6.

Berhari hari aktivitas sekolah yang sangat membosankan di lalui oleh para siswa sekolah Pasundan.

Aktivitas belajar mengajar sudah berjalan seperti biasanya.

Para murid juga harus menerima semua ini dengan lapang dada dan sabar menjalani hari hari membosankan seperti ini.

Mengerjakan tugas dan memahami pembelajaran untuk kelas baru.

Inilah yang di lalui oleh para siswa di hari hari awal ini.

Belum adanya tugas kerja kelompok, tampil presentasi dan yang lainnya yang membuat waktu semakin sedikit untuk bermain.

Hal ini tentu berlaku untuk Jean yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMA.

Dia menjalani semua ini sama halnya dengan siswa lainnya.

Tapi ada 1 hal yang selalu membuat Jean sangat bersemangat baru baru ini.

Di obrolan grup ekstrakulikuler sepak bola, kapten tim Noel sudah memberitahu bahwa pelatih akan mengadakan pertemuan pertama.

Ini jelas merupakan kabar baik bagi semua siswa, tentunya bagi para siswa baru yang tak sabar.

Bukan hanya akan memulai latihan saja, tapi pembentukan tim juga tentunya akan segera di buat.

Melalui seleksi ketat oleh pelatih sendiri.

Hari ini, Jean berangkat sekolah seperti biasanya.

Bangun pagi, mandi, sarapan dan pergi menuju halte bus.

Sampai di gerbang, Jean menyapa satpam yang selalu bersikap profesional dan tegas.

Menjawab sapaan dari siswa lain yang mengenalinya entah itu kakak kelas atau satu angkatannya.

Saat ini, meski Jean baru duduk di kelas 1, popularitas nya benar benar meledak.

Keberuntungan Jean adalah belum ada siswi yang tertarik padanya.

Mengawali pagi hari dengan belajar di kelas, istirahat pergi ke kantin untuk membeli beberapa jajanan dan langsung menuju ruang sekretariat untuk menongkrong bersama siswa dari ekstrakulikuler sepak bola lainnya.

Tentu saja bahasannya tak luput dari sekolah sekolah lawan yang akan di hadapi di liga nanti.

Jean juga baru mengetahui bahwa jadwal di tingkat SMA benar benar sangat sedikit.

Dengan jumlah 18 sekolah tingkat SMA.

Bermain 34 kali selama 1 tahun dengan cara kandang tandang.

Di ruang sekretariat, sebelum waktu istirahat habis, Noel mengingatkan bahwa pertemuan pertama dengan pelatih akan di adakan sore hari nanti di lapangan bola dekat sekolah.

Para siswa baru juga paham dan langsung kembali ke kelas masing masing untuk melanjutkan pelajaran lainnya.

Waktu yang sangat membosankan tapi harus di lalui ini menjadi momen yang sangat lama bagi para siswa.

Ketika bel berdering, itu membangunkan seluruh sekolah.

Terdengar sorak sorai dari seluruh kelas.

Para guru di setiap kelas juga hanya menggelengkan kepalanya melihat aksi para murid yang sangat bahagia ketika mendengar bel pulang.

Jean mengemasi buku bukunya ke dalam tas.

Saat akan bangkit dan beranjak pulang, suara yang lembut datang.

"Jean, tunggu sebentar."

Mendengar ini pun Jean melihat ke arah suara.

Dia melihat seorang siswi cantik sedang berjalan ke arahnya.

Ini merupakan teman sekelasnya dan langsung mendapatkan julukan sebagai bunga kelas.

Tentu itu adalah perbuatan para siswa laki laki yang tak karuan ketika melihat kecantikan seperti ini.

"Ada apa na?"

Davina juga akhirnya sampai di depan Jean dan memasang senyum menawan yang membuat siswa lain di kelas sangat iri dengan Jean.

Jelas bahwa akhir akhir ini, Davina selalu ingin bertingkah di depan Jean, tapi Jean mengabaikannya dan selalu bulak balik kelas dan sekretariat sehingga tak memberi waktu lebih bagi Davina.

"Kamu ada waktu pulang sekolah?"

Jean menggelengkan kepalanya dan berkata:"Ada jadwal pertemuan pertama di ekstrakulikuler sepak bola sore ini."

