"Pegangan yang kuat ya!" ujar Rain sambil memacu laju kendaraannya dengan kecepatan tinggi, mau tidak mau Ava memeluk pinggang Rain dengan erat, walau sebenarnya dia risih.
"Mau kemana Rain, ini bukan jalan ke rumah gue!" teriak Ava.
"Udah diam aja, nggak usah protes!"
"Lo nggak bakalan macam-macam, kan?"
"Tenang saja, Lo kan jago bela diri, kalau gue macem-macem, pasti gue bakal babak belur Lo pukuli," sahut Rain. Ava membenarkan dalam hati, buat apa dia takut pada cowok itu. Dia kan bisa melawan dengan kemahirannya membela diri.
Motor Ninja putih yang dikendarai Rain, melaju membelah jalanan dan jauh meninggalkan tempat mereka tinggal. Ava bersorak dalam hati, saat melihat hamparan laut lepas, disepanjang jalan yang mereka lalui.
"Ini dimana, Rain?" tanya Ava, karena memang dia baru pertama kali ketempat itu.
"Ini namanya Ancol," jawab Rain sambil memarkirkan motornya ditempat parkir kawasan Marina, Ancol.
"Oh...!" Ava manggut-manggut, dia segera berlari ke bibir pantai dan bermain pasir di sana. Tempat itu masih sepi dari pengunjung, karena memang bukan musim liburan.
"Rain, diseberang sana itu pulau apa?" tanya Ava penasaran.
"Itu pulau seribu!" jawab Rain sambil duduk diatas pasir, dengan menyalakan sebatang rokok filternya.
"Kalau ke pulau seribu, naik apa?" tanya Ava lagi.
"Pake Fast Boat, Lo mau kesana?" Rain balik bertanya.
"Gue mau, tapi Lo bawa duit nggak, duit gue ketinggalan dikelas," Ava menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ayo ikut gue!" Rain menarik tangan Ava kearah dermaga Marina beach.
"Eh, mau kemana Rain?" Ava kaget saat cowok itu menarik tangannya.
"Katanya mau ke pulau Seribu?"
"Pake seragam kayak gini?" Ava melihat kearah seragamnya.
"Ya udah, kita cari baju dulu, di sana ada toko pakaian," Rain mengajak Ava ke sebuah toko pakaian yang ada di pinggiran pantai Marina.
Ava memilih kaos oblong berwarna putih dan sebuah celana jeans serta jaket kulit berwarna hitam. Tak lama gadis tomboy itu keluar dari ruang ganti, dan menyusul Rain yang sudah menunggu di kasir.
"Lo, kok bisa samaan?" Ava menunjuk pakaian Rain yang sama dengan pakaian yang ia kenakan.
"Itu artinya, selera kita sama!" ujar Rain sambil tertawa renyah.
"Mm, bener juga ya!" sahut Ava.
"Sebentar, sini seragam Lo, masukin ke jok motor gue, biar nggak ribet menenteng sana sini," ujar Rain. Ava mengangguk.
Rain mengajak Ava menaiki fast Boat di dermaga pantai Marina, yang akan mengantar mereka ke Pulau Bidadari kepulauan Seribu.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka sampai di Pulau Bidadari, kepulauan Seribu. Ava tampak bahagia menikmati liburan dadakan itu.
"Wow, tempat ini indah sekali Rain! Jujur gue belum pernah melihat pantai seindah ini," Ava tampak excited melihat hamparan laut luas yang membentang sepanjang mata memandang. Ava berlarian di pantai, sambil bermain di pasir yang halus.
"Rain, fotoin gue dong, Lo bawa hp kan?" tanya Ava, Rain hanya tersenyum simpul, sambil mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya.
Ava mulai bergaya dengan latar belakang laut biru dengan ombak yang berkejar-kejaran. Ava larut dalam kegembiraan, hingga dia lupa kalau Rain adalah musuh bebuyutannya.
"Ternyata macan betina ini, cantik juga!" gumam Rain, yang menjadi fotografer dadakan Ava.
"Rain, foto selfie yuk!" Ava menarik Rain ke bibir pantai dan berdiri didepan Rain sambil mendekatkan wajahnya. Rain hanya tersenyum melihat Ava yang begitu agresif.
Setelah puas bermain ombak dan pasir, Ava duduk disamping Rain yang asyik menikmati rokoknya.
"Rain, gue lapar, makan yuk!" ajak Ava menarik sebelah tangan cowok itu.
