Bab 9 Semoga bahagia

"Mbak Maya..!" teriak Mikaela dengan gembira. Mikaela berlari kecil menghampiri Maya, memeluknya dan memberikan kecupan cipika-cipiki.

"Ini anak gadis, sudah kuliah. Masih seperti bocah kecil lari-lari" ucap Maya mengomentari tingkah Mikaela yang kekanak-kanakan menurut penglihatannya.

Annisa sedang didandani, mendengar suara Maya mengalihkan pandangannya dari cermin, menatap Maya yang berdiri didepan pintu kamarnya. "Mbak Maya kenapa baru datang sekarang?" tanya Annisa.

Maya masuk, mendekati Annisa. "Maaf, kalau punya anak kecil, begitulah. Pasti sering ada kendala, Naura flu tiba-tiba. Mbak dan Mas Alex membawanya ke dokter dulu. Ini saja, Naura tidak mbak bawa" ucap Maya.

"Musim hujan dan panas, cuaca tidak menentu begini, harus waspada," kata Annisa.

"Bukan anak bayi saja yang terserang flu. Yang dewasa saja kena flu mbak ," kata Mikaela.

"Iya musim hujan sekarang ini, bagi pasangan pengantin baru sangat di nanti..Ih...ada yang enak ini. Musim hujan kan dingin, ada guling hidup yang bisa di peluk." goda Maya .

"Guling hidup? Apa ada guling hidup mbak?" Mikaela bingung dengan apa yang dikatakan Maya. Dia belum ngeh dengan apa yang dikatakan oleh Maya.

"Anak kecil belum ngerti dengan istilah guling hidup, nanti nunggu ela punya guling hidup. Baru mbak beritahu ya," ucap Maya.

"Mbak Maya...aku ini sudah besar ya... ! Akhir tahun ini, aku sudah 19 tahun..!" Mikaela manyun, karena dikatakan anak kecil oleh Maya.

"Baru 19 tahun El, masih kecil itu. Tunggu kepala dua dulu dan sudah punya suami, baru bisa dibilang dewasa," kata Maya kembali.

"Dewasa tidak perlu punya suami mbak," kata Mikaela.

"Sudah punya pacar El?" tanya Maya.

"Tidak laku Mbak." bibir Mikaela mengerucut.

"Eleh... eleh... eleh.. " Maya menguyel-uyel pipi Mikaela.

"Mbak... ! rusak makeup aku...," kata Mikaela seraya melepaskan jemari tangan Maya yang menangkup kedua pipinya.

"Mbak gemas.... !"

"Mbak... Jangan percaya dengan apa yang dikatakan oleh El. Pacar El itu banyak," kata Annisa.

"Hih... Mana ada! Mbak Nisa mengada-ada tuh ..!" protes Mikaela.

"Ternyata gadis kecil kita dulu sudah besar ya, Nisa..."

"Mbak .. Aku tidak ada pacar...! Serius... aku tidak ingin pacaran. Aku ingin fokus ke kuliah," kata Mikaela.

"Yang banyak pacar itu mbak Nisa tuh... putus hari ini, besok sudah ada gandengan baru."

"Iya... Iya. Mbak percaya. Adik Mbak ini tidak seperti gadis di luar sana, yang suka ganti-ganti pasangan. Semoga adik mbak ini akan mendapatkan jodoh yang baik, jodoh sampai menjadi kakek dan nenek."

"Amin." Annisa mengamini apa yang dikatakan oleh Maya, dan Mikaela juga mengamini apa yang diucapkan oleh Maya. Perkataan adalah doa, dan Mikaela mengharapkan apa yang diucapkan Maya doa baginya.

Pintu terbuka dengan kedatangan bunda Aini.

"Sudah selesai dandanannya. Sebentar lagi pengantin pria akan sampai, jangan sampai mereka menunggu" ucap bunda Aini.

"Sudah bunda, lihatlah. Mbak Nisa sudah berubah ! cantik paripurna, secantik putri dari kahyangan," ucap Mikaela mengejek Annisa.

Annisa memainkan matanya dan menggerakkan jemari tangannya, seperti sedang menari.

"El cantik nggak Bun ?" Mikaela bergaya didepan Aini.

"Semua cantik. Nisa, Maya dan El yang imut ini..!" bunda Aini memeluk Mikaela.

"Terima kasih bunda, bunda juga cantik. Seperti ratu Cleopatra.." balas Mikaela.

Tawa canda mereka terhenti, ketika Annisa disuruh keluar.

"Aku gugup! tanganku dingin El," ujar Annisa saat dia berjalan keluar dengan dituntun oleh Maya dan Mikaela.