Mendengar ini, Davina juga cemberut.

Jean jelas tak memperhatikan dengan jelas ekspresi yang di buat oleh Davina.

Berbeda dengan siswa siswa yang masih di kelas.

Karena kejadian ini, para siswa juga menunda kepulangan mereka.

Mereka ingin melihat apa yang akan di lakukan Davina.

"Oke, kalau begitu aku akan datang nanti sore ke lapangan milik sekolah kan?"

Jean hanya mengangguk dan menatapnya bermaksud menanyakan apakah ada yang lain atau tidak.

"Baiklah, sampai jumpa nanti." Ujarnya kemudian berbalik menuju bangkunya dan mengambil tas.

Jean juga melihatnya dan tak memasang ekspresi apapun.

Meski sudah tahu apa tujuan Davina, Jean masih ingin menjaga dirinya karena saat ini dia harus fokus untuk ke liga sekolah dan pelajaran.

Mencapai cita citanya.

Dengan jalan terbuka lebar seperti ini, siapa yang mau menyia nyiakan hal ini.

Jelas tak ada.

Jean langsung keluar dari kelasnya dan bergegas pulang.

Meski masih ada waktu sebelum sore hari, Jean tak mau melakukan aktivitas lain dan memilih untuk langsung pulang.

Beristirahat sebentar dan berangkat sebelum jam pertemuan di mulai.

Ini juga untuk menghemat energi nantinya.

Sampai di lapangan depan sekolah, Jean bertemu dengan Elvin.

"Heii Jeannn!!" Teriakan Elvin yang sangat keras dan tak tahu malu ini membuat Jean tersenyum masam.

'Si brengsek ini kebiasaan'

Jean melihat Elvin berlari ke arahnya.

"Pulang bareng kah kita?"

"Rumah mu dimana?" Tanya Jean aneh, jelas dia tahu bahwa rumahnya dan rumah Elvin itu tidak searah.

"Haha bercanda bercanda. Bagaimana perasaanmu bahwa yang kita nantikan akan segera datang?"

Tanya Elvin yang jelas menanyakan tentang pertemuan ini.

Elvin dan Jean sering berkomunikasi dan membahas tentang bagaimana nanti ketika bekerja sama dan lain sebagainya.

Ini merupakan inisiatif Elvin yang bertanya lebih dulu.

Mungkin Elvin ingin lebih tahu karakter Jean di lapangan dan bola kesukaannya seperti apa.

Ini untuk membangun chemistry juga.

"Sangat tak sabar. Jadi awas, aku mau pulang." Ujar Jean sambil melangkah namun segera di halangi oleh Elvin yang sempat tertegun karena kalimat Jean.

"Tunggu dulu, aku mau bertanya saat ini. Aku lupa menanyakan hal ini tadi saat di sekretariat."

"Tanya apa?"

"Datang ke pertemuan pertama pake baju bebas kah?"

"Ya jelas, kan kita belum mendapatkan jersey latihan sekolah."

"Oke sudah. Aku mau pulang." Ucap Elvin dan langsung berbalik pergi yang membuat Jean tertegun.

Dia kebingungan dengan sikap Elvin yang selalu berubah ubah.

Meski ada rasa kesal dan malas tapi selalu menyenangkan mempunyai teman seperti ini.

Segera Jean juga bergegas untuk pulang.

Sampai di rumahnya, Jean menyapa ibunya yang sedang menonton televisi.

Sambil menaiki tangga menuju kamarnya, suara ibunya datang mengingatkan bahwa makan siang sudah ada di meja makan.

Jean hanya menjawab dengan 'em' saja.

Julia, ibunya Jean hanya mengangguk ketika mendengar Jean menjawab seperti itu, dia kembali fokus ke televisi.

Jean juga tidak memperhatikan ibunya lagi dan beranjak ke atas menuju kamarnya.

Berganti baju, Jean langsung turun untuk makan.

Karena masih ada waktu yang sangat cukup sebelum pertemuan sehingga makan pun tak apa jika nantinya ada latihan langsung bersama tim.

Terpopuler

Comments

Taaku

Taaku

sip

2023-07-08

0

qiqi

qiqi

up minimal 5 chap per hari donk thor🗿

2023-06-12

4

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus up

2023-06-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!