Terpaksa Menjadi Madu
...Happy reading...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mikaela, gadis yatim-piatu yang tinggal bersama dengan paman dan bibinya. Sejak masih kecil, umur setahun, kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Tinggallah Mikaela sendiri. Sampai sepasang suami istri dan putrinya datang menjemputnya, untuk tinggal bersama dengannya.
Mikaela Harman, gadis yatim-piatu. Yang hidup dibawah asuhan keluarga sang paman.
Ayahnya, Arif Harman dan ibunya Aisya. Keduanya meninggal akibat kecelakaan. Mikaela Pada saat itu baru berumur satu tahun.
Sekarang Mikaela berusia 18 tahun. Dia baru memasuki jenjang universitas. Walaupun Mikaela tinggal dengan keluarga pamannya. Tetapi keluarga sang paman sangat sayang pada Mikaela. Paman dan bibinya tidak membeda-bedakan dalam menyayangi Mikaela dengan putrinya sendiri, Annisa.
Mikaela tahu, dirinya bukan putri kandung mereka. Karena sejak kecil paman dan bibinya selalu membawanya untuk dua mengunjungi makam kedua orang tuanya. Agar Mikaela tahu makam kedua orangtuanya.
Inilah kisah kehidupan Mikaela Harman.
***
"Danish... !" Terdengar suara wanita memanggil seorang anak yang berusia sekitar tiga tahunan yang sedang berlarian di atas pasir pantai putih.
Anak tersebut menoleh kearah asal suara yang memanggil namanya. Bibir mungilnya tersenyum memandang ke arah dua wanita yang duduk mengawasinya bermain air. Mata keduanya terus melihat pergerakan bocah kecil yang berusia tiga tahun, yang dalam masa aktif-aktifnya bergerak kesana-kemari.
"Jangan lari-lari!"
"Nanti jatuh.. !" Sambung wanita yang duduk di samping wanita yang menyebut nama sang putra.
"Danish sudah tiga tahun, apa mereka tidak memiliki Keinginan untuk mencari keberadaanmu ?" tanya Aira.
"Mereka tidak tahu mengenai keberadaan Danish," kata Mikaela.
"Masa mereka tidak tahu?"
"Sudahlah! mereka tidak membutuhkan anak lagi. Aku pergi kan karena mereka akan mendapatkan anak, mereka tidak membutuhkan aku lagi."
Tiba-tiba...
"Mikaela... !" Suara pria yang menyebut namanya, membuat Mikaela memutar kepalanya. Matanya menatap sosok laki-laki yang sudah lama tidak dilihatnya dan sosok pria yang ingin dihindarinya.
"Mas.. !" Mikaela kaget melihat pria yang berdiri tidak jauh dari tempat dia duduk.
"Ela ," ujar Aira juga terkejut melihat keberadaan laki-laki yang pernah menjadi suami mikaela.
"Ela... ayo kita pergi," ujar Aira.
Mikaela masih duduk diatas pasir, dia juga cukup terkejut. Dia tidak mengira laki-laki yang sudah ditinggalkannya selama empat tahun yang lalu, kini berdiri gagah didepan matanya.
Aira meraih tangan mikaela dan menariknya untuk berdiri.
"Ayo... ," Ujar Aira.
"Ela, kita harus bicara," kata Damar.
"Tidak ada yang harus kita bicarakan, Mas. Pulanglah, tinggalkan kami. Biarkan aku bahagia di sini," kata Mikaela.
"Ayolah El, jangan kekanak-kanakan begitu," kata pria tersebut..
"Kekanak-kanakan ? aku kekanak-kanakan ? kalian itu yang kekanak-kanakan !" sinis Mikaela membalas tatapan mata pria yang berdiri menjulang dihadapannya.
"Aku mas bilang kekanak-kanakan. Mas dan Mbak itu apa ?" tanya balik Mikaela.
"Kembalilah Mas... biarkan aku hidup tenang di sini," kata Mikaela.
"Kau masih istriku Mikaela !" seru pria tersebut dengan nada suara yang sedikit meninggi.
"Ceraikan aku ! talaq aku.... !" pinta Mikaela.
Pria itu terkejut mendengar permintaan Mikaela.
"El... " Aira memegang lengan Mikaela dan mengusap punggung temannya tersebut.
"Ceraikan aku mas....!"
"Jika aku memang masih menjadi istrimu... ," kata Mikaela.
"Tidak ! aku tidak akan menceraikanmu !" kata pria itu dengan tegas.
"Apa maumu, Mas ? kau menyuruh aku pergi ! tapi kau tidak ingin menceraikanku... melepaskan aku dari ikatan pernikahan ini."
"Siapa yang menyuruhmu pergi ? aku tidak pernah menyuruhmu pergi... ! kau yang pergi dengan diam-diam, tanpa memikirkan perasaan orang yang menyayangimu."
