002. Kesialan Beruntun

Pesan dari penulis

Nover ini belum rampung. Disarankan untuk membacanya setelah TAMAT. Penulis sedang recovery. Untuk berkomentar silakan kirim pesan melalui Instaagram @juskelapaofficial . Terima kasih.

******

Gita merasa dirinya tak pernah menyakiti siapa pun. Tidak pernah merepotkan orang lain, tidak punya hutang yang tidak dibayar. Ia juga tidak pernah menggantungkan perekonomian pada keluarganya. Terutama sang ibu yang meski tidak kaya, namun hidupnya berkecukupan. Gita merasa tidak pernah menjadi beban bagi siapa pun kecuali … dirinya sendiri.

“Aku mau pingsan,” bisik Gita, mencengkeram keras bahu Lily.

Pernikahan di dalam baru saja selesai. Sepasang manusia yang baru saja mendapat sebutan suami-istri kini tengah bersimpuh mendengar wejangan.

“Jangan pingsan sekarang. Kita balik ke kantor dan kamu harus tetap presentasi menggantikan Monic.” Lily menarik tangan Gita pergi dari rumah itu. Tubuh Gita yang lalu membuat wanita itu harus menyeretnya sekuat tenaga.

“Aku harus tanya Rama. Aku perlu penjelasan Rama. Nggak bisa langsung pergi aja!” Gita menghempaskan tangan Lily beberapa langkah dari rumah cluster paling pojok. Tangannya bergetar. Dibanding sedih, amarahnya lebih besar.

Lily meringis menatap tangannya yang baru dihempaskan Gita, lalu menatap sengit rekan kerjanya itu. “Aku nggak peduli alasan tunangan kamu menikahi Monic. Aku nggak peduli soal apa yang terjadi di antara kalian. Aku menunjukkan itu pagi ini karena aku nggak mau ucapanku dianggap angin lalu sama kamu. Semua orang kantor tau kalau kamu wanita paling setia nyaris naif. Bayangkan kalau aku ngomong tunangan kamu menikahi sahabatmu sendiri karena hamil tanpa bukti, apa yang kamu pikirkan soal aku? Iri? Pagi ini aku sedang menunjukkan buktinya langsung, Git!” Emosi Lily ikut tersulut. “Aku mau balik ke kantor. Terserah kalau kamu mau mempermalukan diri kamu dengan nangis atau ngamuk-ngamuk ke rumah itu. Aku ke kantor naik taksi kalau kamu masih mau di sini.” Lily mengaduk-aduk tasnya mencari ponsel sambil terus berjalan menjauh.

“Setidaknya jelaskan dengan lebih rinci denganku. Kasih aku penjelasan dari mana kamu tau soal Rama dan Monic. Dari mana kamu tau soal rumah berengsek itu?!” Kali ini air mata Gita sudah jatuh ke pipi. Bibirnya bergetar menahan tangis.

Lily kembali mencengkeram lengan Gita dan membawanya menuju mobil. “Ngobrol di mobil aja. Masuk dan nyalain AC. Setidaknya kita harus sedikit menjauh dari rumah ini. Aku nggak mau bapak-bapak yang ngeliatin kita tadi malah ngeh siapa kita.”

Meski diam, Gita menuruti perkataan Lily. Masuk ke mobil dan menyalakannya. “Harusnya biar aja semua orang tau siapa aku. Biar Rama juga tau aku datang buat lihat pernikahannya.” Gita terisak. Mobil telah melaju keluar komplek dan sedang menyusuri jalanan gersang dan sepi.

“Kita memang nggak terlalu dekat untuk aku bisa memberi nasehat ke kamu. Tapi Rama bukan suami kamu sampai kamu harus repot-repot mempermalukan diri sendiri. Kecuali … kamu merasa harus meminta suatu pertanggungjawaban ke dia. Jangan mau bego dengan mempermalukan diri sendiri. Kamu nggak lihat yang datang ke nikahan tadi siapa aja?” Lily mengambil sebungkus tisu dari dasbor dan menyodorkannya ke Gita.

