Happy reading guys
...****************...
"El, apa kau belum ada seseorang yang kau sukai?" tanya Annisa, saat keduanya dalam perjalanan menuju butik.
"Tidak ada mbak. Kenapa mbak tanyakan?" tanya Mikaela.
"Penasaran saja, mbak dulu seusia kamu itu sudah putus cinta berkali-kali," kata Annisa.
"Mbak Kan cantik. Sedangkan aku, nggak ada bagus-bagusnya. Tubuh pendek, mbak itu tinggi mirip model, tidak ada yang menarik dilihat dari tubuhku ini ," Mikaela.
"Kau itu cantik, El. Siapa bilang jelek? Biar mbak tonjok wajah orang yang bilang kau itu tidak menarik," kata Annisa.
"Aku tidak ingin pacaran, mbak. Bertemu dengan orang yang sudah klop di hati, langsung nikah," kata Mikaela.
"Terserahlah, asal jangan salah pilih saja" kata Annisa.
"Nanti ayah dan bunda menjadi tim seleksi" ucap Mikaela.
"Loh... koq mbak nggak diikutsertakan?" protes Annisa, dia melirik Mikaela dari sudut ekor matanya.
"Mbak nanti menjadi tim pemantau saja, he...he...he.." ujar Mikaela seraya tertawa kecil.
"Mas Damar harus diikutsertakan juga ya" ucap Annisa.
"Bagaimana jika satu RT dan RW kita undang untuk ikut gabung mbak" ucap Mikaela nyeleneh.
"Em...boleh tuh !" sahut Annisa dengan tertawa lepas.
"Cukup ah..bahas Ela. Sekarang Ela ingin tanya pada Mbak Annisa," kata Mikaela.
"Tanya apa? Jangan tanya yang berat-berat ya. Otak Mbak ini tidak sepintar otakmu, El. Mbak tamat dengan IPK cukup-cukup makan saja. Mbak tamat juga karena dosen bosen melihat tampang mbak ," kata Annisa.
"Pertanyaan Ela tidak sulit Mbak. Pertanyaan Ela tidak membutuhkan otak yang lulus dengan cumlaude." Balas Mikaela.
"Apa? Cepat katakan.... !" kata Annisa, yang tidak sabaran, apa yang ingin ditanyakan oleh Mikaela.
"Perihal pernikahan. Apa Mbak sudah mantap untuk menikah," kata Mikaela.
"Kalau tidak mantap ! Mbak tidak mungkin mau menerima lamaran Mas Damar ," jawab Annisa dengan cepat. Dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan Mikaela.
"Kenapa kau tanyakan Ela? Apa kau merasa Mbak terlalu terburu-buru dan takut pilihan mbak ini tidak akan membuat Mbak bahagia?" Annisa balik bertanya pada Mikaela.
"Apa mbak mencintai Mas Damar, seperti mbak mencintai Mas Antoni dulu?" tanya Mikaela.
"Sudah jelas mbak mencintainya, Ela."
"Berapa persen cinta mbak Annisa pada Mas Damar?" tanya Mikaela lagi.
Apa yang ditanyakan oleh Mikaela, membuat Annisa diam sejenak. Pertanyaan Mikaela lumayan berat untuk dijawabnya.
"Mungkin Ela tidak yakin dengan apa yang mbak Katakan ini, tapi ini yang sebenarnya. Mbak merasa bahwa cinta mbak pada Antoni tidak sebesar mbak dalam mencintai Mas Damar. Mas Damar bisa membuat hati mbak bergetar, sedangkan Antoni tidak lagi ."
Apa yang dikatakan oleh Annisa sedikit membuat Mikaela terdiam sejenak. Dia mengamati wajah Annisa dengan lekat.
"Lamanya hubungan Mbak dengan Mas Antoni tidak menjamin cinta mbak Annisa kepada Mas Antoni semakin besar, ya mbak?" tanya Mikaela.
"Mbak baru beberapa bulan mengenal Mas Damar, sudah berhasil membuat Mbak melupakan mas Antoni." Sambung Mikaela.
"Sebenarnya, Mbak mengenal Mas Damar lebih dahulu, daripada mengenal Antoni. Mas Damar itu Boss tempat kakak magang dulu."
"Oh..ya," ucap Mikaela.
Shinta menceritakan awal mula mengenal Damar. Benih cintanya yang muncul pada Damar, yang pada saat itu adalah Boss tempat dia magang. Tapi tidak berlanjut, karena selesai magang di perusahaan Damar. Keduanya putus komunikasi. Ketika Annisa putus dengan Antoni, Annisa bertemu dengan Damar. Saat itu perusahaan tempat Annisa bekerja menjalin kerjasama dengan perusahaan Damar. Dan mereka dekat kembali.
