Bab 5 Kesal berlanjut

Happy reading guys

...****************...

"Sekarang, giliran mbak yang punya acara yang harus mencoba pakaiannya. Jangan aku terus yang bolak-balik ganti baju, sudah mirip peragawati aku. Mbak Annisa yang punya hajatan," kata Mikaela.

Annisa masuk kedalam ruang ganti, dengan ditemani oleh Mira. Tak lama kemudian Annisa keluar sudah memakai baju pengantin yang akan dipakainya saat resepsi. Sedangkan saat akad, sudah Annisa coba dua hari yang lalu.

"Bagaimana...?" Mira menyuruh Annisa memutar badannya dengan dan berjalan, bergaya seperti peragawati sedang fashion show.

Annisa berjalan melenggak-lenggok bak peragawati.

Mata Mikaela dan Mira fokus menatap kearah Annisa.

"Bagaimana?" Annisa berhenti bergaya dan mematutkan diri didepan kaca.

"Cantik.." suara bariton memuji Annisa, membuat ketiganya terkejut. Dan melihat kearah asal suara.

"Mas Damar..!" wajah Annisa seketika gembira, melihat kedatangan sang calon suami. Damar Wiratama.

"Cantik.." puji Damar kembali. Kedua matanya lekat menatap Annisa yang tersipu malu, karena mendapatkan pujian dari sang calon suami, yang muncul tiba-tiba di butiq .

"Mas, katanya tidak bisa datang? kenapa ada di sini?" tanya Annisa, dengan tatapan mata yang manja, seraya berjalan mendekati sang calon suaminya.

"Begitu tugas selesai, mas segera kembali" ucap Damar dengan pandangan mata terus menatap Annisa, dengan tatapan mata yang lembut. Mengagumi kecantikan wajah wanita yang tidak lama lagi akan menjadi istrinya.

Melihat kedatangan Damar, Mikaela pamit pada Annisa untuk pergi meninggalkan butik. Karena dia merasa, kehadirannya tidak dibutuhkan lagi oleh Annisa.

"Tunggu El, kita pergi sama-sama. Kita sudah janji mau makan selesai ini, kan,"  kata Annisa untuk menghentikan niat Mikaela untuk pulang duluan.

"Nggak ah mbak. Aku masih banyak tugas kampus" Mikaela menolak untuk pergi bersama Annisa dan Damar.

"Bisa mati berdiri aku, jika makan bersama mahluk kutub itu."  batin Mikaela.

Annisa terus berusaha untuk membujuk Mikaela, tetapi Mikaela terus menolak dengan banyaknya alasan yang diberikannya pada Annisa.

"Cukup Nisa...!" seru Damar dengan suara yang datar dan dingin. Damar menatap Mikaela, terlihat garis rahangnya mengeras. Raut wajah Damar marah melihat Mikaela.

"Untuk apa kau membujuknya lagi, biarkan saja dia pergi. Keberadaannya juga akan menganggu kebersamaan kita" kata Damar dengan entengnya. Dia tidak perduli orang sakit hati mendengar apa yang dikatakannya.

Mikaela mengarahkan tatapan matanya pada Damar. Sedetik kemudian, Mikaela meninggalkan butik dengan kesal. Dia tak mengindahkan panggilan Annisa untuk menyuruhnya untuk tidak pergi.

"El...! tunggu.... !" seru Annisa memanggil Mikaela, seraya ingin berlari mengejar Mikaela yang sudah keluar dari dalam butik.

"Jangan kejar..!" Damar mencekal tangan Annisa, hingga Annisa tidak bisa mengejar Mikaela.

Annisa memutar badannya, menghadap Damar. "Mas ini kenapa sih..?" tanya Annisa dengan tatapan mata yang mengandung pertanyaan, yang harus Damar jawab.

"Dia sudah menolak untuk pergi dengan kita Nisa..! untuk apa di paksakan. Mungkin saja dia ada kerjaan yang lebih penting" kata Damar.

"Mas itu ya...  jangan jutek-jutek dengan adikku ya. Mas itu harus ramah dikit, jangan beri orang tatapan mata mas yang sangat menyeramkan itu..!" Seru Annisa yang masih kesal pada Damar.

"Mas sudah dari sananya begini, nanti mas senyum dianggap aneh," kata Damar.

"Lagipula untuk apa tersenyum pada orang yang tidak penting," kata Damar.

"Mas...! Ela penting bagiku...! Dia adikku mas..!" Kesal Annisa mendengar apa yang dikatakan oleh Damar mengenai Mikaela.

Mira yang mendengar ada ketegangan antara Annisa dan Damar, menegur keduanya.

"Nisa... Mas Damar. Cukup ributnya ya. Sekarang giliran Mas yang fitting baju, dan Nisa... Lepas bajumu itu.. !" titah Mira pada Annisa. Annisa yang masih terlihat emosi, terlihat dari raut wajahnya meninggalkan Damar dengan langkah kaki dihentak-hentakkannya.

