16.

"Beri tahu Ikram dan Noel untuk tukar posisi. Terlalu rentan di sisi kiri kita, keduanya kurang pengalaman."

Pelatih Maha Pudra yang duduk di bench memberikan instruksi pada Rahman Lamalanggi yang merupakan asisten pelatih.

Dia juga berlari dan langsung memberikan instruksi tersebut melalui Radit yang berada dekat dengannya.

Pelatih Maha Pudra memperhatikan jalannya pertandingan juga baru sadar setelah gol terjadi.

Seharusnya dari awal dia menempatkan Noel di bek tengah sebelah kiri bukan di sebelah kanan.

Dengan adanya Radit, pasti Ikram juga memiliki kepercayaan diri.

Pertandingan kembali di mulai dengan penyesuaian yang sudah di lakukan.

Lini pertahanan milik sekolah Pasundan menjadi :

Radit, Ikram, Noel, Hilal.

Dengan begini lini pertahanan akan saling memback up satu sama lain.

Meski Ikram dan Hilal kurang dari segi pengalaman, dengan kepercayaan diri dari Noel dan back up nya, tentu membuat Hilal sedikit nyaman.

Pertandingan di lapangan yang sudah di mulai kembali itu bola berada dalam penguasaan tim sekolah Pasundan.

Elvin kepalanya tak berhenti bergerak, dia menengok kiri dan kanan secara cepat.

Sebelum menerima bola dia sudah tahu tujuan kemana mengoper selanjutnya karena gerakan yang di lakukan olehnya adalah melihat situasi sekitar.

Pelatih tim Universitas Bumi Pasundan di pinggir lapangan tidak bisa menahan kagum dengan kemampuan dari Elvin di lini tengah.

Sembari memperhatikan Elvin, pelatih tim Universitas Bumi Pasundan juga sesekali melirik ke sisi kiri milik tim sekolah Pasundan.

Dia sangat memperhatikan kedua pemain baru dari tim sekolah Pasundan ini yaitu Elvin dan Jean.

Meski Elvin memang baik di lini tengah, tapi perbedaan dengan Jean masih ada.

Jean lebih unggul dari Elvin.

Segera, pada menit ke 29, bola di salurkan oleh Noel pada Elvin.

Dengan tarik ulur yang terjadi di pertandingan, bola juga terus bergerak di lapangan.

Elvin yang menerima bola hanya mengontrol sedikit operan Noel dan langsung memberikan operan.

Matanya melihat ke sisi kanan dimana Reval berada.

Para pemain tim Universitas Bumi Pasundan tentu melihat ini dan mereka juga tanpa sadar sedikit mengencangkan lini pertahanan sebelah kiri mereka karena ada Reval di sana.

Operan yang di berikan Elvin benar benar terlalu luar biasa, dengan pengalihan matanya seperti itu, kualitas bola yang di operan benar benar sangat akurat.

Bola yang di operan oleh Elvin tidak di arahkan pada Reval yang bersiap berlari, melainkan membelah antara kedua pemain tengah dan merobek antara full back kanan lawan.

Di sana di temukan Jean sudah berlari tanpa penjagaan apapun.

Jean yang berlari sangat kencang itu menangkap bola dan tanpa kontrol apapun dia langsung menembus ke dalam kotak penalti.

Aksi ini benar benar mengejutkan semua orang.

Pelatih tim Universitas Bumi Pasundan berteriak langsung untuk melakukan penjagaan.

Pelatih Maha Pudra melompat dari duduknya.

Para pemain di bench juga berdiri, mereka tahu bahwa kesempatan menyamakan kedudukan sudah benar benar ada di depan mata mereka.

Elvin yang sudah memberikan operan langsung mengangkat kedua tangannya layaknya berselebrasi.

Para penonton yang terdiri dari siswa dan beberapa guru juga melompat menunggu aksi Jean yang sudah terbuka lebar di kotak penalti.

Para pemain tim lawan sebelum sadar juga mengangkat tangan, mereka meminta offside tapi hakim garis di sisi lapangan mengabaikannya.

Dia juga kagum dengan kualitas operan dan pemahaman Jean terhadap operan ini.

"Jean menerobos."

"Dia menggiring bola sendirian ke dalam kotak penalti.."

