Part 18

Hari itu Puella ada kegiatan amal bersama dua sepupunya yaitu Amabella dan Adorabella. Mereka pergi ke rumah sakit khusus kanker untuk menyumbangkan dana membantu pengobatan orang-orang yang membutuhkan, dan memberikan support supaya tidak pernah menyerah menjalani hidup yang banyak cobaan berat.

Tak habis di satu tempat saja, ketiga wanita itu juga berpindah ke panti jompo untuk memberikan bantuan dana juga. Serta membantu merawat walau sebentar, mengajak para manula untuk merasakan udara segar walau sekadar disekitar. Mereka memberikan kesan pada para orang tua itu supaya merasakan bagaimana dirawat oleh anak.

Memang mulia sekali Puella. Itu adalah kegiatan yang ia ajukan pada keluarga supaya tiap bulan rutin membuat acara sosial. Kebetulan yang bisa menemani hanya si kembar duo Bella.

Sebenarnya masih ada tempat lagi yang harus dikunjungi, yaitu komunitas difabel. Puella sering menggelontorkan dana untuk membantu mereka yang berkebutuhan khusus seperti dirinya. Misal ada yang butuh kaki palsu atau kursi roda, bisa terbantu dari itu. Sayangnya waktu sudah malam, mungkin dilanjutkan besok atau ia transfer saja.

Fisiknya tak sempurna, tapi hatinya sangatlah mulia.

Selepas semua kesibukan tersebut, mereka singgah sebentar untuk makan malam di restoran. Hidangan banyak tersaji di meja berbentuk bulat. Lokasinya tak jauh dari sebuah hotel yang bangunannya khas dan kental oleh gaya Eropa.

Disaat Puella sibuk menghabiskan makan, tiba-tiba sepupunya menyeletuk.

“Bukankah itu suamimu, Pu?” ucap Adorabella, seraya dagu mengedik ke arah yang dimaksud. Bangunan seberang.

Dari posisi mereka yang notabene sedang duduk di bagian depan, tentu bisa mudah melihat apa saja yang terjadi di sekitar jalan. Mata Puella segera mengikuti arah pandang sang sepupu.

Deg!

Jantung Puella rasanya teremas dan bagai dipaksa untuk berhenti berdetak untuk sesaat. Benar, di sana, tepat depan hotel ada sebuah pemandangan yang membuat mata dan hatinya panas. Mau tidak percaya bahwa itu Orsino, tapi ia sudah menyaksikan dengan mata sendiri.

Suaminya tengah merangkul pinggul seorang wanita. Dan Puella mengenali siapa itu, Suzan.

Itukah yang dikatakan tidak dekat? Tidak ada hubungan apa pun? Dan hanya ada Puella seorang di hati Orsino? Nyatanya, semua kata-kata suaminya tak terbukti. Jelas sekali saat ini sedang bersama wanita yang dikenalkan oleh mertuanya.

Mau berpikir mereka tak ada hubungan apa pun. Tapi, mana bisa? Orsino dan Suzan nampak sangat dekat, bahkan dibawa masuk ke dalam mobil pula.

Apakah semalam mereka menginap berdua? Inikah alasannya kenapa tak pulang? Puella bergumam dalam hati.

“Wah ... sialan juga si Orsino itu!” geram Amabella. “Ayo kita buntuti mereka dan beri dia pelajaran supaya tak mempermainkan Pu,” ajaknya kemudian.

“Setuju! Haruskah ku tendang ***********?” Adorabella juga ikut menggebu-gebu kemarahannya. Dia sudah berdiri bersama sang kembaran.

Namun, berbeda dengan Puella yang terkesan pasrah. Menahan tangan dua sepupunya. “Tidak perlu, kita selesaikan saja makannya.”

“What?” pekik duo Bella bersamaan.

“Yang benar saja, Pu?” Adorabella tak terima.

“Harusnya kita labrak mereka,” sungut Amabella.

Sayangnya, dibanding mengulas wajah sedih, Puella lebih memilih tersenyum. “Nanti urusannya jadi runyam kalau menyelesaikan apa pun dengan emosi. Jadi, biarkan aku hadapi masalah ini sendiri, oke?” pintanya.

Menghembuskan napas mengalah, duo Bella pun kembali duduk dengan wajah yang kesal.

“Jangan terlalu baik, Pu. Belum tentu orang lain membalas kebaikanmu juga,” ucap Amabella.

“Kadang orang baik sering dimanfaatkan, jahatlah sedikit tak masalah,” imbuh Adorabella.

Puella tahu kalau sepupunya sedang kesal. Jadi, dia tidak akan tambah menyulut keadaan supaya tak memanas. Motto hidupnya adalah jika bisa menjadi baik, untuk apa berbuat jahat?

“Grandpa harus tahu tentang ini, pasti dia marah besar. Apa lagi menyangkut cucu kesayangannya,” celetuk Amabella. Ia sampai tidak napsu makan lagi.

“Setuju!” tutur Adorabella.

Mata Puella yang sempat memerah dan membendung air mata itu pun membola seketika. “Boleh aku minta jangan beri tahu siapapun?”

“Kenapa? Ini hal yang sangat serius, Pu. Mana mungkin sebagai keluarga diam saja? Apa lagi kami semua sayang padamu.”

Adorabella menatap sepupunya dengan penuh kecurigaan. “Jangan bilang kalau kau mau menutupi ini, ya?”

“Bukan. Tapi, aku tak ingin hal ini sampai terdengar oleh mommyku. Dia sedang sakit, dan pasti akan kepikiran. Aku tak mau jika masalah ini membuat kondisinya semakin buruk.” Puella menggenggam tangan dua sepupunya. “Ya? Please ... demi mommyku.”

Terpopuler

Comments

himmy pratama

himmy pratama

baik sekali kao pu..ors akan menyesal

2024-04-26

0

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳

aku masih nunggu jawaban dan alasan dibalik ini semua sampai Orsino berubah dingin ke Puella.

2023-10-09

0

Rifa Endro

Rifa Endro

astaga.... sebaik itu kamu Pue ???

2023-09-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!