Bab 20 Kecewa

.

"Tidak! Mbak merasa baik-baik saja. Untuk apa bertanya pada dokter," kata Annisa.

"Apa mbak lupa dengan apa yang dikatakan oleh dokter ? awal-awal kehamilan itu rentan terjadinya keguguran. Mbak harus hati-hati, apalagi mbak berjam-jam berada didalam pesawat," kata Mikaela

"Mbak merasa baik-baik saja koq. Teman mbak juga ada hamil muda, bepergian keluar negeri. Dan baby-nya lahir dalam keadaan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir, baby ini sangat kuat," kata Annisa.

"Tidak ada salahnya untuk berhati-hati lo...mbak," kata Mikaela.

"Iya... mbak akan berhati-hati, kau cerewet sekali. Sekarang kita membahas kejutan untuk ulang tahun Bunda."

"Mbak ingin mengadakan pesta ulang tahun bunda ?" tanya Mikaela

"Iya... mbak mau mengadakan pesta ulang tahun bunda dihotel."

"Hotel? Apa tidak terlalu berlebihan, mbak?" Mikaela sedikit terkejut.

"Mbak mau mengundang semua kolega bisnis Mas Damar dan Papa mertua. Teman-teman arisan Mama tidak boleh lupa. Mbak mau tunjukkan pada mulut nyinyir yang selama ini selalu menyindir mbak. Karena Mbak yang belum hamil-hamil juga setelah lama menikah." tutur Annisa yang kesal dengan teman-teman sang mertua yang selalu mempertanyakan kenapa dia belum hamil-hamil juga. Walaupun sang mertua tidak pernah mempermasalahkan hal itu semua. Tapi tekanan dari orang-orang sekitarnya yang membuat Annisa kesal.

"Untuk apa mbak memikirkan hal itu. Kita tidak perlu membalas apa yang orang katakan, Mbak. Biarkan saja," kata Mikaela.

"Kau bisa mengatakan itu, El. Karena bukan kau yang mengalaminya. Mbak tidak bisa, mbak akan menunjukkan pada mereka semua, bahwa mbak bisa memberikan keturunan pada Mas Damar," kata Annisa.

"Kenapa mbak Annisa semakin keras kepala dan tidak bisa diberitahu. Apa ini bawaan bayi yang ada dalam kandungannya?" pertanyaan yang berseliweran di dalam benaknya, mengenai perubahan yang terjadi pada Annisa.

"Pokoknya... Mbak akan buat pesta yang meriah! Uang bukan masalah. Pesta itu akan diadakan di hotel bintang lima." Annisa tetap kekeuh ingin mengadakan pesta yang meriah.

"Kenapa Mbak Nisa sombong sekali sekarang?" batin Mikaela.

"El harus bantu mbak, ya. Besok temani mbak untuk memilih menu untuk disajikan pada pesta nanti," kata Annisa.

Mikaela hanya dapat mengiyakan apa yang diinginkan oleh Annisa. Padahal besok dia harus mengecek baju-baju yang akan dipasarkan di tokonya. Jika dia menolak, sudah pasti Annisa tidak terima.

Keesokan harinya, Annisa sudah menunggu Mikaela didepan toko. Dia tidak masuk, karena merasa sumpek di dalam toko Mikaela yang kecil menurutnya.

Annisa masuk kedalam toko, karena Mikaela belum terlihat turun menemuinya. "Kenapa Boss kalian lama sekali turun ?" Annisa tidak sabar menunggu kedatangan Mikaela.

"Kak El sedang mengecek barang yang baru masuk, mbak. Sabar ya ," kata Mita, karyawan toko yang menjadi wakil Mikaela, jika Mikaela tidak datang ke toko.

"Mbak tunggu di ruang kerja kak El saja, ada pendingin udara koq mbak," kata Mita.

"Ya sudah, mama?" Annisa setuju untuk menunggu Mikaela didalam ruangan tempat Mikaela mendesain baju yang akan dipasarkannya.

Mita membawa Annisa menuju ruang kerja Mikaela. "Silakan, mbak." lalu Mita meninggal Annisa.

Pandangan Annisa mengitari ruangan tempat Mikaela kerja. "Lumayan." batin Annisa.

Seorang gadis masuk membawa segelas minuman yang diperuntukkan untuk Annisa.

"Silakan mbak."

"Terima kasih," ucap Annisa.

Annisa mengambil juice jeruk yang dibawa gadis tersebut dan meminum sedikit. " Manis sekali," ujar Annisa.

"Terlalu manis ya mbak ? Apa perlu saya bawakan minuman yang lain ?"

"Tidak usah," kata Annisa dan meletakkan minuman tersebut, ke atas meja di depannya.

"Tolong katakan pada El, jangan lama," kata Annisa.

"Baik mbak," sahut gadis tersebut, lalu kemudian meninggalkan Annisa.

Pintu ruang kerja Mikaela terbuka, Mikaela masuk.

"Maaf mbak... lama," kata Mikaela.

"Apa kau tidak letih, El? Setiap hari begini. Lepaskan salah satu. Jika kau ingin mengelola toko ini, resign dari kantor," kata Annisa.

"Aku tidak letih mbak, suka keduanya. Kantor dan toko ini," kata Mikaela.

"Apa kau tidak takut, pulang malam-malam naik motor. Kau seorang gadis. Jangan sampai apa yang kau lakukan sekarang ini, membuat ayah dan bunda khawatir," kata Annisa.

"Aku pulang belum terlalu larut malam, jarak rumah dan toko tidak terlalu jauh. Aku akan hati-hati, jangan khawatir."

"Jangan marah, karena mbak cerewet. Mbak mengkhawatirkan keadaanmu. Jangan sampai ada apa-apa padamu. Dan semua saudara akan menyalahkan Ayah dan bunda yang tidak bisa menjaga putri Paman Alva," kata Annisa.

"Ayah dan bunda sudah tua, jangan tambah beban pikiran mereka lagi." tambah Annisa.

"Ada yang ingin mbak tanyakan padamu," kata Annisa.

"Apa Mbak?"

"Apa kau dekat dengan Antoni?" tanya Annisa.

"Ya," jawab Mikaela cepat. Tidak ada keraguan dalam menjawab pertanyaan Annisa. Mikaela merasa tidak ada yang perlu disembunyikan dengan kedekatannya dengan mantan kekasih Annisa tersebut.

"Sejak kapan?" tanya Annisa dengan raut wajah yang terlihat berubah menatap Mikaela.

"Ada apa dengan Mbak Nisa? Apa dia belum bisa melupakan Mas Toni?" batin Mikaela yang heran melihat raut wajah Annisa yang berubah, begitu mendengar apa jawaban Mikaela mengenai pertanyaan yang diajukannya kepadanya.

"Sejak kapan, apanya mbak?" tanya Mikaela yang tidak mengerti dengan apa yang ingin ditanyakan Annisa.

"Kalian menjalin hubungan?" Annisa memperjelas maksud dari pertanyaannya.

"Apa mbak mengira kami menjalin hubungan percintaan?" tanya balik Mikaela.

Annisa diam, matanya menatap Mikaela lekat.

"Kami tidak menjalin hubungan seperti yang mbak sangka. Hubunganku dan Mas Toni hanyalah sebatas hubungan bisnis," kata Mikaela.

"Hubungan bisnis? Jangan bohong! Mbak tidak suka El menjalin hubungan dengan Antoni. Dia tidak cocok denganmu. Pria itu tidak punya apa-apa," kata Annisa lugas.

Mikaela terkejut mendengar ucapan Annisa. Dia tidak mengira ucapan yang merendahkan orang lain itu keluar dari mulut Annisa. Kakak yang sudah dikenalnya sejak dia hadir ke dunia, kakak yang dulu kalau bicara sangat lembut dan tidak pernah merendahkan orang lain.

"Baiklah mbak. Aku akan menjauhi Mas Toni," ucap Mikaela yang malas memperpanjang masalah.

Tidak mungkin Mikaela menjaga jarak dengan Antoni, karena keduanya menjalin hubungan kerja sama. Antoni memiliki usaha konveksi dan pemasok pakaian dewasa untuk butik Mikaela yang kini mulai memasarkan busana untuk dewasa.