Dan ketika Damar mengajaknya menikah. Annisa tanpa berpikir lagi, mengiyakan ajakan menikah Damar. Walaupun Damar tidak pernah mengucapkan kata cinta padanya, Annisa tidak perduli. Annisa terlalu gembira, karena pria yang disukainya melamarnya. Dia tidak perduli tidak ada kata cinta yang terucap dari bibir sang pria pujaan. Yang penting dia bisa mendapatkan pria yang sudah menghuni hati dan pikirannya.
"Kasihan Mas Antoni." gumam Mikaela dengan suara yang lirih. Dan gumamam nya tersebut, luput dari pendengaran Annisa yang fokus dengan mengemudi mobilnya.
"Jika kau mencintai seorang pria, dan pria itu datang di saat kau sudah mempunyai kekasih. Apa yang akan kau lakukan?" tanya Annisa pada Mikaela.
"Aku akan tetap berada di sisi pria yang bersama dengan aku sekarang ini. Masa lalu sudah jauh dibelakang, untuk apa kita tetap terpaku ditempat. Untuk apa mempertaruhkan kehidupan kepada yang belum pasti ," kata Mikaela.
"Mas Antoni sudah mengiringi langkah kaki Mbak Annisa lama. Apa mbak sudah pasti akan mendapatkan kebahagiaan bersama dengan Mas Damar ?" tanya Mikaela.
"Mbak yakin dengan apa yang mbak ambil. Mas Damar adalah jodoh yang diberikan Alloh kepada Mbak. Antoni pasti akan mendapatkan pengganti Mbak yang lebih baik dari Mbak," kata Annisa.
"Mbak sudah yakin dengan keputusan mbak ini?" tanya Annisa.
"Yakin Seratus persen... ! Mbak yakin dengan keputusan yang Mbak ambil ini," kata Annisa.
Tiba di butik. Annisa bukan mencoba baju yang akan dikenakannya, saat akad dan resepsi. Tapi dia menyuruh Mikaela untuk mencoba gaun untuk dikenakannya pada pesta dan akad.
"Mbak...! Capek..." bibir Mikaela mengerucut, wajah masamnya menunjukkan hatinya sedang kesal.
"El, coba yang warna *****. sepertinya lebih bagus kau pakai ," kata Annisa.
"Lagi.... ?"
"Baru dua baju, El !" kata Annisa.
"Mbak... yang mau menikah itu mbak Annisa ! bukan aku. Aku pakai baju apa saja bisa," kata Mikaela.
"Kita ke sini kan untuk mbak fitting baju, bukan aku. Loh... ini kenapa aku yang harus bolak-balik coba baju," kata Mikaela.
"Ayolah El ." bujuk Annisa.
"Baiklah ! satu ini ya, jangan ada baju yang lain."
Mikaela mengambil baju dari tangan Mira, pemilik butik dan membawanya ke ruang ganti.
"Bagaimana?" Mikaela keluar dan berdiri didepan Annisa.
"Em.... " Annisa berdiri dan memutari Mikaela.
"Bagaimana, Mira ?" tanya Annisa pada Mira.
"Cocok mbak..! Badan aku itu perfect, semua pakaian cocok di tubuhku ini." Mikaela menjawab pertanyaan Annisa yang ditujukan untuknya Mira.
"Warna Hijau ***** sangat cantik dikenakan Ela, Nisa," kata Mira, teman Annisa. Pemilik butik tempat mereka memesan baju pernikahan.
"Betul mbak, yang ini saja ya.." Mikaela menunjukkan raut wajah yang memelas.
"Mbak... aku itu tidak perlu cantik dan anggun. Yang punya acara kan mbak, bukan aku. Jangan sampai nanti, saat pernikahan mbak itu, ada yang melamar aku ," kata Mikaela.
"Nikah hari itu juga El ," kata Mira bergurau.
"Ikut nebeng nikah ya, Mbak Mira. Nikah gratis," kata Mikaela.
"Baiklah." Annisa menyerah dengan pilihan Mikaela.
"Sekarang, giliran mbak yang punya acara yang harus mencoba pakaiannya. Jangan aku terus. Mbak Annisa yang punya hajatan !" kata Mikaela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
BINTANG ARINAA
penasaran entar siapa calonya
2023-07-06
0
Raflesia Gendhis
hahaa narsis
2023-06-28
0
lira
koq el yang disuruh coba baju terus
2023-06-25
0