8.

Akhir bulan Juli.

Dengan aktivitas yang sudah terbiasa di lakukan semuanya menjadi terasa lebih mudah di bandingkan dengan awal awal.

Dimana ketika awal awal meski ada rasa semangat yang membara karena memasuki sekolah baru, tapi setelah di mulai nya pelajaran, rasa semangat itu hilang di gantikan dengan rasa bosan dan menyebalkan.

Tapi setelah lama beraktivitas dengan kebiasaan seperti itu, hilang semua rasa itu.

Karena sudah terbiasa jadi tidak mempermasalahkannya lagi, hanya harus menjalankan dan melaluinya setiap hari.

Semua aktivitas di sekolah juga seperti di lakukan secara spontan sehingga tidak ada rasa bosan lagi.

Apalagi jika hari hari tertentu menemukan hal yang lucu dan menyenangkan, mereka berharap hal hal lucu dan menyenangkan akan kembali terulang di keesokan harinya agar hari mereka sedikit berwarna.

Semua hal itu terjadi pada Jean selaku siswa juga.

Dia sudah tidak merasakan rasa bosan dan menyebalkan lagi ketika belajar di kelas.

Dia merasa hal ini seperti biasa dan harus dia lakukan.

Selain melakukan aktivitas belajar mengajar di setiap pagi sampai siang hari, di hari hari tertentu juga, Jean mengikuti latihan bersama tim ekstrakurikuler sepak bola sekolah.

Dengan pertemuan pertama yang merupakan tes kebugaran, ada beberapa pemain yang memiliki tingkat kebugaran buruk sehingga mendapatkan porsi luar biasa di jadwal pelatihan selanjutnya.

Untung saja, Jean yang selalu berlatih di sore setiap hari sangat terjaga, entah itu kondisi fisiknya atau kemampuannya.

Tidak ada rasa canggung ketika melakukan latih tanding bersama tim sekolah.

Dengan performa menakjubkannya juga, Jean mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari para senior dan juga pelatih karena benar benar menunjukan kualitasnya sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik selama 3 tahun berturut turut di tingkat SMP.

Untuk masalah ekstrakulikuler sepak bola, Jean sudah melakukan latihan beberapa kali bersama tim dan tahap penyeleksian tim juga sudah selesai di latihan terakhir.

Hanya saja pelatih Maha Pudra tidak langsung mengumumkannya.

Dia hanya menjelaskan bahwa dirinya sudah mempunyai susunan pemain tapi belum mengungkapkannya saja.

Ini membuat para siswa menjadi sangat tidak sabar.

Ingin tahu apakah mereka memasuki tim atau tidak.

Pulang sekolah, Jean di mintai untuk kumpul oleh senior El di ruang sekretariat.

Itu untuk membahas masalah jersey baru tim.

Akan diadakan vote tentang warna dan modelnya.

Tentu hal ini juga merupakan informasi dari Pak Jamal selaku pembimbing.

Dia harus segera menyelesaikan ini karena sponsor untuk jersey juga sudah siap dan ingin segera melihat hasilnya.

Datang ke ruang sekretariat, Jean melihat semuanya sudah berkumpul.

Segera, Pak Jamal selaku pembimbing memulai pertemuan untuk membahas masalah ini.

"Ini ada beberapa model untuk jersey tim tahun ini. Ini adalah modelnya."

Segera semua siswa melihat pada layar putih yang terdapat gambar model model jersey, karena menggunakan proyektor sehingga memudahkan semuanya.

Para siswa juga berdiskusi ingin memilih yang mana.

Terlihat bahwa warna juga jersey mengambil warna dari lambang sekolah.

Ada warna hijau, putih dan hitam.

Ketiga jersey di layar memiliki warna yang berbeda beda dengan model yang berbeda pula.

"Bagaimana? Kalian sudah menentukannya?"

Noel melihat semua nya dan masih menemukan semuanya sedang berdiskusi.

"Mau yang mana?"

"Yang hijau modelnya bagus, tapi warna nya kurang cocok, kalo pakai putih kayanya bagus." Suara dari Zidane yang merupakan siswa kelas 2 dan bermain di posisi gelandang.

"Iya El betul, yang hitam juga terlalu gelap meski modelnya bagus tapi di banding dengan yang hijau lebih bagus."

Mendengar ini, Noel melihat ke arah pak Jamal.

