017. Laporan Berkala

"Saya nanya, Mar. Kamu denger? Seharian ini kamu aneh. Kamu seperti ...." Harris sedikit menjauh untuk kembali melihat pegawainya dari atas ke bawah. "Kamu seperti bukan Mar yang kemarin bekerja di sini. Kamu nggak pernah memanggil diri kamu dengan sebutan 'saya-saya'."

Kalau nggak pakai 'saya' apa biasanya Mar pakai 'hamba'? Terus Harris dipanggil paduka? Ih, yang bener aja, deh, Ris .... Apa lagi, dong, manggilnya?

"Ini kebawa karena sering nonton film, Pak. Saya kepengin memulai sesuatu yang lebih baik."

"Yang biasa juga baik, kok," sahut Harris. Nonton film apa pula, pikir Harris. Satu-satunya siaran yang sering diputar di kamar asisten rumah tangganya hanya kompetisi dangdut. Dua asisten rumah tangga itu tak pernah menonton dengan volume rendah. Selalu terdengar sampai dapur.

Ya, apa? Yang biasa itu apa, Ris? Ck.

Gita dalam tubuh Mar tidak tahu raut wajah seperti apa yang dibuat Mar ketika kesal dengan tuan rumahnya. Yang jelas saat itu Harris kembali mundur selangkah.

"Kamu ada masalah? Terakhir kali saya minta kamu menambah tugas dengan jagain Chika kamu nggak ada masalah. Hari ini kamu keliatannya keberatan dan terlalu lama di luar. Dan kamu tadi izinnya cuma sebentar. Awalnya Chika mau sama Surti, tapi menjelang sore Chika rewel. Mungkin karena demam. Saya sampai terpaksa mengiyakan tawaran Karin buat datang ke sini dan cek keadaan Chika karena masih meeting. Mar ... sekarang saya sedang butuh bantuan kamu banget. Kalau kamu ada masalah ngomong aja. Kita cari jalan keluarnya."

Dalam satu hembusan napas Harris membuat mata Mar berbinar. Semua nama yang ia inginkan diucapkan langsung oleh Harris.

Ternyata yang ngomongnya kayak kereta tadi Surti. Dan cewe yang di mobil sedan tadi namanya Karin.

Lalu ... kenapa Harris harus terpaksa mengiyakan tawaran tuh cewe buat jagain anaknya? Kalau suka kenapa harus terpaksa, ye kan?

Berarti handuk dan rambut Harris yang basah tadi nggak ada hubungannya sama cewe itu. Hahahaha. Pengen guling-guling gue.

"Mar? Saya nanya kamu. Kamu ada masalah?" Harris sekarang bertumpu dengan satu kaki dan menyilangkan tangan di dada.

"Kita cari jalan keluarnya?" Mar mengulangi ucapan Harris.

Harris mengangguk. "Kamu ada masalah apa tinggal bicara ke saya, Mar. Bahkan almarhumah istri saya juga ngomong hal yang sama ke kamu. Kamu mau jagain Chika juga karena maminya, kan?"

Tiba-tiba saja Mar memiliki ide. "Saya butuh bantuan untuk saudara saya, Pak. Gita." Mar merasa harus kembali menyebutkan nama Gita untuk melihat reaksi Harris.

"Saya sudah ikuti mau kamu untuk menandatangani form pertanggungjawaban pasien. Saudara kamu bakal baik-baik saja dan saya akan dikabari sebegitu kondisinya membaik. Kamu sudah hubungi orang tuanya, kan?" Harris berhenti bicara karena melihat kilat kekecewaan di mata Mar. "Ada masalah lagi?"