"Bagus... ! Mbak tidak ingin kau salah pilih, nanti mbak akan mengenalkan pria yang sepadan dengan mu," kata Annisa.

"Antoni tidak mungkin bisa membahagiakanmu. Dia hanya pekerja, gajinya tidak cukup untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia juga belum memiliki rumah, jangan tergoda dengannya El!" kata Annisa dengan tegas.

Mikaela hanya menganggukkan kepala. Dia tidak ingin membantah apa yang dikatakan Annisa padanya. Jangan membantah, agar masalah tidak panjang.

"Kemana perginya sifatmu yang dulu mbak?" batin Mikaela.

Next..

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Mungkin Antoni itu kaya..tapi tidak suka menonjolkan diri...mau mencari cinta sejati..jadi selalu hidup dalam kesederhanaan...

2025-03-10

0

Mesri Sihaloho

Mesri Sihaloho

sebenarnya cerita ini gmn sih.kapan cerita terpaksa jadi madu?seperti cerita Anisa aja thor ini🤔

2023-08-25

1

Ratu Wr

Ratu Wr

udah kayak setinggi langit aja nisa

2023-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bahagia
2 Bab 2 BESTie
3 Bab 3 Pengagum rahasia.
4 Bab 4 Kesal
5 Bab 5 Kesal berlanjut
6 Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7 Bab 7 Berpikir panjang
8 Bab 8 Bersaing
9 Bab 9 Semoga bahagia
10 Bab 10 Pindah
11 Bab 11
12 Bab 12 Hamil ?
13 Bab 13 Kecewa
14 Bab 14 Babak baru
15 Bab 15 Masih Galau
16 Bab 16 Kabar gembira
17 Bab 17 Bahagia dan sedih
18 Bab 18 Masih sedih
19 Bab 19 Berubah
20 Bab 20 Kecewa
21 Bab 21 Bertemu
22 Bab 22 Berita gembira
23 Bab 23 Dekat
24 Bab 24 kaget
25 Bab 25 Bertemu keluarga besar
26 Bab 26 Terciduk
27 Bab 27 Rengekan bumil
28 Bab 28 Apa yang terjadi.
29 Pengumuman visual
30 Bab 30 Masa lalu
31 Bab 31 Sedih
32 Bab 32 Minta restu
33 Bab 33 Tidak berubah
34 Bab 34 Penolakan
35 Bab 35 Rencana
36 Bab 36 Masih galau
37 Bab 37 Mendadak
38 Bab 38 Masih berusaha
39 Bab 39 Serba mendadak
40 Bab 40 Galau
41 Bab 41 Akhirnya
42 Bab 42 Ada yang belum move on
43 Bab 43 Penasaran
44 Bab 44 Nasihat
45 Bab 45 Kencan pertama
46 Bab 46 Jalan malam
47 Bab 47 Berpisah
48 Bab 48 LDR
49 Bab 49 Definisi cinta
50 Bab 50 Bertemu
51 Bab 51 Gombalan romantis
52 Bab 52 Rasa itu sudah ada
53 Bab 53 BESTie
54 Bab 54 Tidak berubah
55 Bab 55 Pikiran Annisa
56 Bab 56 Kesal
57 Bab 57 Pergi
58 Bab 58 Bertemu
59 Bab 59 Terluka
60 Bab 60 Apa yang terjadi
61 Bab 61 ???
62 Bab 62 Diam
63 Bab 63 Duka
64 Bab 64 Trauma
65 Bab 65 Marah
66 Bab 66 Marah lagi
67 Bab 67 Duka
68 Bab 68 Sadar
69 Bab 69 Sedih
70 Bab 70 TMM
71 Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72 Bab 72 Cobaan
73 Bab 73 Godaan
74 74 Status
75 Bab 75 Pasrah
76 Bab 76 Apa yang terjadi?
77 Bab 77 Kehilangan
