RATU DRAMA

Ava berlari kecil menyusuri lorong kelas dia hampir saja terlambat masuk sekolah, karena kesiangan. Untunglah, guru Sosiologi, Bu Riska belum masuk kedalam kelas. Ava heran, saat melihat Laura di dikerubungi teman-temannya, Gadis manis berambut panjang itu menangis sambil menangkupkan wajahnya di meja.

"Kenapa Lo?" tanya Ava pada Laura begitu duduk di bangkunya.

Laura menggeleng, sambil mengusap air mata nya yang tak henti mengalir.

"Gue dilecehkan, Va !" kata Laura terisak-isak.

"Siapa yang melecehkan? ngomongnya yang jelas Laura,!" desak Ava.

"Rain!" jawab Laura singkat.

"Rain, kok bisa, Lo diapain sama dia?" Ava tampak marah.

"Gue kemaren video call dia, gue cuma bilang gue sayang sama dia, dan ingin menjadi pacarnya, tapi Rain menyuruh gue membuka pakaian gue dan..." Laura kembali menangis.

Belum sempat Laura menyelesaikan ceritanya, Ava berdiri meninggalkan Laura dan mencari Rain disekitar sekolah. Ava mencari cowok itu dibelakang sekolah. Benar saja, Rain sedang duduk sendirian dibawah sebuah pohon rindang, sambil menyandarkan tubuhnya disana.

"Rain!" teriak Ava memanggil dengan suara lantang. Namun cowok itu tidak menoleh sedikitpun. Ava menghampirinya dan memberikan sebuah tamparan keras di wajah Rain. Rain kaget, dia menatap Ava dengan tatapan tajam. Cowok itu melepaskan headset dari telinganya.

"Apa apaan Lo, datang main gampar orang, gue salah apa sama Lo," Rain bangkit dari duduknya dan menatap Ava tajam

"Apa yang Lo lakukan sama Laura? hingga dia nangis dikelas!"

"Laura?? Gue nggak ngapa-ngapain dia, emangnya dia bilang apa?" Rain tampak bingung.

"Kata Laura, Lo melecehkan dia, Lo nyuruh dia buka baju di kamera kemaren..." belum selesai Ava bicara, Rain menarik kedua tangan Ava dan menguncinya ke atas, Rain mendorong tubuh Ava ke tembok pembatas sekolah.

"Dengar Ava, Gue nggak pernah melecehkan Laura, dia itu bohong. Dia memang Video Call sama gue, dia sendiri yang membuka pakaiannya, tapi itu sudah dua bulan yang lalu. Bukankah kemaren gue sama Lo seharian di pantai?" Rain mendekatkan wajahnya ke wajah Ava yang tampak diam.

"Gue sudah bilang, Laura itu licik, dia pintar bermain peran, berkali-kali dia meminta gue jadi pacarnya dia, tapi gue nolak. lalu salah gue dimana?"

Ava menatap dalam-dalam bola mata cowok itu, tidak ada kebohongan disana. Ava menelan Salivanya kasar. Wajah Rain semakin dekat mengikis jarak diantara mereka, Ava memejamkan matanya, saat hembusan nafas cowok itu menggelitik panca indranya. Ava merasakan sentuhan jari cowok itu di bibirnya.

"Lain kali, nggak usah sok jadi pahlawan, Ava, apalagi membela orang yang salah, kembalilah ke kelas, bel sudah berbunyi!" Rain melepaskan kuncian tangannya.

"Sorry...!" ucap Ava, segera berlalu, meninggalkan Rain sendirian di belakang sekolah.

Ava masuk ke dalam kelas, dia melihat Laura sudah ceria seperti semula. Bahkan tersenyum manis saat pandangannya bertemu dengan Ava, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Ternyata Rain benar, Laura itu munafik!" batin Ava. Jam pelajaran sudah dimulai, namun Rain belum juga menampakkan batang hidungnya di kelas.

"Kemana anak itu, bolos lagi!" batin Ava.

Bel, tanda jam pelajaran pertama berbunyi,

Anak-anak sibuk membicarakan Postingan Rain di media sosialnya.

"Rayna, Lo tahu nggak, siapa cewek ini? Lo kan sepupunya Rain," tanya Laura menunjukkan foto di layar ponselnya pada Rayna, Rayna menggeleng,

"Nggak kenal gue, ... lagian wajahnya ditutupin gitu, gue juga penasaran!" kata Rayna, memperbesar tampilan layarnya.

"Va, Lo pernah liat nggak cewek ini?" Rayna memperlihatkan foto Selfie Rain bersama seorang gadis bergaun Sabrina dan wajah yang ditutupi gambar hati.

"Nggak tuh, gue nggak kenal" kata Ava cuek.

Rayna manggut-manggut, Dia penasaran dengan foto itu, sebelumnya, Rain tidak pernah dekat dengan seorang gadis pun, apalagi menggugah foto di Instagram. Rayna tahu sepupunya itu sangat introvert, tidak punya teman dekat apalagi kekasih.

"Va, Lo udah punya cowok ya!" tanya Rayna saat melihat layar handphone Ava, dengan wallpaper seseorang dengan baju balap dan helm full face.

"Ini foto gue kali, Rayna!" Ava memperbesar layar ponselnya dan memperlihatkan gambar itu pada Rayna.

"Wah, Lo suka balapan juga, Va? salut gue? gue lihat boleh ya?" Rayna mengambil ponsel Ava dan diam-diam melihat galery penyimpanannya. Rayna kaget saat melihat foto-foto kebersamaan Rain dan Ava berlatar pantai dan sunset. Rayna tersenyum dalam hati. "Gue mendukung kalian berdua, biar cepat jadian!" gumam Rayna.

Jam istirahat telah berbunyi, Ava buru-buru keluar dari kelas, dia mencari sosok Rain dibelakang sekolah, tapi cowok itu tidak ada disana.

"Kemana sih, anak itu?" Ava tampak cemas, dia menghubungi Rain lewat ponselnya.

Namun panggilan Ava tidak direspon.

Akhirnya, Ava kembali kedalam kelas, dengan raut wajah kecewa.

"Dari mana Lo?" tanya Rayna begitu Ava kembali duduk di bangkunya.

"Nyariin Rain!" jawab Ava jujur

"Lo udah jadian sama Rain?" tanya Rayna penasaran.

"Nggak, ...gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia!" jawab Ava gugup.

"Jika Lo jadian sama Rain, gue mendukung kalian," ujar Rayna tersenyum.

Ava hanya tersenyum tipis, dia memang belum berkomitmen apapun dengan Rain. Kebersamaan mereka kemaren hanya sebuah kebetulan. Tapi Ava tidak menampik perasaannya terhadap Rain.

"Lo suka kan, sama Rain?" bisik Rayna.

Ava tidak mau munafik, dia mengangguk. Rayna tersenyum lebar.

"Karena Lo udah jujur, gue bakal ceritain tentang Rain sama Lo, " ujar Rayna seraya berbisik.

...----------------...

Ava dan Rayna duduk disebuah cafe terletak tidak jauh dari sekolah mereka. Seperti janji Rayna, dia akan menceritakan semua tentang Rain yang dia ketahui.

"Rayna, sebenarnya, apa hubungan Lo sama Rain."tanya Ava, memulai pembicaraan keduanya.

"Rain itu, sepupu gue, Om Reynald dan Papa gue saudara kandung, kebetulan mereka menikah diwaktu yang bersamaan. Jadi kami lahir juga diwaktu yang hampir bersamaan. Om Rey, menikah sama Tante Farah, Karena dijodohin sama kakek. Om Rey terpaksa menerima perjodohan itu, karena kakek mengancam akan mencelakai kekasih Om Rey, jika mereka masih tetap bersama!" ungkap Rayna.

"Lalu, dimana kekasih Om Reynald sekarang?"

tanya Ava.

"Gue nggak tahu!, hubungan Om Rey dan Tante Farah tidak harmonis sejak mereka menikah, sering cek cok, walau akhirnya Rain lahir, tapi tetap tidak merubah keadaan. Tante Farah sering keluar negeri, bersama selingkuhannya."

"Jadi Rain, anak dari keluarga yang broken home juga?" sahut Ava.

"Iya, ...semua karena Rain kurang perhatian dari orang tuanya, Om Rey sibuk dengan pekerjaannya di perusahaan keluarga, Tante Farah juga sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang pengacara," beber Rayna, Ava hanya manggut-manggut, mencoba memahami tentang Rain.

"Trus, di mana Tante Farah sekarang?" tanya Ava.

"Beliau di luar negeri, ...katanya sudah menikah lagi dengan pria bule disana!" jawab Ava sambil menyeruput minuman dinginnya.

"Jadi karena itu, Rain menjadi introvert dan temperamen?" tebak Ava.

"Ya, ...sebenarnya Rain itu anak yang baik, dulu dia peduli pada orang lain, dia berubah sejak sekolah di SMA ini, mungkin karena Rain kecewa dengan orang tuanya, hingga dia mencari perhatian dengan cara yang salah, jika benar kamu mencintai Rain, tolong jangan kecewakan dia, dia hanya butuh kasih sayang yang tulus," nasehat Rayna.

"Tapi aku tidak tahu, apakah dia juga menyukaiku atau tidak? ujar Ava.

"Ku rasa dia juga menyukaimu, Ava! aku bisa melihat raut wajahnya yang berbeda saat menatapmu!" kata Rayna dengan tersenyum lebar.

"Benarkah?" Ava hanya tersenyum simpul.

Visual Laura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!