"Iya, benar. Bapak sudah mengikuti semua yang saya minta. Terima kasih. Saya nggak keberatan untuk terus standby jaga Chika. Saya sayang Chika. Tapi kalau saya tidak sering-sering melihat keadaan Gita, siapa yang bantu lihat dia? Saya nggak tega buat ngabarin ibunya soal keadaan putri tunggalnya yang sedang tidur antara hidup dan mati. Nasib Gita nggak tahu gimana. Entah bangun lagi, entah tidak." Mar menunduk. Mencoba menghalau air matanya yang sudah menetes. Ternyata menceritakan nasib diri sendiri tidak segampang itu. Terdengar seperti mengasihani dirinua sendiri. Ia malah merasa semakin terpuruk.

Apa aku perlu ngomong bahwa Samsul mondar-mandir di dekat rumah sakit dan bisa aja mencelakakan Gita?

Apa perlu ngomong kalau Samsul yang mendorong Gita ke sungai? Gimana nasib Jaya dan Hasan nantinya?

Ya, Tuhan ....

Hamba mau ngomong dengan Mar yang asli. Pertemukan kami dalam keadaan sadar dan sehat.

"Mar? Kamu nangis? Maaf kalau yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kamu. Kalau kamu mengkhawatirkan kondisi saudara kamu...."

"Namanya Gita. Sebut namanya, Pak."

"Oke. Kalau kamu mengkhawatirkan kondisi Gita, saya akan meminta salah satu asisten saya buat mengecek keadaan Gita secara berkala. Saya akan memantau semua kebutuhannya selama di rumah sakit. Yang penting ... kamu tetap jagain Chika buat saya. Gimana, Mar?" Harris memandang Mar lekat-lekat. Sangat berharap Mar bisa menjadi orang kepercayaan soal menjaga putri tunggalnya.

Baiklah, Harris. Mungkin yang kamu pikirkan sekarang cuma soal putri kamu. Aku mengkhawatirkan tubuhku sendiri di saat aku harus mengkhawatirkan bagaimana cara Mar mempertahankan pekerjaannya.

Apa Tuhan ingin mengajarkan padaku bagaimana untuk tidak egois? Apa selama ini aku kurang mengalah? Aku harus setertindas apa lagi, Tuhan?

"Mengecek Gita setiap hari, Pak? Bisa sekalian memantau perkembangan kondisi fisiknya? Saya mau tubuh Gita tetap terawat. Kuku, kulit, rambut. Saya mau Gita tetap cantik meski kondisinya begitu. Hmmm ... bisa nggak, Pak? Kasian Gita, Pak," ucap Mar pelan pada kalimat terakhirnya.

"Bisa, Mar. Bisa. Meski saya sendiri juga belum bisa mengerti dari mana hubungan kamu dengan wanita itu. Saya nggak paham."

"Gita anak tunggal. Ayah dan ibunya sudah bercerai sejak Gita kecil. Ayahnya entah ke mana. Dia hanya dibesarkan ibunya dan nggak pernah pisah dengan ibunya sampai beberapa tahun belakangan sewaktu diterima di perusahaan yang sekarang. Gita Sales manager handal yang diskors karena kesalahan rekan kerjanya." Mar menunduk. Menyatukan kedua tangannya di belakang tubuh dan memainkan ujung ibu jari kakinya. Harris memperhatikan itu.

"Jadi karena diskors Gita harus lompat dari tepi jembatan?" Harris menodong Mar dengan pertanyaan spontan. Entahlah. Ia memang penasaran kenapa wanita cantik berseragam kantor bisa tiba di tepi jembatan itu. Sangat tidak masuk akal.

Mar tersentak dan menggeleng cepat. "Nggak, Pak. Bukan gitu, bukan. Kalau cuma soal pekerjaan Gita nggak secengeng itu. Gita belum lompat. Dia masih mikir-mikir soal dosa. Soal kucing dan merpati yang biasa dia kasih makan. Soal ibunya. Hari ini hari yang terlalu menyakitkan buat Gita."

"Kenapa?" Pertanyaan Harris tak kalah cepatnya. Ia memang penasaran dengan sosok wanita yang diakui Mar sebagai saudaranya.