Gita menarik selembar tisu dan memikirkan jawaban pertanyaan Lily. Siapa saja yang datang? Kedua orang tua Rama dan kedua orang tua Monic. Semuanya hadir. Gita merasa kerongkongannya dijejali sesuatu yang membuatnya tercekat. Pernikahan itu mengantongi semua restu kecuali darinya. Gita menepikan mobil dan menangis sejadi-jadinya dengan memeluk setir.

“Maaf harus ngomong kayak gini … kurasa kamu butuh penjelasan dari mana aku tau soal acara mereka hari ini.” Lily melirik jam di pergelangan tangan sementara tangan lainnya mengusap punggung Gita. “Aku tau dari suamiku. Meski suamiku dan Rama bukan satu angkatan di fakultas kedokteran, suamiku kemarin baca grup angkatannya. Katanya adik kelas mereka yang bulan depan selesai PPDS nikah karena menghamili pacarnya. Suamiku … ngerasa kenal dengan foto Rama yang tersebar di grup. Suamiku ngeh kalau kita semua pernah pergi makan malam kantor dan dia pernah ngobrol dengan Rama. Suamiku nanya siapa nama lengkap kamu.” Usapan Lily di punggung Gita terhenti.

Gita yang tadi menangis memeluk setir bangkit memandang Lily.

Lily kembali meneruskan. “Aku yang belum tau apa-apa sampai jengkel karena suamiku bolak-balik nanya nama kamu. Akhirnya aku rampas ponsel suamiku dan aku ikut nimbrung di grup angkatan kampusnya buat nanya soal Rama. Aku nggak tau mereka kenal di mana dan kapan mereka mulai jalan. Tapi semua teman-teman Rama cuma tau Monic. Teman-teman fakultas kedokteran cuma tau pacar Rama itu ... ya Monic.”

“Aku … aku yang ngenalin Rama ke Monic sewaktu Monic kemaleman pulang ke Bekasi dan aku tawarkan nginap di apartemenku. Rama dateng bawain makan malam buat aku. Lalu … mereka kenalan. Kurasa … itu pertama kali mereka ketemu. Enam bulan yang lalu.” Gita kembali menangis.

Enam bulan yang lalu ia memperkenalkan tunangan dan sahabatnya di kantor. Dan semua teman Rama di kampus lebih mengenal Monic sebagai kekasihnya. “Apa salahku ke Rama? Apa salahku ke Monic?”

“Git … kita memang tidak terlalu dekat untuk mencampuri urusan pribadi. Sekarang udah jam sepuluh pagi. Hubungan percintaan kamu berantakan. Yang bisa kamu lakukan sekarang adalah masuk kantor dan tepati janji kamu untuk menggantikan Monic presentasi. Setidaknya untuk sekarang kamu harus mempertahankan pekerjaan.”

Gita mengangguk seraya menggigit bibirnya menahan tangis. “Aku selalu merasa hubunganku dan Rama sangat stabil. Aku sibuk memenuhi target untuk sama-sama ngumpulin uang buat patungan biaya pernikahan. Aku pahami keadaan Rama yang sedang butuh banyak pengeluaran untuk sekolahnya. Aku selalu menganggap masa depan Rama adalah masa depanku juga.”

Lily mengangguk. “Iya, Git. Maaf …. Kita harus ke kantor sekarang. Kamu nggak boleh dipecat.”

Gita kembali menarik selembar tisu yang disodorkan Lily. Ia mengangguk. Cukup mengerti kenapa Lily tak mau berlama-lama mendengar ceritanya. Mereka tidak cukup dekat dan Lily juga sedang dikejar oleh atasan mereka. Sudah cukup baik temannya itu menemaninya menemui kenyataan paling pahit pagi itu.

