Bab 8 Bersaing

"Aku sih... akan Pak Raffi lirik, kalau Inara.... ?" Aira mengibaskan tangannya dan mengendikkan bahu.

Inara mencebikkan bibirnya dan memainkan bola matanya membalas Aira.

Inara melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Aira. "kita bersaing secara sehat! ingat, jangan ada saling menjatuhkan," kata Inara.

Mikaela menggelengkan kepalanya menatap keduanya.

"Kita mau kemana nih.... ?" Mikaela menatap keduanya yang sedang mode diam, saling menatap.

Tanpa berkata apapun lagi, Aira dan Inara menarik Mikaela masuk kedalam restoran.

"Hei... ! Aku nggak mau... !" seru Mikaela.

Inara dan Aira tidak perduli. Keduanya menarik Mikaela dan berhenti di dekat meja dosen idola keduanya duduk.

"Selamat pagi Pak Raffi," kata Inara.

"Pagi? Sore kali," kata Mikaela mengomentari ucapan selamat pagi yang diucapkan Inara pada Pak Raffi.

Inara menggaruk telinganya karena malu. dan kemudian meralat ucapannya. "he...he...Selamat sore maksudnya Pak, salah ," ujar Inara.

Aira tertawa dalam hati, melihat Inara gugup, sehingga salah menyebut sore menjadi pagi.

"Kalian.... !" Raffi mendongak dan melihat keberadaan tiga mahasiswanya.

"Pak Raffi makan?" tanya Aira.

"Pertanyaan yang nggak bermutu banget. Sudah tahu di hadapan Pak Raffi ada makanan." gumam batin Mikaela, yang menertawai kebodohan kedua temannya tersebut.

"Iya. Kalian juga mau makan? Ayo gabung dengan saya. Saya hanya dengan Mama saya," kata Raffi.

"Mama? Berarti calon mertua nih." Gumam Inara dalam batin. Tidak jauh berbeda dengan Inara, Aira juga mengucapkan kalimat yang sama dengan apa yang ada dalam benak Inara.

"Ternyata mertuaku." gumam Aira. Karena tadi dia mengira wanita yang bersama dengan sang dosen, adalah istrinya.

Hanya Mikaela yang cuek dengan keberadaan dosennya tersebut. Tatapan mata sang dosen yang menatapnya juga tidak membuat dia menatap sang dosen. Mikaela menatap wajah Mama Raffi yang tersenyum padanya dan Mikaela membalas senyuman Mama Raffi.

"Ayo duduk." Mama Raffi berdiri dan menarik Mikaela untuk duduk di kursi yang kosong di sebelahnya.

"Tidak usah Tante. Kami duduk di meja yang lain saja." tolak Mikaela.

"Masih banyak tempat yang kosong." tambah Mikaela menolak tawaran Mama Raffi untuk bergabung.

"El.... " Aira dan Inara mencolek lengan Mikaela.

Mikaela menoleh melihat Inara dan Aira, dia tahu, kedua temannya ingin bergabung menerima tawaran Mama Raffi.

"Di sini saja. Kalian mahasiswa Raffi kan?" tanya Mama Raffi pada Mikaela.

Mikaela, Inara dan Aira menganggukkan kepalanya.

"Sini saja. Tante ingin tanya pada kalian, bagaimana Raffi dalam mengajar. Apa dia galak," kata Mama Raffi.

Mama Raffi menarik Mikaela untuk duduk. Dengan terpaksa Mikaela untuk duduk, dia tidak bisa menolak lagi.

Inara dan Aira memanyunkan bibirnya, karena keduanya ingin duduk dekat dengan Raffi dan Mama. Dengan terpaksa keduanya duduk berseberangan dengan sang dosen.

"Mama," ujar Raffi sembari membesarkan matanya.

Mama Raffi tidak perduli dengan keberatan sang putra, atas keinginannya mengorek informasi mengenai sepak terjang sang putra dalam mengajar di universitas.

"Gara-gara teman genit. Aku terpaksa duduk ." batin Mikaela ngedumel.

"Buset... ! Aku yang naksir anaknya, Ela yang mendapatkan tempat di hati mertuaku." gumam Inara.

"Mama mertuaku sepertinya suka dengan Ela. Saingan berat nih." monolog dalam hati Aira.

"Ayo kalian mau pesan apa ?" kata Mama Raffi.

"Kalian ingin makan apa? Biar saya pesankan," kata Raffi pada Inara dan Aira. Tapi matanya tidak lepas memandang Mikaela yang berbincang dengan Mamanya.

Mama Raffi terus bertanya mengenai sang putra di kampus pada Mikaela. Mikaela menjawab seadanya saja. Berbeda dengan Aira dan Inara keduanya begitu antusias menjawab pertanyaan Mama Raffi yang ditujukan pada Mikaela.

Sampai selesai makan dan ingin pulang, Mama Raffi selalu mengajak Mikaela bicara. Bertanya mengenai studi Mikaela, karena mamanya Raffi seorang pendidik, guru SMA.