Mar beringsut. Sedikit terkejut dengan antusiasme Harris bertanya soal Gita. Mar bungkam. Tiba-tiba ia merasa mengkhianati raganya sendiri dengan menceritakan soal Gita dari raga Mar. Ia juga merasa jahat pada Mar yang asli. Bisa saja Mar aslinya tidak senyinyir itu.

"Enggak apa-apa. Nanti saya tanya Gita apa hal itu boleh diceritakan juga atau tidak." Mar mengatupkan mulut.

"Oke. Besok saya minta asisten saya ke rumah sakit. Saya akan minta asisten saya buat live report ke saya. Sekarang kamu bisa istirahat." Harris menegakkan tubuh dan menyisir bagian depan rambutnya yang setengah basah.

Mar terkesima dengan cara Harris merapikan rambutnya. Tak mau memperlihatkan keanehan rautnya, Mar kembali menunduk. Memandang dan menggerakkan dua ibu jari kakinya. Lalu kembali memandang Harris. "Bapak benar-benar meminta asisten yang jenguk Gita?" Sekali lagi Mar merasa perlu memastikan. Ia memang tidak berhak mengatur pria itu karena memang Gita adalah wanita asing yang tidak pernah bertemu pria itu. Tapi kesombongan Harris yang sama sekali tidak mau melihat Gita jelas membuatnya mendongkol.

Harris mengangguk. "Benar. Asisten saya."

"Tidak mau melihat Gita sebentar aja? Beberapa menit gitu ...."

"Saya sibuk, Mar." Harris mengangkat bahu.

"Oh, oke ...."

Oke! Oke! Baiklah Harris si paling sibuk. Kayak lo aja yang punya kerjaan. Liat aja besok-besok cewe lo dateng bakal gue sabotase. Gue bikin enggak betah di sini. Huh!

Tanpa pamit, Mar berbalik dan pergi meninggalkan Harris.

"Hari ini kamu sopan sekali, Mar," sindir Harris, memandang punggung Mar yang pergi menuju tangga. Harris mengeluarkan ponselnya dari saku dan memilih satu dari empat asisten kantor yang ia miliki. Salah satu yang paling junior dan masih dalam tahap probation. Ia akan meminta karyawati fresh graduated itu untuk mengurus Gita. "Halo? Ita? Maaf mengganggu malam-malam. Besok bisa ikut saya ke rumah sakit daerah? Langsung ke sana ya. Jam delapan pagi."

"Pak Harris menunggu di rumah sakit?"

"Nanti saya datang lebih awal. Kalau kamu sampai jam delapan kamu langsung masuk temui saya di ICU. Pasien atas nama Gita Safiya Nala. Oke? Terima kasih."

To be continued

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

sebut pak biar bpk inget trs di otak trs turun kehati😂...Gita berhrp bgt ma bapak🤣

