Bab 17 Bahagia dan sedih

Happy reading guys

...----------------...

"Jaga mulut El, awas ya... jangan sampai bocor," kata Annisa.

"Insyaallah Mbak, semoga rem mulutku ini masih berfungsi dengan baik," ucap Mikaela sambil tertawa.

"Beli minyak rem, nanti minum. Biar terkontrol mulutnya," kata Annisa.

"Kalau minyak rem aku minum, bukan mulut saja terkontrol mbak. Tapi seluruh tubuh ini ikut terkontrol... tubuh ini akan masuk kedalam liang lahat."

"Hih ... mulutnya, bicara nggak jelas.." dengus Annisa kesal. Dia tidak suka, setiap ada orang yang membicarakan kematian padanya.

"Peace...mbak. Jangan-marah ya...nanti keponakanku, begitu lahir langsung bisa marah-marah." gurau Mikaela.

"Iya, langsung baby-nya marah kepada aunty Mikaela nya," kata Annisa.

"Aduh..! aku sudah tua ternyata, sudah mau jadi tante." Mikaela menggaruk-garuk kepalanya.

"Kenapa? Mau muda terus. Ingat El... Kau itu sudah mau 24 tahun, sudah pantas untuk menikah. Beritahu pada mbak, siapa cowok spesial di hatimu?" tanya Annisa.

"Hih... mbak ini. Mana ada cowok spesial di hatiku ini. Tidak ada yang mau dengan aku mbak... Mungkin karena aku ini tidak cantik dan menarik," kata Mikaela.

"Siapa bilang adik Mbak Nisa tidak cantik. Biar Mbak tatar itu mulut orang yang bilang adik mbak ini tidak menarik," kata Annisa.

"Aku yang bilang Mbak," kata Mikaela.

"El... kau itu sangat cantik. Kulit putih tubuhmu itu membuat mbak cemburu. Apa lagi bulu matamu, bibir... ih..  pokoknya El itu gadis paket komplit, cowok-cowok itu saja yang matanya sudah rabun. Mereka tidak melihat gadis cantik di depan mata," kata Annisa.

"Atau kau terlalu memilih." Sambung Annisa.

"Cowok yang pernah datang beberapa kali ke rumah itu kemana?" tanya Annisa.

"Siapa?" Mikaela tidak tahu dengan pria yang ditanyakan oleh Annisa.

"Itu... cowok yang naik mobil putih, yang datang saat El wisuda," kata Annisa untuk mengingatkan laki-laki yang dimaksudkan olehnya.

"Oh... kak Dito... ! El sudah lama tidak bertemu dengannya, hari itu kak Dito bilang dia mendapatkan panggilan wawancara dari perusahaan dan akan ditempatkan di luar pulau. Mungkin kak Dito mendapatkan pekerjaan itu," kata Mikaela.

"Apa tidak ada pria di tempat bekerja yang bisa kau jadikan pacar ?" tanya Annisa.

"Aku ingin fokus ke karier dulu, mbak. Aku ingin membahagiakan ayah dan bunda ," kata Mikaela.

"Ayah sudah lelah dalam bekerja. Aku ingin ayah beristirahat tenang di rumah. Tanpa memikirkan bangun pagi hari, pergi bekerja walaupun keadaan hari hujan. Seminggu yang lalu ayah terserang flu karena kehujanan. Aku tidak tega melihat ayah yang sakit karena kehujanan."

"Ayah dan bunda ada mbak yang akan memperhatikannya, El. Mbak ini anak ayah dan bunda satu-satunya. Biar mbak yang membahagiakan ayah dan bunda. Apa guna mbak, jika kebahagiaan ayah dan bunda dibebankan kepadamu." tutur Annisa.

"kau pikirkan kebahagiaanmu. Usiamu semakin bertambah, dan jika ada pria yang baik, beri kesempatan laki-laki tersebut untuk mengenal dirimu. Atau El mau mbak kenalkan dengan teman-teman mbak, atau kenalan Mas Damar ?" Kata Annisa.

"Kejar kebahagiaanmu, El. Urusan kebahagiaan ayah dan bunda, serahkan pada mbak sebagai putrinya," kata Annisa.

Raut wajah Mikaela berubah mendengar apa yang dikatakan oleh Annisa. Dia tidak mengira Annisa mengucapkan perkataan yang menunjukkan siapa Mikaela di dalam keluarga. Hanya seorang anak saudara sang paman, yang terpaksa diasuh. Mikaela merasa Annisa ingin dia cepat-cepat menikah, agar Mikaela lepas dari ayah Aiman dan Bunda Aini.

Annisa tidak melihat raut wajah Mikaela yang muram tiba-tiba. Dia fokus dengan bakso yang ada dihadapannya. Sedangkan Mikaela sudah tidak berselera lagi menyantap baksonya. Dia hanya mengaduk-aduk kuah baksonya, tanpa menyuapkan bakso tersebut kedalam mulutnya. Hilang seleranya untuk menyantap bakso yang menjadi favoritnya tersebut.