Kalau ditanya, Gita sebenarnya tidak kuat. Bayangan sahabatnya hamil dengan tunangannya membuat jantung Gita berdenyut lebih keras dan menyakitkan. Di mana mereka melakukan itu? Kapan? Bukannya Rama di luar kota? Lalu, itu rumah siapa? Apa Rama sudah membeli sebuah rumah untuk hidup bersama Monic?

Tiba di parkiran B2 tempat ia biasa meletakkan kendaraan, Gita hanya sempat memakai sunscreen dan memoles lipstiknya sebelum buru-buru menuju lantai lima.

“Git, dari mana aja? Dicariin Pak Braja.” Sekretaris direktur langsung berteriak sebegitu Gita muncul di pintu.

“Aku langsung masuk ke ruangannya aja. Mau minta maaf sebelum presentasi. Aku ngga mau dipermalukan di depan anak-anak.” Gita meletakkan tasnya dan bergegas masuk ruangan direktur. Saat mengetuk pintu, bibirnya tidak berhenti mengucapkan doa-doa. Seperti mau bertemu setan saja, pikirnya.

“Masuk!” teriak seorang pria dari dalam.

Gita masuk dan berdiri tegak dengan dua tangan bertaut di depan meja bertuliskan, ‘BRAJA MUSTI – Sales Director’

“Maaf saya terlambat, Pak. Saya….”

BRAAKK

“Ini yang kamu sebut laporan penjualan terbaik? Ini yang bakal kamu presentasikan di ruang rapat nanti? Ini sampah!”

Gita sempat berkedip sekali. Kertas-kertas berhamburan di depan wajahnya. Kilasan itu sangat cepat. Gita menunduk menatap lembaran laporan penjualan yang dibuat oleh Monic, sahabatnya.

To be continued

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

suka Aku dengan karakter Lily...

