"Selamat siang semua penonton yang hadir di Pasundan Ground."
"Saya akan menjadi komentator pertandingan hari ini, menemani kalian menikmati pertandingan yang berlangsung di lapangan hijau."
"Pertandingan hari ini merupakan pertandingan pertama keduanya."
"SMA Pasundan akan menjamu tamunya yaitu SMA Jaya Sakti Bandoeng."
"Sebelum di mulainya pertandingan, saya telah menerima susunan line up dari kedua tim."
"Jadi dengarkan baik baik!"
Suara komentator yang menggelegar dan bergema di Pasundan Ground ini membuat suasana Pasundan Ground menjadi semakin heboh.
Apalagi bagi para siswa SMA Pasundan, mereka sudah sangat bersemangat menantikan laga pertama tim sepak bola sekolah mereka.
Komentator pertandingan hari ini merupakan komentator resmi yang bertugas dari Asosiasi dan tentunya akan di temani oleh siswa dari sekolah juga untuk melatih kemampuan mereka.
Dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak di bidang sepak bola, tentu komentator seperti ini juga menjadi minat banyak orang.
Apalagi bagi kebanyakan orang yang suka banyak berbicara dan pintar berbicara.
"Tolong temanku, sebutkan line up untuk kedua tim." Ujar Jarot yang merupakan komentator resmi dari Asosiasi.
Asosiasi tentunya bekerja sama dengan salah satu perusahaan media dan berita sehingga komentator juga memanggil yang resmi.
"Terima kasih kepada senior, saya akan memberitahu semua penonton di Pasundan Ground mengenai line up kedua tim." Ujar Fadli yang menjadi komentator perwakilan siswa.
"Mari kita mulai dengan line up tuan rumah terlebih dulu."
"Penjaga gawang : Fahri."
"Bertahan : Radit, Noel, Luffy, Valen."
"Gelandang : Ian, Elvin, Valeron."
"Penyerang : Reval, Adrian, Deva."
Melihat susunan line up dari sekolahnya sendiri, Fadli sedikit tidak wajar.
Dia jelas tentang kekuatan dan kemampuan Jean, tapi kenapa tidak masuk starting line up.
Para penonton yang terdiri dari siswa juga merasa heran.
Apalagi Jean di 2 pertandingan uji coba benar benar sudah menaklukan semua siswa dengan kemampuan dan gol golnya.
Tapi Fadli juga harus bersikap profesional dan tidak terlalu memikirkannya, dia tahu bahwa pelatih mungkin memiliki rencana.
Fadli kemudian mengumumkan line up dari SMA Jaya Sakti Bandoeng setelah mengumumkan line up dari SMA Pasundan.
"Senior Jarot, kedua starting line up sudah di umumkan, bagaimana pendapatmu tentang susunan kedua tim ini?"
Jarot selaku komentator resmi dan senior tentu tersenyum melihat perkembangan Fadli yang sekarang semakin mahir di banding tahun kemarin yang masih canggung.
Jarot kemudian mengemukakan pendapatnya mengenai kedua susunan line up sambil menunggu para pemain memasuki lapangan.
Sesekali keduanya juga saling memandang dan tersenyum karena teriakan para penonton semakin meriah.
Pasundan Ground yang merupakan menjadi tempat kandang bagi SMA Pasundan sudah di penuhi oleh para penonton.
Hampir semua siswa dari SMA Pasundan hadir untuk menonton pertandingan pertama sekolah mereka.
Para guru juga hadir beberapa untuk menonton pertandingan ini.
Beberapa penonton dari siswa SMA Jaya Sakti Bandoeng juga hadir dan menonton di tribun sebrang bersama penonton umum seperti warga atau masyarakat sekitar yang ingin menonton pertandingan ini.
Pasundan Ground yang semakin heboh karena nyanyian dari para siswa SMA Pasundan ini menjadikan suasana di lapangan menjadi semakin sengit padahal pertandingan belum di mulai, bahkan para pemain belum memasuki lapangan.
Sementara itu, komentator dan penonton sibuk dengan urusannya, para pemain di ruang ganti sedang mendengarkan instruksi pelatih masing masing.
Di ruang ganti milik tim SMA Pasundan, suasana sangat hening.
Para pemain melihat ke papan taktik yang di berada di samping pelatih Maha Pudra.
Pelatih Maha Pudra menunjukan dan menjelaskan tentang taktik pertandingan hari ini.
Hanya ada suara pelatih Maha Pudra di ruang ganti saat ini.
"Paham semuanya?"