Annisa mengangkat kepalanya dan melihat Mikaela.

"Mbak akan tanya Mas Damar, mungkin dia ada kenalan laki-laki yang baik yang bisa dikenalkannya padamu," kata Annisa .

"Tidak Mbak. Aku akan mencari sendiri." tolak Mikaela.

"Baiklah," sahut Annisa.

Annisa melanjutkan kembali menikmati baksonya, yang hanya tersisa kuahnya saja.Sedangkan bakso bulatnya sudah menghuni lambungnya.

Setelah mendorong mangkok baksonya yang sudah tidak tersisa setetes kuah bakso dalam mangkok nya. Annisa melihat kearah mangkok bakso milik Mikaela.

"Kenapa tidak di makan, El ? Apa tidak enak?" tanya Annisa, saat melihat Mikaela hanya memandang mangkok baksonya sambil mengaduk-aduk bakso tanpa ada niat untuk memakannya.

Pikiran Mikaela yang melayang-layang entah kemana cukup kaget, ketika mendengar suara Annisa menegurnya.

"A-a...pa... mbak?" Mikaela tidak tahu apa yang ditanyakan oleh Annisa. Dia hanya tahu namanya disebut oleh Annisa.

"Kemana pikiranmu El? Mbak bicara, tapi kau tidak tahu apa yang mbak katakan. Hih... Kau ini... Fokus...! Jangan melamun," kata Annisa.

"Ucapan mu yang membuat aku begini Mbak. Kau tidak mengizinkan aku untuk ikut membahagiakan ayah dan bunda, kau tidak menganggap aku bagian dari keluargamu. Ternyata, kasih sayang keluarga yang aku dapatkan dari ayah dan bunda itu tidak nyata. Hanya mimpi. Suatu waktu mimpi itu akan sirna." batin Mikaela yang hanya dapat diungkapkannya dalam hati.

"Ayo makan baksonya, dindin tidak enak lagi nanti." titah Annisa, agar Mikaela segera menghabiskan bakso yang baru sedikit di makan oleh Mikaela.

"Aku sudah kenyang mbak."

"Koq tidak dihabiskan? sayang El," kata Annisa.

"Tadi aku sudah makan banyak di toko mbak. Perutku ini sudah tidak sanggup lagi di isi bakso sebanyak ini," kata Mikaela. Padahal perutnya kosong, minta diisi. Perkataan Annisa mengalahkan rasa lapar perutnya.

"Sini mbak habiskan, sayang dibuang. baby mbak ini ingin makan lagi," kata Annisa. Dan mengambil bakso milik Mikaela yang tidak dihabiskannya. Tanpa berkata apapun lagi, Annisa menyantap habis bakso tersebut. Mikaela hanya menatap Annisa melahap bakso sampai tidak tersisa lagi.

"Kenapa sikap Mbak Nisa seperti ini sekarang? Mana mbak yang dulu? Mbak Nisa yang selalu menganggap aku sebagai anggota keluarga. Bukan sebagai sepupu, bukan sebagai orang asing yang berhubungan darah dengan Mbak Nisa." batin Mikaela.

Apa yang dikatakan Annisa telah membuat hati Mikaela terluka sangat dalam. Selama hidup bersama dengan Annisa, Mikaela tidak pernah memasukkan apa yang terucap dari mulut Annisa, tapi kali ini Mikaela tidak bisa mengabaikan perkataan Annisa.

Mikaela hanya diam, ketika Annisa terus bercerita mengenai kehamilannya. Dia tidak bertanya, kenapa Mikaela tidak menimpali setiap dia bercerita. Mikaela hanya sebagai pendengar setia, yang tidak pasti apa mendengarkan setiap kata yang keluar dari dalam mulut Annisa. Mungkin saja Mikaela mendengar apa yang dikatakan oleh Annisa, tapi otaknya tidak mengizinkan dia untuk mencerna apa yang dikatakan oleh Annisa.

Sampai kegiatan makan bakso berakhir dan Mikaela pergi dengan naik mobil online, karena Mikaela tidak ingin saat ini berlama-lama didalam mobil dengan Annisa yang tengah berbahagia. Akhirnya Mikaela menolak untuk diantar oleh Annisa untuk pulang ke rumah, padahal jarang rumah dengan tukang bakso tidak lebih dari lima menit jika ditempuh dengan kendaraan. Mikaela beralasan dia harus pergi ke toko bajunya.

Terpopuler

Comments

Raflesia Gendhis

Raflesia Gendhis

el tersinggung berat

2023-06-30

0

Raflesia Gendhis

Raflesia Gendhis

mungkin nisa salah ngomong

2023-06-30

0

Ratu Wr

Ratu Wr

baby nya lahap sama bakso

2023-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!