2025-04-15

1

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

🙈🙈🙈🙈

2024-11-23

1

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

Langitⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈N⃟ʲᵃᵃ࿐

nyesek nya jd Gita

2024-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 001. Hari Apes Lainnya
2 002. Kesialan Beruntun
3 003. Bukan Luka Biasa
4 004. Alasan Dikhianati
5 005. Tidak Sekedar Patah Hati
6 006. Rasanya Pupus Semua
7 007. Raga Lain
8 008. Menyelami Kisah Lain
9 Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10 009. Kenyataan Mengejutkan
11 010. Sang Penjamin
12 011. Kisah Seorang Wanita
13 012. Review Dari Harris
14 013. Rumah di Gang Sempit
15 014. Pertarungan Sengit
16 015. Status Harris
17 016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18 017. Laporan Berkala
19 018. Siapa Pak Harris?
20 019. Menjadi Seorang Mar
21 020. Gebrakan Mar
22 021. Bukan Sengaja
23 022. Mar Bersikap
24 023. Pencarian Harris
25 024. Pencarian Dimulai
26 025. Hasil Pencarian Harris
27 026. Percakapan Harris
28 27. Siang Di Rumah Harris
29 28. Sabotase Dari Mar
30 029. Pertanyaan Jebakan
31 030. Lovebird
32 031. Bertemu Bu Gendis
33 032. Sebuah Tempat Aman
34 033. Bertubi-tubi
35 034. Segala Kepanikan
36 035. Sebelum Kejadian Besar
37 036. Perspektif Banyak Orang (1)
38 037. Perspektif Banyak Orang (2)
39 038. Tepat Seminggu
40 039. Gita Membuka Mata
41 040. New Person
42 041. Sambutan Chika
43 042. Sesuatu Yang Mengganjal
44 043. Mengumpulkan Kesaksian
45 044. Menyesuaikan Diri
46 045. Di Tepi Kolam Renang
47 046. Hati Ke Hati
48 047. Harris Sebenarnya
49 048. Perkenalan Dua Pria
50 049. Bertemunya Dua Sohib
51 050. Motivasi Fisioterapi
52 051. Ucapan Terima Kasih
53 052. Babysitter Baru?
54 053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55 054. Obrolan Kasih Sayang
56 055. Kuncir Model Baru
57 056. Pertemuan Babak Pertama
58 057. Pertanyaan Chika
59 058. Hari Pertama Kerja
60 059. Kesan Hari Pertama
61 060. Kekesalan Beralasan
62 061. Aku Sebagai Apa?
63 062. Efek Debat Tengah Malam
64 063. Apa Kabar Hubungan Kita
65 064. After Drama
66 065. Sebelum Makan Malam
67 066. Izin Ibu
68 067. Pria di Depan Pintu
69 068. Sehangat Hidangan
70 069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
71 070. Kita Berdua Sama Saja
72 071. Bukan Sebatas Amarah
73 072. Bye-bye Darling
74 073. Apa Arti Diriku?
75 074. Menyadari Kesalahan Terbesar
76 075. Tidak Semudah Itu
77 076. Gita & Mar (1)
78 077. Gita & Mar (2)
79 078. Sebenarnya Sayang
80 079. Percakapan Sepanjang Hari
81 080. Yang Sebenarnya
82 081. Sisi Lain Cerita
83 082. Belum Bisa Kembali
84 083. Kunjungan Mendebarkan
85 084. Argumentasi Kenyataan
86 085. Beberapa Kenyataan
87 086. Sebelum Interogasi
88 087. Bukan Lawan Sepadan
89 088. Arti Sebuah Keputusan
90 089. Mungkin Negosiasi
91 090. Percakapan Alot
92 091. Penuh Rindu
93 092. Tangisan Penuh Kerinduan
94 093. Bersama Lebih Lama
95 094. Obrolan Absurd
96 095. Mengurai Lelah
97 096. Mungkin Terselamatkan
98 097. Perdebatan dan Pengakuan
99 098. Mengalah Bukan Kalah
100 099. Rumah Bekas Mertua
101 100. Percakapan Melempem
102 101. Quality Time
103 102. Obrolan Tengah Malam
104 103. Me Time Tak Sengaja
105 104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
106 105. Renungan Malam
107 106. Banyak Pikiran
108 107. Penyerta yang Penting
109 108. Mencari Kecocokan
110 109. Menelan Kenyataan
111 110. Mencari Jawaban Hati
112 111. Hari Hilir Mudik
113 112. Melepaskan Ingatan
114 113. Bukan Tanpa Persiapan
115 114. Malam Bercerita
116 115. Bukan Rasa yang Bisa Diabaikan
117 116. Kebutuhan Hati
118 117. Jaminan Rasa
119 118. Keluarga yang Dijanjikan
120 119. Sebelum Berangkat Tadi
121 120. Kembali ke Dapur Mungil
122 121. Bukan Lamaran Sederhana
123 122. Sindrom Pra-Nikah
124 123. Pengingat Masa Lalu
125 124. Actually, Miss You
Episodes

