Bab 19 Berubah

Happy reading guys

...----------------...

Selesai makan, Annisa ngobrol dengan kedua orangtuanya di ruang keluarga selagi menunggu kedatangan sang suami menjemputnya.

"El selalu malam pulangnya, Bun?" tanya Annisa, sembari mulutnya menguyah keripik singkong yang berada di atas pangkuannya.

"Tidak selalu, tetapi belakangan ini El sibuk dengan tokonya," kata Aini.

"Akhir bulan ini, biasalah sibuk. Apalagi mendekati hari besar perayaan, toko semakin sibuk." timpal ayahnya.

"Aku sudah bilang pada El, agar tidak terlalu ngoyo dalam bekerja . Kita ini wanita, untuk apa capek-capek berusaha. Cukup menikah dengan orang yang kaya, kita tinggal tidur dan makan enak di rumah," kata Annisa.

"Biar suami kerja di luar, kita tunggu akun bank diisi." tambah Annisa.

Aiman menggelengkan kepalanya mendengar ucapan putrinya. Raut wajah Aiman berubah, begitu juga dengan sang istri. Keduanya tidak mengira pemikiran Annisa mengenai seorang wanita, yang tidak perlu bekerja. Cukup duduk di rumah, menunggu suami memberi nafkah.

"Ayah kecewa dengan apa yang ada dalam pikiranmu, itu ," kata Aiman, setelah Annisa berhenti berkata.

"Kenapa Yah..? Apa aku berkata yang salah?" tanya Annisa.

"Sudah jelas salah." Aini, bundanya yang menjawab pertanyaan putrinya tersebut.

"Di mana salahnya ? Bukannya seorang wanita itu seharusnya menjadi ibu rumah tangga, mengurus keluarga di rumah. Bunda juga begitu kan? Bunda tidak bekerja. Ayah yang selama ini bekerja menghidupi keluarga," kata Annisa.

"Bunda yang tidak ingin bekerja, atas persetujuan ayah juga. Bukan karena pemikiran Bunda seperti yang Nisa katakan itu. Bunda diam di rumah bukan untuk hidup tenang, makan enak tanpa memikirkan ayah yang bekerja. Bunda bekerja di rumah. Bunda bekerja membuat kue dan menitipkan kue-kue buatan bunda di warung-warung sekitar rumah. Nisa lupa dengan apa yang bunda lakukan dulu ?" tanya Aini.

Annisa terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Bundanya.

"Walaupun kodrat seorang wanita mengurus keluarga. Tapi tidak ada salahnya seorang wanita itu berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Mikaela. Ayah mendukungnya seratus persen," kata Aiman.

"Bunda juga bangga dengan apa yang dilakukan oleh El saat ini. Tidak sia-sia kami menyekolahkannya, ilmu yang didapatnya berguna."

"Aku bukannya tidak mendukung apa yang El lakukan saat ini. aku hanya mengingatkan El untuk memikirkan masa depannya. Dia sudah berusia 24 tahun, sudah saatnya dia memikirkan untuk menikah," kata Annisa.

"Menikah tidak segampang itu Nisa. Jika Tuhan belum menunjukkan jodohnya, apa perlu kita paksakan," kata Aini.

"Ayah tidak ingin memaksa El untuk menikah cepat. Biarlah El memikirkan pernikahannya sendiri. Kita mendukung pilihan laki-laki yang akan menikah dengannya. Nisa juga tidak ayah paksa untuk menikah kan?" Aiman bertanya pada Annisa.

"Apa El ada meminta ayah untuk berhenti bekerja?" tanya Annisa.

"Ada, tapi ayah menolak untuk berhenti bekerja. Karena ayah merasa bahwa tubuh ayah masih sanggup untuk bekerja," kata ayahnya.

"El berharap ayah mau membantunya untuk mengurus tokonya," kata Aini.

"Aku akan membiayai biaya hidup ayah dan bunda. Ayah berhentilah bekerja. Aku sanggup untuk menanggung hidup ayah dan bunda," kata Annisa.

"Ayah masih sanggup bekerja, terima kasih atas niat baik Nisa." tolak ayahnya.

"Nisa... Jika kau berlebih, lebih baik ditabung. Jangan sia-siakan uang untuk beli barang yang tidak perlu. Itu tas untuk apa? Bunda tidak membutuhkan tas itu ," kata Aini. Annisa datang dengan membawa tas untuk bundanya dan sepatu untuk sang ayah.

"Tas dan sepatu itu buah tangan saat Nisa pergi keluar negeri bersama Mas Damar. Masa pulang jalan-jalan keluar negeri, pulang tidak bawa apa-apa untuk ayah dan bunda. El juga Nisa bawakan oleh-oleh," kata Annisa.