"Tante senang bertemu dengan kalian, sayang sekali, pertemuan kita ini harus berakhir," kata Mama Raffi.

"Kami senang, jika Tante mengajak kami bertemu," kata Inara.

Mikaela mendelik mendengar perkataan Inara.

"Calling kami Tante, kami segera datang." timpal Aira.

"Semakin tidak jelas keduanya." gumam Mikaela.

Mama Raffi tertawa melihat Aira dan Inara yang lucu menurutnya.

***

"Pulang sendiri " batin Mikaela.

Mikaela melangkah keluar dari lingkungan kampus. Tiba-tiba mobil berhenti di sampingnya dan terdengar suara laki-laki memanggil namanya.

"Mikaela..!"

Mikaela menghentikan langkahnya dan menoleh kearah asal suara.

"Kak Dito," ujar Mikaela.

"Kenapa sendiri? Mana kedua temannya?"

"Mereka masih ada kelas," sahut Mikaela.

"Ayo naik, aku antar. Rumah kita searah kan ," kata Dito.

"Terimakasih, tapi aku belum pulang."

"Mau kemana? Biar aku antar," kata Dito.

"Tidak usah kak, merepotkan saja." tolak Mikaela.

"Ayolah... ." Dito terus berusaha untuk membujuk Mikaela.

"Mau kemana sebenarnya?" tanya Dito.

Mikaela mengatakan kemana tujuannya.

"Oh... Biar aku antar, tempatnya tidak jauh. Daripada desak-desakan naik bus. Lihat tuh... Bus penuh." Dito menunjuk bus yang lewat dari depan kampus yang penuh dengan anak sekolah yang berdiri didalam.

Akhirnya Mikaela memutuskan untuk naik kedalam mobil Dito.

"Apa tidak capek, bekerja sambil kuliah?" tanya Dito.

"Jangan pikirin capeknya kak, pikirkan saja dapat uangnya," kata Mikaela sembari tertawa.

"Betul juga, uang membuat capek hilang seketika," kata Dito.

"Bagaimana skripsinya kak ?" tanya Mikaela.

"Menurutmu bagaimana? Ada perbaikan atau tidak?" tanya Dito balik.

"Em... tidak ada perbaikan, dua bulan lagi kakak akan wisuda." tebak Mikaela.

Dito tersenyum, lirikan matanya melihat Mikaela sekilas.

"Betulkan ? pasti tebakan aku benarkan?" tanya Mikaela.

"Bisa menerawang pikiran ya, tahu saja skripsi tidak ada perbaikan," kata Dito.

"Nggak perlu menerawang, terlihat dari raut wajah kak Dito saja sudah bisa ditebak. Wajah kak Dito gembira, tidak kusut," kata Mikaela.

"Jika orang yang disuruh dosen pembimbing untuk memperbaiki skripsi, pasti wajahnya sudah seperti pakaian yang tidak digosok," kata Mikaela.

Dito tertawa menanggapi perkataan Mikaela.

"Senang tuh.... !" kata Mikaela.

"Sudah pasti, tapi ada sedihnya juga," kata Dito.

"Kenapa sedih?" tanya Mikaela.

"Sedih ! Karena aku tidak akan bisa bertemu dengan gadis cantik lagi," kata Dito.

"Gadis cantik? Pacar kakak? Mahasiswi sini ? Siapa? Apa aku kenal?" pertanyaan mengalir lancar dari mulut Mikaela.

"Banyak sekali pertanyaannya Nona," kata Dito.

"Katakan kak ! Penasaran nih ?"

"Belum pacar. Masih calon," jawab Dito.

"Tembak dong kak! Jangan terlambat, nanti keburu disambar orang, patah hati berjilid-jilid." ledek Mikaela.

"Kira-kira, jika aku tembak. Aku katakan isi hatiku ini, apa dia akan terima?" tanya Dito pada Mikaela.

"Mana aku tahu, kak! Gadis itu bukan aku. Mama tahu aku apa isi pikirannya, kenal juga tidak," kata Mikaela.

"Kalau Mikaela diposisi gadis tersebut, bagaimana? apa akan menerimanya? atau menolak?"

"kalau aku, pasti aku tolak!" kata Mikaela tegas.

Degh..

Tubuh Dito lemas seketika, mendengar apa yang dikatakan oleh Mikaela.

"Kenapa?" tanya Dito.

"Karena aku tidak ingin pacaran sekarang ini. Aku ingin belajar yang benar, biar cepat lulus dan bekerja." alasan Mikaela menolak.

"Menolak, bukan karena tidak suka?" tanya Dito.

Mikaela menggelengkan kepalanya.

"Masih ada harapan." batin Dito.

***

Terpopuler

Comments

shasa

shasa

semangat Dito

2023-07-11

0

shasa

shasa

makan keknya enak wkwk

2023-07-11

0

✒ Viee ✒

✒ Viee ✒

sudah tau nanyak..

2023-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!