Terpaksa Menjadi Madu

Terpaksa Menjadi Madu

Bab 1 Bahagia

...Happy reading...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mikaela, gadis yatim-piatu yang tinggal bersama dengan paman dan bibinya. Sejak masih kecil, umur setahun, kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Tinggallah Mikaela sendiri. Sampai sepasang suami istri dan putrinya datang menjemputnya, untuk tinggal bersama dengannya.

Mikaela Harman, gadis yatim-piatu. Yang hidup dibawah asuhan keluarga sang paman.

Ayahnya, Arif Harman dan ibunya Aisya. Keduanya meninggal akibat kecelakaan. Mikaela Pada saat itu baru berumur satu tahun.

Sekarang Mikaela berusia 18 tahun. Dia baru memasuki jenjang universitas. Walaupun Mikaela tinggal dengan keluarga pamannya. Tetapi keluarga sang paman sangat sayang pada Mikaela. Paman dan bibinya tidak membeda-bedakan dalam menyayangi Mikaela dengan putrinya sendiri, Annisa.

Mikaela tahu, dirinya bukan putri kandung mereka. Karena sejak kecil paman dan bibinya selalu membawanya untuk dua mengunjungi makam kedua orang tuanya. Agar Mikaela tahu makam kedua orangtuanya.

Inilah kisah kehidupan Mikaela Harman.

***

"Danish... !" Terdengar suara wanita memanggil seorang anak yang berusia sekitar tiga tahunan yang sedang berlarian di atas pasir pantai putih.

Anak tersebut menoleh kearah asal suara yang memanggil namanya. Bibir mungilnya tersenyum memandang ke arah dua wanita yang duduk mengawasinya bermain air. Mata keduanya terus melihat pergerakan bocah kecil yang berusia tiga tahun, yang dalam masa aktif-aktifnya bergerak kesana-kemari.

"Jangan lari-lari!"

"Nanti jatuh.. !" Sambung wanita yang duduk di samping wanita yang menyebut nama sang putra.

"Danish sudah tiga tahun, apa mereka tidak memiliki Keinginan untuk mencari keberadaanmu ?" tanya Aira.

"Mereka tidak tahu mengenai keberadaan Danish," kata Mikaela.

"Masa mereka tidak tahu?"

"Sudahlah! mereka tidak membutuhkan anak lagi. Aku pergi kan karena mereka akan mendapatkan anak, mereka tidak membutuhkan aku lagi."

Tiba-tiba...

"Mikaela... !" Suara pria yang menyebut namanya, membuat Mikaela memutar kepalanya. Matanya menatap sosok laki-laki yang sudah lama tidak dilihatnya dan sosok pria yang ingin dihindarinya.

"Mas.. !" Mikaela kaget melihat pria yang berdiri tidak jauh dari tempat dia duduk.

"Ela ," ujar Aira juga terkejut melihat keberadaan laki-laki yang pernah menjadi suami mikaela.

"Ela... ayo kita pergi," ujar Aira.

Mikaela masih duduk diatas pasir, dia juga cukup terkejut. Dia tidak mengira laki-laki yang sudah ditinggalkannya selama empat tahun yang lalu, kini berdiri gagah didepan matanya.

Aira meraih tangan mikaela dan menariknya untuk berdiri.

"Ayo... ," Ujar Aira.

"Ela, kita harus bicara," kata Damar.

"Tidak ada yang harus kita bicarakan, Mas. Pulanglah, tinggalkan kami. Biarkan aku bahagia di sini," kata Mikaela.

"Ayolah El, jangan kekanak-kanakan begitu," kata pria tersebut..

"Kekanak-kanakan ? aku kekanak-kanakan ? kalian itu yang kekanak-kanakan !" sinis Mikaela membalas tatapan mata pria yang berdiri menjulang dihadapannya.

"Aku mas bilang kekanak-kanakan. Mas dan Mbak itu apa ?" tanya balik Mikaela.

"Kembalilah Mas... biarkan aku hidup tenang di sini," kata Mikaela.

"Kau masih istriku Mikaela !" seru pria tersebut dengan nada suara yang sedikit meninggi.

"Ceraikan aku ! talaq aku.... !" pinta Mikaela.

Pria itu terkejut mendengar permintaan Mikaela.

"El... " Aira memegang lengan Mikaela dan mengusap punggung temannya tersebut.

"Ceraikan aku mas....!"

"Jika aku memang masih menjadi istrimu... ," kata Mikaela.

"Tidak ! aku tidak akan menceraikanmu !" kata pria itu dengan tegas.

"Apa maumu, Mas ? kau menyuruh aku pergi ! tapi kau tidak ingin menceraikanku... melepaskan aku dari ikatan pernikahan ini."

"Siapa yang menyuruhmu pergi ? aku tidak pernah menyuruhmu pergi... ! kau yang pergi dengan diam-diam, tanpa memikirkan perasaan orang yang menyayangimu."

"Menyayangi aku ?" Mikaela tertawa. Wajahnya getir melihat pria yang konon masih menjadi suaminya, menurut pria tersebut.

Apa yang terjadi empat tahun yang lalu, sehingga Mikaela menuduh pria itu juga menghendaki kepergiannya ? siapa yang salah ? apakah Mikaela yang posisinya sebagai madu yang terpaksa.

..........

"Ela, nanti kamu ke kampus?" tanya Annisa.

"Iya mbak," sahut Mikaela dengan mulut yang masih penuh dengan mie goreng.

"Ela, telan dulu mie dalam mulutnya. Baru bicara" tegur bunda Aini. Aini melihat makanan yang baru di suapnya masuk kedalam mulut. Kedua pipinya menggembung, sehingga wajah Mikaela lucu terlihat.

"Maaf bunda" ucap Mikaela, dengan menampilkan senyum lebar menghiasi bibirnya, lesung pipit di pipinya dan kedua mata yang bulat menambah cantik wajahnya.

"Ada apa mbak? Apa ada yang bisa Ela bantu?" tanya Ela, setelah mulutnya kosong.

"Mbak mau minta ditemani ke butik, mbak hari ini mau fitting baju. Ela tidak ada acara hari ini kan?" Tanya Annisa.

"Mas Damar kemana mbak? Apa tidak fitting baju juga?" tanya Ela mengenai calon Abang iparnya tersebut. Calon suami Annisa.

"Mas Damar lagi keluar kota."

"Hih... suami mbak itu, ya.. ! beritahukan padanya mbak. Jangan keluar kota terus. Urus tuh... pernikahan. Masa mau tinggal terima siap saja, semua di urus Mbak sendiri. Jangan sampai menikah nanti, saat akad juga di wakilkan mbak" ledek Mikaela.

"Mikaela... ! hih... kamu ini ya..!" Annisa membulatkan matanya menatap Mikaela yang tertawa mengejeknya.

"Hehehe...maaf ya Mbak.." Mikaela mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya, memohon maaf kepada Annisa.

"Apa yang aku katakan benar, mbak. Mau nikah, tapi tidak ikut capek mengurus ini itu. Mau terima beres saja," kata Mikaela.

Annisa mencebikkan bibirnya, dan menjulurkan lidahnya ke pada Mikaela. Dan Mikaela membalas apa yang dilakukan oleh Annisa. Dia menjulurkan lidahnya ke pada Annisa juga. Keduanya saling membalas, keduanya berhenti saat sang kepala keluarga ikut bergabung di meja makan.

"Ada apa ini, pagi-pagi sudah ribut?" seorang pria setengah baya keluar dari dalam kamar, berjalan menuju ketempat dua anak gadisnya sedang sarapan pagi.

"Biasa mas, kalau tidak ribut. Keduanya tidak akan bisa mengawali hari dengan gembira,"  ucap isterinya. Aini.

Ayah hanya tertawa mendengar ucapan istrinya. Matanya menatap putrinya Annisa dan sang keponakan Mikaela.

"Sudah, jangan ada yang bicara lagi. Kita nikmati sarapan pagi, setelah itu baru lanjutkan siapa yang mau bicara ," ucap sang Ayah. Aiman Harman.

Suasana meja makan hening. Yang terdengar suara sendok makan yang beradu dengan piring sesekali terdengar suara bunda Aini.

***

Mikaela berangkat ke kampus dengan naik ojol. Karena motor yang di gunakannya setiap hari masih diperbaiki. Motor bekas sang paman yang masih layak untuk dipakai kemana-mana. Usia motor itu lebih tua dari usia Mikaela, tapi Mikaela tidak malu memakainya untuk ke kampus.

"Ela, tumben naik ojol. Mana motor butut mu?" tanya Aira, teman kuliahnya.

"Motorku lagi ngambek, motorku ingin bermalas-malasan dulu ditempat peristirahatan. Motorku ingin disentuh Abang-abang yang hitam kena oli ," kata Mikaela.

"Motormu itu sudah bisa masuk musium El, kalau diibaratkan dengan manusia. Motormu itu sudah menopause," ucap Aira meledek motor butut Mikaela.

"Buset, kau samakan motorku dengan nenek-nenek. Motorku itu masih ABG. Kau saja kalah dengan motorku saat lomba lari," ucap Mikaela membalas ledekan Aira.

"Jelas kalah aku, motor koq di samakan dengan gadis imut seperti aku ini," kata Aira.

Next

Terpopuler

Comments

Adhisti Senja

Adhisti Senja

semangat Mikaela

2023-07-01

0

Raflesia Gendhis

Raflesia Gendhis

haha ngakak

2023-06-28

0

lira

lira

beruntung ada yang sayang ..banyak diluar sana yg tak seberuntung el

2023-06-25

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!