"Ntar, gue habisin rokok dulu ya, dikit lagi!" Sahut Rain sambil meniupkan asap rokok dari mulutnya, ke wajah Ava.
"Ih, Rain....! asap rokok tidak baik buat kesehatan tau!" Ava menutup mulutnya dengan tangan.
"Kata siapa?" tanya Rain cuek.
"Kata gue, ... rokok itu bisa membuat paru-paru Lo bolong, tenggorokan Lo rusak dan juga bisa mengakibatkan kematian!" kelas Ava.
"Ssstt, jangan berisik!" Rain menutup mulut Ava dengan jari telunjuknya.
"Kenapa sih?" Ava menepiskan tangan Rain dari wajahnya.
"Kalau gue mati, nggak bakalan ada yang nangisin gue!" curhat Rain.
"Ada," jawab Ava.
"Siapa?"
"Gue! jika Lo mati, gue nggak punya lawan buat bertarung. Secara kan Lo doang yang mampu mengimbangi gue," Jawab Ava jujur.
Rain menarik sedikit sudut bibirnya. Kemudian membuang puntung rokoknya ke tempat sampah.
"Ayok!' ajak Rain berdiri menarik tangan Ava.
"Kemana?"
"Ish...katanya mau makan,"
"Oh iya, sorry gue lupa! mau makan apa?" tanya Ava lagi.
"Makan pasir, mau Lo?" ledek Rain.
"Ih, nggak romantis amat sih, pantesan ganteng-ganteng masih jomblo!" gerutu Ava sambil mengikuti langkah kaki Rain menuju sebuah restoran yang menyajikan hidangan laut.
"Lo nggak alergi Seafood kan?" tanya Rain sambil melihat menu yang ada diatas meja.
"Nggak tau gue, gue belum pernah makan makanan yang beginian!" jujur Ava.
"Mau nyobain atau pesan ayam goreng saja!" tanya Rain lagi.
"Gue mau nyobain deh, kayaknya lezat," seru Ava.
Rain memesan beraneka ragam Seafood, ada kepiting saos Padang, ada Udang goreng tepung, cumi-cumi dan yang lainnya.
Ava menikmati makan siangnya dengan lahap, tak terasa dia sudah nambah makanannya 2 piring lagi.
"Buset, badan Lo kecil makan Lo banyak juga!" ujar Rain terheran-heran.
"Habis, enak sih...gue baru nyobain Rain, di Amerika gue nggak pernah makan Seafood, soalnya mahal, paling gue makan burger, atau ayam goreng sama kentang goreng,"
"Mudah-mudahan Lo aman, tidak alergi, kalau Lo sakit kan gue juga yang repot,"
"Nggak pa pa lah, sekali-sekali gue ngerepotin Lo, kan Lo yang ngajak gue kesini,"
"Siapa yang ngajakin Lo, yang ada Lo ngikut sama gue!" ketus cowok itu, Ava hanya tersenyum menggoda.
"Sekali-sekali kita gencatan senjata, gue capek kali berantem melulu!"
"Lo tuh, yang ngajakin berantem melulu, terpaksa gue ladenin!"
"Lo jangan nyolot gitu dong, Rain!"
"Siapa yang nyolot!"
Aduh, baru saja gencatan senjata dimulai, keduanya udah ribut lagi, tanpa mau disalahkan. Hingga ponsel Rain berdering dengan Volume keras. Rain buru-buru mengangkatnya.
"Halo, Pa!" jawab Rain
"Rain, kamu dimana? Barusan Bu Suci nelpon Papa, katanya kamu sama Ava bolos!" Suara Reynald terdengar sedikit keras.
"Ya Pa, aku lagi ada di Kepulauan Seribu!"
"Ngapain kamu kesana? kayak nggak punya kerjaan aja,"
"Ava ngajak aku kesini, Pa! katanya dia belum pernah ke pulau ini!" jawab Rain, sambil menatap Ava yang membulatkan matanya pada Rain.
"Oh, ya sudah! nanti jangan terlalu malam pulangnya, hati-hati jangan ngebut!" pesan Reynald diujung pembicaraannya dengan Sang Papa yang tiba-tiba ramah.
"Oke, papa?" Rain menutup telponnya.
"Rain, gue boleh pinjem Hape ya, gue mau telpon Mami,"ujar Ava, teringat Mami Lidia.
Rain menyerahkan ponsel mahalnya, Ava menghubungi Mami Lidia via Chat di Aplikasi WhatsApp- nya.
