Bab 3 Pengagum rahasia.

"Mikaela." suara seorang pria memanggil Mikaela yang berjalan menuju perpustakaan. Di mana tempat paling nyaman menurut Mikaela saat dia menunggu kedua temannya yang sedang berada di klas mengikuti ujian.

Mikaela mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria yang tidak dikenalnya sedang menatapnya. Baru pertama ini Mikaela melihat sosok pria yang berkacamata itu.

"Ada perlu denganku?" tanya Mikaela pada pria yang diketahuinya, siapa nama pria tersebut.

"Aku ingin memberikan ini." pria tersebut mengeluarkan buku berwarna biru dan menyodorkan buku tersebut pada Mikaela.

Melihat buku yang diberikan oleh pria tersebut, Mikaela sontak gembira.

"Bukuku.... !" Mikaela mengambilnya dan mendekapnya erat didepan dadanya. Sepertinya buku yang didekapnya itu barang yang sangat berharga.

"Terimakasih... terimakasih.... !" seru Mikaela.

"Aku kira tidak akan bisa menemukan buku ini lagi ," kata Mikaela dengan gembira.

"Aku menemukan buku ini dua hari yang lalu dibawah situ," pria itu menunjuk bawah meja tempat Mikaela duduk.

"Aku tanya pada penjaga perpustakaan, dia tidak tahu siapa pemiliknya. Di buku itu hanya ada satu goresan huruf, M saja," kata pria tersebut.

"Koq tahu milikku? Dan nama juga," kata Mikaela.

"Tuhan baik padaku," ujar pria tersebut.

"Tuh... " pria tersebut menunjuk pada cctv yang ada di dalam perpustakaan.

"Oh.... " bibir Mikaela membulat.

"Penjaga perpustakaan cukup mengenalmu, ternyata."

"Oh... ya, kita belum berkenalan. Kenalkan, namaku Dito Nalendra," ucap pria yang bernama Dito sembari mengulurkan tangannya.

Mikaela menyambut uluran tangan Dito dan menyebut namanya. "Mikaela," ujar Mikaela menyebutkan namanya.

"Aku tahu," ujar Dito.

"Oh iya... " Mikaela nyengir, menunjukkan barusan giginya.

"Apa kau jurusan desain ?" tanya Dito.

"Bukan, aku manajemen. Pasti kau mengira aku calon desainer, karena buku ini penuh dengan gambar desain baju," kata Mikaela.

Dito mengangguk.

"Ini hanya hobbiku," kata Mikaela.

"Kau jurusan apa?" tanya Mikaela dengan suara yang pelan, karena sudah banyak yang belajar didalam perpustakaan. Tadi baru beberapa orang yang mencari-cari buku untuk dibaca.

"Aku desain gratis," kata Dito.

"Tahun terakhir." tambah Dito.

"Oh... Senior.. aku harus manggil kak Dito. Maafkan junior yang tidak sopan ini kak," kata Mikaela dengan meluncur.

Dito tertawa melihat raut wajah Mikaela yang terlihat menggemaskan dari pandangan matanya.

Karena perpustakaan sudah penuh dengan orang yang ingin belajar. Mikaela dan Dito keluar dan melanjutkan perpindahan keduanya di kantin.

"Ada yang kau tunggu El?" tanya Dito.

"Kedua temanku masih ada mata kuliah, kak," jawab Mikaela.

"Kak Dito?' tanya balik Mikaela.

"Aku mau bertemu dengan dosen pembimbing," kata Dito.

"Apa tahun ini ikut wisuda, kak ?" tanya Mikaela.

"Semoga. Jika tidak ada perbaikan," sahut Dito.

"Senangnya," kata Mikaela.

"Senang ! Sudah pasti. Takut juga," kata Dito.

"Kenapa takut?" tanya Mikaela.

"Takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Tidak mendapatkan pekerjaan begitu selesai kuliah, menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mahasiswa yang baru tamat," kata Dito.

"Buka usaha saja, kak. Bisa membuka pintu pekerjaan untuk mahasiswa yang baru tamat."

"Modal dari mana Nona," ujar Dito dengan tertawa.

"He... he... he... " Mikaela tertawa juga.

"Kecil-kecilan dulu kak," kata Mikaela.

Keduanya asik bertukar cerita, seolah-olah keduanya sudah kenal lama. Sampai Mikaela tidak sadar, kedua temannya, Aira dan Inara melihatnya dengan kening mengeryit. Karena mereka tidak mengenal pria yang yang berbicara dengan Mikaela.

"Eem... " Aira mendehem.

Mikaela menoleh ke arah belakang dan melihat kedua temannya menatapnya dengan tatapan mata yang sedikit memicing.

"Kalian sudah keluar?"