"Paham coach."
"Baiklah, pertandingan pertama hari ini, mainkan dengan baik dan raih hasil yang memuaskan."
"Aku percaya kalian tidak akan mengecewakan ku."
Para pemain mengangguk, Jean yang tidak masuk dalam daftar juga ikut mengangguk.
Dia tidak merasa keberatan dengan pengaturan pelatih jika dirinya masih tidak langsung masuk ke starting line up.
Elvin yang memakai nomor punggung 22 itu melihat temannya dan menepuk pundaknya.
"Sabar, babak kedua, aku akan berusaha memberikan yang terbaik untuk membantumu."
Jean tersenyum dan mengangguk lalu berkata :"Aku mengerti, berikan semua bola itu kepadaku di babak kedua."
Elvin dan Jean keduanya saling memandang dan tersenyum.
Pemahaman keduanya sudah sangat meningkat berkat pelatihan dua Minggu belakangan ini.
Apalagi Elvin benar benar sudah tahu kemana Jean akan berlari ketika sulit menembus pertahanan lawan dan bagaimana caranya agar Jean bisa mengontrol bola dengan mudah ketika menerima operannya.
Semuanya benar benar membutuhkan kemampuan Elvin untuk memahami Jean.
"Baiklah, ayo keluar dan menangkan pertandingan." Ucap Noel yang berteriak di ruang ganti membangunkan semangat para pemain.
Jean dan para pemain pengganti lainnya mengikuti dari belakang.
Para pemain berdiri di lorong pemain, Jean dan lainnya langsung keluar lapangan dan duduk di bench.
Para penonton melihat pemain dengan nomor punggung 21 hanya bisa berteriak :"Ayo Jean, kami menunggu di babak 2."
"Sabarlah, temanmu pasti akan bermain dengan baik."
Teriakan teriakan itu memberikan semangat pada Jean, Jean juga menengok ke tribun dan mengangguk lalu mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa dia merespon dan berterima kasih atas dukungan mereka.
"Teman teman semuanya, pertandingan akan segera di mulai. Para pemain sudah memasuki lapangan."
"Sekarang keluarkan semangat kalian untuk mendukung tim kalian masing masing dan bersiaplah menonton pertandingan yang sangat seru." Teriak komentator Fadli.
Jarot di samping Fadli menggelengkan kepalanya melihat Fadli sangat bersemangat seperti ini.
Segera para pemain dari kedua tim berbaris dan bersalaman.
Wasit langsung merundingkan dengan kedua kapten, siapa yang akan memulai kick off terlebih dulu setelah pelemparan koin.
Noel yang memenangkan taruhan di pelemparan koin langsung memilih bola dan akan melakukan kick off lebih dulu.
Pertandingan di mulai setelah peluit di bunyikan oleh wasit.
Komentator Fadli dan Jarot juga langsung meresmikan pertandingan telah di mulai.
Keduanya silih berganti untuk menjelaskan pertandingan.
Di lapangan, para pemain SMA Pasundan menguasai bola.
Dengan Elvin sebagai pusat dan komandan lini tengah, bola selalu mengalir padanya.
Dia terus bergerak dan kepalanya tak pernah berhenti untuk menoleh ke kiri dan kanan.
Pergerakan dan operan yang di lakukan oleh SMA Pasundan di wilayah nya sendiri ini di lakukan agar para pemain dari SMA Jaya Sakti Bandoeng mau terlebih dulu keluar dari wilayahnya.
Elvin menerima bola, dia mengirimkan bola kepada Reval di sisi kanan.
Reval melihat ke lawan yang menjaga sebelum dia mendekat dan mengontrol bola.
Setelah memastikan ada jarak antara dirinya dan lawan, dia langsung mendekat dan mengontrol bola dengan baik.
Tak menyangka pergerakan tiba tiba lawannya, Reval segers mengoper kembali bola.
Pemain SMA Jaya Sakti Bandoeng bermain dengan sangat bertahan dan memilih menunggu di wilayah mereka.
Mereka akan melakukan tekanan ketika pemain SMA Pasundan menerima bola di wilayah mereka seperti yang terjadi pada Reval barusan.
Pertandingan terus berjalan dengan bola yang terus bergulir dari kaki ke kaki di antara para pemain SMA Pasundan.
Para pemain SMA Jaya Sakti Bandoeng benar benar menyebalkan, mereka benar benar tak mau keluar dari wilayahnya.
Pelatih Maha Pudra di pinggir lapangan juga mengutuk kepada pelatih lawan sambil duduk dibench.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments