Prasangka buruk tentu saja ada. Tapi, dalam menjalin hubungan, tidak boleh langsung menyimpulkan dari satu pihak saja. Mungkin apa yang dikatakan oleh mertuanya bisa jadi benar. Namun, Puella juga butuh penjelasan dari suaminya. Jadi, saat suaminya pulang, ia tanyakan secara terang-terangan supaya tidak membuat overthinking.
“Ors?” panggil Puella pada pria yang baru saja membaringkan tubuh di satu ranjang dengannya.
“Hm?” Orsino memiringkan tubuh hingga bertatapan langsung dengan mata lelah sang istri. “Kenapa?” Suara tanyanya sangat lembut. Tangannya merapikan rambut Puella yang menutupi sebagian wajah.
“Apa kau sedang dekat dengan seorang wanita?” tanya Puella. Dia tidak menyebutkan nama terlebih dahulu.
“Tidak.” Orsino pun menjawabnya tanpa berpikir. Juga mimik wajah yang ditunjukkan tidak memberikan kesan mencurigakan. “Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?” Ia geser tubuh hingga mendekati wanitanya, lalu memeluk Puella dan membenamkan kepala sang istri ke dadanya.
“Tadi mommymu datang ke sini bersama seorang wanita bernama Suzan.”
“Apa mereka berbuat sesuatu denganmu?”
Puella menggeleng. “Kedatangan mereka hanya ingin memberi tahu padaku.”
“Tentang?”
“Katanya kau sedang dekat dengan Suzan.” Puella sedikit mendongak untuk melihat reaksi wajah sang pria.
Orsino sembari mengusap rambut lebat dan panjang Puella. “Apa kau percaya dengan yang dikatakan oleh mereka?” Bukannya menjawab, justru membalikkan pertanyaan.
Mengedikkan bahu, Puella tak yakin karena ada diantara rasa percaya maupun tidak. “Entah, maka dari itu ku tanyakan padamu.”
Orsino mendekap Puella semakin erat, mengecup kening dan puncak kepala. “Mommyku memang berusaha mendekatkanku pada Suzan. Tapi, percayalah bahwa hatiku hanya untukmu, Pu. Tak mungkin ku geser tahta wanita berhati malaikat sepertimu, hanya untuk diduduki oleh seseorang yang kebaikannya jauh dibawahmu.”
“Lega rasanya setelah mendengar penjelasanmu.” Puella kini baru membalas melingkarkan tangan di tubuh suaminya. “Rasanya sudah lama kita tak berpelukan begini, ya? Sejak menikah, sepertinya baru sekarang terasa lebih hangat.”
“Maafkan aku karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan. Jadi, kurang memperhatikanmu.” Orsino terdengar tulus sekali.
“It’s ok, aku juga harus mengerti posisimu.”
“Thanks karena kau sangat pengertian dan tidak banyak menuntut. Ayo kita tidur,” ajak Orsino.
Sebelum benar-benar terlelap, Orsino lupa meminta satu hal dengan istrinya. “Pu?” Memanggil seraya membelai lembut pipi Puella.
“Ya?”
“Boleh aku minta sesuatu denganmu?”
“Tentu, katakan.”
“Apa pun yang terjadi kedepannya, tolong bertahan denganku, ya? Percaya padaku, yakinlah bahwa semua yang ku lakukan demi kebaikan kita, ok?”
Permintaan itu terdengar menyeramkan di telinga Puella. “Memangnya kenapa? Ada sesuatu yang terjadi, kah?”
Orsino menggeleng, dalam nuansa gelap kamar tak bisa memperlihatkan mimik wajah. “Aku hanya takut kau bosan denganku karena jarang ku perhatikan akhir-akhir ini.”
Puella tergerak ingin membelai pipi suaminya dan ia lakukan itu. “Justru seharusnya aku yang takut karena ketidaksempurnaanku ini bisa membuatmu malu pada akhirnya, atau lebih buruknya lagi kau meninggalkanku demi wanita lain.”
“Tidak akan, Pu. Aku mencintaimu karena hati dan sifatmu sangat cantik, bukan melihat segi fisik.”
Andai obrolan malam itu benar adanya. Andai apa yang dikatakan Orsino pada Puella adalah sebuah fakta dan ungkapan dari hati yang tulus. Andai cinta sejati untuk manusia tak sempurna seperti dirinya memang nyata. Sepertinya, sekarang ia tak mungkin diam mematung dikala menyaksikan sesuatu dengan mata kepala sendiri, hingga mata rasanya begitu panas dan cepat memproduksi cairan bening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
himmy pratama
punya Wil pu suamimu
2024-04-26
0
Asri Fatmawati
Jd kenapa kamu ngak mau nyentuh pu, ors..
2023-09-14
0
kaka_ina
semoga orsino beneran jujur.... tkt bgt pu kenapa².....
2023-07-27
1