Updated 125 Episodes

1
001. Hari Apes Lainnya
2
002. Kesialan Beruntun
3
003. Bukan Luka Biasa
4
004. Alasan Dikhianati
5
005. Tidak Sekedar Patah Hati
6
006. Rasanya Pupus Semua
7
007. Raga Lain
8
008. Menyelami Kisah Lain
9
Genre Romance Fantasy - Swap Soul (Bertukar Jiwa)
10
009. Kenyataan Mengejutkan
11
010. Sang Penjamin
12
011. Kisah Seorang Wanita
13
012. Review Dari Harris
14
013. Rumah di Gang Sempit
15
014. Pertarungan Sengit
16
015. Status Harris
17
016. Pak Harris Yang R-nya Dua
18
017. Laporan Berkala
19
018. Siapa Pak Harris?
20
019. Menjadi Seorang Mar
21
020. Gebrakan Mar
22
021. Bukan Sengaja
23
022. Mar Bersikap
24
023. Pencarian Harris
25
024. Pencarian Dimulai
26
025. Hasil Pencarian Harris
27
026. Percakapan Harris
28
27. Siang Di Rumah Harris
29
28. Sabotase Dari Mar
30
029. Pertanyaan Jebakan
31
030. Lovebird
32
031. Bertemu Bu Gendis
33
032. Sebuah Tempat Aman
34
033. Bertubi-tubi
35
034. Segala Kepanikan
36
035. Sebelum Kejadian Besar
37
036. Perspektif Banyak Orang (1)
38
037. Perspektif Banyak Orang (2)
39
038. Tepat Seminggu
40
039. Gita Membuka Mata
41
040. New Person
42
041. Sambutan Chika
43
042. Sesuatu Yang Mengganjal
44
043. Mengumpulkan Kesaksian
45
044. Menyesuaikan Diri
46
045. Di Tepi Kolam Renang
47
046. Hati Ke Hati
48
047. Harris Sebenarnya
49
048. Perkenalan Dua Pria
50
049. Bertemunya Dua Sohib
51
050. Motivasi Fisioterapi
52
051. Ucapan Terima Kasih
53
052. Babysitter Baru?
54
053. Antara Cemburu dan Rindu Ibu
55
054. Obrolan Kasih Sayang
56
055. Kuncir Model Baru
57
056. Pertemuan Babak Pertama
58
057. Pertanyaan Chika
59
058. Hari Pertama Kerja
60
059. Kesan Hari Pertama
61
060. Kekesalan Beralasan
62
061. Aku Sebagai Apa?
63
062. Efek Debat Tengah Malam
64
063. Apa Kabar Hubungan Kita
65
064. After Drama
66
065. Sebelum Makan Malam
67
066. Izin Ibu
68
067. Pria di Depan Pintu
69
068. Sehangat Hidangan
70
069. Percakapan Yang Benar-benar Serius
71
070. Kita Berdua Sama Saja
72
071. Bukan Sebatas Amarah
73
072. Bye-bye Darling
74
073. Apa Arti Diriku?
75
074. Menyadari Kesalahan Terbesar
76
075. Tidak Semudah Itu
77
076. Gita & Mar (1)
78
077. Gita & Mar (2)
79
078. Sebenarnya Sayang
80
079. Percakapan Sepanjang Hari
81
080. Yang Sebenarnya
82
081. Sisi Lain Cerita
83
082. Belum Bisa Kembali
84
083. Kunjungan Mendebarkan
85
084. Argumentasi Kenyataan
86
085. Beberapa Kenyataan
87
086. Sebelum Interogasi
88
087. Bukan Lawan Sepadan
89
088. Arti Sebuah Keputusan
90
089. Mungkin Negosiasi
91
090. Percakapan Alot
92
091. Penuh Rindu
93
092. Tangisan Penuh Kerinduan
94
093. Bersama Lebih Lama
95
094. Obrolan Absurd
96
095. Mengurai Lelah
97
096. Mungkin Terselamatkan
98
097. Perdebatan dan Pengakuan
99
098. Mengalah Bukan Kalah
100
099. Rumah Bekas Mertua
101
100. Percakapan Melempem
102
101. Quality Time
103
102. Obrolan Tengah Malam
104
103. Me Time Tak Sengaja
105
104. Obrolan Hangat Menjelang Tidur
106
105. Renungan Malam
107
106. Banyak Pikiran
108
107. Penyerta yang Penting
109
108. Mencari Kecocokan
110
109. Menelan Kenyataan
111
110. Mencari Jawaban Hati
112
111. Hari Hilir Mudik
113
112. Melepaskan Ingatan
114
113. Bukan Tanpa Persiapan
115
114. Malam Bercerita
116
115. Bukan Rasa yang Bisa Diabaikan
117
116. Kebutuhan Hati
118
117. Jaminan Rasa
119
118. Keluarga yang Dijanjikan
120
119. Sebelum Berangkat Tadi
121
120. Kembali ke Dapur Mungil
122
121. Bukan Lamaran Sederhana
123
122. Sindrom Pra-Nikah
124
123. Pengingat Masa Lalu
125
124. Actually, Miss You

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!