2025-02-01

0

May Keisya

May Keisya

ngarep bgt si Gita...biar Haris jatuh cinta😂

2025-02-01

0

Lalisa

Lalisa

aamiin.semoga secepatnya ya git

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 001. Hari Apes Lainnya
2 002. Kesialan Beruntun
3 003. Bukan Luka Biasa
4 004. Alasan Dikhianati
5 005. Tidak Sekedar Patah Hati
6 006. Rasanya Pupus Semua
7 007. Raga Lain
8 008. Menyelami Kisah Lain
9 Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10 009. Kenyataan Mengejutkan
11 010. Sang Penjamin
12 011. Kisah Seorang Wanita
13 012. Review Dari Harris
14 013. Rumah di Gang Sempit
15 014. Pertarungan Sengit
16 015. Status Harris
17 016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18 017. Laporan Berkala
19 018. Siapa Pak Harris?
20 019. Menjadi Seorang Mar
21 020. Gebrakan Mar
22 021. Bukan Sengaja
23 022. Mar Bersikap
24 023. Pencarian Harris
25 024. Pencarian Dimulai
26 025. Hasil Pencarian Harris
27 026. Percakapan Harris
28 27. Siang Di Rumah Harris
29 28. Sabotase Dari Mar
30 029. Pertanyaan Jebakan
31 030. Lovebird
32 031. Bertemu Bu Gendis
33 032. Sebuah Tempat Aman
34 033. Bertubi-tubi
35 034. Segala Kepanikan
36 035. Sebelum Kejadian Besar
37 036. Perspektif Banyak Orang (1)
38 037. Perspektif Banyak Orang (2)
39 038. Tepat Seminggu
40 039. Gita Membuka Mata
41 040. New Person
42 041. Sambutan Chika
43 042. Sesuatu Yang Mengganjal
44 043. Mengumpulkan Kesaksian
45 044. Menyesuaikan Diri
46 045. Di Tepi Kolam Renang
47 046. Hati Ke Hati
48 047. Harris Sebenarnya
49 048. Perkenalan Dua Pria
50 049. Bertemunya Dua Sohib
51 050. Motivasi Fisioterapi
52 051. Ucapan Terima Kasih
53 052. Babysitter Baru?
54 053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55 054. Obrolan Kasih Sayang
56 055. Kuncir Model Baru
57 056. Pertemuan Babak Pertama
58 057. Pertanyaan Chika
59 058. Hari Pertama Kerja
60 059. Kesan Hari Pertama
61 060. Kekesalan Beralasan
62 061. Aku Sebagai Apa?
63 062. Efek Debat Tengah Malam
64 063. Apa Kabar Hubungan Kita
65 Sekilas Berita
66 064. After Drama
67 065. Sebelum Makan Malam
68 066. Izin Ibu
69 067. Pria di Depan Pintu
70 068. Sehangat Hidangan
71 069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
72 070. Kita Berdua Sama Saja
73 071. Bukan Sebatas Amarah
74 072. Bye-bye Darling
75 073. Apa Arti Diriku?
76 074. Menyadari Kesalahan Terbesar
77 075. Tidak Semudah Itu
78 076. Gita & Mar (1)
79 077. Gita & Mar (2)
80 078. Sebenarnya Sayang
81 079. Percakapan Sepanjang Hari
82 080. Yang Sebenarnya
83 081. Sisi Lain Cerita
84 082. Belum Bisa Kembali
85 083. Kunjungan Mendebarkan
86 084. Argumentasi Kenyataan
87 085. Beberapa Kenyataan
88 086. Sebelum Interogasi
89 087. Bukan Lawan Sepadan
90 088. Arti Sebuah Keputusan
91 089. Mungkin Negosiasi
92 090. Percakapan Alot
93 091. Penuh Rindu
94 092. Tangisan Penuh Kerinduan
95 093. Bersama Lebih Lama
96 094. Obrolan Absurd
97 095. Mengurai Lelah
98 096. Mungkin Terselamatkan
99 097. Perdebatan dan Pengakuan
100 098. Mengalah Bukan Kalah
101 099. Rumah Bekas Mertua
102 100. Percakapan Melempem
103 101. Quality Time
104 102. Obrolan Tengah Malam
105 103. Me Time Tak Sengaja
106 104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
107 105. Renungan Malam
108 106. Banyak Pikiran
109 107. Penyerta yang Penting
110 108. Mencari Kecocokan
111 109. Menelan Kenyataan
112 110. Mencari Jawaban Hati
113 111. Hari Hilir Mudik
114 112. Melepaskan Ingatan
Episodes

