Suasana kelas XI IPS 5 yang rusuh, mendadak tenang, saat Bu Suci, guru bidang studi matematika, masuk ke dalam kelas bersama seorang cewek cantik berambut sebahu. Kulit wajahnya putih, hidungnya mancung, berambut sedikit pirang, khas cewek blasteran Indonesia- Amerika. Namun, gayanya sedikit tomboy.
"Selamat pagi, anak-anak!" Bu Suci mulai membuka kelas dengan memperkenalkan siswa baru di sampingnya.
"Pagi Buk!" jawab seisi kelas dengan semangat.
"Hari ini, kita kedatangan seorang teman baru, namanya Dealova Wilson, silahkan perkenalkan dirimu, Ava!" lanjut Bi Suci.
"Terimakasih, Bu Suci! Selamat pagi teman-teman, perkenalkan nama saya Dealova Wilson, kalian bisa.memanggil saya Ava, Saya pindahan dari LA, Amerika Serikat," Ava memperkenalkan dirinya dengan santai.
"America? wow, what's up, bro!" Beno menirukan gaya rapper kenamaan Indonesia, Iwa K.
"Mirip Kathy Perry," celetuk Jaka asal.
"Semoga teman-teman semua, bisa menerima kehadiran saya disini, terimakasih!" ujar Ava mengakhiri perkenalan dirinya.
"LOVE! kok ngomongnya nggak kayak, artis blasteran, siapa namanya, Cinta Laura," seru Ardan dari pojok kiri kelas.
"Nggak! saya sehari-hari di rumah bahasanya, bahasa Indonesia, hanya disekolah saja saya pake bahasa Inggris, jadi lidah saya masih lidah Indonesia," kata Ava tersenyum.
"Ya sudah, kenalannya dilanjutkan nanti saja, Ava silahkan duduk dibelakangnya Bagas!" Bu Suci menunjuk sebuah bangku kosong yang ada di pojokan sebelah kanan kelas.
Ava berjalan menuju bangku yang dimaksud Bu Suci dan duduk di sana.
"Buk, Ava jangan duduk disitu deh, tempat lain aja ," larang Beno.
"Kenapa emangnya, Ben?" Bu Suci mengernyitkan dahinya.
"Itu kan bangkunya Rain buk, nanti kalau dia lihat ada yang duduk disitu, yayang Ava, bisa kena masalah!" sahut Jaka.
"Sekarang orangnya kan lagi tidak ada, nggak pa pa kan? Baiklah kita absen dulu," Bu suci mulai mengabsen siswa kelas XI IPS 5, satu persatu.
"Nicholas Rain..." panggil Bu Suci.
"Hadir Bu,..." jawab seorang cowok dengan seragam yang dibiarkan keluar, masuk ke dalam kelas dengan santai.
"Kenapa terlambat, Rain?" pertanyaan klasik yang selalu terdengar di dalam ruangan kelas XI IPS 5. Dan jawabannya selalu sama.
"Kesiangan buk," Rain berjalan santai menuju kursi kebesarannya. Dahinya berkerut, saat melihat seorang cewek berambut sebahu duduk dibangku, yang sudah dia klaim sebagai miliknya, secara permanen.
"Heh, siapa yang nyuruh Lo duduk disitu?" Rain menendang bangku yang diduduki Ava dengan kasar. Seisi kelas menatap ke arah yang sama, mereka mengkhawatirkan keadaan Ava, siswa baru kelas mereka.
Ava berdiri dengan tegak, dia tipe cewek yang tidak suka dikasari, matanya menatap tajam kearah Rain.
"Bu Suci yang nyuruh, memangnya ini bangku nenek moyang lo!" gertak Ava.
"Kalau ya, kenapa? Lo nggak suka?" balas Rain kesal karena ditantang oleh seorang cewek.
"Ava ...!Rain...! sudah...sudah.... Ava kamu pindah ke depan ya nak!" Bu Suci merasa tidak enak, seharusnya dia mendengar saran dari Beno sejak awal.