"Menyayangi aku ?" Mikaela tertawa. Wajahnya getir melihat pria yang konon masih menjadi suaminya, menurut pria tersebut.
Apa yang terjadi empat tahun yang lalu, sehingga Mikaela menuduh pria itu juga menghendaki kepergiannya ? siapa yang salah ? apakah Mikaela yang posisinya sebagai madu yang terpaksa.
..........
"Ela, nanti kamu ke kampus?" tanya Annisa.
"Iya mbak," sahut Mikaela dengan mulut yang masih penuh dengan mie goreng.
"Ela, telan dulu mie dalam mulutnya. Baru bicara" tegur bunda Aini. Aini melihat makanan yang baru di suapnya masuk kedalam mulut. Kedua pipinya menggembung, sehingga wajah Mikaela lucu terlihat.
"Maaf bunda" ucap Mikaela, dengan menampilkan senyum lebar menghiasi bibirnya, lesung pipit di pipinya dan kedua mata yang bulat menambah cantik wajahnya.
"Ada apa mbak? Apa ada yang bisa Ela bantu?" tanya Ela, setelah mulutnya kosong.
"Mbak mau minta ditemani ke butik, mbak hari ini mau fitting baju. Ela tidak ada acara hari ini kan?" Tanya Annisa.
"Mas Damar kemana mbak? Apa tidak fitting baju juga?" tanya Ela mengenai calon Abang iparnya tersebut. Calon suami Annisa.
"Mas Damar lagi keluar kota."
"Hih... suami mbak itu, ya.. ! beritahukan padanya mbak. Jangan keluar kota terus. Urus tuh... pernikahan. Masa mau tinggal terima siap saja, semua di urus Mbak sendiri. Jangan sampai menikah nanti, saat akad juga di wakilkan mbak" ledek Mikaela.
"Mikaela... ! hih... kamu ini ya..!" Annisa membulatkan matanya menatap Mikaela yang tertawa mengejeknya.
"Hehehe...maaf ya Mbak.." Mikaela mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya, memohon maaf kepada Annisa.
"Apa yang aku katakan benar, mbak. Mau nikah, tapi tidak ikut capek mengurus ini itu. Mau terima beres saja," kata Mikaela.
Annisa mencebikkan bibirnya, dan menjulurkan lidahnya ke pada Mikaela. Dan Mikaela membalas apa yang dilakukan oleh Annisa. Dia menjulurkan lidahnya ke pada Annisa juga. Keduanya saling membalas, keduanya berhenti saat sang kepala keluarga ikut bergabung di meja makan.
"Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut?" seorang pria setengah baya keluar dari dalam kamar, berjalan menuju ketempat dua anak gadisnya sedang sarapan pagi.
"Biasa mas, kalau tidak ribut. Keduanya tidak akan bisa mengawali hari dengan gembira," ucap isterinya. Aini.
Ayah hanya tertawa mendengar ucapan istrinya. Matanya menatap putrinya Annisa dan sang keponakan Mikaela.
"Sudah, jangan ada yang bicara lagi. Kita nikmati sarapan pagi, setelah itu baru lanjutkan siapa yang mau bicara ," ucap sang Ayah. Aiman Harman.
Suasana meja makan hening. Yang terdengar suara sendok makan yang beradu dengan piring sesekali terdengar suara bunda Aini.
***
Mikaela berangkat ke kampus dengan naik ojol. Karena motor yang di gunakannya setiap hari masih diperbaiki. Motor bekas sang paman yang masih layak untuk dipakai kemana-mana. Usia motor itu lebih tua dari usia Mikaela, tapi Mikaela tidak malu memakainya untuk ke kampus.
"Ela, tumben naik ojol. Mana motor butut mu?" tanya Aira, teman kuliahnya.
"Motorku lagi ngambek, motorku ingin bermalas-malasan dulu ditempat peristirahatan. Motorku ingin disentuh Abang-abang yang hitam kena oli ," kata Mikaela.
"Motormu itu sudah bisa masuk musium El, kalau diibaratkan dengan manusia. Motormu itu sudah menopause," ucap Aira meledek motor butut Mikaela.
"Buset, kau samakan motorku dengan nenek-nenek. Motorku itu masih ABG. Kau saja kalah dengan motorku saat lomba lari," ucap Mikaela membalas ledekan Aira.
"Jelas kalah aku, motor koq di samakan dengan gadis imut seperti aku ini," kata Aira.
Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Adhisti Senja
semangat Mikaela
2023-07-01
0
Raflesia Gendhis
haha ngakak
2023-06-28
0
lira
beruntung ada yang sayang ..banyak diluar sana yg tak seberuntung el
2023-06-25
2