"Tenang mbak," kata Mikaela.

"Mau pipis aku," kata Annisa.

"Loh... loh... jangan pipis !" kata Maya yang mendengar.

"Bagaimana nih, mbak Maya. Mau pipis." rengek Annisa.

"Tahan ! jangan ngompol," kata Maya.

"Maunya tadi Mbak pake Pampers." ledek Mikaela.

"Huh.... !" dengus Annisa.

Annisa duduk dengan gelisah. Dia takut Damar salah menyebut namanya.

Dengan suara yang lantang dan keras, dengan sekali tarikan napas. Damar mengucapkan ijab qobul. Tidak ada kegugupan saat dia mengucapkan kalimat sakral. Yang menjadikan dia dan Annisa menjadi satu untuk selamanya. Dan hanya maut yang dapat memisahkan mereka.

Selesai ijab qobul, langsung dilakukan resepsi yang sangat meriah. Semua sangat senang dan gembira, begitu juga dengan Mikaela yang sibuk membantu mengawasi menu untuk tamu. Tamu undangan yang hadir memenuhi rumah keluarga Annisa. Pesta pernikahan annisa diadakan diadakan di rumah, karena rumah annisa yang tergolong besar dan mempunyai halaman yang luas. Walaupun keluarga Damar ingin mengadakan pesta di hotel. Tapi mereka menghargai keputusan keluarga Annisa yang akan mengadakan resepsi di rumah saja. Dan Karena mereka keluarga pengusaha dan banyak relasi. Papa dan Mama Damar akan mengada resepsi yang dikhususkan untuk para relasi yang akan diadakan dilakukan di hotel.

Suasana penuh tawa dan canda di pesta pernikahan Annisa dan Damar. Ada satu hati hancur melihatnya. Ada satu orang yang diam-diam dari jauh melihat ke arah rumah Annisa yang ramai oleh tamu undangan. Pria tersebut adalah, Antoni. Dia sengaja datang, walaupun dia tidak diundang oleh Annisa. Antoni datang melihat dari dalam mobilnya. Dia tidak turun menghampiri sang kedua mempelai yang sedang berbahagia.

"Aku sudah kehilanganmu Annisa. Kenapa kau lakukan ini padaku Nisa? Kenapa?" Pertanyaan kenapa-napa terus keluar dari dalam mulut Antoni.

"Begitu mudahnya kau melupakan kisah cinta kita. Bukan baru setahun dua tahun kita bersama. Dalam sekejap mata, kau menghilangkan memori kebersamaan kita dengan begitu mudahnya. Aku kecewa denganmu, Annisa! Kau mengecewakan ku... Kau sangat mengecewakanku... ! Ingin mengharapkan kau tidak bahagia. Tapi aku tidak sepertimu. Aku mengharapkan kau bahagia, Nisa."

Memory Antoni kembali saat Annisa menemuinya dan memutuskan hubungan mereka. Dan Annisa mengatakan dengan terus terang, dia tidak bisa menjalin hubungan cinta dengan Antoni lagi, karena bersama dengan Antoni, Annisa merasa tidak ada kejelasan menuju pernikahan. Karena Antoni masih merintis usaha dan belum bisa membuat Annisa percaya.

"Aku butuh pria yang bisa memberikan aku kehidupan yang layak, Antoni. Kau itu belum bisa ! rumah saja kau masih ngontrak!" kata Annisa saat terakhir mereka bertemu.

Apa yang dikatakan oleh Annisa membuat Antoni sakit hati. Dia tidak mengira Annisa sangat berubah. Dulu Annisa tidak takut dibawa naik motor, sekarang Annisa mengejek motor butut yang selalu membawa Antoni dan Annisa jika malam Minggu tiba.

Antoni menepuk kepalanya untuk menghilangkan bayangan Annisa yang berseliweran di pikirannya.

"Selamat tinggal masa lalu," kata Antoni.

Antoni menghidupkan mesin mobil dan kemudian mobil tersebut mulai melaju dengan pelan meninggalkan area rumah Annisa. Membawa hati seorang pria yang terluka karena ditinggal menikah.

Dari dalam mobil, Antoni membuang satu kantong plastik seraya berkata. "Kau tidak layak untuk aku simpan, semoga ada orang yang akan memungut dan berguna untuk orang yang mengambil," kata Antoni.

Antoni membuang barang-barang pemberian Annisa.

Terpopuler

Comments

shasa

shasa

duh jadi kasian deh

2023-07-11

0

✒ Viee ✒

✒ Viee ✒

cari yang mau apa adanya

2023-07-05

0

✒ Viee ✒

✒ Viee ✒

masih belum mapan, belum tentu gak mampu

2023-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!