78 Bab 78 Marah
79 Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80 Bab 80 Curiga
81 Bab 81 Sakit hati
82 Bab 82 Ada apa?
83 Bab 83 Kehilangan
84 Bab 84 Marah
85 Bab 85 Permintaan
86 86 Tanpa judul
87 Bab 87 TMM
88 Bab 88 Mengadu
89 Bab 89 Pura-pura
90 Bab 90 Terpaksa
91 Bab 91 Ehm
92 Bab 92 TMM
93 Bab 93 Saling Tuduh
94 Bab 94 Terkejut
95 Bab 95 Merasa bersalah
96 Bab 96 Kecewa
97 Bab 97 Menuju
98 Bab 98 Menuju
99 Bab 99 Kilas balik end
100 Bab 100 Rahasia
101 Bab 101 Ending
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Bab 1 Bahagia
2
Bab 2 BESTie
3
Bab 3 Pengagum rahasia.
4
Bab 4 Kesal
5
Bab 5 Kesal berlanjut
6
Bab 6 Pelampiasan Mikaela
7
Bab 7 Berpikir panjang
8
Bab 8 Bersaing
9
Bab 9 Semoga bahagia
10
Bab 10 Pindah
11
Bab 11
12
Bab 12 Hamil ?
13
Bab 13 Kecewa
14
Bab 14 Babak baru
15
Bab 15 Masih Galau
16
Bab 16 Kabar gembira
17
Bab 17 Bahagia dan sedih
18
Bab 18 Masih sedih
19
Bab 19 Berubah
20
Bab 20 Kecewa
21
Bab 21 Bertemu
22
Bab 22 Berita gembira
23
Bab 23 Dekat
24
Bab 24 kaget
25
Bab 25 Bertemu keluarga besar
26
Bab 26 Terciduk
27
Bab 27 Rengekan bumil
28
Bab 28 Apa yang terjadi.
29
Pengumuman visual
30
Bab 30 Masa lalu
31
Bab 31 Sedih
32
Bab 32 Minta restu
33
Bab 33 Tidak berubah
34
Bab 34 Penolakan
35
Bab 35 Rencana
36
Bab 36 Masih galau
37
Bab 37 Mendadak
38
Bab 38 Masih berusaha
39
Bab 39 Serba mendadak
40
Bab 40 Galau
41
Bab 41 Akhirnya
42
Bab 42 Ada yang belum move on
43
Bab 43 Penasaran
44
Bab 44 Nasihat
45
Bab 45 Kencan pertama
46
Bab 46 Jalan malam
47
Bab 47 Berpisah
48
Bab 48 LDR
49
Bab 49 Definisi cinta
50
Bab 50 Bertemu
51
Bab 51 Gombalan romantis
52
Bab 52 Rasa itu sudah ada
53
Bab 53 BESTie
54
Bab 54 Tidak berubah
55
Bab 55 Pikiran Annisa
56
Bab 56 Kesal
57
Bab 57 Pergi
58
Bab 58 Bertemu
59
Bab 59 Terluka
60
Bab 60 Apa yang terjadi
61
Bab 61 ???
62
Bab 62 Diam
63
Bab 63 Duka
64
Bab 64 Trauma
65
Bab 65 Marah
66
Bab 66 Marah lagi
67
Bab 67 Duka
68
Bab 68 Sadar
69
Bab 69 Sedih
70
Bab 70 TMM
71
Bab 71 Ada Apa Dengan.... ?
72
Bab 72 Cobaan
73
Bab 73 Godaan
74
74 Status
75
Bab 75 Pasrah
76
Bab 76 Apa yang terjadi?
77
Bab 77 Kehilangan
78
Bab 78 Marah
79
Bab 79 Berusaha untuk ikhlas
80
Bab 80 Curiga
81
Bab 81 Sakit hati
82
Bab 82 Ada apa?
83
Bab 83 Kehilangan
84
Bab 84 Marah
85
Bab 85 Permintaan
86
86 Tanpa judul
87
Bab 87 TMM
88
Bab 88 Mengadu
89
Bab 89 Pura-pura
90
Bab 90 Terpaksa
91
Bab 91 Ehm
92
Bab 92 TMM
93
Bab 93 Saling Tuduh
94
Bab 94 Terkejut
95
Bab 95 Merasa bersalah
96
Bab 96 Kecewa
97
Bab 97 Menuju
98
Bab 98 Menuju
99
Bab 99 Kilas balik end
100
Bab 100 Rahasia
101
Bab 101 Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!