"Sudah setengah jam yang lalu. Karena kau asik sekali ngobrol, sehingga tidak tahu kami sudah berdiri di sini seperti patung Pancoran," kata Inara.

"Siapa tuh.... ?" Aira memonyongkan bibirnya, menunjuk Dito.

"Hai.... !" Dito menggoyangkan tangannya menyapa Aira dan Inara.

"Hai ganteng.... !" balas Inara.

"Hai tampan.... !" ujar Aira.

"Ganjen.... !" kata Mikaela yang melihat kedua temannya menyapa Dito dengan gaya yang centil yang dibuat-buat.

Dito hanya bisa nyengir melihat kedua teman Mikaela.

"Kenalkan. Aku Aira Sarifah, temen Mikaela," kata Aira sembari mengulurkan tangannya pada Dito.

"Dito Nalendra," balas Dito.

Inara tidak mau kalah. " Aku Inara Astuti, bestienya Mikaela," kata Inara.

"Sudah... sudah ! cukup berkenalannya, maaf ya kak Dito, keduanya emang begini. Ada sedikit.... " Mikaela mengedikkan kedua bahunya.

Dito tertawa.

"Ayo kita pulang.... !" Mikaela menarik tangan kedua temannya, setelah berpamitan pada Dito.

"Bye... bye kak Dito," ujar Aira. Begitu juga dengan Inara, dia memberikan kiss bye pada Dito.

Sampai di depan universitas, Mikaela dipanggil oleh seorang gadis. Dan gadis tersebut memberikan sekuntum bunga mawar putih pada Mikaela.

"Hei... apa ini ?" Mikaela bingung, karena gadis itu pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun padanya.

"Dari siapa El, ada suratnya itu," kata Aira.

Mikaela mengambil secarik kertas yang menempel di tangkai bunga mawar putih tersebut.

"Pengagum rahasia," ucap Mikaela.

""Wow... siapa pengagum rahasiamu, El?" tanya Aira.

"Ada yang kau rahasiakan pada kami, El? ayo... siapa laki-laki yang menjadi pengagum rahasia itu? katakan!" Inara melipat kedua tangannya didepan dadanya. Begitu juga dengan Aira, sama seperti Inara.

Matanya memicing tajam menelisik wajah Mikaela. Apa yang dilakukan oleh kedua temannya membuat Mikaela jengah. Dia juga bingung dengan bunga yang diberikan oleh gadis tersebut.

""Katakan El.... !" kata Aira.

""Apa yang harus aku katakan ! aku tidak tahu siapa yang memberikan aku bunga ? orang aneh pasti ini, yang tidak punya kerjaan. Untuk apa aku dikasih bunga ? ulang tahun tidak ! aneh kan? lebih bagus tadi aku dikasih bunga deposito. Bisa dipakai untuk membiayai uang kuliah," kata Mikaela.

Mikaela membuang bunga yang diterimanya kedalam tong sampah.

"Jangan dibuang !" seru Inara, saat melihat Mikaela membuang bunga mawar putih tersebut kedalam tong sampah.

Tapi sayang, teriakan Inara terlambat. Bunga mawar putih tersebut sudah mendiami tong sampah bercampur dengan sampah-sampah dedaunan dan plastik botol minuman.

"Koq dibuang, El ? kan sayang," kata Inara.

"Kau ambil saja," kata Mikaela.

"Ogah ! kau kira aku pemulung," ujar Inara.

"El, hargai pemberian orang. Dia pasti mengeluarkan uang untuk mendapatkan bunga sebagus itu," kata Aira.

Mikaela yang tadinya sudah meninggal tempat dia membuang bunga tersebut, kembali dan mengambil bunga yang sudah dibuangnya kedalam tong sampah.

"Loh... koq diambil lagi, El ?" Aira heran dengan tingkah Mikaela.

"Kan kalian bilang aku tidak menghargai orang yang memberikan bunga ini. Lihat sudah aku ambil, nanti akan aku letakkan bunga ini didalam kamar," kata Mikaela.

Aira dan Inara tersenyum lebar melihat Mikaela memasukkan bunga tersebut kedalam tas sandangnya.

"Sampai rumah, bunganya pasti sudah layu, El. Bunganya kau masukan kedalam tas," kata Aira.

"Ribet sekali sih... hanya bunga," ujar Mikaela ngedumel sembari melangkah meninggalkan Aira dan Inara.

Seraya melangkah. Mikaela bergumam dalam hatinya. " Bukan waktunya untuk memikirkan cinta. Aku harus tamat kuliah, agar tidak memberatkan ayah dan bunda."

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Desain Grafis...

2025-03-10

0

BINTANG ARINAA

BINTANG ARINAA

nah nah diambil lagi hahaha

2023-07-06

0

kiaKarmila

kiaKarmila

bukunya sangat berharga ya El

2023-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!