Bab 18 Masih sedih

Happy reading guys

...----------------...

Mikaela tiba di rumah Aira dan membanting tubuhnya di atas ranjang dan mengeluarkan suara tangisan.

"El... Ada apa? Kau terus menangis. Apa yang bisa aku bantu, jika datang-datang kau hanya menangis. Tanpa mengatakan apa yang telah membuat kau sedih begini?" Aira memberikan tisu untuk mengeringkan air mata yang terus mengalir membasahi kedua pipi Mikaela.

Mikaela membuka suaranya. " Aku sedih... aku kecewa .... !" seru Mikaela disela-sela suara lirih tangisnya yang terdengar dari dalam mulutnya.

"Kenapa ? apa ada masalah dengan toko ?" tanya Aira.

"Apakah aku menganggu kehidupan mereka..?" tanya Mikaela. Dia tidak menjawab pertanyaan Aira, dia yang bertanya pada Aira.

"Kehidupan siapa?" Aira bingung, karena Mikaela bercerita setengah-setengah dan tidak jelas. Apa yang membuat temannya itu, datang-datang kerumahnya dalam keadaan sedih dan akhirnya menangis.

Pintu kamar Aira terbuka dari luar. Inara dihubungi Aira tiba, tanpa menunggu waktu lama. Karena rumahnya dekat dengan rumah Aira, hanya membutuhkan waktu lima menitan.

"Ada apa? Kenapa kau menyuruhku datang? Aku belum mandi, lihat aku masih memakai baju tidur ." pertanyaannya meluncur dari mulut Inara, yang datang hanya dengan memakai baju tidur dengan rambut yang di cepol.

Aira tidak menjawab pertanyaan Inara. Aira mengerucutkan bibirnya kearah Mikaela yang telungkup di ranjang.

"Kenapa?" tanya Inara.

Aira mengendikkan bahunya.

Inara mendengar sayup-sayup isakan dari mulut Mikaela. Dia naik keatas ranjang dan menepuk-nepuk punggung Mikaela.

"Siapa yang membuatmu menangis, El? Apa tokomu mengalami masalah?" tanya Inara.

Mikaela diam. Dia hanya telungkup di tempat tidur Aira dan sesekali terdengar suara Mikaela menarik ingusnya.

"Ayolah El, cerita... ! Bagaimana kami bisa membantumu, jika kau hanya menangis," kata Aira.

Mikaela memutar badannya. Dia bangkit dan duduk di ranjang. Terlihat wajah Mikaela yang bersimbah air mata, dengan kedua mata yang sembab, efek dari lamanya dia menangis.

"Tidak pernah aku melihatmu seperti ini El. Kau kenapa...? katakan! kau bukan seperti Mikaela yang kami kenal. Mana Mikaela yang kuat? Mikaela yang selalu gembira." Aira mengambil tangan Mikaela dan menggenggamnya.

Tangis Mikaela semakin kencang terdengar. Air matanya semakin deras mengalir membasahi kedua pipinya.

Aira dan Inara memeluk Mikaela yang duduk dengan menekuk lututnya, dengan wajah ditundukkannya diantara kedua lututnya.

Dengan tersendat-sendat disela-sela suara tangisnya. Mikaela meluapkan perasaannya yang kecewa mendengar apa yang dikatakan oleh Annisa.

"Apa benar yang dikatakan mbak Nisa seperti itu El?" tanya Inara yang tidak begitu yakin dengan apa yang baru saja diceritakan oleh Mikaela.

"Aku tidak bohong! Mbak Nisa tidak suka aku berbakti pada ayah bunda. Apa kehadiranku begitu membuat Mbak Nisa merasa tersaingi? Aku tidak menopoli kasih sayang ayah dan bunda, aku hanya minta sedikit kasih sayang yang mereka miliki. Hanya sedikit...! Apa hal itu sangat berlebihan di mata Mbak Nisa... ?" Mikaela menatap kedua wajah temannya yang kini duduk di depannya.

"El. Mungkin maksud mbakmu itu tidak seperti yang ada dalam pikiranmu. Mungkin Mbak Nisa kasihan padamu, karena menggantikannya dalam menjaga ayah dan bunda, setelah mbakmu itu menikah. Kini, setelah mbakmu merasa kau telah lebih dewasa dan berhak untuk membina hidup baru dengan laki-laki yang menyayangimu, dia ingin yang menjaga ayah dan bunda. Karena dia putrinya," kata Aira.

"Dia ingin kau bahagia, seperti dia saat ini," kata Inara.