Annisa masuk kedalam kamar ganti khusus wanita. Sedangkan Damar masuk kedalam kamar ganti untuk pria. Keduanya saling berdiam diri saat berpapasan menuju ruang ganti.

"Karena ini, kenapa calon pasangan pengantin dilarang untuk bertemu. Bertemu, ribut.." ucap Mira. Mira meletakkan bokongnya, menunggu keduanya di kursi kerjanya.

Dalam ruang ganti keduanya ngedumel.

"Gara-gara anak itu, aku ribut dengan Annisa." gerutu Damar.

Tidak berbeda dengan Damar. Annisa ngedumel juga.

"Mas Damar tidak berubah dari dulu. Tidak pernah ramah dengan orang lain. Apa salahnya senyum sedikit, biar tidak dibilang orang sombong," ujar Annisa.

***

Mikaela naik kedalam taxi yang tepat berhenti didepannya. Mikaela duduk dalam taxi sembari menggerutu kesal.

"Dasar cowok dingin, kulkas berjalan... manusia kutub.... !" umpat Mikaela dengan perasaan yang benar-benar kesal. Kedua tangannya mengepal erat.

"Menyebalkan...!" teriak Mikaela. Tangannya meremas tisu, sehingga tisu tersebut tidak berbentuk lagi.

"Dasar kulkas berjalan... manusia kutub !apa dia nggak sadar, dia itu orang yang sangat.. sangat menyebalkan... ! kenapa Mbak Nisa a bisa jatuh cinta dengan pria yang tidak punya perasaan itu..!" seru Mikaela dengan kesal.

"Pria menyebalkan..!" gerutu Mikaela dengan emosional yang masih bertengger di kepalanya. Kedua tangannya meremas tisu yang ada dalam genggaman jemari tangannya, sehingga tisu benar-benar hancur lebur.

Sopir taxi sesekali melihat dari kaca depan, karena melihat Mikaela yang marah sendiri di dalam taxi yang dikemudikannya.

"Apa ada kurangnya gadis itu.. ?"gumam sopir taksi, ada rasa khawatir dalam diri sang sopir taxi. Dia takut Mikaela kumat, dan merusak taksinya.

"Ada apa Pak?" tanya Mikaela, setelah merasa menjadi pusat perhatian sang sopir taksi.

"Nggak neng, bapak heran. Eneng bicara dengan ngamuk-ngamuk" ujar sopir taksi.

"Nggak usah khawatir Pak, saya masih waras. Belum gila, tadi saya ketemu dengan orang gila. Sehingga saya terkontaminasi kegilaan orang itu" ucap Mikaela dengan nyeleneh.

"Oh..." ucap sopir taksi.

"Berhenti Pak" ujar Mikaela. Dan memberikan satu lembar uang merah kepada sang sopir taksi.

"Nggak ada uang kecil saja neng, 35 ribu," ucap sang sopir taksi.

"Sudah Pak, kembaliannya untuk bapak saja. Bonus, karena bapak sudah mendengar kemarahan saya," kata Mikaela sembari turun dari dalam taksi.

"Terima kasih neng" ucap sopir taksi dengan gembira, mungkin dalam hatinya. Sang sopir mengharapkan akan bertemu dengan orang seperti Mikaela yang lain. Dan akan marah-marah dan memberikannya uang bonus, seperti yang dilakukan oleh Mikaela.

"Sama-sama Pak" ucap Mikaela, kemudian menutup pintu mobil.

Mikaela tidak langsung pulang, dia mampir ke warung bakso langganannya.

"Mang, bakso super pedas ya..!" seru Mikaela. Dan meletakkan bokongnya di kursi panjang dengan hentakan, sehingga dia nyengir dan mengusap bokongnya yang sakit.

"Lah..ngapa neng..? Ngamuk dengan pacar ya? Hingga ingin makan bakso super pedas ." goda Mamang tukang bakso.

"Bukan pacar mang...! tadi ketemu dengan kulkas berjalan yang sudah gila..!" kata Mikaela.

"Kulkas berjalan .? dan gila lagi? di mana nemu kulkas yang begitu neng?" tanya Mamang tukang bakso yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Mikaela.

"Tuh...di sana... di perempatan. Banyak mang.." ucap Mikaela asal.

"Serius neng ?" tanya mamang tukang bakso.

"Serius mang! apa mamang lihat wajah ini suka bohong?" Mikaela menunjuk raut wajahnya.

Mamang tukang bakso menggelengkan kepalanya.

"Nih... neng, bakso super duper pedasnya."

"Sip mang..."

Terpopuler

Comments

shasa

shasa

kaget semua tuhh

2023-07-11

0

BINTANG ARINAA

BINTANG ARINAA

Damar gitu amat deh

2023-07-06

0

Rina

Rina

ada kulkas berjalan ya El 😀

2023-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!