"Pak bisakah model yang di jersey hijau di menggunakan warna putih?"

Pak Jamal mengangguk menandakan bahwa semuanya bisa.

"Yasudah itu saja pak."

"Baiklah."

Kemudian Pak Jamal melanjutkan ke warna kaos kaki dan modelnya.

Juga model jersey untuk tandangnya.

Berkat adanya sponsor semuanya sangat lengkap, sehingga tim memiliki 2 jersey.

Setelah lama berdiskusi, akhirnya jersey tandang di pilih dengan warna hitam dengan model yang sama dengan yang putih.

Hanya saja warna di corak coraknya di beri warna hijau entah itu jersey kandang atau jersey tandang.

Ini untuk memberikan ciri khas dari warna sekolah juga.

Usai pertemuan, Pak Jamal juga tidak banyak mengobrol dan langsung mengirimkan semua model yang sudah di putuskan itu ke sebuah toko olahraga pembuatan jersey.

Demikian pula dengan gambar sponsor di setiap jersey.

Melihat pak Jamal yang pergi, para siswa juga berdiskusi.

Mereka mendiskusikan bahwa sudah tidak sabar melihat jersey aslinya.

Pak Jamal membuat jersey dengan jumlah 36 pcs atau 3 lusin jersey.

Itu juga Pak Jamal akan berikan pada siswa yang tidak terpilih ke tim.

Itu sebagai hadiah karena telah bergabung dengan ekstrakulikuler sepak bola.

"Pengumuman!"

Noel berteriak dari luar setelah menerima panggilan.

Para siswa di dalam ruang sekretariat melihat ke arah Noel yang berjalan masuk.

Noel maju ke depan dan segera berkata:"Coach akan mengumumkan susunan tim yang ikut ke liga nanti."

"Kapan?" Seru semua siswa.

"Latihan selanjutnya."

"Rabu?"

"Masih lama."

Para siswa yang awalnya sangat bersemangat menjadi sedikit lesu.

Sebab hari ini adalah hari sabtu sehingga masih lama menuju hari rabu.

Meski sedikit lesu, mereka masih akan menunggu dengan sabar.

Ini akan menjadi penentuan mereka, apakah mereka bisa mendapatkan slot di tim sekolah atau tidak.

Setelah pengumuman, para siswa juga mengobrol sebentar dan langsung pulang.

Tentu saja termasuk Jean, Jean yang tidak mempunyai teman searah hanya bisa sabar dan menerimanya.

Dia berjalan sendiri menuju rumahnya.

Tidak menggunakan kereta karena waktu juga masih cukup siang.

Sampai di rumahnya, Jean di sambut oleh ibunya.

Hal yang mengejutkan Jean adalah ayahnya sudah pulang.

"Ayah kenapa sudah ada di rumah?"

"Tidak bisakah ayah tinggal di rumah?" Tanyanya.

"Tidak, bukan begitu maksudku. Biasanya ayah pulang malam dan ini juga hari sabtu, biasanya ayah selalu lembur."

"Pekerjaan selesai lebih cepat, jadi pulanglah lebih dulu."

Jean mengangguk dan segera berjalan menaiki tangga untuk berganti baju.

Selesai berganti baju, Jean kembali turun untuk makan siang.

"Bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

Jean menjawab pertanyaan ayahnya yang sedikit membingungkan dan tidak jelas ini.

Ini merupakan kebiasaan ayahnya yang selalu acuh tak acuh.

"Apakah sudah ada pembagian tim di sekolahmu? Kamu masuk tidak?"

"Kudengar sekolah lain sekarang sudah di bagi timnya dan berencana melakukan uji coba melawan tim tingkat mahasiswa."

Jean mendengar ini hanya diam.

"Belum, latihan selanjutnya akan di umumkan tentang siapa saja yang masuk tim."

"Baguslah, kamu pasti masuk, ayah yakin."

"Terima kasih yah."

Meski ayah nya selalu acuh tak acuh, tapi untuk masalah sepak bola, ayahnya selalu menjadi yang pertama bertanya dan mengkhawatirkannya.

Terpopuler

Comments

Taaku

Taaku

sip

2023-07-08

0

DEWA TA1

DEWA TA1

up up up up up up up up up 🔥🔥🔥🔥

2023-06-14

2

Buana Lukman

Buana Lukman

bagus up

2023-06-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!