"Sekali lagi, jika pergi keluar negeri. Tidak perlu bawakan kami apa-apa. Cukup Do'akan ayah dan bunda untuk panjang umur, agar dapat melihat cucu-cucu dari Nisa dan El," kata Bunda Aini.

Diluar rumah. Satu mobil masuk kedalam pekarangan dan kemudian di susul oleh motor yang ditunggangi oleh Mikaela.

Damar keluar dari dalam mobilnya dan melihat Mikaela yang turun dari motornya, dan menyapanya.

"Baru pulang?" tanya Damar.

Mikaela yang baru mau melepaskan helm yang menutupi kepalanya tergagap, saat suara Damar menyapanya. Karena tidak seperti biasanya, Damar yang irit bicara padanya. Kali ini, Damar yang memulai menyapanya.

Mikaela mengangguk. "I-iya mas," sahut Mikaela.

"Mbak Nisa mana mas?" tanya Mikaela, karena hanya melihat Damar yang keluar dari dalam mobilnya.

"Nisa sudah dari sore tadi," kata Damar.

"Oh... " ucap Mikaela.

Mikaela masuk kedalam rumah, diikuti oleh Damar.

"Assalamualaikum," ucap Mikaela.

"Assalamualaikum," ucap Damar juga, dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Tiga suara terdengar menyambut salam yang diucapkan oleh Mikaela dan Damar.

"Wa'alaikumussalam.."

"Mas dengan El?" Annisa melihat Damar berjalan dibelakang Mikaela.

"Tidaklah mbak... ! aku naik motor, ketemu didepan tadi," kata Mikaela.

Bunda Aini bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati Mikaela.

"Cepat mandi, biar Bunda panaskan lauk," kata Bunda Aini pada Mikaela.

"El sudah makan di toko bersama dengan karyawan yang lembur, Bun," kata Mikaela.

"Mbak Nisa apa kabar?" sapa Mikaela.

"El sibuk sekali, ya. Mbak kirim pesan, di balas lama. Sudah gitu singkat-singkat saja balasannya," kata Annisa dengan mimik wajah yang cemberut, menatap wajah Mikaela.

"Maaf mbak, di toko sedang sibuk sekali akhir-akhir ini."

"Mandi sana dulu, ngobrol bisa nanti." titah Aiman pada Mikaela.

"Baik Yah," sahut Mikaela.

"El, tunggu," kata Annisa.

Mikaela menghentikan langkahnya, memutar tumitnya melihat Annisa.

"Mas, aku ada perlu dengan El . Mas bersama ayah di sini ya," kata Annisa.

Damar menganggukkan kepalanya.

Annisa mengikuti Mikaela yang sudah terlebih dahulu melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya.

"Mbak, El mandi dulu ya," kata Mikaela.

"Jangan lama-lama ya, mbak mau bahas mengenai ulang tahun bunda," kata Annisa.

"Iya," sahut Mikaela. Lalu kemudian Mikaela masuk kedalam kamar mandi yang ada didalam kamarnya.

Tanpa membutuhkan waktu lama. Mikaela sudah keluar dalam keadaan segar, karena tubuhnya sudah disiram air hangat. Sebenarnya, Mikaela tidak suka mandi dengan air hangat. Tetapi Bunda Aini selalu melarang Mikaela mandi malam dengan air dingin. Sehingga Mikaela setiap pulang kerja di malam hari, selalu mandi dengan air hangat.

Mikaela duduk di pinggir ranjang, tangannya memegang hair dryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah, karena Mikaela mencuci rambutnya. "Apa yang mau dibahas mbak?" tanya Mikaela.

"Mbak ingin merayakan ulang tahun, Bunda. Di adakan di mana ya El?" tanya Annisa.

"Mengenai itu, aku tidak ada pendapat, mbak. Selama ini kan kita tidak pernah merayakan ulang tahun bunda dan ayah secara besar-besaran," kata Mikaela.

"Ini kan hari istimewa untuk mbak dan Mas Damar. Mbak ingin memberikan surprise mengenai ... " Annisa tidak melanjutkan ucapannya. Dia memberi tanda dengan mengelus perutnya.

"Mbak belum mengatakan pada Mas Damar... ?"

Annisa menggelengkan kepalanya.

"Mbak kan baru pulang dari luar negeri, bagaimana kondisinya? Apa Mbak menghubungi dokter, saat berangkat keluar negeri?" tanya Mikaela.

"Tidak! mbak merasa baik-baik saja. Untuk apa bertanya pada dokter," kata Annisa.

Next...

Terpopuler

Comments

Ratu Wr

Ratu Wr

Lama-lama ngeselin nisa kenapa yaa

2023-07-08

0

Raflesia Gendhis

Raflesia Gendhis

kok damar berubah ya sm el

2023-06-30

0

lira

lira

ayahmu kecewa denganmu annisa

2023-06-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!