014. Pertarungan Sengit

Tuhan ... bangunkan aku. Andai semua yang terjadi hanya sebuah mimpi, mohon bangunkan aku dalam keadaan sehat. Bangunkan aku secepat mungkin. Jangan biarkan aku mati dalam raga yang tidak kukenali.

Dan andai aku tidak layak untuk kehidupanku yang sekarang, jemput aku setelah pamit dengan Ibu.

Tuhan ... ampuni aku. Bunuh diri itu cuma pikiran jahat sesaat. Jangan diambil serius. Ampuni aku yang tidak pernah bersyukur ini. Kembalikan aku ke ragaku.

Aku Gita. Bukan Mar.

PLAKK!

Mar merasa pipinya perih. Telinganya berdenging dan rahangnya seakan lepas saking berdenyutnya. Ia bermimpi terbangun dari pingsan dan kembali ke tubuh Gita. Ia pasti sudah menjadi Gita. Ia hampir yakin. Namun kesadarannya disambut dengan penampakan langit-langit kamar tanpa plafon.

"Kau ... pingsan lagi? Jangan pingsan. Aku mau dilayani. Buka...buka!" Samsul menarik kaus yang dikenakan Mar ke atas dan melucuti atasan itu dengan cepat.

"Berengsek ...!" jerit Mar, spontan menutup bagian atas tubuhnya yang kini hanya mengenakan braa lusuh.

Ini tubuh Mar. Bukan tubuhku. Tapi kalau Samsul menyentuhku, kurasa aku bisa gila. Pria ini nggak layak untuk seorang Mar.

Pemerkosa, kekerasan dalam rumah tangga, rampok, pembunuh. Lo harusnya membusuk di penjara.

"Melawan lagi? Kau selalu gini, Mar. Padahal akhirnya kau juga suka. Ayo, buka celanamu. Nanti kau juga pasti menikmati. Buka!" Tangan Samsul sudah mencengkeram bagian pengait celananya.

Sisa tamparan tangan Samsul masih membekas di pipi Mar. Sekarang kepalanya ikut berdenyut. "Menikmati?" Mar meremaas tangan Samsul sekuat tenaga dan menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya. "Pergi, Berengsek! Tangan lo kotor! Najis!" Mar menendang-nendang dan memukuli semua bagian tubuh Samsul yang bisa ia gapai.

"Melawan kau sekarang? Melawan?!" Suara Samsul menggelegar. Tangannya kembali terangkat dan kembali bersiap mendaratkan pukulan di wajah Mar. Namun, Mar mendorongnya sebelum pukulan itu sampai. "Arrrghhh."

Samsul setengah mabuk sore itu. Pria pengangguran yang dulu buruh pabrik belakangan bekerja serabutan sejak di-PHK. Meski dulu bekerja, uang Samsul selalu tidak tampak karena ia adalah pengabdi setia judi slot. Mar menafkahi rumah tangganya yang kacau dengan menjadi pembantu rumah tangga di perumahan terbesar di area itu.

Punggung Samsul menghantam pintu kamar. Meski tidak keras, hantaman itu membuat Jaya menjerit dan meneriakkan nama ibunya. Samsul hanya meringis sebentar. Tendangan Mar nyaris mengenai pangkal pahanya.

"Kerasukan setan apa kau?" Pertanyaan Samsul diikuti dengan umpatan-umpatan kotor yang tak layak didengar anak-anaknya.

"Kerasukan lo!" balas Mar. Samsul semakin mendelik. Melemparkan tatapan tajam dengan mata merahnya. Istri yang biasa dengan mudah ia kalahkan hari itu memberi perlawanan sengit.

"Memang udah bosan hidup kau rupanya." Samsul membuka kancing kemejanya satu persatu. Bersiap menyergap Mar yang kini berdiri di ranjang tipis sambil kembali mengenakan atasannya.

Mar terus mundur sampai mencapai jendela rusak yang sudah dipaku ke bingkainya. Berdiri di ranjang tipis yang biasa digunakan Mar tidur bersama kedua putranya. Laki-laki yang berstatus suami Mar itu jarang muncul di malam hari.

"Sini kau! Sini! Perempuan sundal!" teriak Samsul dengan seluruh urat di lehernya yang menonjol. Samsul melemparkan pakaiannya dan naik ke ranjang menangkap kaki Mar. Wanita itu kembali jatuh berdebam. Samsul terlalu kuat dan gila sepeti biasa.

"Lepasin aku! Lepasin! Aku nggak sudi. Lepas ...!" Mar memukuli kepala Samsul yang kembali mencoba melepaskan kausnya.

Laki-laki berengsek! Aku bersumpah nggak akan membiarkan tangan kotornya itu menyentuh Mar! Kau bajingan Samsul ....

Mar mendorong dada Samsul sekuat tenaga. Setelah tercipta sedikit jarak, Mar melayangkan pukulan ke tenggorokan pria itu. Samsul berteriak dan terbatuk-batuk. Mar mempergunakan kesempatan itu dengan kembali menendang dan melemparkan tubuhnya ke sudut kamar. Cepat-cepat meraih botol minuman yang biasa digunakan untuk menggantung anti nyamuk bakar.

Samsul yang semakin marah kembali menangkap bahu Mar tanpa memperhitungkan pergerakannya sendiri.

PRANG!

Dengan mata berkilat karena amarah, Mar memecahkan botol minuman dan sontak berbalik. Satu gerakan cepat sudah membuatnya berhasil meletakkan ujung tajam botol ke leher Samsul. Mar menekan kaca tajam itu sampai setetes darah keluar dari lubang tipis yang baru ia buat di leher samsul. Pria itu berjengit.

"Dengar, Berengsek." Napas Mar terengah. Dengan tangan kiri mencengkeram lengan Samsul, tangan kanan Mar menggenggam botol dan terus menekannya ke leher pria itu. "Mungkin selama ini Mar udah banyak ngalah buat lo. Lo perkosa dia kapan lo mau. Mar pasti terlalu sayang sama Jaya sampai-sampai dia selalu pulang ke sini. Pasti Mar nggak mau Jaya jadi anak broken home. Tapi lo malah perkosa Mar lagi sampai dia hamil Hasan. Dan Hasan jadi bayi kurang gizi karena bapaknya berengsek kayak lo. Lo memang berengsek!" Jeritan Mar melengking di ujung tenggorokannya.

"Leherku sakit, Mar! Lepas...lepas. Dasar sundal!" Samsul kembali memaki, tapi tidak berani bergerak karena takut melihat ekspresi Mar yang lain dari biasanya. Samsul meringis karena lehernya terasa perih. Mar yang hari itu gila sudah berhasil melukainya.

"Sundal? Emak lo yang sundal! Sundal! Mata duitan! Sama berengseknya sama lo. Lo harus pergi malam ini. Jangan balik ke sini buat ganggu gue, Jaya atau Hasan. Kalau lo balik...."

"Kenapa kalau aku pulang? Ini rumahku juga," balas Samsul terbata, namun suaranya cukup keras. Ia tercekik dan darah di lehernya kembali menetes.

"Ibu!" teriak Jaya dari luar.

Gita ... kalau Mar dipenjara, dua anak laki-lakinya bakal terbengkalai nggak ada yang ngurus. Kendalikan diri lo.

Mar mengerling sedetik, lalu mengembalikan fokusnya pada Samsul. "Kalau lo balik buat ganggu gue atau anak-anak itu ...." Mar maju selangkah untuk berbisik di telinga Samsul. "Gue bakal bikin hal yang sama ke emak lo, kayak yang lo bikin ke wanita di jembatan. Ngerti? Ngerti, dong .... Masa nggak ngerti." Mar ingin tertawa saat melihat wajah tolol Samsul yang terkejut dan bingung beberapa saat.