"Aku juga putri ayah dan bunda. Walaupun aku terlahir bukan dari rahim bunda. Apa aku tidak berhak untuk menjaga dan merawat mereka? Mereka yang telah merawat aku sejak bayi. Mengajar aku berjalan, bicara dan mengajari aku tentang kebaikan. Apakah aku tidak berhak untuk balas Budi pada ayah dan bunda?" Mikaela menatap wajah kedua temannya dengan wajah bersimbah air mata yang mengalir dari kedua bola matanya.

Aira dan Inara tidak bisa berkata apapun lagi. keduanya hanya mendengar luapan isi hati Mikaela. Apapun yang dikatakan, jika orang kondisi orang itu sedang dalam keadaan bersedih, tidak akan bisa diterima oleh akal orang yang sedang galau. Makanya, kedua temannya menunggu Mikaela tenang dulu. Sekarang keduanya hanya sebagai pendengar yang baik, tidak menginterupsi Mikaela bicara.

Setelah Mikaela sedikit tenang, baru kedua temannya, Aira dan Inara bicara dari hati kehati dengan Mikaela.

"Aku tidak tahu harus berkata apa, El. Tapi aku berharap kau tidak berubah pada ayah dan bunda. Apa yang dikatakan oleh Mbak Nisa, jangan kau simpan didalam hati. Mungkin maksud dari Mbak Nisa bukan seperti yang kau pikirkan," kata Aira.

"Betul yang dikatakan Aira, El. Jangan sampai masalah dengan apa yang dikatakan oleh mbakmu itu, membuat hubunganmu dengan ayah dan bunda renggang. Mereka tidak tahu apa-apa. Niatmu untuk membahagiakan ayah dan bunda, lakukan saja. Niatmu itu bagus, bukan untuk monopoli kasih sayang ayah bunda untukmu seorang. Pasti nanti Mbak Nisa akan tahu niat tulusmu, bukan untuk menjauhkan mbakmu dari ayah dan bundanya," kata Inara.

"Dia ingin aku menikah, agar aku tidak menjadi beban ayah dan bunda! apa aku beban bagi mereka?" tanya Mikaela pada kedua temannya.

"Kau tidak mungkin menjadi beban. Kau sudah bisa mencari uang sendiri, El," kata Aira.

"Kau itu tidak perlu diberi susu dan digantikan popok setiap malam dan jam," ucap Inara dengan bergurau.

"Benar !" timpal Aira.

"Kau itu sudah mandiri, El. Kau itu bukan beban! yang bisa dikatakan masih menjadi beban itu, aku ini. Sudah bekerja, tapi akhir bulan selalu minta uang pada bokap nyokap," kata Inara.

"Idem... aku juga, tadi masih nodong makku, minta diisikan pulsa," kata Aira dengan tertawa.

"Sudah, jangan sedih lagi. Anggap saja perkataan mbakmu itu kau dengar dari sinetron dari dalam televisi. Bukan mbakmu yang bicara, tapi artis ikan terbang," kata Inara.

"True !" sahut Inara.

*

*

Sejak hari, di mana Annisa berkata yang membuat Mikaela sedih. Mikaela selalu berusaha untuk tidak bertemu dengan Annisa. Sedangkan hubungannya dengan Ayah dan bunda masih seperti sedia kala, tidak ada yang berubah. Hanya Mikaela sedikit mengurangi interaksi dengan ayah bunda. Dengan cara sepulang dari kerja, Mikaela selalu berlama-lama di tokonya. Hari sudah merangkak malam, baru Mikaela keluar dari tokonya. Dan setiap bundanya bertanya, kenapa dia selalu larut malam pulang. Mikaela selalu beralasan sibuk mengurus tokonya yang sibuk disaat menjelang hari-hari besar di Indonesia.

Hari ini Annisa datang ke rumah orangtuanya, karena dia ingin bertemu dengan Mikaela. Karena Mikaela selalu beralasan sibuk, setiap Annisa mengajaknya bertemu. Dan membalas pesan yang dikirimnya dengan kalimat yang singkat-singkat saja. Dia ingin membahas masalah ulangtahun sang bunda, sekaligus untuk memberi kabar mengenai kehamilannya pada semua orang, termasuk pada sang suami yang belum mengetahui bahwasanya dia akan memiliki seorang anak kurang dari delapan bulan lagi.

Setelah selesai makan malam, tanpa kehadiran Mikaela. Annisa bertanya, apa Mikaela selalu pulang dalam keadaan larut malam seperti malam ini, pada bundanya.

"Iya... El sibuk di toko," jawab Bunda Aini.

Next....

Terpopuler

Comments

Ratu Wr

Ratu Wr

baperan mikaela yaa

2023-07-08

0

Ratu Wr

Ratu Wr

pasti gak gitu maksudnya ela

2023-07-08

0

Raflesia Gendhis

Raflesia Gendhis

kayaknya peu lebaran dan maap2an nih wkwkwk.

mungkin nisa emg salah ngomong el

2023-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!