.
"Tidak! Mbak merasa baik-baik saja. Untuk apa bertanya pada dokter," kata Annisa.
"Apa mbak lupa dengan apa yang dikatakan oleh dokter ? awal-awal kehamilan itu rentan terjadinya keguguran. Mbak harus hati-hati, apalagi mbak berjam-jam berada didalam pesawat," kata Mikaela
"Mbak merasa baik-baik saja koq. Teman mbak juga ada hamil muda, bepergian keluar negeri. Dan baby-nya lahir dalam keadaan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir, baby ini sangat kuat," kata Annisa.
"Tidak ada salahnya untuk berhati-hati lo...mbak," kata Mikaela.
"Iya... mbak akan berhati-hati, kau cerewet sekali. Sekarang kita membahas kejutan untuk ulang tahun Bunda."
"Mbak ingin mengadakan pesta ulang tahun bunda ?" tanya Mikaela
"Iya... mbak mau mengadakan pesta ulang tahun bunda dihotel."
"Hotel? Apa tidak terlalu berlebihan, mbak?" Mikaela sedikit terkejut.
"Mbak mau mengundang semua kolega bisnis Mas Damar dan Papa mertua. Teman-teman arisan Mama tidak boleh lupa. Mbak mau tunjukkan pada mulut nyinyir yang selama ini selalu menyindir mbak. Karena Mbak yang belum hamil-hamil juga setelah lama menikah." tutur Annisa yang kesal dengan teman-teman sang mertua yang selalu mempertanyakan kenapa dia belum hamil-hamil juga. Walaupun sang mertua tidak pernah mempermasalahkan hal itu semua. Tapi tekanan dari orang-orang sekitarnya yang membuat Annisa kesal.
"Untuk apa mbak memikirkan hal itu. Kita tidak perlu membalas apa yang orang katakan, Mbak. Biarkan saja," kata Mikaela.
"Kau bisa mengatakan itu, El. Karena bukan kau yang mengalaminya. Mbak tidak bisa, mbak akan menunjukkan pada mereka semua, bahwa mbak bisa memberikan keturunan pada Mas Damar," kata Annisa.
"Kenapa mbak Annisa semakin keras kepala dan tidak bisa diberitahu. Apa ini bawaan bayi yang ada dalam kandungannya?" pertanyaan yang berseliweran di dalam benaknya, mengenai perubahan yang terjadi pada Annisa.
"Pokoknya... Mbak akan buat pesta yang meriah! Uang bukan masalah. Pesta itu akan diadakan di hotel bintang lima." Annisa tetap kekeuh ingin mengadakan pesta yang meriah.
"Kenapa Mbak Nisa sombong sekali sekarang?" batin Mikaela.
"El harus bantu mbak, ya. Besok temani mbak untuk memilih menu untuk disajikan pada pesta nanti," kata Annisa.
Mikaela hanya dapat mengiyakan apa yang diinginkan oleh Annisa. Padahal besok dia harus mengecek baju-baju yang akan dipasarkan di tokonya. Jika dia menolak, sudah pasti Annisa tidak terima.
Keesokan harinya, Annisa sudah menunggu Mikaela didepan toko. Dia tidak masuk, karena merasa sumpek di dalam toko Mikaela yang kecil menurutnya.
Annisa masuk kedalam toko, karena Mikaela belum terlihat turun menemuinya. "Kenapa Boss kalian lama sekali turun ?" Annisa tidak sabar menunggu kedatangan Mikaela.
"Kak El sedang mengecek barang yang baru masuk, mbak. Sabar ya ," kata Mita, karyawan toko yang menjadi wakil Mikaela, jika Mikaela tidak datang ke toko.
"Mbak tunggu di ruang kerja kak El saja, ada pendingin udara koq mbak," kata Mita.
"Ya sudah, mama?" Annisa setuju untuk menunggu Mikaela didalam ruangan tempat Mikaela mendesain baju yang akan dipasarkannya.
Mita membawa Annisa menuju ruang kerja Mikaela. "Silakan, mbak." lalu Mita meninggal Annisa.
Pandangan Annisa mengitari ruangan tempat Mikaela kerja. "Lumayan." batin Annisa.
Seorang gadis masuk membawa segelas minuman yang diperuntukkan untuk Annisa.
"Silakan mbak."
"Terima kasih," ucap Annisa.
Annisa mengambil juice jeruk yang dibawa gadis tersebut dan meminum sedikit. " Manis sekali," ujar Annisa.
"Terlalu manis ya mbak ? Apa perlu saya bawakan minuman yang lain ?"
"Tidak usah," kata Annisa dan meletakkan minuman tersebut, ke atas meja di depannya.