Updated 114 Episodes

1
001. Hari Apes Lainnya
2
002. Kesialan Beruntun
3
003. Bukan Luka Biasa
4
004. Alasan Dikhianati
5
005. Tidak Sekedar Patah Hati
6
006. Rasanya Pupus Semua
7
007. Raga Lain
8
008. Menyelami Kisah Lain
9
Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10
009. Kenyataan Mengejutkan
11
010. Sang Penjamin
12
011. Kisah Seorang Wanita
13
012. Review Dari Harris
14
013. Rumah di Gang Sempit
15
014. Pertarungan Sengit
16
015. Status Harris
17
016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18
017. Laporan Berkala
19
018. Siapa Pak Harris?
20
019. Menjadi Seorang Mar
21
020. Gebrakan Mar
22
021. Bukan Sengaja
23
022. Mar Bersikap
24
023. Pencarian Harris
25
024. Pencarian Dimulai
26
025. Hasil Pencarian Harris
27
026. Percakapan Harris
28
27. Siang Di Rumah Harris
29
28. Sabotase Dari Mar
30
029. Pertanyaan Jebakan
31
030. Lovebird
32
031. Bertemu Bu Gendis
33
032. Sebuah Tempat Aman
34
033. Bertubi-tubi
35
034. Segala Kepanikan
36
035. Sebelum Kejadian Besar
37
036. Perspektif Banyak Orang (1)
38
037. Perspektif Banyak Orang (2)
39
038. Tepat Seminggu
40
039. Gita Membuka Mata
41
040. New Person
42
041. Sambutan Chika
43
042. Sesuatu Yang Mengganjal
44
043. Mengumpulkan Kesaksian
45
044. Menyesuaikan Diri
46
045. Di Tepi Kolam Renang
47
046. Hati Ke Hati
48
047. Harris Sebenarnya
49
048. Perkenalan Dua Pria
50
049. Bertemunya Dua Sohib
51
050. Motivasi Fisioterapi
52
051. Ucapan Terima Kasih
53
052. Babysitter Baru?
54
053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55
054. Obrolan Kasih Sayang
56
055. Kuncir Model Baru
57
056. Pertemuan Babak Pertama
58
057. Pertanyaan Chika
59
058. Hari Pertama Kerja
60
059. Kesan Hari Pertama
61
060. Kekesalan Beralasan
62
061. Aku Sebagai Apa?
63
062. Efek Debat Tengah Malam
64
063. Apa Kabar Hubungan Kita
65
Sekilas Berita
66
064. After Drama
67
065. Sebelum Makan Malam
68
066. Izin Ibu
69
067. Pria di Depan Pintu
70
068. Sehangat Hidangan
71
069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
72
070. Kita Berdua Sama Saja
73
071. Bukan Sebatas Amarah
74
072. Bye-bye Darling
75
073. Apa Arti Diriku?
76
074. Menyadari Kesalahan Terbesar
77
075. Tidak Semudah Itu
78
076. Gita & Mar (1)
79
077. Gita & Mar (2)
80
078. Sebenarnya Sayang
81
079. Percakapan Sepanjang Hari
82
080. Yang Sebenarnya
83
081. Sisi Lain Cerita
84
082. Belum Bisa Kembali
85
083. Kunjungan Mendebarkan
86
084. Argumentasi Kenyataan
87
085. Beberapa Kenyataan
88
086. Sebelum Interogasi
89
087. Bukan Lawan Sepadan
90
088. Arti Sebuah Keputusan
91
089. Mungkin Negosiasi
92
090. Percakapan Alot
93
091. Penuh Rindu
94
092. Tangisan Penuh Kerinduan
95
093. Bersama Lebih Lama
96
094. Obrolan Absurd
97
095. Mengurai Lelah
98
096. Mungkin Terselamatkan
99
097. Perdebatan dan Pengakuan
100
098. Mengalah Bukan Kalah
101
099. Rumah Bekas Mertua
102
100. Percakapan Melempem
103
101. Quality Time
104
102. Obrolan Tengah Malam
105
103. Me Time Tak Sengaja
106
104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
107
105. Renungan Malam
108
106. Banyak Pikiran
109
107. Penyerta yang Penting
110
108. Mencari Kecocokan
111
109. Menelan Kenyataan
112
110. Mencari Jawaban Hati
113
111. Hari Hilir Mudik
114
112. Melepaskan Ingatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!