belajar menjadi pembalap pro,kan? bukan pembalap jalanan kayak gini," ujar David sambil tertawa lepas.

"Doain aja, biar gue bisa ngajakin Lo ke Mandalika!" jawab Rain tertawa.

"Selamat ya Rain, Lo bakal gue terima menjadi anggota geng motor gue!" Ucap bang Erkand bangga.

"Makasih Bang," Rain tersenyum simpul.

Setelah memenangkan lomba, Erkand mengadakan pesta kecil-kecilan dengan teman-temannya di bengkel  yang sekalian dijadikan markas besar  Geng motor Darknight.

Sejak saat itu, Rain sering menghabiskan waktunya  di bengkel Bang Erkand, selain belajar tentang cara memperbaiki  motor, Erkand juga menjadi tempat mencurahkan isi hatinya. Dan Bang Erkand pun, berperan sebagai guru dan juga motivator bagi Rain dan anak-anak anggota geng motor lainnya.  Karena ada umumnya, anggota geng motor itu adalah anak-anak yang bermasalah dengan keluarga dan lingkungannya.

****************

Tidak ada yang bisa dibanggakan dari seorang Nicholas Rain Abiyasa, selain kepiawaiannya mengendarai motor kesayangannya diarena balap liar.  Soal prestasi Akademik, jangan ditanya, Rain tidak punya prestasi apa pun.

Disekolah, Rain hanyalah seorang troublemaker. Kehadirannya disekolah adalah bencana bagi siswa yang lain. Tidak punya etika, kasar dan temperamen.

Jangankan untuk menyapa, melihat dari kejauhan saja, orang-orang akan segera menghindarinya, agar mereka tidak terlibat masalah  dengan si Putra Mahkota keluarga Abiyasa, pemilik Sekolah Menengah Atas Nusa Bakti.

Sejak menjadi anggota geng motor, Rain lebih sering nongkrong di bengkelnya bang Erkand. Bengkel bang Erkand, juga dijadikan markas anak-anak geng motor Darknight, yang berjumlah puluhan orang.

"Lo, masih sekolah kan Rain?" tanya Bang Erkand, saat Rain berada di bengkel itu, untuk belajar modifikasi motor dengan bang Erland.

"Masih, bang...!" jawab Rain dengan mulut berisi sebatang rokok filter.

"Lo sekolah dimana Rain?" tanya David penasaran.

"Di SMA Nusa Bakti," jawab Rain datar

"Gue juga sekolah disitu, tapi kok gue jarang ngeliat Lo!" timpal David.

"Gue jarang masuk, paling dalam satu Minggu cuman satu kali itupun pelajaran olah raga," jawab Rain santai.

"Lo nggak di D.O apa dari sekolah?" tanya Bang Erkand, mengerutkan keningnya.

"Nggak lah, yang punya sekolah kan, bokap gue!" sahut Rain keceplosan.

"Bisa aja Lo Rain!" sela David tertawa. Untunglah David menganggap jawaban Rain hanya candaan. Rain tidak ingin anak-anak geng itu tahu kalau dia anak seorang pengusaha ternama di ibukota. Sekaligus pemilik sekolah elite SMA Nusa Bakti.

Soal penampilan, Rain jauh dari kata rapi, seragam yang dibiarkan berantakan, tanpa memakai atribut sekolah, dengan dua kancing atas dibiarkan terbuka. Rambut yang dibiarkan gondrong hingga menutupi sebagian wajahnya dan sebuah anting magnet yang melekat di telinganya.

Namun, Rain tetap dipuja oleh cewek-cewek disekolah karena ketampanannya.

Tidak seorang guru pun yang berani menegur seorang Nicholas Rain Abiyasa,  jika sudah membuat onar.  Mereka hanya tutup mata dan telinga, karena tidak ingin mendapat masalah dengan pekerjaan mereka.  Karena disekolah itu, para guru mendapatkan tunjangan dan fasilitas terbaik dari pemilik sekolah itu.

Setiap kesalahan yang dilakukan Rain tidak akan diproses didalam sidang para guru, yang ada justru korbanlah yang akan mundur dengan sendirinya dari sekolah, tentu saja dengan uang tutup mulut, yang mampu menghidupi keluarga mereka selama beberapa bulan kedepannya.

Visual Nicholas Rain Abiyasa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!