14 Agustus 2027,
Senin, diawali dengan upacara bendera di pagi hari.
Setelah usainya upacara, Jean tidak pernah berpikir lagi untuk kembali ke sekretariat seperti sebelumnya.
Dia tahu bahwa guru wali kelasnya tidak akan memberikan waktu istirahat 15 menit setelah selesainya upacara.
Dia juga pernah bercerita tentang hal ini di sekretariat namun dia hanya mendapatkan tawa dari para senior.
Para senior tahu betul tentang wali kelas Jean dan memberikan saran bahwa dirinya jangan gegabah dan terlambat ketika pelajarannya, jika tidak dia bisa mendapatkan hukuman.
Senin ini, merupakan hari yang di tunggu tunggu bagi Jean dan para pemain tim sepak bola SMA Pasundan.
Pembagian jadwal yang di atur oleh Federasi akan di kirimkan hari ini ke sekolah dan Pak Jamal tentu yang akan menerimanya.
Sebab dialah yang bertugas sebagai pembimbing dan penanggung jawab ekstrakulikuler sepak bola.
Para pemain yang menunggu kabar ini tentu ada juga kegelisahannya, mereka takut jadwal pertama mereka bermain tandang yang akan membuat tidak enak.
Jika musim ini di awali dengan buruk, itu tidak baik untuk mental mereka sendiri.
Di pusat ibu kota, sebuah bangunan tinggi dan megah.
Terdapat banyak ruangan di dalam bangunan ini dengan ruangan individu atau ruang rapat yang sangat besar.
Saat ini di ruang rapat yang ukurannya biasa saja terdapat beberapa orang yang sedang berkumpul.
Mereka merupakan para anggota federasi pusat.
"Sudah di buat semuanya?"
"Sudah pak."
"Kalau begitu, kirimkan surat surat ini."
"Baik pak!"
Segera bawahan tersebut kembali dan melaporkan perintah tersebut untuk mengirimkan surat.
Surat yang di maksud adalah surat yang bersifat online dan di kirim melalui email sehingga bisa dengan mudah dan langsung di terima secepat mungkin di setiap bagian.
Sore hari, para pemain dari tim sepak bola SMA Pasundan berada di ruang sekretariat.
Mereka tidak pulang setelah bel pulang sekolah, mereka memilih untuk berkumpul di ruang sekretariat dan menongkrong di sana sambil menunggu surat yang berisi jadwal pertandingan.
Pak Jamal di dalam ruangan menatap laptopnya yang sudah tersambung dengan jaringan wifi sekolah.
Dia merefresh terus menerus bagian kotak suratnya untuk melihat apakah surat sudah di kirim atau belum.
"Sudah!" Teriak Pak Jamal setelah menemukan surat terbaru.
Dia langsung mengkliknya.
Para pemain yang berada di luar juga langsung berlari ke dalam ruangan.
"Bagaimana pak?"
Pak Jamal tidak menjawab dan hanya fokus menggulir jadwal pertandingan.
Setelah beberapa saat dia menoleh dan berkata:"Kami beruntung, jadwal pertama kami bermain di rumah dan kami langsung bermain di pembukaan."
Meski di bilang pembukaan, tapi lebih tepatnya pertandingan ini akan di gelar bersamaan dengan tim lain yang bermain pada tanggal yang sama.
Karena semua pertandingan hanya memiliki jadwal antara Sabtu dan Minggu saja.
"Pertama lawan apa pak?" Tanya Noel dengan segera.
Inilah yang paling dia pentingkan.
"Pertama kita akan bertanding melawan SMA Jaya Sakti Bandoeng."
SMA Jaya Sakti Bandoeng merupakan sekolah yang sudah berdiri sejak lama.
Nama juga tidak merubah dan masih menetapkan nama dulu dari Bandung.
Tim sepak bola dari sekolah ini tahun kemarin finish di posisi tengah klasemen.
Mendengar jawaban Pak Jamal, para pemain apalagi Noel langsung mengusap dada nya.
Dia jelas lega mendengar laga pertama melawan tim ini dan apalagi bermain di kandang.
"Baiklah, kalian bisa pulang sekarang."
"Sudah sore, bapak juga akan mengirimkan jadwal ke Pelatih Pudra."
Para siswa mengangguk, Jean beserta yang lainnya langsung mengambil tas mereka yang tersimpan di loker dan langsung bergegas pulang.
Di perjalanan menuju gerbang sekolah para siswa ini masih mengobrolkan tentang lawan yang akan mereka hadapi ini yaitu SMA Jaya Sakti Bandoeng.
Keesokan harinya, 15 Agustus 2027.
Para siswa termasuk Jean menjalani hari dengan pelajaran.
Sepulang sekolah, Jean langsung bergegas pulang.
Dia harus menghemat energi karena hari ini akan ada latihan bersama tim.
Awalnya Jean berencana membawa perlengkapan latihan langsung di pagi hari seperti yang di lakukan para senior.
Tapi Jean ingat bahwa ibunya selalu masak di siang hari.
Para senior itu mereka tidak pulang ke rumah dan memilih untuk menongkrong di ruang sekretariat sampai pukul 3 sore sambil menunggu jam latihan.
Sore harinya, Jean berkumpul bersama para pemain di Pasundan Ground.
Para pemain yang tidak masuk skuad untuk mengarungi Liga sekolah tetap ikut berlatih.
Ini tentu akan di lihat oleh pelatih untuk melihat apakah tahun depan bisa di gunakan atau tidak.
"Pelatihan mulai sekarang hanya akan pemanasan, genjotan fisik sebentar dan langsung ke pemahaman strategi."
"Saya yakin untuk teknik dasar kalian sudah mahir dengan betul."
Tentu saja tidak semua, dan ucapan pelatih hanya merujuk pada beberapa orang saja.
Seperti Jean, meski dia merasa bahwa kontrol dan teknik dasarnya sudah kuat, dia selalu melakukan latihan di pagi hari atau sore hari jika tak ada jadwal latihan.
Segera para pemain melakukan pemanasan selama 10 - 15 menit.
Pelatih Evan Vano yang merupakan pelatih fisik sudah menerapkan beberapa pengaturan agar pelatihan fisik bisa langsung di mulai.
Berbeda dengan Fahri dan Adnan, keduanya sudah berdiri di bawah gawang untuk melakukan pelatihan bersama pelatih kiper yaitu Rusman Aditya.
Setelah pelatihan fisik yang langsung ke tingkat intensitas menengah, para pemain langsung kelelahan.
Pelatih Evan melihat ini juga langsung melapor pada pelatih Maha Pudra bahwa kondisi pemain kurang meyakinkan untuk menjalankan taktiknya nanti.
Taktik dan strategi pelatih Pudra memiliki satu syarat yaitu fisik pemain harus benar benar mumpuni.
Pertama penggunaan fisik akan di gunakan ketika bertahan dari serangan lawan.
Pelatih ingin menggunakan serangan balik yang mematikan menggunakan winger nya apalagi mengingat kualitas umpan dari Elvin yang sangat luar biasa.
Ini akan membantu dalam jalannya serangan balik nanti.
Kedua penggunaan fisik ini akan di gunakan untuk melakukan pressing agresif di wilayah lawan.
Memungkinkan para pemain untuk terus bergerak di lapangan.
Ketika menguasai bola juga sama para pemain harus terus bergerak di dalam lapangan mencari ruang dan memanfaatkan setiap peluang yang ada.
"Tak apa, untuk saat ini sudah cukup. Kedepannya mereka akan terbiasa."
"Untung saja lawan pertama tidak terlalu tangguh kan?"
Pelatih Maha Pudra hanya tersenyum dan tak menjawab.
Dia tidak mau meremehkan setiap musuh.
Segera setelah selesai pelatihan fisik, para pemain di anjurkan memainkan latihan tanding dengan penggunaan taktik dan strategi dari pelatih Maha Pudra.
Tim A yang berompi merah memainkan tekanan agresif yang menekan, sedangkan tim B harus menjalankan serangan balik.
Dengan tim A yang terus melakukan pressing agresif, tim B kehilangan bola.
Penguasaan juga di lakukan oleh tim A, dan saat inilah di uji juga bagaimana pertahanan tim B dan bagaimana apakah mereka bisa melakukan serangan balik dengan cepat atau tidak.
Ini benar benar kombinasi yang sempurna jika kedua skema ini bisa langsung di terapkan dalam 1 tim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments