FIRST LOVE

Malam itu, Mami Lidia mengajak Ava untuk menghadiri pesta perayaan ulang tahun perusahaan Abiyasa company. Reynald sengaja mengadakan pesta itu, untuk memperkenalkan putranya Rain kepada seluruh karyawan dan relasi bisnisnya.

"Mami, aku nggak nyaman pake gaun ini," rengek Ava setelah mencoba memakai gaun pesta yang dipilihkan mami Lidia. Sebuah gaun berwarna putih tanpa lengan selutut yang dihiasi permata di bagian dada. Ava tampak anggun dan mempesona. Namun karena Ava tomboy dia merasa risih memakainya.

"Udah, ini sudah cantik Ava, sekarang tinggal mami poles sedikit make up, anak mami bakal jadi pusat perhatian di pesta nanti," puji Mami Lidia. "Ayo kita berangkat! Jemputan dari kantor sudah datang," ajak Mami Lidia.

Mami Lidia dan Ava, tiba di sebuah hotel bintang 5 tempat di dalamnya pesta ulang tahun perusahaan Abiyasa company. Mereka disambut istimewa oleh Reynald, yang diam-diam menjalin hubungan asmara dengan Lidia, tanpa di ketahui putra-putri mereka bahkan juga karyawan di perusahaan Reynald.

"Ava...!" panggil Rain saat melihat kekasihnya itu datang bersama Mami Lidia.

"Rain, aku jadi pangling!" Ava tersenyum melihat penampilan baru Rain, yang tampak lebih segar dengan potongan rambut pendeknya.

"Aku juga pangling melihat kamu dengan gaun seperti ini, kamu makin cantik dan juga Feminim!" puji Rain.

"Jadi sekarang kita manggilnya 'aku kamu' nih?"goda Ava.

"Mm, maunya sih panggil sayang!" bisik Rain ditelinga Ava. Keduanya tersenyum malu-malu.

Reynald selaku tuan rumah mulai menyampaikan kata sambutannya, pria itu berdiri diatas panggung. Pria itu memang memiliki sejuta pesona, membuat para wanita berlomba-lomba untuk menjadi kekasihnya. Namun Reynald adalah seorang pria yang setia. Cintanya hanya dia tujukan untuk Lidia, cinta pertamanya sewaktu masih sekolah menengah atas.

"Selamat malam, para undangan semuanya. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara sekalian. Pada malam yang berbahagia ini, dihari ulang tahun Abiyasa grup yang ke 50 tahun dan juga ulang tahun putra saya, yang ke -18. Saya akan memperkenalkan putra saya satu-satunya, pewaris Abiyasa Company, Nicholas Rain Abiyasa. Silahkan naik ke panggung, Nak!" ucap Papa Reynald memanggil putra kesayangannya.

"Kamu ulang tahun, Rain?" tanya Ava, menyipitkan sebelah matanya.

"Aku sendiri tidak ingat, Ava. Aku tidak pernah merayakannya," ujar Rain, yang juga tampak bingung.

"Ya udah, sekarang naik ke backstage, Om Reynald sudah memanggil," Ava mendorong

Rain untuk naik ke atas panggung.

Rain naik ke panggung bersama Sang Ayah dan mulai bicara.

"Selamat Malam semuanya, terimakasih buat Papa, yang telah memberikan kejutan yang luar biasa ini. Jujur aku sendiri tidak ingat ulang tahunku, karena aku tidak pernah merayakannya. Terimakasih Papa!" Rain memeluk Reynald dengan erat, setetes air bening jatuh di pipinya. Sudah terlalu lama hubungan Rain dan Papanya renggang, namun kali ini keduanya seperti Ayah dan anak yang saling menyayangi. Ava dan Mami Lidia dan tamu lainnya, memandang mereka dengan haru.

Acara tiup lilin dan pemotongan kue ulang tahun pun segera dilakukan. Ava mendampingi Rain di atas panggung, setelah cowok itu memanggil namanya untuk naik ke atas panggung.