"Baik, Bu...!" Ava mengambil tasnya, dan hendak melangkahkan kakinya ke bangku depan. Belum sempat Ava melangkah, tiba-tiba kakinya dijegal oleh cowok bengal itu, hingga wajah Ava jatuh mencium lantai. Ava merasa malu, wajahnya merah padam. Dia berdiri dengan cepat, kemudian duduk di bangku depan Rayna dengan wajah penuh dendam.
Rain duduk di bangkunya dengan santai, bangku pojok sebelah kanan kelas itu adalah tempat paling nyaman bagi Rain, untuk tidur jika dia malas mengikuti pelajaran, karena tidak akan terlihat oleh guru dari depan. Karena terhalang Bagas yang berbadan gemuk.
Saat jam istirahat, anak -anak cewek berkumpul mengerubungi Ava, ada yang merasa cuek, ada juga yang merasa kasihan.
"Lo nggak pa pa, kan Va? kenalin gue, Rayna," tanya Rayna khawatir dengan keadaan Ava
"Nggak pa pa, Rayna ..." jawab Ava menutupi rasa kesalnya.
"Lain kali nggak usah, berurusan sama dia, dia itu kasar!" ujar Laura.
"Iya,...Va, kemaren aja, anak IPS 1, jadi bulan-bulanan Rain, karena nggak sengaja kena lemparan bola, saat olahraga," adu Vina.
"Gue juga ngeliatin, lagi nantangin pak Anwar, saat ditegur karena terlambat!" seru Maya.
Dan banyak lagi, kelakuan Rain yang membuat Ava merasa marah. Dia ingin memberi pelajaran pada cowok arogan itu.
"Gue bakal balas dia, lihat saja nanti," gumam Ava mengepalkan kedua tangannya.
Hari Sabtu adalah hari yang menyenangkan bagi siswa Kelas XI IPS 5. Pasalnya, hari itu hanya ada dua mata pelajaran ringan yaitu nya PJOK dan Seni Budaya. Setelah berganti pakaian dengan seragam oleh raga, anak-anak kelas itu, sudah berbaris di lapangan sambil menunggu, guru Olah Raga tersebut
"Oke, selamat pagi anak-anak, ...hari kini tema kita adalah tentang cara mendribble dan melemparkan bola basket ke dalam ring, paham!" kata Pak Agam, selaku guru oleh raga.
"Paham Pak!" jawab anak-anak serentak.
"Sekarang berbaris lah dua berbanjar, silahkan anak laki-laki terlebih dahulu,diikuti siswa perempuan, lari keliling lapangan sebanyak 5 kali putaran," perintah pak Adam
Setelah melakukan pemanasan, anak laki-laki mulai mendribble bola dan melakukan shooting ke dalam ring dengan tembakan 3 angka.
Selesai anak laki -laki bermain, giliran Ava dan teman-temannya, melakukan seperti yang dicontohkan Pak Agam.
Bagi Ava, bermain basket adalah hobby nya, dengan mudah dia menembakkan bola basket kedalam ring dari luar lingkaran ring basket, dan mencetak point 3 angka.
"Yeay,hidup Ava!" teriak Beno diiringi oleh tatapan membunuh Rain.
"Lagi, Va!" teriak Jaka bersorak kegirangan.
"Oke , kalian lanjutkan dulu bermainnya, saya izin keluar sebentar!" ucap pak Agam, meninggalkan anak kelas XI IPS 5.
Terlintas sebuah ide di kepala Ava, untuk membalas perbuatan Rain. Dia melemparkan bola basket itu arah anak-anak laki-laki yang sedang duduk disamping tiang ring dan bola itu persis mengenai kepala Rain.
"Upps....sorry, gue sengaja!" ucap Ava sambil menutup mulut dengan sebelah tangannya.
Rain bangkit dari duduknya, dan berdiri mendekati Ava yang siap dengan kuda-kudanya yang kokoh.