"Tolong katakan pada El, jangan lama," kata Annisa.
"Baik mbak," sahut gadis tersebut, lalu kemudian meninggalkan Annisa.
Pintu ruang kerja Mikaela terbuka, Mikaela masuk.
"Maaf mbak... lama," kata Mikaela.
"Apa kau tidak letih, El? Setiap hari begini. Lepaskan salah satu. Jika kau ingin mengelola toko ini, resign dari kantor," kata Annisa.
"Aku tidak letih mbak, suka keduanya. Kantor dan toko ini," kata Mikaela.
"Apa kau tidak takut, pulang malam-malam naik motor. Kau seorang gadis. Jangan sampai apa yang kau lakukan sekarang ini, membuat ayah dan bunda khawatir," kata Annisa.
"Aku pulang belum terlalu larut malam, jarak rumah dan toko tidak terlalu jauh. Aku akan hati-hati, jangan khawatir."
"Jangan marah, karena mbak cerewet. Mbak mengkhawatirkan keadaanmu. Jangan sampai ada apa-apa padamu. Dan semua saudara akan menyalahkan Ayah dan bunda yang tidak bisa menjaga putri Paman Alva," kata Annisa.
"Ayah dan bunda sudah tua, jangan tambah beban pikiran mereka lagi." tambah Annisa.
"Ada yang ingin mbak tanyakan padamu," kata Annisa.
"Apa Mbak?"
"Apa kau dekat dengan Antoni?" tanya Annisa.
"Ya," jawab Mikaela cepat. Tidak ada keraguan dalam menjawab pertanyaan Annisa. Mikaela merasa tidak ada yang perlu disembunyikan dengan kedekatannya dengan mantan kekasih Annisa tersebut.
"Sejak kapan?" tanya Annisa dengan raut wajah yang terlihat berubah menatap Mikaela.
"Ada apa dengan Mbak Nisa? Apa dia belum bisa melupakan Mas Toni?" batin Mikaela yang heran melihat raut wajah Annisa yang berubah, begitu mendengar apa jawaban Mikaela mengenai pertanyaan yang diajukannya kepadanya.
"Sejak kapan, apanya mbak?" tanya Mikaela yang tidak mengerti dengan apa yang ingin ditanyakan Annisa.
"Kalian menjalin hubungan?" Annisa memperjelas maksud dari pertanyaannya.
"Apa mbak mengira kami menjalin hubungan percintaan?" tanya balik Mikaela.
Annisa diam, matanya menatap Mikaela lekat.
"Kami tidak menjalin hubungan seperti yang mbak sangka. Hubunganku dan Mas Toni hanyalah sebatas hubungan bisnis," kata Mikaela.
"Hubungan bisnis? Jangan bohong! Mbak tidak suka El menjalin hubungan dengan Antoni. Dia tidak cocok denganmu. Pria itu tidak punya apa-apa," kata Annisa lugas.
Mikaela terkejut mendengar ucapan Annisa. Dia tidak mengira ucapan yang merendahkan orang lain itu keluar dari mulut Annisa. Kakak yang sudah dikenalnya sejak dia hadir ke dunia, kakak yang dulu kalau bicara sangat lembut dan tidak pernah merendahkan orang lain.
"Baiklah mbak. Aku akan menjauhi Mas Toni," ucap Mikaela yang malas memperpanjang masalah.
Tidak mungkin Mikaela menjaga jarak dengan Antoni, karena keduanya menjalin hubungan kerja sama. Antoni memiliki usaha konveksi dan pemasok pakaian dewasa untuk butik Mikaela yang kini mulai memasarkan busana untuk dewasa.
"Bagus... ! Mbak tidak ingin kau salah pilih, nanti mbak akan mengenalkan pria yang sepadan dengan mu," kata Annisa.
"Antoni tidak mungkin bisa membahagiakanmu. Dia hanya pekerja, gajinya tidak cukup untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia juga belum memiliki rumah, jangan tergoda dengannya El!" kata Annisa dengan tegas.
Mikaela hanya menganggukkan kepala. Dia tidak ingin membantah apa yang dikatakan Annisa padanya. Jangan membantah, agar masalah tidak panjang.
"Kemana perginya sifatmu yang dulu mbak?" batin Mikaela.
Next..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Evy
Mungkin Antoni itu kaya..tapi tidak suka menonjolkan diri...mau mencari cinta sejati..jadi selalu hidup dalam kesederhanaan...
2025-03-10
0
Mesri Sihaloho
sebenarnya cerita ini gmn sih.kapan cerita terpaksa jadi madu?seperti cerita Anisa aja thor ini🤔
2023-08-25
1
Ratu Wr
udah kayak setinggi langit aja nisa
2023-07-08
0