Lagu selamat ulang tahun pun bergema di seluruh ruangan pesta.

"Tiup lilin Rain!" ujar Ava "Don't forget to make a wish!"

Rain mengangguk, Dia merasa bahagia malam ini. Dihari ulang tahunnya ke-18, Rain sudah mendapatkan segalanya, berdamai dengan sang ayah, membuat hatinya merasa tenang. Apalagi kehadiran Ava, gadis manis yang kemaren baru saja resmi menjadi kekasihnya. Dalam hati Rain memohon, agar hubungannya dengan orang-orang yang dia cintai akan langgeng untuk selamanya.

"Potong kuenya, Rain!" sahut Sang papa.

Rain mengangguk. "Kue pertama ini, aku persembahkan untuk Papa," Rain menyiapkan sepotong kue untuk ayahnya.

"Terima Kasih Rain!" sahut Sang ayah terharu.

"Dan special, untuk orang yang istimewa, My Love, Ava!" Rain menyuapkan sepotong kue ke mulut Ava. Gadis manis itu tersenyum manis. "Thank you, Rain!" Ava memberikan sebuah pelukan hangat, disambut tepukan tangan para tamu yang hadir.

Malam yang begitu istimewa bagi Rain dan Ava, juga bagi Reynald dan Mami Lidia. Senyuman bahagia tidak hilang dari wajah mereka hingga pesta usai menjelang tengah malam.

"Lidia, aku akan mengantarmu pulang?" Reynald memanggil Lidia dan mengajaknya masuk kedalam mobil yang sudah berada di depan hotel.

"Lho, Ava mana?" tanya Reynald saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

"Sudah pulang duluan bersama Rain!" jawab Lidia.

"Aku lihat, sejak bertemu Ava, Rain banyak berubah," ujar Reynald.

"Iya, sepertinya mereka sedang pacaran, kuharap kamu tidak menentang hubungan mereka Rey," kata Lidia.

"Tentu saja tidak, Lidia! Aku malah bersyukur Rain bertemu dengan gadis yang tepat, aku suka melihat putrimu itu. Cantik, pintar, punya attitude yang baik, sepertinya Maminya mendidiknya dengan baik," puji Reynald. Lidia hanya tersenyum.

Setelah meninggalkan pesta, Rain dan Ava tidak langsung pulang. Mereka pergi ke arena Balap liar di kawasan Simatupang. Kali ini Rain mengunakan mobil sport, hadiah ulang tahun dari Papa Reynald.

"Mau turun, Rain?" tanya Ava, saat cowok itu masih belum membuka pintu mobilnya.

"Nggak, cuma ngeliat doang, sekarang jokinya di gantikan oleh Bang Mamat! Rasanya sepi, jika tidak ada Bang Erkand," nada suara Rain berubah sendu.

"Kalau begitu, kita pulang saja Rain, aku ngantuk banget," ujar Ava menyandarkan tubuhnya di sandaran mobil, wajahnya menatap lurus ke depan.

"Ava ... ada sesuatu yang ingin aku sampaikan ?" kata Rain dengan gugup.

"Ada apa, Rain?" Ava terlihat penasaran, matanya menoleh pada cowok itu.

"Ava, maukah kamu menjadi kekasihku? Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu?" Rain meraih jemari Ava dan menggenggamnya erat. Pupil matanya membesar, Ava tidak percaya Rain akan secepat itu menyatakan cintanya.

"Aku bukan cewek lembut dan feminim seperti cewek idaman seperti Laura dan Rayna, Rain. Aku takut kamu akan kecewa padaku." jawab Ava.

"Aku tahu, aku juga bukan cowok sempurna, Ava. Aku menyukaimu, karena kamu itu Cantik, baik dan juga unik, yang pastinya kamu itu bukan cewek munafik," lanjut Rain.

Ava terdiam sejenak, dia tidak menampik, kalau sebenarnya Ava juga menyukai bad boy itu. Ava bisa merasakan perubahan dalam diri Rain belakangan ini, begitu juga penampilannya sekarang, lebih cool dan juga tampan. Cewek mana yang mampu menolak pesona seorang Nicolas Rain Abiyasa.

Ava mengangguk, karena sedari tadi Rain menunggu jawabannya.

"Yes!" Rain bersorak gembira, menarik tangan kanannya yang terkepal, keatas.

"Thank you, Ava! I LOVE YOU!" Rain memeluk gadis itu dengan erat.

"I love you too!" bisik Ava. Rain tampak sumringah. Aura bahagia terpancar di wajahnya yang tampan.

"Aku Bahagia, Ava...sangat bahagia! Di hari ulang tahunku, aku mendapatkan hadiah yang begitu berharga," ujar Rain berseri-seri.

"Maaf, aku lupa mengucapkan selamat ulang tahun, Rain!"

"Tak masalah Ava, aku mau kamu memberiku hadiah!" ucap Rain menatap sang kekasih dengan dengan mesra.

"Hadiah apa? aku tidak tahu kalau hari ini kamu ulang tahun, jadi hadiahnya besok saja ya!" jawab Ava.

"Aku maunya sekarang?" rengek Rain manja, Ava menatap Rain dengan curiga.

"Aku tidak membawa hadiah seka..." Rain tiba-tiba membungkam mulut Ava dengan sebuah ciuman lembut di bibirnya.

"Rain, ...!" teriak Ava kaget.

"Aku tidak menginginkan hadiah yang lain, Ava! Yang ini sudah cukup," Rain tertawa kecil, melihat sang kekasih tampak salah tingkah.

"Kamu mengambil ciuman pertamaku, Rain!" Ava mendelik dengan kesal, gadis itu mengusap bibirnya dengan tangan.

"Kamu salah, ini yang ketiga kalinya!" jawab Rain tersenyum. Ava mendorong wajah Rain dengan kesal, karena mencuri ciumannya secara tiba-tiba.

"Rain, .... aku nggak mau ciuman, kita kan masih kecil!" Ava merajuk.

"Siapa bilang kita masih kecil, aku sudah 18 tahun, artinya kita sudah beranjak dewasa," jawab Rain sesukanya.

Habis, kamu pake cium mendadak gitu, aku kan jadi kaget," ujar Ava mendekap tangannya ke dada dengan wajah cemberut.

"Oh, jadi kalau aku minta baik-baik, berarti boleh nih," goda Rain.

"Rain....! Ih, nyebelin!" Rain tertawa ngakak melihat Ava yang makin merajuk. Rain meraih pundak Ava dan memeluknya erat, "Sorry...!" ucap Rain tulus.

Keduanya kaget saat seseorang mengetuk kaca mobil dari luar, sambil berteriak.

"Hei, kalian ngapain di dalam mobil, kalian mesum ya! cepat buka pintunya?" teriak orang itu.

Ava kaget, wajahnya memucat," Rain, siapa mereka? aku takut!" Ava menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan.

Rain hendak membuka kaca mobilnya,

"Rey, jangan buka Rain, aku takut,"Ava melarang Rain untuk membukakan pintu.

"Heh, buka cepat buka pintunya, atau kita pecahin kacanya," terdengar suara di samping Ava.

"Rain ..!" Ava makin ketakutan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Biasanya di novel lain yg ku baca,Pasti sang ayah atau anak.menantang hubungan masing2, Ayah menantang hubungan si anak karna ayah punya hubungan dengan mommy nya pacar si anak,Begitu juga kebalikannya..untung di novel ini gak kek gitu ya..👍👍

2024-10-15

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Semakin rumit kan,Ortu CLBK lha anak2 nya juga PDKT gimana nih ceritanya...🤔🤔

2024-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!