Puella menatap bingung ke jalan yang dilewati mobil Orsino. Tadi kekasihnya tiba-tiba mengajak keluar dan meminta ia membawa berkas-berkas penting seperti identitas diri. Dia yang berjiwa penurut dan tidak banyak tanya pun langsung menjalankan perintah itu. Lalu, Orsino tidak ada memberi tahu apa pun lagi tujuannya ke mana.
“Kita mau jalan-jalan?” tanya Puella. Namun, untuk apa main membawa berkas? Seperti tidak masuk akal. Ia hanya asal tebak saja.
“Bukan, tapi mendaftarkan pernikahan,” jawab Orsino. Kendaraannya berhenti di depan sebuah gedung instansi milik pemerintah.
“Mommymu memang sudah setuju jika kita menikah?” Puella mengerutkan kening. Terakhir kali Melly tidak mau menemuinya.
“Pikir belakang, yang penting kita wujudkan dulu keinginan mommymu.” Orsino melepaskan sabuk pengaman, lalu mengambil sebuah tas di belakang yang berisi berkas-berkas mereka berdua.
“Ors, aku takut mommymu marah jika kita diam-diam menikah. Mau bagaimanapun, dia adalah orang yang sudah melahirkanmu. Jadi, mendapatkan persetujuannya juga penting, menurutku,” Jelas Puella. Ia lepaskan sendiri sabuk pengamannya.
Orsino menggenggam kedua tangan sang kekasih. “Pu, kita tak tahu mommymu bisa bertahan sampai kapan. Jadi, wujudkan saja keinginannya. Toh permintaan itu sangat sederhana,” mohonnya. Perlahan jemari naik ke wajah dan mengusap pipi berisi.
Berat rasanya jika menjalin hubungan pernikahan tanpa restu. Tapi, apa yang dikatakan Orsino ada benarnya juga. “Nanti, seiring berjalannya waktu, aku akan berusaha untuk meyakinkan mommymu dan membuat dia mau menerima aku sebagai menantunya.”
“Ini dia kekasihku, Puella si wanita tidak pernah mudah menyerah.” Orsino mendaratkan kecupan di kening.
Keduanya pun masuk ke dalam, mengantri, dan mendaftarkan pernikahan. Mencari jadwal yang kosong. Karena tidak akan melakukan pesta disaat kondisi orang tua Puella sedang sakit, jadilah memutuskan yang penting sah saja. Mereka pun dapat di waktu lima hari setelah pendaftaran. Tidak masalah, hanya berharap itu tak terlalu lama saja dan Deavenny masih sempat melihat anak bersatu dengan orang yang dicintai.
...........
Urusan pendaftaran menikah sudah beres. Orsino menuju ke kediaman orang tuanya. Suasana tetap sama, sepi karena hanya dihuni oleh mommynya dan beberapa pelayan saja.
Rumah itu tidak terlalu besar. Orsino bukan seorang pria dari keluarga kaya. Dia hanyalah manusia biasa yang melanjutkan bisnis kecil orang tuanya yaitu ekspedisi, jasa antar barang yang baru berdiri sejak sepuluh tahun terakhir. Belum besar dan terkadang juga masih banyak masalah. Jika dibandingkan dengan perusahaan keluarga Dominique dan Giorgio, jauh sekali. Milik dua keluarga itu sudah sampai ada anak perusahaan di mancanegara, sementara ia masih lokal sekitar Finlandia saja.
Orsino segera mencari keberadaan sang Mommy, tentu ada di dalam kamar. Sesuai dugaan, orang tuanya sedang menatap bingkai foto berisi mendiang daddynya.
“Rindu dengan Daddy?” Orsino mengambil duduk di samping Melly.
Wanita paruh baya itu mengangguk. “Ya, masih terasa aneh satu tahun tanpanya.”
“Begitu juga dengan aku, aneh jika tidak hidup bersama Puella.”
Melly berdecak dan melirik sebal. Tiap mendengar nama si cacat, ia tidak suka dan rasanya ingin marah. “Kenapa kau datang ke sini? Mau membujuk agar aku berubah pikiran?” sinisnya.
Melly berdiri, bergerak menjauhi sang anak. Ia meletakkan bingkai foto di atas meja.
“Bukan.” Orsino hanya menatap punggung yang sebenarnya sudah rapuh oleh usia.
“Oh ... baguslah, akhirnya kau sadar juga kalau Puella bukan pendamping yang cocok untukmu.” Ada senyum lega dan senang di wajah Melly. Memutar tubuh seratus delapan puluh derajat, hingga bisa menatap Orsino dengan jelas. “Nanti ku carikan wanita yang jauh lebih baik daripada dia. Yang pasti sesuai standarku.”
Ada senyum di wajah Orsino. Ia lalu menggeleng pelan. “Tidak perlu repot-repot.” Berdiri, menghampiri sang Mommy. Kedua telapak menepuk ringan di bahu orang tuanya. “Karena maksud kedatanganku ke sini adalah memberi tahu jika empat hari lagi aku dan Puella akan menikah. Dengan atau tanpa persetujuanmu.”
Melly seketika melotot tidak terima. “Jangan gila kau! Susah payah aku melahirkanmu ke dunia, sudah besar jadi pembangkang?!”
Orsino cukup tersenyum dan mengusap lembut pipi keriput sang Mommy. “Jangan marah-marah terus, nanti kau cepat tua. Jaga kesehatan, aku pulang dulu.” Dia tidak mau bertengkar. Maka menuju pintu saja. Setidaknya sudah memberi tahu tentang pernikahannya.
“Apa yang kau lihat dari si cacat itu, ha?! Sampai berani menentangku!” Melly meninggikan suara akibat rasa tidak terima.
“Pikirkan baik-baik, Mom. Dia itu kaya, dari keluarga berada. Dominique dan Giorgio bisa membuat bisnis keluarga kita lebih jaya. Jadi, jangan terlalu ketus dan kolot.” Orsino menyempatkan berbalik sejenak meski sudah sampai di pintu. “Jika kau tidak bisa menerima orangnya sekarang, setidaknya pikirkan keuntungan yang bisa didapatkan.”
“Jadi, kau menikahinya karena melihat ada keuntungan dan mau memanfaatkan?” Melly menyimpulkan dari apa yang ia dengar.
Sayangnya, Orsino tidak membenarkan atau menyalahkan. Pria itu hanya tersenyum, lalu pergi begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
himmy pratama
aduh kq GT ya orsino GK bener2 cinta ma puella. kasian pu..gila harta jg orsino..jgn biarkan mereka menikah Thor
2024-04-26
0
Rahmawati
duh orsino ini beneran cinta ato karna harta ya
2023-11-20
1
anonim
weleh Orsino ternyata ngincer kekayaan keluarga Puella ya....waduuuhhh cinta bermaksud...
🤔🤔🤔
2023-07-30
1