"Kita pulang sekarang, Rain?" tanya Ava.
Rain melirik jam tangannya, masih pukul satu siang.
"Ntar sore, kita mau lihat sunset dulu!" kata Rain.
"Sunset? gue mau...udah lama gue nggak lihat sunset!" seru Ava riang. Rain hanya tersenyum lebar, melihat macan betina itu berubah menjadi kucing yang manis, meong.
"Dealova Wilson, kalau Lo jinak gini, kan gue jadi suka sama Lo!" gumam Rain mengagumi wajah cantik blasteran Amerika-Indonesia itu, apalagi dengan rambutnya yang kemerahan.
"Ngapain senyum-senyum liatin gue?" ujar Ava membuyarkan lamunan Rain.
"Hah, kenapa kucing manis itu berubah lagi menjadi macan betina yang garang!" batin Rain.
"Lo cantik...kalau nggak marah-marah!" puji Rain jujur.
"Lo udah orang yang ke seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan, yang bilang gue cantik, tapi gue biasa aja!, malah cantik kan Laura kali Rain!" ucap Ava jujur.
"Iya sih, tapi gue suka karena Lo orangnya nggak munafik, beda sama Laura, dia itu ratu drama, cocok jadi pemain sinetron,"
"Kok ngomongin Laura, sih?"
"Kan Lo sendiri yang bilang Laura cantik?" kata Rain.
"Iya, tapi munafik gimana?"
"Lo lihat aja sendiri nanti, kalau gue jelasin sekarang, Lo nggak bakalan percaya!" ujar Rain datar.
Cuaca yang semula terang tiba-tiba mendung dan gelap. Gerimis mulai turun semakin lama semakin deras. Keduanya berteduh dalam sebuah cottage.
"Rain, gue keluar boleh ya!, gue suka hujan-hujanan!" Ava keluar dari Cottage tanpa mendengar persetujuan Rain.
"Eh, jangan Va, ntar Lo masuk angin, lo kan nggak bawa baju ganti!" teriak Rain. Namun Ava tidak peduli, dia berlarian diluar Cottage dan berteriak-teriak kegirangan.
"Dasar, macan betina!" gerutu Rain akhirnya membiarkan Ava bermain hujan sesuka hatinya.
Tak lama kemudian hujan kembali reda, menghadirkan pelangi yang begitu nyata, lagi-lagi Ava bersorak gembira.
Ava kembali duduk disebelah Rain yang asyik bermain handphone, tubuhnya menggigil kedinginan karena basah kuyup setelah bermain hujan.
"Rain, beliin gue baju ganti dong! dingin," Ava mendekap kedua tangannya di dada. Bibirnya gemetar dan pucat.
"Lo sih, dibilangin jangan main hujan, masih bandel aja!" gerutu Rain, sambil pergi ke sebuah toko penjual pakaian yang ada di kawasan wisata pulau Bidadari tersebut.
Tak lama dia kembali dengan membawa bungkusan kertas yang berisi pakaian dan sebuah handuk kecil.
"Nih, cepetan ganti bajunya, nanti keburu sakit, gue juga yang repot!" omel Rain.
"Iya, sorry!" Ava masuk kedalam Cottage dan mengeluarkan pakaian itu dari kantongnya.
"Rain...!" teriak Ava. Rain buru-buru masuk, karena kaget mendengar teriakan gadis itu.
"Ada apa sih? bikin kaget aja!"
"Ini kan baju buat cewek!" Ava memperlihatkan baju model Sabrina bermotif bunga-bunga berwarna biru laut.
"Eh, macan betina, Lo kan cewek, lagi pula itu petugas tokonya yang nyariin, bukan gue! udah Lo pake aja, dari pada Lo nggak pake baju," ketus Rain.
Ava merungut, baru kali dia memakai gaun feminim seperti itu. Biasanya Ava hanya memakai kaos oblong dan celana jeans kesukaannya. Ava merasa risih.
"Jangan diledekin ya!" ujarnya begitu keluar dari Cottage, menghampiri Rain yang masih sibuk bermain game online. Rain meliriknya sekilas.
"Nah, itu baru cantik, gue suka!" kata Rain sambil mengarahkan ponselnya kearah Ava.
"Cantik apaan, risih gue!" Ava menutupi pahanya dengan kedua tangan, karena angin laut meniup gaunnya yang selutut.
Rain tertawa ngakak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Lies Atikah
ceritanya bikin gemes lnjt thor
2024-11-09
1