"MAU CARI MATI LO! LO SENGAJA KAN?" Rain menarik kerah baju Ava dan mendorong Ava dengan kuat.
"KALAU YA KENAPA? AYO PUKUL GUE!" tantang Ava.
"LO PIKIR, LO ITU SIAPA? BERANI NANTANGIN GUE !" Rain tampak makin emosi.
"LO PIKIR, GUE TAKUT!" Ava makin memancing emosi Rain, sehingga cowok itu makin marah dan melayangkan tinjunya ke wajah Ava.
Ava mengelak dengan cepat, kemudian menarik tangan Rain dan melintir nya kebelakang. Dan memberikan sebuah tendangan keras di pinggang Rain. Cowok itu jatuh tersungkur.
Anak-anak kelas XI IPS 5 bersorak memberi semangat pada Ava, sungguh sebuah pemandangan yang langka, disekolah itu.
"Hajar Va!" teriak Maya.
"Hah, ternyata cewek ini kuat juga !" batin Rain, sambil berdiri memegang pinggangnya yang sakit.
Ava kembali bersiap menghadapi serangan Rain, perkelahian berlangsung imbang, karena keduanya sama-sama kuat. Keramaian di lapangan basket, menimbulkan keinginan tahuan siswa dan mengundang mereka untuk ikut menyaksikan perkelahian antara Ava dan Rain.
Mereka yang membenci Rain, memberi semangat untuk Ava. Bahkan ada pula yang merekam perkelahian itu dan menyiarkan secara langsung di live Ig mereka .
Rain merasa kewalahan menghadapi Ava, yang ternyata memiliki ilmu bela diri yang baik. Terbesit ide gila di otaknya untuk menghentikan serangan Ava.
Disaat cewek itu lengah, dengan cepat Rain mengunci kedua tangan Ava dibelakang punggungnya dan mendaratkan sebuah ciuman dibibir cewek tomboy itu. Ava kaget dan berontak, kemudian menampar wajah Rain dengan keras
"Brengsek Lo!" maki Ava dengan wajah yang memerah.
" RAIN ...! AVA....! BERHENTI....! KALIAN BERDUA MASUK KE KANTOR....!" Seru Bu Suci datang tergesa -gesa kelapangan basket, setelah mendapat laporan perkelahian kedua siswanya itu.
"Yah, Buk, lagi seru nih!" anak-anak siswa SMA Nusa Bakti tampak kecewa, karena Bu suci menghentikan pertunjukkan yang jarang terjadi itu.
"Udah kalian semua bubar, masuk ke kelas!" teriak Bu Suci sambil geleng-geleng kepala.
Ava menatap Rain dengan penuh kebencian, begitu pun Rain, dia menatap Ava dengan sinis. Keduanya digiring Bu Suci menuju kantor Kepala Sekolah.
"Nah, kalian duduk dulu disitu, sampai kedua orang tua kalian datang!" bentak Bu Suci dengan kesal.
"Ayolah Bu, orang tua saya tidak akan datang!" kata Rain yakin.
"Kita tunggu saja Rain, ....kamu itu sudah keterlaluan!" Bu suci kemudian menghubungi nomor kontak Maminya Ava dan Papanya Rain dan meminta mereka untuk segera datang kesekolah.
Rain yakin, papanya tidak akan datang untuk urusan seperti itu, biasanya Tuan Reynald hanya akan meminta Kepala Sekolah untuk menyelesaikan sendiri jika ada masalah yang dibuat Rain disekolah. Dan Rain akan terbebas dari hukuman, karena notabene dia adalah anak pemilik sekolah SMA Nusa Bakti tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nazhifa Azalea
Trimakasih sudah membaca🙏
Baca yang lain juga ya, Kk
2024-10-15
0
Qaisaa Nazarudin
Cantik visual Ava..Lelaki yg naik tangan ke cewek itu di panggil cowok banci,Lelaki sejati pantang bersikap kasar ke cewek..
2024-10-15
0