Mar mundur dengan tangan gemetar. Samsul memandang Mar seakan tak percaya dengan sosok yang baru saja ia hadapi.

"Lo bisa pergi sekarang," kata Mar, membuka pintu lebar-lebar dan tatapannya langsung beradu dengan Jaya yang terperangah.

Samsul pergi meninggalkan rumah seperti harapan Mar. Pria itu bahkan tidak memandang kedua anaknya barang sebentar. Jaya yang duduk memangku Hasan hanya bisa melihat kepergian bapaknya dalam diam.

“Tante Cantik nggak apa-apa?” tanya Jaya dengan wajah khawatir.

“Seperti yang kamu lihat. Aku bukan ibumu yang gampang nangis. Kalau cuma dimaki atau dikata-katai begitu aku udah terlatih. Atasanku mulutnya lebih sadis tapi dengan pilihan kata yang lebih elit. Meski aslinya sama-sama kayak preman terminal." Mar mencampakkan pecahan botol ke sudut kamar. Dan dengan santai membuka lemari.

“Jadi … sekarang Tante mau ke mana?” Jaya memandang sosok ibu yang bukan ibunya. Ibu yang biasa lemah lembut kini bicaranya datar dan dingin.

“Jaya … aku nggak mau nyakitin kamu. Bukan aku nggak peduli dengan dua anak laki-lakinya Mar tapi untuk sekarang aku nggak bisa bawa kamu dan Hasan. Aku harus kembali bekerja sambil mengawasi tubuhku … mengawasi Gita. Dan aku nggak enggak bisa menjaga Gita sambil menjaga kalian ditambah sambil bekerja di rumah Pak Harris.” Mar memasukkan pakaian Jaya dan Hasan ke kantong plastik dan tas-tas belanjaan yang didapatnya dari laci lemari.

"Kenapa harus diawasi?"

Mar diam saja. Rasanya tak mungkin memberi tahu Jaya bahwa bapaknya bisa saja mencari Gita dan membunuhnya karena dianggap bisa bersaksi atau melaporkan perbuatan pria itu ke polisi.

“Tante mau bawa kami ke mana?” Jaya khawatir kalau harus tinggal di rumah Nek Minah.

“Ke mana lagi? Satu-satunya keluarga kalian yang bisa aku percaya cuma nenek kamu. Beliau memang judes tapi beliau nggak akan melukai kalian. Dan juga ….” Mar memandang Jaya, “Dan juga bapak kalian cuma jahat ke ibu kalian aja. Secara fisik kalian nggak disakiti. Hal itu yang bikin aku mikir buat memenjarakan si Samsul. Kamu bisa di-bully kalau punya bapak penjahat.” Mar mengucapkan kalimat terakhirnya dengan sangat pelan.