"Oh teman teman, mari kita lihat aksi Jean.."

"Dia menembak!!" Teriak komentator dari seorang siswa sekolah Pasundan.

Dengan teriakan komentator, suasana hati para penonton di tribun juga tegang.

Sekarang keadaan tim sedang tertinggal.

Jika ini gol, tim bisa menyamakan kedudukan.

"GOOOOLL!!"

"Jean Blanc!"

"Dia mencetak gol dan membantu tim kami menyamakan kedudukan."

Komentator melihat Jean berlari ke tribun siswa dan seperti kebingungan.

Komentator pun langsung berteriak:"Berikan mahkota kecil!!"

"Prince Jean ingin merayakan golnya!!"

Segera tidak tahu dari mana seorang siswa melemparkan mahkota tersebut pada Jean.

Jean juga menangkapnya dan langsung memakai di kepalanya.

Jean tidak berbalik ke para pemain tetapi melihat ke tribun penonton lalu melakukan aksinya melakukan aksi menunjuk.

"PRINCEEEE!!!" Teriak komentator.

"JEAAAANN!!" Sahut para penonton yang terdiri dari siswa.

Jean juga segera melepas mahkota kecilnya.

Dia juga senang tapi dia merasa sangat aneh karena para penonton dan komentator bekerja sama dengan baik kali ini.

Mengembalikan mahkotanya, "Bawa ini selalu dan jika bisa simpan di tempat yang mudah di temukan!" Pinta Jean pada salah satu siswa.

Siswa tersebut juga mengangguk.

Jean berbalik dan menemukan rekan tim nya menjaga jarak dan sedang melihatnya dengan aneh.

"Bagaimana indah bukan operan manisku?" Suara datang tidak tahu dari mana, Jean hanya tahu bahwa suara ini milik Elvin.

"Bagus, seperti kue brownis. Sangat manis dan lezat."

Segera para pemain kembali dan Jean juga di acak acak rambutnya oleh teman timnya sambil berlari ke dalam lapangan.

Para pemain tim Universitas benar benar terkejut melihat aksi perayaan Jean, tapi mereka tidak bisa diam dan memikirkannya lebih lanjut karena pertandingan harus segera di mulai kembali.

Segera pertandingan di mulai kembali.

Dengan kedudukan skor yang tercatat di papan skor 1 : 1 antara sekolah Pasundan dan Universitas Bumi Pasundan, pertandingan ini kembali ke awal lagi.

Keduanya saling berhati hati lagi, tapi masih ada tersimpan rasa ingin menyerang yang kuat karena kedua tim sudah saling mengetahui.

Di saat pertandingan berlangsung lagi di lapangan, para guru juga tercengang ketika melihat aksi perayaan Jean barusan.

"Apa kamu tidak melihat bagaimana reaksi para siswa dan komentator itu?"

"Apa? Bukannya sudah biasa. Pasti komentator itu sudah merencanakannya dan mengatur agar ketika Jean mencetak gol teriakan seperti itu akan di lakukan."

"Iya aku mengerti, tapi apakah kamu pernah berpikir bahwa hal seperti ini tidak terjadi di saat 3 tahun sebelumnya?"

"Kamu tidak mengerti. Status Jean dan para siswa tahun tahun sebelumnya sangat berbeda."

"Jean adalah superstar dari liga SMP, meski ini SMA, tapi Jean sudah menaklukan hati para siswa lainnya dengan menunjukan kemampuannya yang super itu."

Para guru berdiskusi, meski masih ada rasa tak percaya, tapi mereka sangat senang bahwa sekolah mereka memiliki kekompakan yang luar biasa.

Dengan penonton yang termasuk para siswa ini mereka berharap dukungan akan terus di berikan sehingga para pemain di lapangan memberikan yang terbaik dan mampu menggapai prestasi untuk sekolah dan mendapatkan kehormatan juga bagi sekolah ke depannya.

Para guru juga tak sabar bagaimana jadinya jika aksi perayaan Jean dan teriakan para siswa di tayangkan di televisi lokal nantinya.

Ini pasti akan membuat gempar orang orang rumah.

Terpopuler

Comments

AS™💨

AS™💨

lanjutt

2023-06-17

3

DEWA TA1

DEWA TA1

up🔥🔥🔥

2023-06-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!