To be continued

Terpopuler

Comments

Lalisa

Lalisa

😭😭😭

2025-03-08

0

May Keisya

May Keisya

🤣🤣🤣 ngerti dong🤣

2025-02-01

0

May Keisya

May Keisya

😂😂😂

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 001. Hari Apes Lainnya
2 002. Kesialan Beruntun
3 003. Bukan Luka Biasa
4 004. Alasan Dikhianati
5 005. Tidak Sekedar Patah Hati
6 006. Rasanya Pupus Semua
7 007. Raga Lain
8 008. Menyelami Kisah Lain
9 Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10 009. Kenyataan Mengejutkan
11 010. Sang Penjamin
12 011. Kisah Seorang Wanita
13 012. Review Dari Harris
14 013. Rumah di Gang Sempit
15 014. Pertarungan Sengit
16 015. Status Harris
17 016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18 017. Laporan Berkala
19 018. Siapa Pak Harris?
20 019. Menjadi Seorang Mar
21 020. Gebrakan Mar
22 021. Bukan Sengaja
23 022. Mar Bersikap
24 023. Pencarian Harris
25 024. Pencarian Dimulai
26 025. Hasil Pencarian Harris
27 026. Percakapan Harris
28 27. Siang Di Rumah Harris
29 28. Sabotase Dari Mar
30 029. Pertanyaan Jebakan
31 030. Lovebird
32 031. Bertemu Bu Gendis
33 032. Sebuah Tempat Aman
34 033. Bertubi-tubi
35 034. Segala Kepanikan
36 035. Sebelum Kejadian Besar
37 036. Perspektif Banyak Orang (1)
38 037. Perspektif Banyak Orang (2)
39 038. Tepat Seminggu
40 039. Gita Membuka Mata
41 040. New Person
42 041. Sambutan Chika
43 042. Sesuatu Yang Mengganjal
44 043. Mengumpulkan Kesaksian
45 044. Menyesuaikan Diri
46 045. Di Tepi Kolam Renang
47 046. Hati Ke Hati
48 047. Harris Sebenarnya
49 048. Perkenalan Dua Pria
50 049. Bertemunya Dua Sohib
51 050. Motivasi Fisioterapi
52 051. Ucapan Terima Kasih
53 052. Babysitter Baru?
54 053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55 054. Obrolan Kasih Sayang
56 055. Kuncir Model Baru
57 056. Pertemuan Babak Pertama
58 057. Pertanyaan Chika
59 058. Hari Pertama Kerja
60 059. Kesan Hari Pertama
61 060. Kekesalan Beralasan
62 061. Aku Sebagai Apa?
63 062. Efek Debat Tengah Malam
64 063. Apa Kabar Hubungan Kita
65 Sekilas Berita
66 064. After Drama
67 065. Sebelum Makan Malam
68 066. Izin Ibu
69 067. Pria di Depan Pintu
70 068. Sehangat Hidangan
71 069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
72 070. Kita Berdua Sama Saja
73 071. Bukan Sebatas Amarah
74 072. Bye-bye Darling
75 073. Apa Arti Diriku?
76 074. Menyadari Kesalahan Terbesar
77 075. Tidak Semudah Itu
78 076. Gita & Mar (1)
79 077. Gita & Mar (2)
80 078. Sebenarnya Sayang
81 079. Percakapan Sepanjang Hari
82 080. Yang Sebenarnya
83 081. Sisi Lain Cerita
84 082. Belum Bisa Kembali
85 083. Kunjungan Mendebarkan
86 084. Argumentasi Kenyataan
87 085. Beberapa Kenyataan
88 086. Sebelum Interogasi
89 087. Bukan Lawan Sepadan
90 088. Arti Sebuah Keputusan
91 089. Mungkin Negosiasi
92 090. Percakapan Alot
93 091. Penuh Rindu
94 092. Tangisan Penuh Kerinduan
95 093. Bersama Lebih Lama
96 094. Obrolan Absurd
97 095. Mengurai Lelah
98 096. Mungkin Terselamatkan
99 097. Perdebatan dan Pengakuan
100 098. Mengalah Bukan Kalah
101 099. Rumah Bekas Mertua
102 100. Percakapan Melempem
103 101. Quality Time
104 102. Obrolan Tengah Malam
105 103. Me Time Tak Sengaja
106 104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
107 105. Renungan Malam
108 106. Banyak Pikiran
109 107. Penyerta yang Penting
110 108. Mencari Kecocokan
111 109. Menelan Kenyataan
112 110. Mencari Jawaban Hati
113 111. Hari Hilir Mudik
114 112. Melepaskan Ingatan
Episodes

Updated 114 Episodes

1
001. Hari Apes Lainnya
2
002. Kesialan Beruntun
3
003. Bukan Luka Biasa
4
004. Alasan Dikhianati
5
005. Tidak Sekedar Patah Hati
6
006. Rasanya Pupus Semua
7
007. Raga Lain
8
008. Menyelami Kisah Lain
9
Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10
009. Kenyataan Mengejutkan
11
010. Sang Penjamin
12
011. Kisah Seorang Wanita
13
012. Review Dari Harris
14
013. Rumah di Gang Sempit
15
014. Pertarungan Sengit
16
015. Status Harris
17
016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18
017. Laporan Berkala
19
018. Siapa Pak Harris?
20
019. Menjadi Seorang Mar
21
020. Gebrakan Mar
22
021. Bukan Sengaja
23
022. Mar Bersikap
24
023. Pencarian Harris
25
024. Pencarian Dimulai
26
025. Hasil Pencarian Harris
27
026. Percakapan Harris
28
27. Siang Di Rumah Harris
29
28. Sabotase Dari Mar
30
029. Pertanyaan Jebakan
31
030. Lovebird
32
031. Bertemu Bu Gendis
33
032. Sebuah Tempat Aman
34
033. Bertubi-tubi
35
034. Segala Kepanikan
36
035. Sebelum Kejadian Besar
37
036. Perspektif Banyak Orang (1)
38
037. Perspektif Banyak Orang (2)
39
038. Tepat Seminggu
40
039. Gita Membuka Mata
41
040. New Person
42
041. Sambutan Chika
43
042. Sesuatu Yang Mengganjal
44
043. Mengumpulkan Kesaksian
45
044. Menyesuaikan Diri
46
045. Di Tepi Kolam Renang
47
046. Hati Ke Hati
48
047. Harris Sebenarnya
49
048. Perkenalan Dua Pria
50
049. Bertemunya Dua Sohib
51
050. Motivasi Fisioterapi
52
051. Ucapan Terima Kasih
53
052. Babysitter Baru?
54
053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55
054. Obrolan Kasih Sayang
56
055. Kuncir Model Baru
57
056. Pertemuan Babak Pertama
58
057. Pertanyaan Chika
59
058. Hari Pertama Kerja
60
059. Kesan Hari Pertama
61
060. Kekesalan Beralasan
62
061. Aku Sebagai Apa?
63
062. Efek Debat Tengah Malam
64
063. Apa Kabar Hubungan Kita
65
Sekilas Berita
66
064. After Drama
67
065. Sebelum Makan Malam
68
066. Izin Ibu
69
067. Pria di Depan Pintu
70
068. Sehangat Hidangan
71
069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
72
070. Kita Berdua Sama Saja
73
071. Bukan Sebatas Amarah
74
072. Bye-bye Darling
75
073. Apa Arti Diriku?
76
074. Menyadari Kesalahan Terbesar
77
075. Tidak Semudah Itu
78
076. Gita & Mar (1)
79
077. Gita & Mar (2)
80
078. Sebenarnya Sayang
81
079. Percakapan Sepanjang Hari
82
080. Yang Sebenarnya
83
081. Sisi Lain Cerita
84
082. Belum Bisa Kembali
85
083. Kunjungan Mendebarkan
86
084. Argumentasi Kenyataan
87
085. Beberapa Kenyataan
88
086. Sebelum Interogasi
89
087. Bukan Lawan Sepadan
90
088. Arti Sebuah Keputusan
91
089. Mungkin Negosiasi
92
090. Percakapan Alot
93
091. Penuh Rindu
94
092. Tangisan Penuh Kerinduan
95
093. Bersama Lebih Lama
96
094. Obrolan Absurd
97
095. Mengurai Lelah
98
096. Mungkin Terselamatkan
99
097. Perdebatan dan Pengakuan
100
098. Mengalah Bukan Kalah
101
099. Rumah Bekas Mertua
102
100. Percakapan Melempem
103
101. Quality Time
104
102. Obrolan Tengah Malam
105
103. Me Time Tak Sengaja
106
104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
107
105. Renungan Malam
108
106. Banyak Pikiran
109
107. Penyerta yang Penting
110
108. Mencari Kecocokan
111
109. Menelan Kenyataan
112
110. Mencari Jawaban Hati
113
111. Hari Hilir Mudik
114
112. Melepaskan Ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!